+ All documents
Home > Documents > Makalah Kimia Anorganik 2 Kromium Aurum

Makalah Kimia Anorganik 2 Kromium Aurum

Date post: 19-Nov-2023
Category:
Upload: unnes
View: 0 times
Download: 0 times
Share this document with a friend
29
MAKALAH KIMIA ANORGANIK 2 VANADIUM, KROMIUM, DAN AURUM Disusun Oleh : Kelompok 7 1. Siti Zulichatun 4311413005 /2013 2. Lia Inarotut Darojah 4311413021 / 2013 3. Titisari Henggar Kinasih 4311413034 / 2013 4. Asnia Yulinda Utami 4311413040 / 2013 JURUSAN KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2015 1
Transcript

MAKALAH KIMIA ANORGANIK 2

VANADIUM, KROMIUM, DAN AURUM

Disusun Oleh :

Kelompok 7

1. Siti Zulichatun 4311413005 /2013

2. Lia Inarotut Darojah 4311413021 / 2013

3. Titisari Henggar Kinasih 4311413034 / 2013

4. Asnia Yulinda Utami 4311413040 / 2013

JURUSAN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2015

1

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan segala rahmat dan

karuniaNya, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah kelompok ini dengan baik.

Makalah ini di susun berdasarkan tugas dari mata kuliah Kimia Anorganik 2 yang diampu oleh

Ibu Nuni Widiarti, S.Pd, M.Si. Makalah ini di susun dengan penuh perjuangan dan kerjassama

antar anggota kelompok.

Dengan ini kami persembahkan sebuah makalah dengan judul ”Kromium, Vanadium dan

Aurum “. Kami selaku penyusun mengucapkan banyak terimaksih kepada Ibu Nuni Widiarti,

S.Pd, M.Si selaku Dosen pengampu kimia Anorganik 2. Semoga makalah yang kami buat dapat

bermanfaat. Penyusun menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih terdapat banyak

kekurangan, untuk itu penyusun mohon kritik dan saran yang membangun dari pembaca guna

perbaikan makalah ini.

Semarang, 16 Juni 2015

Penyusun

2

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL .................................................................................... i

KATA PENGANTAR...................................................................................... ii

DAFTAR ISI ................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN........................................................................... 1

1.1. Latar Belakang ................................................................................ 1

1.2. Rumusan masalah............................................................................ 1

1.3. Tujuan ............................................................................................. 1

1.4.Manfaat Penulisan............................................................................ 1

BAB II PEMBAHASAN.............................................................................. 3

2.1.Vanadium (V).................................................................................... 3

2.2. Kromium (Cr)................................................................................... 8

2.3. Aurum (Au)...................................................................................... 16

BAB 1V PENUTUP........................................................................................ 16

4.1. Kesimpulan....................................................................................... 21

4.2. Saran................................................................................................. 21

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 22

3

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Vanadium mempunyai kenampakan sinar cemerlang, cukup lunak hingga mudah

dibentuk seperti pembuluh, mempunyai titik leleh 1915 oC dan titik didih 3350 oC. Vanadium

dalam kerak bumi diduga sekitar 136 ppm, merupakan unsure transisi terbanyak kelima

setelah besi, titanium, mangan, dan zirconium. Sebagian besar Vanadium digunakan sebagai

zat additive baja.

Kromium merupakan logam massif berwarna putih perak, dan lembek jika murni

dengan titik leleh kira-kira 1900 oC dan titik didih kira-kira 2690 oC. Beracun, tetapi masih

digunakan dalam berbagai bidang. Logam ini sangat tahan terhadap korosi. Manfaat utama

kromium yaitu sebagai pelapis logam atau baja. Selain itu, lapisan kromium juga

menghasilkan warna yang mengkilap sehingga memberikan manfaat tambahan yaitu sebagai

fungsi dekoratif.

Emas atau Aurum mempunyai nilai potensial reduksi yang tinggi sehingga

terdapat dalam keadaan bebas di alam. Dapat diperoleh dari proses ekstraksi bijihnya dengan

melibatkan senyawa sianida. Emas digunakan dalam kehidupan manusia sebagai investasi,

perhiasan, serta digunakan dalam bidang kesehatan dan kecantikan.

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana logam vanadium, kromium, dan aurum dijelaskan dan bagaimana cara

mendapatkannya?

2. Bagaimana sifat-sifat dari Vanadium, Kromium, dan Aurum?

3. Bagaimana persenyawaan dari Vanadium, Kromium, dan Aurum?

4. Bagaimana kegunaan Vanadium, Kromium dan Aurm dalam kehidupan?

1.3 Tujuan

1. Mengetahui logam Vanadium, kromium dan aurum serta cara mendapatkannya

2. Mengetahui sifat-sifat dari Vanadium, Kromium, dan Aurum

3. Mengetahui persenyawaan dari Vanadium, Kromium, dan Aurum

4

4. Mengetahui kegunaan Vanadium, Kromium, dan Aurum dalam kehidupan

1.4 Manfaat

Mahasiswa dapat mengetahui mengenai logam Vanadium, Kromium, dan Aurum.

5

BAB II

PEMBAHASAN

1. Vanadium

1.1 Sejarah Vanadium

Pada tahun 1831, ahli kimia Swedia, Niel Grabiol Sefstrom menemukan

unsur baru dalam bijih besi di Swedia. Unsur itu dinamakannya Vanadium seperti dewi

Vanadis yang berarti cantik menawan. Tahun 1865 Roscor dan Thorpe menemukan

unsur ini berada bersama tembaga dan lapisan bawah batu pasir dari cheshire. Senyawa

vanadium tersebar melimpah dalam kerak bumi. Beberapa mineral vanadium yang

menonjol adalah :

1. Vanadite : 3 Pb3(VO4)2 . PbCl2

2. Carnotite : K2O . 2UO3 . V2O53H2O

3. Patronite : V2S5 . 3CuS2

Vanadium juga terdapat dalam tanah liat, batu-batuan, batu bara, dan minyak mentah

dengan kadar kecil.

Nomor atom :23

Massa atom : 50,9414 g/mol

Densitas : 6,1 g/cm pada 20°C

Titik lebur : 1910 °C

Titik didih : 3407 °C

Isotop : 5

Energi ionisasi pertama : 649,1 kJ/mol

Energi ionisasi kedua : 1414 kJ/mol

Energi ionisasi ketiga : 2830 kJ/mol

6

Energi ionisasi keempat : 4652 kJ/mol

1.2 Sifat Fisik dan Kimia Vanadium

1. Vanadium adalah unsur langka, lunak, dan berwarna abu-abu putih yang ditemukan

dalam mineral tertentu dan digunakan terutama untuk menghasilkan paduan logam.

2. Tahan terhadap korosi karena memiliki lapisan pelindung oksida di permukaannya.

3. Tidak pernah ditemukan secara murni di alam, melainkan terdapat bersenyawa pada

sekitar 65 mineral yang berbeda.

4. Terbentuk pada endapan mengandung karbon seperti minyak mentah, batubara, dan

pasir tar.

5. Dalam biologi, atom vanadium merupakan komponen penting beberapa enzim,

terutama nitrogenase vanadium yang digunakan oleh beberapa mikroorganisme

nitrogen.

1.3 Ekstraksi Vanadium

Cara mendapatkan vanadium diantaranya dengan cara ekstraksi dari beberapa

senyawa, yaitu :

a. Dari vanadite

Ekstraksi dari bijih ini melibatkan beberapa tahap :

1. Pemisahan PbCl2

Bijih direaksikan dengan HCl pekat, PbCl2 akan mengendap,

dioxovandium chlotida (VO2Cl) tetap dalam larutan.

2. Pembuatan V2O5

Setelah PbCl2 dipisahkan, larutan ditambah NH4Cl dan dijenuhkan

dengan NH3, sehingga terbentuk NH4VO3 yang bila dipanaskan akan

terbentuk V2O5.

3. Reduksi V2O5

V2O5 direduksi dengan Ca pada 900 – 950 º C untuk memperoleh

vanadium murni ( Mardenand – Rich, 1927 ).

7

b. Dari carnotite

1. Pembuatan sodium orthovanadate

Carnotite dicairkan dengan Na2CO3, masa cair yang diperoleh diekstraksi

dengan air untuk mengendapkan Fe(OH)3, larutan dipekatkan dan

didinginkan maka didapat Na3VO4.

2. Pembuatan V2O5

Larutan yang berisi Na3VO4 diberi NH4Cl dan dijenuhkan dengan NH3,

sehingga terbentuk NH4VO3 (amonium metavanadate), yang dipanaskan

untuk mendapatkan V2O5.

3. Reduksi V2O5

Dengan cara Mardenand-Rich diperoleh logam vanadium murni.

1.4 Pembuatan Logam

Logam ini sangat sulit diperoleh dalam keadaan murni sebab titik cair yang tinggi

dan reaktivitas terhadap O2, N2 dan C pada suhu tinggi. Vanadium ± 99 % dapat

diperoleh dengan mereduksi V2O5 dengan Al (proses thermit). Vanadium murni

diperoleh dengan mereduksi VCl3 dengan Na atau dengan H2 pada suhu 900 º C. VCl3

diperoleh dari reaksi V2O5 dengan S2Cl2 pada 300 º C. Reduksi VCl4 dengan Mg dapat

memperoleh 99,3 % vanadium.

1.5 Aliase Vanadium

1. Ferro vanadium

2. Cupro vanadium

Keduanya dibuat dengan mereduksi vanadium oksida yang dicampur dengan

oksida logam Fe atau Cu dengan karbon .dalam electric furnace.

3. Nikelo vanadium, dibuat dengan pemanasan campuran V2O5 + NiO.

4. Obalto vanadium, dibuat dengan mencampur endapan (dari reaksi

larutan Na-vanadate dengan cobalto sulphate) dengan Na2CO3 dalam

electric furnace.

8

1.6 Penggunaan Vanadium

Sebagian besar vanadium (sekitar 80 %) digunakan sebagai ferrovanadium

atau sebagai aditif baja.

Campuran vanadium dengan aluminium dan titanium digunakan dalam

mesin jet dan rangka pesawat.

Paduan vanadium dengan baja digunakan dalam as roda, poros engkol, roda

gigi, dan komponen penting lainnya.

Paduan vanadium juga digunakan dalam reaktor nuklir karena logam ini

memiliki kemampuan penyerapan neutron yang rendah.

Vanadium oksida (V2O5) digunakan sebagai katalis dalam pembuatan asam

sulfat dan anhidrida maleat serta dalam pembuatan keramik.

1.7 Senyawa-senyawa Vanadium

Vanadium membentuk senyawa dengan bilangan oksidasi +5, +4, +3 dan

+2. senyawa dengan bilangan oksidasi rendah merupakan reducing agent, bersifat

unik dan berwarna.

1. Senyawa V+5 (yang tidak berwarna) direduksi dengan reduktor yang sesuai terjadi

perubahan sebagai berikut :

VO3- → VO+2 → V+3 → V+

a. Vanadium pentoksida, V2O5.

Dibuat dari :

Oksidasi / pemanggangan logam atau oksidanya dengan bilangan

oksidasi rendah V2O5 sebagai hasil akhir.

Hidrolisa VOCl3.

Pemanasan amonium vanadate.

Penggunaan :

Sebagai katalis dalam oksidasi SO2 → SO3 dalam pembuatan asam

sulfat.

9

Sebagai katalis dalam oksidasi alkohol dan hidrogenasi olefin.

b. Vanadium pentaflourida, VF5.

Senyawa ini dinyatakan sebagai sublimat putih murni. Dibuat dengan

pemanasan VF4 dalam lingkungan nitrogen, pada suhu 350°C – 650°C.

Senyawa ini sangat mudah larut dalam air atau pelarut organik.

c. Vanadium oxitrikhlorida, VOCl3.

Senyawa ini dibuat dengan melewatkan Cl2 kering pada VO3 yang

dipanaskan. Senyawa ini berwarna kuning bening dengan titik didih 127°

C

d. Vanadium pentasulfida, V2S5.

Senyawa ini dibuat dengan memanaskan campuran vanadium trisulfida,

dengan sulfur tanpa udara pada 400 ° C. senyawa ini berupa bubuk hitam.

2. Senyawa V+4

Senyawa – senyawa dengan bilangan oksidasi +4 ini sangat stabil, mudah dibuat.

a. Vanadium titroksida, V2O4 atau VO2.

Dibuat dengan pemanasan campuran vanadium trioksida dan vanadium

pentoksida tanpa udara dengan jumlah molar yang sama. Senyawa ini berbentuk

kristal biru tua, mudah larut dalam asam atau basa.

b. Vanadium titraflourida, VF4.

Dibuat dari reaksi HF anhidrid dengan VCl4. Reaksi berjalan mulai suhu – 28°C

dan meningkat secara lambat sampai 0°C. Flourida ini berupa bubuk kuning

kecoklatan, larut dalam air membentuk larutan berwarna biru.

3. Senyawa vanadil

Senyawa ini berisi kation vanadil (VO+2) dimana bilangan oksidasinya +4,

bersifat unik, berwarna biru. Vanadil klorida dibuat dari hidrolisa VCl4

VCl4 + H2O → VOCl2 + 2HCl

Atau dari reaksi V2O5 dengan HCl

V2O5 + HCl → 2VOCl2 +3H2O + Cl2

10

Senyawa VOCl2 bersifat reduktor kuat yang digunakan secara komersial dalam

pewarnaan. Hanya E° dari VO+2/ VO3 adalah – 1 volt.

4. Senyawa V+3

a. Vanadium trioksida, V2O5

Dibuat dengan mereduksi V2O5 dengan hidrogen. V2O3 bersifat basa,

larut dalam asam memberikan ion hezaquo, V(H2O)63+.

b. Vanadium halida dan oxihalida

Vanadium triflourida, VF3. 3H2O dibuat bila V2O3 dilarutkan HF. Trihalida

yang lain adalah VCl3 dan VBr3, sedang VI3 tidak dikenal. Vanadium

oxihalida yang dikenal adalah VOCl dan VOBr. Keduanya tak larut dalam

air tetapi larut dalam asam.

5. Senyawa V+2

Senyawa – senyawa V+2 berwarna dan paramagnetik ion V+2 merupakan

reduktor kuat. Larutan encer V+2 (violet) mereduksi air membebaskan H2.

V+2 + H+ → V+3 + ½ H2

(violet) (hijau)

6. Senyawa V+1, V-1, dan V0

Bilangan oksidasi ini tidak umum, distabilkan oleh ligan asam п. Bilangan

oksidasi +1 dijumpai pada senyawa V(CO)6-1.

2. Kromium2.1 Pengenalan Kromium

Kromium merupakan unsur yang berwarna perak atau abu-abu baja, berkilau, dan

keras. Kromium tidak ditemukan sebagai logam bebas di alam. Kromium ditemukan dalam

bentuk bijih kromium, khususnya dalam senyawaPbCrO4 yang berwarna merah. PbCrO4 

dapat digunakan sebagai pigmen merah untuk cat minyak.

11

Semua senyawa kromium dapat dikatakan beracun. Meskipun kromium berbahaya,

tetapi kromium banyak digunakan dalam berbagai bidang. Misalnya dalam bidang biologi

kromium memiliki peran penting dalam metabolisme glukosa. Dalam bidang kimia,

kromium Digunakan sebagai katalis, seperti K2 Cr2 O7 merupakan agen oksidasi dan

digunakan dalam analisis kuantitatif. Dalam industri tekstil, kromium digunakan sebagai

mordants. Kromium memiliki beberapa istop. Diantara isotop-isotop kromium, ada beberapa

isotop kromium yang digunakan untuk aplikasi medis, seperti Cr-51 yang digunakan untuk

mengukur volume darah dan kelangsungan hidup sel darah merah.

Senyawa komponen khrom berwarna. Kebanyakan senyawa khromat yang penting

adalah natrium dan kalium, dikromat, dan garam dan ammonium dari campuran aluminum

dengan khrom . Dikhromat bersifat sebagai zat oksidator dalam analisis kuantitatif, juga

dalam proses pemucatan kulit. Senyawa lainnya banyak digunakan di industri; timbal

khromat berwarna kuning khrom, merupakan pigmen yang sangat berharga. Senyawa khrom

digunakan dalam industri tekstil sebagai mordan atau penguat warna. Dalam industri

penerbangan dan  lainnya,senyawa khrom berguna untuk melapisi aluminum.Seperti logam

jarang lain yang esensial, krom adalah suatu unsur peralihan dalam tabel berkala.

Kemampuan deret unsur-unsur ini untuk membentuk senyawa koordinasi dan kelat adalah

suatu sifat kimia penting yang membuat logam-logam esensial tersedia untuk sistem-sistem

kehidupan. Krom di dalam makanan terdapat sekurang-kurangnya dalam dua bentuk yaitu

sebagai Cr3+¿ ¿ dan di dalam suatu molekul yang aktif secara biologis. Walaupun belum

sepenuhnya dicirikan, molekul yang aktif secara biologi itu tampaknya ialah suatu kompleks

dinikotinatokrom3+¿ ¿, terkoordinasikan dengan asam-asam amino (mungkin sekali glutation)

yang membuat molekul itu stabil (Nasoetion dan Karyadi, 1988). Kromium membantu

mengawal tahap gula dalam darah. Ia mungkin juga membantu dalam mengurangkan

simptom kelaparan fisiologi dan memainkan peranan dalam mengurai lemak.

2.2 Sifat Logam Kromium

Kromium logam masif, berwarna putih perak, dan jika murni dengan titik leleh

kira-kira 1900oC dan titik didih kira-kira 2690oC. Logam ini sangat tahan terhadap korosi,

karena reaksi dengan udara menghasilkan lapisan Cr2O3 yang bersifat nonpori sehingga

mampu melindungi logam yang terlapisi dari reaksi lebih lanjut. Dengan sifat logam yang

12

tahan korosi, manfaat utama kromium yaitu sebagai pelapis logam atau baja. Selain itu,

lapisan kromium juga menghasilkan warna yang mengkilat sehingga memeberikan

manfaat tambahan yaitu sebagai fungsi yang dekoratif.

Tabel 1. Sifat Fisik Kromium

Tabel 2. Karakteristik unsur 24Cr

Tabel 3. Sifat Kimia Kromium

13

2.3 Sumber & Ekstraksi Logam Kromium

Logam kromium relatif jarang, di dalam kerak bumi kandungannya diduga kira-

kira hanya 0,0122% atau 122 ppm, lebih rendah daripada vanadium (136 ppm) dan klorin

(126 ppm). Sumber kromium yang terpenting dalam perdagangan yaitu bijih kromit

(chromite), FeCr2O4 yang etrdapat banyak di Rusia, Afrika Selatan kira-kira 96% cadangan

dan Filipina. Sumber lain yang lebih sedikit jumlahnya yaitu krokoit (crocoite), PbCrO4, dan

oker kroma (chrome), Cr2O3. Batu-batu permata yang berwarna merah mengandung kelumit

kromium sebagai pengotor.

Pada dasarnya terdapat dua macam cara ekstraksi krokmium berdasarkan

penggunaannya, yaitu sebagai paduan ferokrom (Cr-Fe), dan sebagai logam murni kromium.

Sebagai paduan, ferokrom dibuat dari reduksi kromit dengan batubara coke dalam tanur

listrik. Ferokrom dengan kandungan karbon rendah dapat diperoleh dari reduksi kromit

dengan menggunakan ferosilikon sebagai ganti batubara coke. Hasil paduan Cr-Fe ini dapat

digunakan langsung sebagai bahan aditif baja kromium stainless. Persamaan reaksinya yaitu :

FeCr2O4 + C 2Cr + Fe + 4CO(g)

Sebagai logamnya, kromium murni dapat diperoleh melalui tahap-tahap berikut.

Pertama, bijih kromit dalam lelehan alkali karbonat dioksidasi dalam udara untuk

memperoleh natrium kromat, Na2CrO4. Kedua, peluluhan dan pelarutan Na2CrO4 dalam air

yang dilanjutkan penegndapan sebagai dikromat, Na2CrO7. Ketiga, reduksi dikromat ini

dengan karbon menjadi oksidanya, Cr2O3. Keempat, reduksi Cr2O3 dengan aluminium

melalui proses alumino termik atau dengan silikon persamaan reaksi yang terlibat yaitu :

14

∆ferokrom

∆∆∆

FeCr2O4 + 2 Na2CO3 + O2(g) 2 Na2CrO4(aq) + 2CO2(g) + Fe(s)

2 Na2CrO4(aq) + H2O Na2Cr2O7(s) + 2 NaOH

Na2Cr2O7 + 2 C Cr2O3 + Na2CO3 + CO(g)

Cr2O3 + 2 Al 2 Cr(l) + Al2O3(s)

2Cr2O3 + 3 Si 4 Cr(l) + 3 SiO2(s)

2.4 Manfaat Kromium

1. Digunakan untuk mengeraskan baja, untuk pembuatan stainless steel, dan untuk

membentuk paduan

2. Digunakan dalam plating untuk menghasilkan permukaan yang indah dan keras,

serta untuk mencegah korosi.

3. Digunakan untuk memberi warna hijau pada kaca zamrud.

4. Digunakan sebagai katalis. seperti K2Cr2O7 merupakan agen oksidasi dan

digunakan dalam analisis kuantitatif dan juga dalam penyamakan kulit

5. Merupakan suatu pigmen, khususnya krom kuning

6. Digunakan dalam industri tekstil sebagai mordants

7. Industri yang tahan panas menggunakan kromit untuk membentuk batu bata dan

bentuk, karena memiliki titik lebur yang tinggi, sedang ekspansi termal, dan stabil

struktur Kristal

8. Dibidang biologi kromium memiliki peran penting dalam metabolisme glukosa

9. digunakan untuk aplikasi medis, seperti Cr-51 yang digunakan untuk mengukur

volume darah dan kelangsungan hidup sel darah merah.

10. digunakan sebagai pigmen merah untuk cat minyak, khususnya senyawa PrCrO4

11. digunakan dalam pembuatan batu permata yang berwarna. Warna yan kerap

digunakan adalah warna merah, yang diperoleh dari kristal aluminium oksida yang

kedalamnya dimasukkan kromium.

12. Bahan baku dalam pembuatan kembang api. Hal ini diperoleh dari Hasil pembakaran

amonium dikromat, (NH4)2Cr2O7, yang berisi pellet dari raksa tiosianat (HgCNS).

15

13. Penggunaan utama kromium adalah sebagai paduan logam seperti pada stainless

steel, chrome plating, dan keramik logam.

14. Chrome plating pernah digunakan untuk memberikan lapisan keperakan seperti

cermin pada baja.

15. Kromium digunakan dalam metalurgi sebagai anti korosi dan pemberi kesan

mengkilap.

16. Selain itu, logam ini juga digunakan pada pewarna dan cat, untuk memproduksi batu

rubi sintetis, dan sebagai katalis dalam pencelupan dan penyamakan kulit.

2.5 Senyawaan Kromium2.5.1 Oksida Kromium

Oksida kromium bersama ion yang penting seperti Cr2O3 (hijau), CrO3- (merah

tua), CrO2 (merah kehitaman) yang sangat bermanfaat karena bersifat feromagnetik

sehingga sangat baik dalam pembuatan pita rekaman magnetik seperti pita kaset atau

video. Seperti halnya pada oksida vanadium, sifat basa oksida hdroksida kromium

menurun atau sifat asam naik dengan naiknya tingkat oksidasi. Oleh karena itu, Cr2O3

dan Cr (OH)3 bersifat amfoterik seperti halnya oksida dan hidroksida alumunium.

Sedangkan CrO3 bersifat asam karena Cr (VI) mempunyai jari-jari ionik pendek dan

rapatan muatan tinggi sehingga mempunyai kecenderungan yang lebih besar sebagai

akseptor elektron sehingga bersifat asam.

a. Kromium (III) Oksida

Kromium (III) Oksida merupakan oksida kromium yang paling stabil mengadopsi

struktur corundum dan digunakan untuk pigmen hijau. Oksida ini bersifat

semikonduktor dan antiferomagnetik dibawah 35° C.

Diperoleh dari dekomposisi termal amonium dikromat

b. Kromium (VI) Oksida

Kromium (IV) oksida mengadopsi struktur rantai unit-unit tetrahedral CrO4 yang

bersekutu pada salah satu sudutnya. Kromium (IV) oksida diperoleh dari penambahan

asam sulfat pada larutan pekat alkali dikromat.

16

(NH4)2Cr2O7 → Cr2O3 (s) + N2 (g) + 4H2O (g)

c. Kromium (IV) Oksida

Kromium (IV) oksida diperoleh dari reduksi CrO3 secara hidrotermal dengan

persamaan reaksi sebagai berikut:

2.5.2 Garam Kromium

a. Kromium (II) atau kromo

Kromium (II) oksida dan juga hidroksidanya tidak banyak dikenal. Tetapi

garamnaya seperti Kromium (II) atau kromo seperti halida dan sulfat dalam larutan air

dikenal sebagai ion [ Cr(H2O)6]²† berwarna biru namun sangat mudah teroksidasi

menjadi Crᶾ†. Sifat mudah teroksidasi tersebut dapat dimanfaatkan untuk menghilangkan

adanya kelumit gas oksigen. Oleh karena itu, baik proses sintesis Cr (II) dalam larutan

nya maupun penyimpanannya harus diusahakan terlindung dari udara dan dilakukan

dalam perlindungan atmosfer nitrogen.

Senyawa Cr (II) dapat diperoleh dari reaksi logam kromium dengan asam non

oksidator seperti HCl atau asam sulfat encer.

b. Garam Kromium (III) atau kromi

Garam kromium (III) dalam larutan biasa dinyatakan sebagai ion

[Cr(H2O)6]ᶾ† berwarna violet. Beberapa senyawa garam kromium (III) yang terkenal

diantaranya CrCl3.6H2O, Cr2 (SO4)2.18 H2O dan tawas kromium.

Untuk CrCl3.6H2O sebagai senyawa kompleks terdapat 3 macam isomer hidrat

yang masing –masing mempunyai warna yang khas yaitu:

17

K2Cr2O7 (aq) + H2SO4 (aq) → 2 CrO3 (s) + K2SO4 (aq) + H2O (l)

CrO3 (s) + H2 (g) → CrO2 (s) + H2O (l)

Cr (s) + 2HCl (aq) → Cr ²† (aq) + H2 (g)

- Anhidrat violet [Cr(H2O)6][Cl3]

- Monohidrat hijau pucat [Cr(H2O)5Cl][Cl].H2O

- Dihidrat hijau tua [Cr(H2O)4Cl2][Cl].2H2O dimana masing- masing mempunyai

bilangan koordinasi enam

c. Garam kromium (VI)

Garam kromium (VI) merupakan turunan dari CrO3 yang dapat dijumpai dalam

bentuk 2 macam senyawa yang sangat terkenal yaitu kromat kuning dengan struktur

tetrohedron dan dikromat merah orange dengan struktur dua tetrohedron yang

bersekutu pada salah satu titik sudutnya (atom O).

Oleh karena itu, baik kromat maupun dikromat dapat dibuat dengan bahan dasar

yang sama yaitu dengan melarutkan oksida CrO3 dalam air dimana ion kromat agak

sedikit mendominasi. Jika ditambahkan basa alkali seperti NaOH maka berdasarkan

reaksi keseimbangan kromat – dikromat dapat dikristalkan Na2CrO4. Jika ditambah

Na2SO4 maka yang terjadi adalah pengendapan Na2Cr2O7.

Sebagai peranan oksidator dikromat merupakan oksidator kuat pada penambahan

asam tetapi dikromat bukan oksidator yang baik dalam suasana basa.

Ion kromat dalam larutannya diendapkan oleh ion-ion Ag†, Pb²† dan Ba²† sebagai

garam kromat yang berwarna kuning.

d. Garam Kromil Klorida

Reaksi antara CrO3 dengan HCl membentuk senyawa okso halida yaitu kromil

klorida ( CrO2Cl2) berupa cairan merah tua dengan titik didih 117° C.

18

Cr2O7²¯ (aq) + 14 H3O (aq) + 6e ↔ 2Crᶾ† (aq) + 21 H2O (l) E °= +1,33 V

CrO4²¯ (aq) + 4 H2O (aq) + 3e ↔ Cr (OH)3(s) + 5 OH (aq) E °= -0,13 V

Ag† (aq) + CrO4²¯ (aq) ↔ Ag2CrO4(s)

CrO3 (s) + 2 HCl ( aq) → CrO2Cl2 + H2O (l)

Kromil klorida juga dapat langsung diperoleh dari kalium dikromat yang dicampur

dengan natrium klorida kemudian mereaksikan campuran tersebut dengan asam

sulfat.

Reaksi tersebut dapat dipakai untuk menguji adanya ion klorida karena bromida dan

iodida tidak membentuk senyawa homolog. Pada pemanasan perlahan dan hati-hati

uap merah tua kromil klorida yang beracun dapat dipisahkan dan ditampung

kemudian akan terkondensasi sebagai cairan merah gelap. Jika cairan ini

ditambahkan kedalam larutan basa akan terhidrolisis menjadi kromat kuning.

3 Aurum

Emas merupakan elemen yang dikenal sebagai logam mulia dan komoditas yang

sangat berharga sepanjang sejarah manusia. Elemen ini memiliki nomor atom 79 dan

nama kimia aurum atau Au. Emas termasuk golongan native element, dengan sedikit

kandungan perak, tembaga, atau besi. Warnanya kuning keemasan dengan kekerasan 2,5-

3 skala Mohs. Bentuk kristal isometric octahedron atau dodecahedron. Specific gravity

15,5-19,3 pada emas murni. Makin besar kandungan perak, makin berwarna keputih-

putihan.

3.1 Kelimpahan

  Di alam, emas umumnya ditemukan dalam bentuk logam bebas yang terdapat di

dalam retakan-retakan batuan kwarsa dan dalam bentuk batuan mineral, hal ini

disebabkan karena tingginya nilai potensial reduksi emas..Emas juga ditemukan dalam

bentuk emas aluvial yang terbentuk karena proses pelapukan terhadap batuan-batuan

yang mengandung emas (gold -bearing rocks). Kelimpahan relatif emas di dalam kerak

bumi diperkirakan sebesar 0,004 g/ton, termasuk sekitar 0,001 g/ton terdapat di dalam

perairan laut .

19

K2Cr2O7 (s) + 4 NaCl (s) + 6 H2SO4 (l) → 2CrO2Cl2 + 2 KHSO4(s) + 4NaHSO4(s) + H2O (l)

CrO2Cl2 (l) + 4 OH¯ (aq) → CrO4 ²¯(aq) + 2 Cl¯ (aq) + 2H2O (l)

3. 2 Sifat-sifat Emas

Sifat Fisika Emas

o   Fase                             : Padat

o   Massa jenis                   : (sekitar suhu kamar)19.3 g/cm³

o   Massa jenis                  : cair pada titik lebur 17.31 g/cm³

o   Titik lebur                     : 1337.33 K (1064.18 °C, 1947.52 °F)

o   Titik didih                   : 3129 K (2856 °C, 5173 °F)

o   Kalor peleburan            : 12.55 kJ/mol

o   Kalor penguapan         : 324 kJ/mol

o   Kapasitas kalor            : (25 °C) 25.418 J/(mol·K)

o   Warna kuning berkilauan tetapi boleh juga berwarna seperti delima atau hitam

o   Emas juga merupakan logam yang paling boleh tempa dan dimulurkan.

·           Sifat Kimia Emas

1. Emas murni sangat mudah larut dalam KCN, NaCN, dan Hg (air raksa).

2.  Emas merupakan unsur siderophile (suka akan besi), dan sedikit chalcophile (suka

akan belerang). Karena sifatnya ini maka emas banyak berikatan dengan mineral-

mineral besi atau stabil pada penyangga besi (magnetit/hematit).

3. Emas biasanya dialoikan dengan logam yang lain untuk menjadikannya lebih

keras.Emas merupakan elektrik yang baik, dan tidak dipengaruhi oleh udara dan

kebanyakan reagen.

4. Emas tulen mengandungi antara 8% dan 10% perak, tetapi biasanya kandungan

tersebut lebih tinggi. Aloi semula jadi dengan kandungan perak yang

tinggi dipanggil elektrum. Apabila kuantiti perak bertambah, warnanya menjadi

lebih putih dan ketumpatan tentunya berkurangan.

20

5. Aloi dengan kuprum menghasilkan logam kemerahan, aloi besi berwarna hijau, dan

aloi aluminum berwarna ungu

6. Keadaan pengoksidaan emas yang biasa termasuk +1 dan +3.

3.3  Pembuatan

Emas terbentuk dari proses magmatisme atau pengkonsentrasian di permukaan.

Beberapa endapan terbentuk karena proses metasomatisme kontak dan larutan

hidrotermal, sedangkan pengkonsentrasian secara mekanis menghasilkan endapan letakan

(placer). Genesa emas dikatagorikan menjadi dua yaitu: endapan primer dan endapan

plaser.

Emas terdapat di alam dalam dua tipe deposit, pertama sebagai urat (vein) dalam

batuan beku, kaya besi dan berasosiasi dengan urat kuarsa. Lainnya yaitu endapan atau

placer deposit, dimana emas dari batuan asal yang tererosi terangkut oleh aliran sungai

dan terendapkan karena berat jenis yang tinggi. Emas native terbentuk karena adanya

kegiatan vulkanisma, bergerak berdasarkan adanya thermal atau adanya panas di dalam

bumi, tempat tembentukan emas primer, sedangkan sekudernya merupakan hasil

transportasi dari endapan primer umum disebut dengan emas endapan flaser, sedangkan

asosiasi emas atau emas bersamaan hadir dengan mineral silikat, perak, platina, pirit

dan lainnya.

                Metode pengolahan emaspun telah bermacam macam, mulai dari amalgamasi

hingga bioleaching. Aktivitas penambangan juga mulai menggunakan pemisahan emas

dengan pengotor menggunakan metode gravitasi melalui pendulangan (panning) dan

gelundung (trommel) dan masih banyak yang lainnya. Pengolahan batuan emas yang saat

ini banyak digunakan dalam skala kecil adalah dengan menggunakan mesin tromol

(glundung) namun berbagai kekurangan masih banyak terdapat dalam sistem perolehan

logam emas tersebut. Karena perolehan logam yang rendah ini disebabkan karena

berbagai hal, namun yang paling utama adalah batuan emas yang diproses sebagian besar

masih terbungkus / berasosiasi dengan logam-logam lain ataupun mineral sulfida,

sehingga tak mampu untuk teramalgasi tanpa adanya bantuan proses kimiawi.

21

3.4 Kegunaan

1. Unsur emas amat berharga, baik sebagai perhiasan maupun sebagai elemen diagnosis

kedokteran atau digunakan untuk memberantas sel kanker. Spektrum pemanfaatannya

dalam dunia kedokteran amat luas. Unsur emas memiliki sifat fisika dan kimiawi amat

mengagumkan. Karena itu, logam mulia ini bukan hanya menarik perhatian para perajin

perhiasan dan pialang di bursa logam berharga tapi juga para peneliti kedokteran modern.

2. Emas tulen terlalu lembut untuk kegunaan biasa, oleh karena itu logam ini

ditambahkan kekerasannya dengan mengaloikannya bersama perak (argentum),

tembaga (kuprum) dan logam-logam lain. Emas dan berbagai jenis aloi emas

biasanya digunakan dalam pembuatan barang kemas, dan juga sebagai pertukaran

perdagangan dalam banyak negara.

3. Senyawa emas yang paling banyak adalah auric chloride dan chlorauric acid, yang

terakhir banyak digunakan dalam bidang fotografi untuk membuat tinta dan bayangan

perak.

4. Emas memiliki 18 isotop; 198Au dengan paruh waktu selama 2.7 hari dan digunakan

untuk terapi kanker dan penyakit lainnya.

3.5 Persenyawaan Emas

Emas membentuk berbagai senyawa kompleks, tetapi hanya sedikit

senyawa anorganik sederhana. Emas (I) oksida, Au2O, adalah salah satu senyawa yang

stabil dengan tingkat oksidasi +1, seperti halnya tembaga, tingkat oksidasi +1 ini hanya

stabil dalam senyawa padatan, karena semua larutan garam emas (I) mengalami

disproporsionasi menjadi logam emas dan ion emas (III) menurut persamaan reaksi :

3Au+(aq) → 2Au(s) + Au3+(aq).

Secara kimiawi emas tergolong inert sehingga disebut logam mulia. Emas tidak

bereaksi dengan oksigen dan tidak terkorosi di udara di bawah kondisi normal. Namun

emas terurai dalam larutan sianida dalam tekanan udara. Emas juga tidak bereaksi dengan

asam atau basa apapun. Akan tetapi emas bereaksi dengan halogen dan aqua regia.

22

·            Reaksi emas dengan halogen

Logam emas bereaksi dengan klorin, Cl2, atau bromin, Br2, untuk membentuk trihalida

emas (III) klorida, AuCl3, atau emas (III) bromida, AuBr3.

2Au(s) + 3Cl2(g) → 2AuCl3(s)

2Au(s) + 3Br2(g) → 2AuBr3(s)

AuCl3 dapat larut dalam asam hidroksida pekat menghasilkan ion tetrakloroaurat (III),

[AuCl4]-, suatu ion yang merupakan salah satu komponen dalam “emas cair”, yaitu suatu

campuran spesies emas dalam larutan yang akan mengendapkan suatu film logam emas

jika dipanaskan. Di lain pihak, logam emas bereaksi dengan iodin, I2, untuk membentuk

monohalida, emas (I) iodida, AuI.

2Au(s) + I2(g) → 2AuI(s)

·       Emas dapat larut pada aqua regia, yaitu campuran tiga bagian volum asam klorida pekat

dan atau bagian volum asam nitrat pekat:

Au(s) + 4HCl (aq) + HNO3(aq) → HAuCl4(aq) + NO (g) + 2H2O(l)

23

BAB IIIPENUTUP

3.1 KESIMPULAN1. Vanadium adalah unsur langka, lunak, dan berwarna abu-abu putih yang ditemukan

dalam mineral tertentu dan digunakan terutama untuk menghasilkan paduan logam.2. Kromium logam masif, berwarna putih perak, dan jika murni dengan titik leleh kira-kira

1900oC dan titik didih kira-kira 2690oC. Logam ini sangat tahan terhadap korosi, karena

reaksi dengan udara menghasilkan lapisan Cr2O3 yang bersifat nonpori sehingga mampu

melindungi logam yang terlapisi dari reaksi lebih lanjut. Dengan sifat logam yang tahan

korosi, manfaat utama kromium yaitu sebagai pelapis logam atau baja.

3. Emas terbentuk dari proses magmatisme atau pengkonsentrasian di permukaan. Emas

atau Aurum mempunyai nilai potensial reduksi yang tinggi sehingga terdapat dalam

keadaan bebas di alam. Dapat diperoleh dari proses ekstraksi bijihnya dengan melibatkan

senyawa sianida. Emas digunakan dalam kehidupan manusia sebagai investasi, perhiasan,

serta digunakan dalam bidang kesehatan dan kecantikan.

3.2 SARANSebaiknya dalam penyusunan makalah berikutnya dibuat dengan memuat lebih banyak

sumber pustaka yang digunakan sebagai acuan agar pembahasan mengenai logam-logam

ini lebih luas dan dapat menambah pengetahuan dan wawasan mahasiswa secara lebih

mendalam.

24

DAFTAR PUSTAKA

Anonim.Logam Vanadiun dan Kromium. http://coretansowel.blogspot.com/logam-vanadium-

dan-kromium.html. diakses pada 15 Mei 2015 pada pukul 14.55 wib.

Ryesha.2012.Vnadium(V). http://ryessha.blogspot.com/2012/unsur-vanadium.html. diakses pada

tanggal 15 Mei 2015 pukul 15.00 wib.

Syarif hidayatullah.2013. Emas (aurum). http://rifnotes.blogspot.com/2013/05/emas-

aurum.html. Diakses pada tanggal 15 Mei 2015 pukul 15.23 wib

25

LAMPIRAN

Pertanyaan dan Jawaban

1. Laksmi Rahmaning A.

Kromium dapat digunakan sebagai suplemen tubuh, apakah berbahaya ?

Jawab :

Kromium termasuk logam mineral yang jumlahnya sedikit, baik dalam makanan

maupun pada tubuh manusia, tetapi sangat penting bagi kesehatan. Nutrien ini tergolong

essential trace mineral ( mineral penting yang dibutuhkan dalam jumlah kecil ) karena

tidak dapat diproduksi oleh tubuh sehingga harus dipasok dari makanan sehari-hari.

Semakin sedikit kebutuhannya, keberadaan mineral ini sering tak diperhitungkan oleh

para ahli gizi. Kromium diperlukan oleh hampir semua jaringan tubuh manusia, termasuk

kulit, otak, otot, limpa, ginjal dan testis.

26

Sumber kromium berasal dari bebatuan dalam perut bumi. Di antara penghuni

planet ini hanya tumbuh-tumbuhan yang bisa langsung menyerap mineral dari tanah.

Kandungan kromium dalam tanah dimana tanaman tumbuh serta cara pengolahannya

menentukan kadar kromium yang tersedia dalam makanan. Cukup mengkonsumsi “

Makanan hidup” seperti buah-buahan dan sayur-sayuran segar serta makanan alami

lainnya setiap hari dapat menghindari resiko kekurangan kromium. Hanya saja,

meluasnya penggunaan zat-zat kimia dan pengolahan berlebihan sumber pangan dewasa

ini menyebabkan kromium yang jumlahnya sedikit mudah lenyap. Mau tak mau, bila

kondisinya seperti ini, kebutuhan kromium harus dibantu dengan mengkonsumsi

suplemennya.

Sumber Kromium

•Wholegrains (beras merah, raw oats, kedelai dsb)

•Buah dan sayuran segar.

•Kentang.

•Ikan laut.

•Jamur reishi atau shintake.

•Kuning telur (jangan berlebihan)

2. Afi Fitriyaningsih

Masker emas apakah berbahaya bagi tubuh ?

Tidak berbahaya, karena yang digunakan adalah nano pertikel emas murni 24 karatyang

tidak bereaksi dalam tubuh dan stabil.

3. Yuniar Firgin N.K.

Dalam ajaran islam laki-laki tidak diperbolehkan menggunakan perhiasan dari emas,

kenapa ?

Jawab :

27

Emas mengandung suatu senyawa atom yang mampu menembus kulit terdalam.

Jika para pria menggunakan emas ini dalam jangka waktu yang panjang atau cukup lama

maka atom emas tersebut dapat masuk ke peredaran darah mereka. Bukan hanya itu urin

mereka pun juga akan ikut tercemar oleh atom emas berukuran kecil ini. Penyabaran

atom emas dalam tubuh ini dikenal dalam dunia kedokteran dengan nama migrasi emas.

Dan jika hal itu terjadi maka akan menyebabkan penyakit alzheimer.

Penyakit alzheimer atau zheimer merupakan penyakit yang menyebabkan kaum

pria kehilangan mental dan fisiknya sehingga dia akan kembali ke masa kanak kanaknya.

Alzheimer ini bukanlah tanda penuaan alami namun merupakan penuaan paksaan atau

terpaksa.

Emas diperbolehkan dikenakan oleh para wanita karena atom yanng berukuran

kecil pada emas mampu dibuang ketika wanita tersebut melakukan menstruasi setiap

bulanya. Sedangkan disisi lain pria tidak diperbolehkan menggunakan emas karena

kandungan atom emas ini tidak mampu dibuang dalam tubuhnya melalui menstruasi.

4. Tasqia Tunnisa

Bahaya kromium bagi tubuh apa saja ?

Jawab :

Permasalahan kesehatan yang adalah disebabkan oleh chromium (VI) adalah:

o    Ruam Kulit

o    Ganggu perut dan borok

o    Permasalahan berhubung pernapasan

o    Sistem kebal yang diperlemah

o    Ginjal Dan Kerusakan Hati

o    Perubahan [dari;ttg] material hal azas keturunan

o    Kanker Paru-Paru/Tempat terbuka

28

o    Kematian

5. Ila Tri W.

Mengapa vanadium memiliki lebih dari satu biloks ?

Karena vanadium merupakan golongan transisi yang menempati subkulit d yang masih

ada yang belum terisi peenuh dan memiliki tingkat energy yang sama.

29


Recommended