MAKALAH KIMIA ANORGANIK 2
VANADIUM, KROMIUM, DAN AURUM
Disusun Oleh :
Kelompok 7
1. Siti Zulichatun 4311413005 /2013
2. Lia Inarotut Darojah 4311413021 / 2013
3. Titisari Henggar Kinasih 4311413034 / 2013
4. Asnia Yulinda Utami 4311413040 / 2013
JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2015
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan segala rahmat dan
karuniaNya, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah kelompok ini dengan baik.
Makalah ini di susun berdasarkan tugas dari mata kuliah Kimia Anorganik 2 yang diampu oleh
Ibu Nuni Widiarti, S.Pd, M.Si. Makalah ini di susun dengan penuh perjuangan dan kerjassama
antar anggota kelompok.
Dengan ini kami persembahkan sebuah makalah dengan judul ”Kromium, Vanadium dan
Aurum “. Kami selaku penyusun mengucapkan banyak terimaksih kepada Ibu Nuni Widiarti,
S.Pd, M.Si selaku Dosen pengampu kimia Anorganik 2. Semoga makalah yang kami buat dapat
bermanfaat. Penyusun menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih terdapat banyak
kekurangan, untuk itu penyusun mohon kritik dan saran yang membangun dari pembaca guna
perbaikan makalah ini.
Semarang, 16 Juni 2015
Penyusun
2
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL .................................................................................... i
KATA PENGANTAR...................................................................................... ii
DAFTAR ISI ................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................... 1
1.1. Latar Belakang ................................................................................ 1
1.2. Rumusan masalah............................................................................ 1
1.3. Tujuan ............................................................................................. 1
1.4.Manfaat Penulisan............................................................................ 1
BAB II PEMBAHASAN.............................................................................. 3
2.1.Vanadium (V).................................................................................... 3
2.2. Kromium (Cr)................................................................................... 8
2.3. Aurum (Au)...................................................................................... 16
BAB 1V PENUTUP........................................................................................ 16
4.1. Kesimpulan....................................................................................... 21
4.2. Saran................................................................................................. 21
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 22
3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Vanadium mempunyai kenampakan sinar cemerlang, cukup lunak hingga mudah
dibentuk seperti pembuluh, mempunyai titik leleh 1915 oC dan titik didih 3350 oC. Vanadium
dalam kerak bumi diduga sekitar 136 ppm, merupakan unsure transisi terbanyak kelima
setelah besi, titanium, mangan, dan zirconium. Sebagian besar Vanadium digunakan sebagai
zat additive baja.
Kromium merupakan logam massif berwarna putih perak, dan lembek jika murni
dengan titik leleh kira-kira 1900 oC dan titik didih kira-kira 2690 oC. Beracun, tetapi masih
digunakan dalam berbagai bidang. Logam ini sangat tahan terhadap korosi. Manfaat utama
kromium yaitu sebagai pelapis logam atau baja. Selain itu, lapisan kromium juga
menghasilkan warna yang mengkilap sehingga memberikan manfaat tambahan yaitu sebagai
fungsi dekoratif.
Emas atau Aurum mempunyai nilai potensial reduksi yang tinggi sehingga
terdapat dalam keadaan bebas di alam. Dapat diperoleh dari proses ekstraksi bijihnya dengan
melibatkan senyawa sianida. Emas digunakan dalam kehidupan manusia sebagai investasi,
perhiasan, serta digunakan dalam bidang kesehatan dan kecantikan.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana logam vanadium, kromium, dan aurum dijelaskan dan bagaimana cara
mendapatkannya?
2. Bagaimana sifat-sifat dari Vanadium, Kromium, dan Aurum?
3. Bagaimana persenyawaan dari Vanadium, Kromium, dan Aurum?
4. Bagaimana kegunaan Vanadium, Kromium dan Aurm dalam kehidupan?
1.3 Tujuan
1. Mengetahui logam Vanadium, kromium dan aurum serta cara mendapatkannya
2. Mengetahui sifat-sifat dari Vanadium, Kromium, dan Aurum
3. Mengetahui persenyawaan dari Vanadium, Kromium, dan Aurum
4
4. Mengetahui kegunaan Vanadium, Kromium, dan Aurum dalam kehidupan
1.4 Manfaat
Mahasiswa dapat mengetahui mengenai logam Vanadium, Kromium, dan Aurum.
5
BAB II
PEMBAHASAN
1. Vanadium
1.1 Sejarah Vanadium
Pada tahun 1831, ahli kimia Swedia, Niel Grabiol Sefstrom menemukan
unsur baru dalam bijih besi di Swedia. Unsur itu dinamakannya Vanadium seperti dewi
Vanadis yang berarti cantik menawan. Tahun 1865 Roscor dan Thorpe menemukan
unsur ini berada bersama tembaga dan lapisan bawah batu pasir dari cheshire. Senyawa
vanadium tersebar melimpah dalam kerak bumi. Beberapa mineral vanadium yang
menonjol adalah :
1. Vanadite : 3 Pb3(VO4)2 . PbCl2
2. Carnotite : K2O . 2UO3 . V2O53H2O
3. Patronite : V2S5 . 3CuS2
Vanadium juga terdapat dalam tanah liat, batu-batuan, batu bara, dan minyak mentah
dengan kadar kecil.
Nomor atom :23
Massa atom : 50,9414 g/mol
Densitas : 6,1 g/cm pada 20°C
Titik lebur : 1910 °C
Titik didih : 3407 °C
Isotop : 5
Energi ionisasi pertama : 649,1 kJ/mol
Energi ionisasi kedua : 1414 kJ/mol
Energi ionisasi ketiga : 2830 kJ/mol
6
Energi ionisasi keempat : 4652 kJ/mol
1.2 Sifat Fisik dan Kimia Vanadium
1. Vanadium adalah unsur langka, lunak, dan berwarna abu-abu putih yang ditemukan
dalam mineral tertentu dan digunakan terutama untuk menghasilkan paduan logam.
2. Tahan terhadap korosi karena memiliki lapisan pelindung oksida di permukaannya.
3. Tidak pernah ditemukan secara murni di alam, melainkan terdapat bersenyawa pada
sekitar 65 mineral yang berbeda.
4. Terbentuk pada endapan mengandung karbon seperti minyak mentah, batubara, dan
pasir tar.
5. Dalam biologi, atom vanadium merupakan komponen penting beberapa enzim,
terutama nitrogenase vanadium yang digunakan oleh beberapa mikroorganisme
nitrogen.
1.3 Ekstraksi Vanadium
Cara mendapatkan vanadium diantaranya dengan cara ekstraksi dari beberapa
senyawa, yaitu :
a. Dari vanadite
Ekstraksi dari bijih ini melibatkan beberapa tahap :
1. Pemisahan PbCl2
Bijih direaksikan dengan HCl pekat, PbCl2 akan mengendap,
dioxovandium chlotida (VO2Cl) tetap dalam larutan.
2. Pembuatan V2O5
Setelah PbCl2 dipisahkan, larutan ditambah NH4Cl dan dijenuhkan
dengan NH3, sehingga terbentuk NH4VO3 yang bila dipanaskan akan
terbentuk V2O5.
3. Reduksi V2O5
V2O5 direduksi dengan Ca pada 900 – 950 º C untuk memperoleh
vanadium murni ( Mardenand – Rich, 1927 ).
7
b. Dari carnotite
1. Pembuatan sodium orthovanadate
Carnotite dicairkan dengan Na2CO3, masa cair yang diperoleh diekstraksi
dengan air untuk mengendapkan Fe(OH)3, larutan dipekatkan dan
didinginkan maka didapat Na3VO4.
2. Pembuatan V2O5
Larutan yang berisi Na3VO4 diberi NH4Cl dan dijenuhkan dengan NH3,
sehingga terbentuk NH4VO3 (amonium metavanadate), yang dipanaskan
untuk mendapatkan V2O5.
3. Reduksi V2O5
Dengan cara Mardenand-Rich diperoleh logam vanadium murni.
1.4 Pembuatan Logam
Logam ini sangat sulit diperoleh dalam keadaan murni sebab titik cair yang tinggi
dan reaktivitas terhadap O2, N2 dan C pada suhu tinggi. Vanadium ± 99 % dapat
diperoleh dengan mereduksi V2O5 dengan Al (proses thermit). Vanadium murni
diperoleh dengan mereduksi VCl3 dengan Na atau dengan H2 pada suhu 900 º C. VCl3
diperoleh dari reaksi V2O5 dengan S2Cl2 pada 300 º C. Reduksi VCl4 dengan Mg dapat
memperoleh 99,3 % vanadium.
1.5 Aliase Vanadium
1. Ferro vanadium
2. Cupro vanadium
Keduanya dibuat dengan mereduksi vanadium oksida yang dicampur dengan
oksida logam Fe atau Cu dengan karbon .dalam electric furnace.
3. Nikelo vanadium, dibuat dengan pemanasan campuran V2O5 + NiO.
4. Obalto vanadium, dibuat dengan mencampur endapan (dari reaksi
larutan Na-vanadate dengan cobalto sulphate) dengan Na2CO3 dalam
electric furnace.
8
1.6 Penggunaan Vanadium
Sebagian besar vanadium (sekitar 80 %) digunakan sebagai ferrovanadium
atau sebagai aditif baja.
Campuran vanadium dengan aluminium dan titanium digunakan dalam
mesin jet dan rangka pesawat.
Paduan vanadium dengan baja digunakan dalam as roda, poros engkol, roda
gigi, dan komponen penting lainnya.
Paduan vanadium juga digunakan dalam reaktor nuklir karena logam ini
memiliki kemampuan penyerapan neutron yang rendah.
Vanadium oksida (V2O5) digunakan sebagai katalis dalam pembuatan asam
sulfat dan anhidrida maleat serta dalam pembuatan keramik.
1.7 Senyawa-senyawa Vanadium
Vanadium membentuk senyawa dengan bilangan oksidasi +5, +4, +3 dan
+2. senyawa dengan bilangan oksidasi rendah merupakan reducing agent, bersifat
unik dan berwarna.
1. Senyawa V+5 (yang tidak berwarna) direduksi dengan reduktor yang sesuai terjadi
perubahan sebagai berikut :
VO3- → VO+2 → V+3 → V+
a. Vanadium pentoksida, V2O5.
Dibuat dari :
Oksidasi / pemanggangan logam atau oksidanya dengan bilangan
oksidasi rendah V2O5 sebagai hasil akhir.
Hidrolisa VOCl3.
Pemanasan amonium vanadate.
Penggunaan :
Sebagai katalis dalam oksidasi SO2 → SO3 dalam pembuatan asam
sulfat.
9
Sebagai katalis dalam oksidasi alkohol dan hidrogenasi olefin.
b. Vanadium pentaflourida, VF5.
Senyawa ini dinyatakan sebagai sublimat putih murni. Dibuat dengan
pemanasan VF4 dalam lingkungan nitrogen, pada suhu 350°C – 650°C.
Senyawa ini sangat mudah larut dalam air atau pelarut organik.
c. Vanadium oxitrikhlorida, VOCl3.
Senyawa ini dibuat dengan melewatkan Cl2 kering pada VO3 yang
dipanaskan. Senyawa ini berwarna kuning bening dengan titik didih 127°
C
d. Vanadium pentasulfida, V2S5.
Senyawa ini dibuat dengan memanaskan campuran vanadium trisulfida,
dengan sulfur tanpa udara pada 400 ° C. senyawa ini berupa bubuk hitam.
2. Senyawa V+4
Senyawa – senyawa dengan bilangan oksidasi +4 ini sangat stabil, mudah dibuat.
a. Vanadium titroksida, V2O4 atau VO2.
Dibuat dengan pemanasan campuran vanadium trioksida dan vanadium
pentoksida tanpa udara dengan jumlah molar yang sama. Senyawa ini berbentuk
kristal biru tua, mudah larut dalam asam atau basa.
b. Vanadium titraflourida, VF4.
Dibuat dari reaksi HF anhidrid dengan VCl4. Reaksi berjalan mulai suhu – 28°C
dan meningkat secara lambat sampai 0°C. Flourida ini berupa bubuk kuning
kecoklatan, larut dalam air membentuk larutan berwarna biru.
3. Senyawa vanadil
Senyawa ini berisi kation vanadil (VO+2) dimana bilangan oksidasinya +4,
bersifat unik, berwarna biru. Vanadil klorida dibuat dari hidrolisa VCl4
VCl4 + H2O → VOCl2 + 2HCl
Atau dari reaksi V2O5 dengan HCl
V2O5 + HCl → 2VOCl2 +3H2O + Cl2
10
Senyawa VOCl2 bersifat reduktor kuat yang digunakan secara komersial dalam
pewarnaan. Hanya E° dari VO+2/ VO3 adalah – 1 volt.
4. Senyawa V+3
a. Vanadium trioksida, V2O5
Dibuat dengan mereduksi V2O5 dengan hidrogen. V2O3 bersifat basa,
larut dalam asam memberikan ion hezaquo, V(H2O)63+.
b. Vanadium halida dan oxihalida
Vanadium triflourida, VF3. 3H2O dibuat bila V2O3 dilarutkan HF. Trihalida
yang lain adalah VCl3 dan VBr3, sedang VI3 tidak dikenal. Vanadium
oxihalida yang dikenal adalah VOCl dan VOBr. Keduanya tak larut dalam
air tetapi larut dalam asam.
5. Senyawa V+2
Senyawa – senyawa V+2 berwarna dan paramagnetik ion V+2 merupakan
reduktor kuat. Larutan encer V+2 (violet) mereduksi air membebaskan H2.
V+2 + H+ → V+3 + ½ H2
(violet) (hijau)
6. Senyawa V+1, V-1, dan V0
Bilangan oksidasi ini tidak umum, distabilkan oleh ligan asam п. Bilangan
oksidasi +1 dijumpai pada senyawa V(CO)6-1.
2. Kromium2.1 Pengenalan Kromium
Kromium merupakan unsur yang berwarna perak atau abu-abu baja, berkilau, dan
keras. Kromium tidak ditemukan sebagai logam bebas di alam. Kromium ditemukan dalam
bentuk bijih kromium, khususnya dalam senyawaPbCrO4 yang berwarna merah. PbCrO4
dapat digunakan sebagai pigmen merah untuk cat minyak.
11
Semua senyawa kromium dapat dikatakan beracun. Meskipun kromium berbahaya,
tetapi kromium banyak digunakan dalam berbagai bidang. Misalnya dalam bidang biologi
kromium memiliki peran penting dalam metabolisme glukosa. Dalam bidang kimia,
kromium Digunakan sebagai katalis, seperti K2 Cr2 O7 merupakan agen oksidasi dan
digunakan dalam analisis kuantitatif. Dalam industri tekstil, kromium digunakan sebagai
mordants. Kromium memiliki beberapa istop. Diantara isotop-isotop kromium, ada beberapa
isotop kromium yang digunakan untuk aplikasi medis, seperti Cr-51 yang digunakan untuk
mengukur volume darah dan kelangsungan hidup sel darah merah.
Senyawa komponen khrom berwarna. Kebanyakan senyawa khromat yang penting
adalah natrium dan kalium, dikromat, dan garam dan ammonium dari campuran aluminum
dengan khrom . Dikhromat bersifat sebagai zat oksidator dalam analisis kuantitatif, juga
dalam proses pemucatan kulit. Senyawa lainnya banyak digunakan di industri; timbal
khromat berwarna kuning khrom, merupakan pigmen yang sangat berharga. Senyawa khrom
digunakan dalam industri tekstil sebagai mordan atau penguat warna. Dalam industri
penerbangan dan lainnya,senyawa khrom berguna untuk melapisi aluminum.Seperti logam
jarang lain yang esensial, krom adalah suatu unsur peralihan dalam tabel berkala.
Kemampuan deret unsur-unsur ini untuk membentuk senyawa koordinasi dan kelat adalah
suatu sifat kimia penting yang membuat logam-logam esensial tersedia untuk sistem-sistem
kehidupan. Krom di dalam makanan terdapat sekurang-kurangnya dalam dua bentuk yaitu
sebagai Cr3+¿ ¿ dan di dalam suatu molekul yang aktif secara biologis. Walaupun belum
sepenuhnya dicirikan, molekul yang aktif secara biologi itu tampaknya ialah suatu kompleks
dinikotinatokrom3+¿ ¿, terkoordinasikan dengan asam-asam amino (mungkin sekali glutation)
yang membuat molekul itu stabil (Nasoetion dan Karyadi, 1988). Kromium membantu
mengawal tahap gula dalam darah. Ia mungkin juga membantu dalam mengurangkan
simptom kelaparan fisiologi dan memainkan peranan dalam mengurai lemak.
2.2 Sifat Logam Kromium
Kromium logam masif, berwarna putih perak, dan jika murni dengan titik leleh
kira-kira 1900oC dan titik didih kira-kira 2690oC. Logam ini sangat tahan terhadap korosi,
karena reaksi dengan udara menghasilkan lapisan Cr2O3 yang bersifat nonpori sehingga
mampu melindungi logam yang terlapisi dari reaksi lebih lanjut. Dengan sifat logam yang
12
tahan korosi, manfaat utama kromium yaitu sebagai pelapis logam atau baja. Selain itu,
lapisan kromium juga menghasilkan warna yang mengkilat sehingga memeberikan
manfaat tambahan yaitu sebagai fungsi yang dekoratif.
Tabel 1. Sifat Fisik Kromium
Tabel 2. Karakteristik unsur 24Cr
Tabel 3. Sifat Kimia Kromium
13
2.3 Sumber & Ekstraksi Logam Kromium
Logam kromium relatif jarang, di dalam kerak bumi kandungannya diduga kira-
kira hanya 0,0122% atau 122 ppm, lebih rendah daripada vanadium (136 ppm) dan klorin
(126 ppm). Sumber kromium yang terpenting dalam perdagangan yaitu bijih kromit
(chromite), FeCr2O4 yang etrdapat banyak di Rusia, Afrika Selatan kira-kira 96% cadangan
dan Filipina. Sumber lain yang lebih sedikit jumlahnya yaitu krokoit (crocoite), PbCrO4, dan
oker kroma (chrome), Cr2O3. Batu-batu permata yang berwarna merah mengandung kelumit
kromium sebagai pengotor.
Pada dasarnya terdapat dua macam cara ekstraksi krokmium berdasarkan
penggunaannya, yaitu sebagai paduan ferokrom (Cr-Fe), dan sebagai logam murni kromium.
Sebagai paduan, ferokrom dibuat dari reduksi kromit dengan batubara coke dalam tanur
listrik. Ferokrom dengan kandungan karbon rendah dapat diperoleh dari reduksi kromit
dengan menggunakan ferosilikon sebagai ganti batubara coke. Hasil paduan Cr-Fe ini dapat
digunakan langsung sebagai bahan aditif baja kromium stainless. Persamaan reaksinya yaitu :
FeCr2O4 + C 2Cr + Fe + 4CO(g)
Sebagai logamnya, kromium murni dapat diperoleh melalui tahap-tahap berikut.
Pertama, bijih kromit dalam lelehan alkali karbonat dioksidasi dalam udara untuk
memperoleh natrium kromat, Na2CrO4. Kedua, peluluhan dan pelarutan Na2CrO4 dalam air
yang dilanjutkan penegndapan sebagai dikromat, Na2CrO7. Ketiga, reduksi dikromat ini
dengan karbon menjadi oksidanya, Cr2O3. Keempat, reduksi Cr2O3 dengan aluminium
melalui proses alumino termik atau dengan silikon persamaan reaksi yang terlibat yaitu :
14
∆ferokrom
∆
∆∆∆
∆
FeCr2O4 + 2 Na2CO3 + O2(g) 2 Na2CrO4(aq) + 2CO2(g) + Fe(s)
2 Na2CrO4(aq) + H2O Na2Cr2O7(s) + 2 NaOH
Na2Cr2O7 + 2 C Cr2O3 + Na2CO3 + CO(g)
Cr2O3 + 2 Al 2 Cr(l) + Al2O3(s)
2Cr2O3 + 3 Si 4 Cr(l) + 3 SiO2(s)
2.4 Manfaat Kromium
1. Digunakan untuk mengeraskan baja, untuk pembuatan stainless steel, dan untuk
membentuk paduan
2. Digunakan dalam plating untuk menghasilkan permukaan yang indah dan keras,
serta untuk mencegah korosi.
3. Digunakan untuk memberi warna hijau pada kaca zamrud.
4. Digunakan sebagai katalis. seperti K2Cr2O7 merupakan agen oksidasi dan
digunakan dalam analisis kuantitatif dan juga dalam penyamakan kulit
5. Merupakan suatu pigmen, khususnya krom kuning
6. Digunakan dalam industri tekstil sebagai mordants
7. Industri yang tahan panas menggunakan kromit untuk membentuk batu bata dan
bentuk, karena memiliki titik lebur yang tinggi, sedang ekspansi termal, dan stabil
struktur Kristal
8. Dibidang biologi kromium memiliki peran penting dalam metabolisme glukosa
9. digunakan untuk aplikasi medis, seperti Cr-51 yang digunakan untuk mengukur
volume darah dan kelangsungan hidup sel darah merah.
10. digunakan sebagai pigmen merah untuk cat minyak, khususnya senyawa PrCrO4
11. digunakan dalam pembuatan batu permata yang berwarna. Warna yan kerap
digunakan adalah warna merah, yang diperoleh dari kristal aluminium oksida yang
kedalamnya dimasukkan kromium.
12. Bahan baku dalam pembuatan kembang api. Hal ini diperoleh dari Hasil pembakaran
amonium dikromat, (NH4)2Cr2O7, yang berisi pellet dari raksa tiosianat (HgCNS).
15
13. Penggunaan utama kromium adalah sebagai paduan logam seperti pada stainless
steel, chrome plating, dan keramik logam.
14. Chrome plating pernah digunakan untuk memberikan lapisan keperakan seperti
cermin pada baja.
15. Kromium digunakan dalam metalurgi sebagai anti korosi dan pemberi kesan
mengkilap.
16. Selain itu, logam ini juga digunakan pada pewarna dan cat, untuk memproduksi batu
rubi sintetis, dan sebagai katalis dalam pencelupan dan penyamakan kulit.
2.5 Senyawaan Kromium2.5.1 Oksida Kromium
Oksida kromium bersama ion yang penting seperti Cr2O3 (hijau), CrO3- (merah
tua), CrO2 (merah kehitaman) yang sangat bermanfaat karena bersifat feromagnetik
sehingga sangat baik dalam pembuatan pita rekaman magnetik seperti pita kaset atau
video. Seperti halnya pada oksida vanadium, sifat basa oksida hdroksida kromium
menurun atau sifat asam naik dengan naiknya tingkat oksidasi. Oleh karena itu, Cr2O3
dan Cr (OH)3 bersifat amfoterik seperti halnya oksida dan hidroksida alumunium.
Sedangkan CrO3 bersifat asam karena Cr (VI) mempunyai jari-jari ionik pendek dan
rapatan muatan tinggi sehingga mempunyai kecenderungan yang lebih besar sebagai
akseptor elektron sehingga bersifat asam.
a. Kromium (III) Oksida
Kromium (III) Oksida merupakan oksida kromium yang paling stabil mengadopsi
struktur corundum dan digunakan untuk pigmen hijau. Oksida ini bersifat
semikonduktor dan antiferomagnetik dibawah 35° C.
Diperoleh dari dekomposisi termal amonium dikromat
b. Kromium (VI) Oksida
Kromium (IV) oksida mengadopsi struktur rantai unit-unit tetrahedral CrO4 yang
bersekutu pada salah satu sudutnya. Kromium (IV) oksida diperoleh dari penambahan
asam sulfat pada larutan pekat alkali dikromat.
16
(NH4)2Cr2O7 → Cr2O3 (s) + N2 (g) + 4H2O (g)
c. Kromium (IV) Oksida
Kromium (IV) oksida diperoleh dari reduksi CrO3 secara hidrotermal dengan
persamaan reaksi sebagai berikut:
2.5.2 Garam Kromium
a. Kromium (II) atau kromo
Kromium (II) oksida dan juga hidroksidanya tidak banyak dikenal. Tetapi
garamnaya seperti Kromium (II) atau kromo seperti halida dan sulfat dalam larutan air
dikenal sebagai ion [ Cr(H2O)6]²† berwarna biru namun sangat mudah teroksidasi
menjadi Crᶾ†. Sifat mudah teroksidasi tersebut dapat dimanfaatkan untuk menghilangkan
adanya kelumit gas oksigen. Oleh karena itu, baik proses sintesis Cr (II) dalam larutan
nya maupun penyimpanannya harus diusahakan terlindung dari udara dan dilakukan
dalam perlindungan atmosfer nitrogen.
Senyawa Cr (II) dapat diperoleh dari reaksi logam kromium dengan asam non
oksidator seperti HCl atau asam sulfat encer.
b. Garam Kromium (III) atau kromi
Garam kromium (III) dalam larutan biasa dinyatakan sebagai ion
[Cr(H2O)6]ᶾ† berwarna violet. Beberapa senyawa garam kromium (III) yang terkenal
diantaranya CrCl3.6H2O, Cr2 (SO4)2.18 H2O dan tawas kromium.
Untuk CrCl3.6H2O sebagai senyawa kompleks terdapat 3 macam isomer hidrat
yang masing –masing mempunyai warna yang khas yaitu:
17
K2Cr2O7 (aq) + H2SO4 (aq) → 2 CrO3 (s) + K2SO4 (aq) + H2O (l)
CrO3 (s) + H2 (g) → CrO2 (s) + H2O (l)
Cr (s) + 2HCl (aq) → Cr ²† (aq) + H2 (g)
- Anhidrat violet [Cr(H2O)6][Cl3]
- Monohidrat hijau pucat [Cr(H2O)5Cl][Cl].H2O
- Dihidrat hijau tua [Cr(H2O)4Cl2][Cl].2H2O dimana masing- masing mempunyai
bilangan koordinasi enam
c. Garam kromium (VI)
Garam kromium (VI) merupakan turunan dari CrO3 yang dapat dijumpai dalam
bentuk 2 macam senyawa yang sangat terkenal yaitu kromat kuning dengan struktur
tetrohedron dan dikromat merah orange dengan struktur dua tetrohedron yang
bersekutu pada salah satu titik sudutnya (atom O).
Oleh karena itu, baik kromat maupun dikromat dapat dibuat dengan bahan dasar
yang sama yaitu dengan melarutkan oksida CrO3 dalam air dimana ion kromat agak
sedikit mendominasi. Jika ditambahkan basa alkali seperti NaOH maka berdasarkan
reaksi keseimbangan kromat – dikromat dapat dikristalkan Na2CrO4. Jika ditambah
Na2SO4 maka yang terjadi adalah pengendapan Na2Cr2O7.
Sebagai peranan oksidator dikromat merupakan oksidator kuat pada penambahan
asam tetapi dikromat bukan oksidator yang baik dalam suasana basa.
Ion kromat dalam larutannya diendapkan oleh ion-ion Ag†, Pb²† dan Ba²† sebagai
garam kromat yang berwarna kuning.
d. Garam Kromil Klorida
Reaksi antara CrO3 dengan HCl membentuk senyawa okso halida yaitu kromil
klorida ( CrO2Cl2) berupa cairan merah tua dengan titik didih 117° C.
18
Cr2O7²¯ (aq) + 14 H3O (aq) + 6e ↔ 2Crᶾ† (aq) + 21 H2O (l) E °= +1,33 V
CrO4²¯ (aq) + 4 H2O (aq) + 3e ↔ Cr (OH)3(s) + 5 OH (aq) E °= -0,13 V
Ag† (aq) + CrO4²¯ (aq) ↔ Ag2CrO4(s)
CrO3 (s) + 2 HCl ( aq) → CrO2Cl2 + H2O (l)
Kromil klorida juga dapat langsung diperoleh dari kalium dikromat yang dicampur
dengan natrium klorida kemudian mereaksikan campuran tersebut dengan asam
sulfat.
Reaksi tersebut dapat dipakai untuk menguji adanya ion klorida karena bromida dan
iodida tidak membentuk senyawa homolog. Pada pemanasan perlahan dan hati-hati
uap merah tua kromil klorida yang beracun dapat dipisahkan dan ditampung
kemudian akan terkondensasi sebagai cairan merah gelap. Jika cairan ini
ditambahkan kedalam larutan basa akan terhidrolisis menjadi kromat kuning.
3 Aurum
Emas merupakan elemen yang dikenal sebagai logam mulia dan komoditas yang
sangat berharga sepanjang sejarah manusia. Elemen ini memiliki nomor atom 79 dan
nama kimia aurum atau Au. Emas termasuk golongan native element, dengan sedikit
kandungan perak, tembaga, atau besi. Warnanya kuning keemasan dengan kekerasan 2,5-
3 skala Mohs. Bentuk kristal isometric octahedron atau dodecahedron. Specific gravity
15,5-19,3 pada emas murni. Makin besar kandungan perak, makin berwarna keputih-
putihan.
3.1 Kelimpahan
Di alam, emas umumnya ditemukan dalam bentuk logam bebas yang terdapat di
dalam retakan-retakan batuan kwarsa dan dalam bentuk batuan mineral, hal ini
disebabkan karena tingginya nilai potensial reduksi emas..Emas juga ditemukan dalam
bentuk emas aluvial yang terbentuk karena proses pelapukan terhadap batuan-batuan
yang mengandung emas (gold -bearing rocks). Kelimpahan relatif emas di dalam kerak
bumi diperkirakan sebesar 0,004 g/ton, termasuk sekitar 0,001 g/ton terdapat di dalam
perairan laut .
19
K2Cr2O7 (s) + 4 NaCl (s) + 6 H2SO4 (l) → 2CrO2Cl2 + 2 KHSO4(s) + 4NaHSO4(s) + H2O (l)
CrO2Cl2 (l) + 4 OH¯ (aq) → CrO4 ²¯(aq) + 2 Cl¯ (aq) + 2H2O (l)
3. 2 Sifat-sifat Emas
Sifat Fisika Emas
o Fase : Padat
o Massa jenis : (sekitar suhu kamar)19.3 g/cm³
o Massa jenis : cair pada titik lebur 17.31 g/cm³
o Titik lebur : 1337.33 K (1064.18 °C, 1947.52 °F)
o Titik didih : 3129 K (2856 °C, 5173 °F)
o Kalor peleburan : 12.55 kJ/mol
o Kalor penguapan : 324 kJ/mol
o Kapasitas kalor : (25 °C) 25.418 J/(mol·K)
o Warna kuning berkilauan tetapi boleh juga berwarna seperti delima atau hitam
o Emas juga merupakan logam yang paling boleh tempa dan dimulurkan.
· Sifat Kimia Emas
1. Emas murni sangat mudah larut dalam KCN, NaCN, dan Hg (air raksa).
2. Emas merupakan unsur siderophile (suka akan besi), dan sedikit chalcophile (suka
akan belerang). Karena sifatnya ini maka emas banyak berikatan dengan mineral-
mineral besi atau stabil pada penyangga besi (magnetit/hematit).
3. Emas biasanya dialoikan dengan logam yang lain untuk menjadikannya lebih
keras.Emas merupakan elektrik yang baik, dan tidak dipengaruhi oleh udara dan
kebanyakan reagen.
4. Emas tulen mengandungi antara 8% dan 10% perak, tetapi biasanya kandungan
tersebut lebih tinggi. Aloi semula jadi dengan kandungan perak yang
tinggi dipanggil elektrum. Apabila kuantiti perak bertambah, warnanya menjadi
lebih putih dan ketumpatan tentunya berkurangan.
20
5. Aloi dengan kuprum menghasilkan logam kemerahan, aloi besi berwarna hijau, dan
aloi aluminum berwarna ungu
6. Keadaan pengoksidaan emas yang biasa termasuk +1 dan +3.
3.3 Pembuatan
Emas terbentuk dari proses magmatisme atau pengkonsentrasian di permukaan.
Beberapa endapan terbentuk karena proses metasomatisme kontak dan larutan
hidrotermal, sedangkan pengkonsentrasian secara mekanis menghasilkan endapan letakan
(placer). Genesa emas dikatagorikan menjadi dua yaitu: endapan primer dan endapan
plaser.
Emas terdapat di alam dalam dua tipe deposit, pertama sebagai urat (vein) dalam
batuan beku, kaya besi dan berasosiasi dengan urat kuarsa. Lainnya yaitu endapan atau
placer deposit, dimana emas dari batuan asal yang tererosi terangkut oleh aliran sungai
dan terendapkan karena berat jenis yang tinggi. Emas native terbentuk karena adanya
kegiatan vulkanisma, bergerak berdasarkan adanya thermal atau adanya panas di dalam
bumi, tempat tembentukan emas primer, sedangkan sekudernya merupakan hasil
transportasi dari endapan primer umum disebut dengan emas endapan flaser, sedangkan
asosiasi emas atau emas bersamaan hadir dengan mineral silikat, perak, platina, pirit
dan lainnya.
Metode pengolahan emaspun telah bermacam macam, mulai dari amalgamasi
hingga bioleaching. Aktivitas penambangan juga mulai menggunakan pemisahan emas
dengan pengotor menggunakan metode gravitasi melalui pendulangan (panning) dan
gelundung (trommel) dan masih banyak yang lainnya. Pengolahan batuan emas yang saat
ini banyak digunakan dalam skala kecil adalah dengan menggunakan mesin tromol
(glundung) namun berbagai kekurangan masih banyak terdapat dalam sistem perolehan
logam emas tersebut. Karena perolehan logam yang rendah ini disebabkan karena
berbagai hal, namun yang paling utama adalah batuan emas yang diproses sebagian besar
masih terbungkus / berasosiasi dengan logam-logam lain ataupun mineral sulfida,
sehingga tak mampu untuk teramalgasi tanpa adanya bantuan proses kimiawi.
21
3.4 Kegunaan
1. Unsur emas amat berharga, baik sebagai perhiasan maupun sebagai elemen diagnosis
kedokteran atau digunakan untuk memberantas sel kanker. Spektrum pemanfaatannya
dalam dunia kedokteran amat luas. Unsur emas memiliki sifat fisika dan kimiawi amat
mengagumkan. Karena itu, logam mulia ini bukan hanya menarik perhatian para perajin
perhiasan dan pialang di bursa logam berharga tapi juga para peneliti kedokteran modern.
2. Emas tulen terlalu lembut untuk kegunaan biasa, oleh karena itu logam ini
ditambahkan kekerasannya dengan mengaloikannya bersama perak (argentum),
tembaga (kuprum) dan logam-logam lain. Emas dan berbagai jenis aloi emas
biasanya digunakan dalam pembuatan barang kemas, dan juga sebagai pertukaran
perdagangan dalam banyak negara.
3. Senyawa emas yang paling banyak adalah auric chloride dan chlorauric acid, yang
terakhir banyak digunakan dalam bidang fotografi untuk membuat tinta dan bayangan
perak.
4. Emas memiliki 18 isotop; 198Au dengan paruh waktu selama 2.7 hari dan digunakan
untuk terapi kanker dan penyakit lainnya.
3.5 Persenyawaan Emas
Emas membentuk berbagai senyawa kompleks, tetapi hanya sedikit
senyawa anorganik sederhana. Emas (I) oksida, Au2O, adalah salah satu senyawa yang
stabil dengan tingkat oksidasi +1, seperti halnya tembaga, tingkat oksidasi +1 ini hanya
stabil dalam senyawa padatan, karena semua larutan garam emas (I) mengalami
disproporsionasi menjadi logam emas dan ion emas (III) menurut persamaan reaksi :
3Au+(aq) → 2Au(s) + Au3+(aq).
Secara kimiawi emas tergolong inert sehingga disebut logam mulia. Emas tidak
bereaksi dengan oksigen dan tidak terkorosi di udara di bawah kondisi normal. Namun
emas terurai dalam larutan sianida dalam tekanan udara. Emas juga tidak bereaksi dengan
asam atau basa apapun. Akan tetapi emas bereaksi dengan halogen dan aqua regia.
22
· Reaksi emas dengan halogen
Logam emas bereaksi dengan klorin, Cl2, atau bromin, Br2, untuk membentuk trihalida
emas (III) klorida, AuCl3, atau emas (III) bromida, AuBr3.
2Au(s) + 3Cl2(g) → 2AuCl3(s)
2Au(s) + 3Br2(g) → 2AuBr3(s)
AuCl3 dapat larut dalam asam hidroksida pekat menghasilkan ion tetrakloroaurat (III),
[AuCl4]-, suatu ion yang merupakan salah satu komponen dalam “emas cair”, yaitu suatu
campuran spesies emas dalam larutan yang akan mengendapkan suatu film logam emas
jika dipanaskan. Di lain pihak, logam emas bereaksi dengan iodin, I2, untuk membentuk
monohalida, emas (I) iodida, AuI.
2Au(s) + I2(g) → 2AuI(s)
· Emas dapat larut pada aqua regia, yaitu campuran tiga bagian volum asam klorida pekat
dan atau bagian volum asam nitrat pekat:
Au(s) + 4HCl (aq) + HNO3(aq) → HAuCl4(aq) + NO (g) + 2H2O(l)
23
BAB IIIPENUTUP
3.1 KESIMPULAN1. Vanadium adalah unsur langka, lunak, dan berwarna abu-abu putih yang ditemukan
dalam mineral tertentu dan digunakan terutama untuk menghasilkan paduan logam.2. Kromium logam masif, berwarna putih perak, dan jika murni dengan titik leleh kira-kira
1900oC dan titik didih kira-kira 2690oC. Logam ini sangat tahan terhadap korosi, karena
reaksi dengan udara menghasilkan lapisan Cr2O3 yang bersifat nonpori sehingga mampu
melindungi logam yang terlapisi dari reaksi lebih lanjut. Dengan sifat logam yang tahan
korosi, manfaat utama kromium yaitu sebagai pelapis logam atau baja.
3. Emas terbentuk dari proses magmatisme atau pengkonsentrasian di permukaan. Emas
atau Aurum mempunyai nilai potensial reduksi yang tinggi sehingga terdapat dalam
keadaan bebas di alam. Dapat diperoleh dari proses ekstraksi bijihnya dengan melibatkan
senyawa sianida. Emas digunakan dalam kehidupan manusia sebagai investasi, perhiasan,
serta digunakan dalam bidang kesehatan dan kecantikan.
3.2 SARANSebaiknya dalam penyusunan makalah berikutnya dibuat dengan memuat lebih banyak
sumber pustaka yang digunakan sebagai acuan agar pembahasan mengenai logam-logam
ini lebih luas dan dapat menambah pengetahuan dan wawasan mahasiswa secara lebih
mendalam.
24
DAFTAR PUSTAKA
Anonim.Logam Vanadiun dan Kromium. http://coretansowel.blogspot.com/logam-vanadium-
dan-kromium.html. diakses pada 15 Mei 2015 pada pukul 14.55 wib.
Ryesha.2012.Vnadium(V). http://ryessha.blogspot.com/2012/unsur-vanadium.html. diakses pada
tanggal 15 Mei 2015 pukul 15.00 wib.
Syarif hidayatullah.2013. Emas (aurum). http://rifnotes.blogspot.com/2013/05/emas-
aurum.html. Diakses pada tanggal 15 Mei 2015 pukul 15.23 wib
25
LAMPIRAN
Pertanyaan dan Jawaban
1. Laksmi Rahmaning A.
Kromium dapat digunakan sebagai suplemen tubuh, apakah berbahaya ?
Jawab :
Kromium termasuk logam mineral yang jumlahnya sedikit, baik dalam makanan
maupun pada tubuh manusia, tetapi sangat penting bagi kesehatan. Nutrien ini tergolong
essential trace mineral ( mineral penting yang dibutuhkan dalam jumlah kecil ) karena
tidak dapat diproduksi oleh tubuh sehingga harus dipasok dari makanan sehari-hari.
Semakin sedikit kebutuhannya, keberadaan mineral ini sering tak diperhitungkan oleh
para ahli gizi. Kromium diperlukan oleh hampir semua jaringan tubuh manusia, termasuk
kulit, otak, otot, limpa, ginjal dan testis.
26
Sumber kromium berasal dari bebatuan dalam perut bumi. Di antara penghuni
planet ini hanya tumbuh-tumbuhan yang bisa langsung menyerap mineral dari tanah.
Kandungan kromium dalam tanah dimana tanaman tumbuh serta cara pengolahannya
menentukan kadar kromium yang tersedia dalam makanan. Cukup mengkonsumsi “
Makanan hidup” seperti buah-buahan dan sayur-sayuran segar serta makanan alami
lainnya setiap hari dapat menghindari resiko kekurangan kromium. Hanya saja,
meluasnya penggunaan zat-zat kimia dan pengolahan berlebihan sumber pangan dewasa
ini menyebabkan kromium yang jumlahnya sedikit mudah lenyap. Mau tak mau, bila
kondisinya seperti ini, kebutuhan kromium harus dibantu dengan mengkonsumsi
suplemennya.
Sumber Kromium
•Wholegrains (beras merah, raw oats, kedelai dsb)
•Buah dan sayuran segar.
•Kentang.
•Ikan laut.
•Jamur reishi atau shintake.
•Kuning telur (jangan berlebihan)
2. Afi Fitriyaningsih
Masker emas apakah berbahaya bagi tubuh ?
Tidak berbahaya, karena yang digunakan adalah nano pertikel emas murni 24 karatyang
tidak bereaksi dalam tubuh dan stabil.
3. Yuniar Firgin N.K.
Dalam ajaran islam laki-laki tidak diperbolehkan menggunakan perhiasan dari emas,
kenapa ?
Jawab :
27
Emas mengandung suatu senyawa atom yang mampu menembus kulit terdalam.
Jika para pria menggunakan emas ini dalam jangka waktu yang panjang atau cukup lama
maka atom emas tersebut dapat masuk ke peredaran darah mereka. Bukan hanya itu urin
mereka pun juga akan ikut tercemar oleh atom emas berukuran kecil ini. Penyabaran
atom emas dalam tubuh ini dikenal dalam dunia kedokteran dengan nama migrasi emas.
Dan jika hal itu terjadi maka akan menyebabkan penyakit alzheimer.
Penyakit alzheimer atau zheimer merupakan penyakit yang menyebabkan kaum
pria kehilangan mental dan fisiknya sehingga dia akan kembali ke masa kanak kanaknya.
Alzheimer ini bukanlah tanda penuaan alami namun merupakan penuaan paksaan atau
terpaksa.
Emas diperbolehkan dikenakan oleh para wanita karena atom yanng berukuran
kecil pada emas mampu dibuang ketika wanita tersebut melakukan menstruasi setiap
bulanya. Sedangkan disisi lain pria tidak diperbolehkan menggunakan emas karena
kandungan atom emas ini tidak mampu dibuang dalam tubuhnya melalui menstruasi.
4. Tasqia Tunnisa
Bahaya kromium bagi tubuh apa saja ?
Jawab :
Permasalahan kesehatan yang adalah disebabkan oleh chromium (VI) adalah:
o Ruam Kulit
o Ganggu perut dan borok
o Permasalahan berhubung pernapasan
o Sistem kebal yang diperlemah
o Ginjal Dan Kerusakan Hati
o Perubahan [dari;ttg] material hal azas keturunan
o Kanker Paru-Paru/Tempat terbuka
28