BAB I
PENDAHULUAN
Pada dasarnya kimia analit dibagi mejadi dua yaitu kimia analit kualitatif
dan kimia analit kuantitatif. Kimia analit kualitatif adalah suatu analisa yang
bertujuan untuk mengidentifikasi penyusun-penyusun suatu zat, campuran-
campuran zat atau larutan-larutan yang biasanya unsur-unsur penyusun zat
tersebut bergabung dengan yang satu dengan yang lain, sedang kimia analitit
kuantitatif dimaksudkan untuk menentukan perbandingan relative dari penyusun-
penyusun tersebut.
Jadi dengan demikian jelaslah bahwa kimia Analitik kualitatif harus
dilakukan sebelum kimia analit kuantitatif, karena analisa secara kualitatif akan
memberikan suatu petunjuk tentang penyusun-penyusun yang ada dan terdapat
dalam suatu zat yang akan dianalisa, disamping itu juga akan membantu sebagai
pemandu pada metoda-metoda yang akan digunakan dalam analisa secara
kuantitatif.
Biasanya identifikasi suatu zat dilakukan dengan penambahan zat lain
yang susunannya telah diketahui, sehingga terjadi suatu perubahan. Perubahan ini
disebut suatu reaksi kimia.zat yang susunannya telah diketahui dan yang
menyebabkan terjadinya perubahan tersebut disebut ‘’Pereaksi’’.
Analisa secara kualitatif dapat dilakukan dengan dua cara ,yaitu cara basah
(dimana reaksi terjadi dalam larutan yang biasanya sebagai pelarutnya dalam
air) ,dan cara kering, dari kedua cara tersebut yang lebih penting adalah cara
basah.
Adapun keuntungan cara basah terhadap cara kering adalah bahwa reaksi
dapat terjdi dengan cepat ,lagipula reletif lebih mudah dikerjakan. perubahan –
perubahan yang terjadi dengan cara ini antaralain, terjadinya suatu endapan,
terjadinya suatu perubahan warna larutan,atau timbulnya suatu gas.
VENIJESIA MAUPIKU Page 1
Dalam analisa secara kualitatif, reaksi-reaksi yang digunakan sebagian
besar adalah reaksi-reaksi:asam-asam, basa-basa dan garam-garam anorganik
dalam larutan air, adapun pelarut-pelarut lain jarang digunakan, kecuali untuk
keadaan–keadaan tertentu, oleh karenanya perlu diberikan pengertian-pengertian
umum dari keadaan yang ada dalam larutan.
VENIJESIA MAUPIKU Page 2
1.1 Maksud Dan Tujuan
Maksud dilakukannya praktikum kimia analit adalah untuk mengetahui
bagaimana reaksi suatu zat terhadap zat yang berbeda, dan dari itu kita dapat
menganalisa apa yang terjadi pada larutan zat tersebut. Pada dasarnya Kimia
Analitik dibagi menjadi dua, yaitu : Kimia Analitik Kualitatif dan Kimia Analitik
Kuantitatif.
Biasanya identifikasi suatu zat dilakukan dengan penambahan zat lain
yang susunannya telah diketahui, sehingga terjadi suatu perubahan; perubahan ini
disebut suatu reaksi kimia. Zat yang susunan telah diketahui dan yang
menyebabkan terjadinya perubahan tersebut disebut “pereaksi”.
Dan tujuan dari diadakannya praktikum kimia analitik di semester kedua
jurusan Teknik Pertambangan STTNAS Yogyakarta adalah membantu
mahasiswa dalam praktikum di laboratorium kimia ataupun di lapangan
pertambangan sehingga mempunyai cukup bekal dalam menentukan kandungan
suatu unsur dalam sebuah singkapan atau batuan. Selain itu dengan mempunyai
kemampuan penguasaan materi praktikum dapat digunakan di kehidupan /
lingkungan kerja nantinya sebagai seorang pertambangan yang handal tentunya.
VENIJESIA MAUPIKU Page 3
BAB II
ANALISIS KUALITATIF
2.1 ANALISIS ANION
2.1.1 Dasar Teori
Analisa anion menjadi beberapa kelompok hanya saja tidak
memiliki metode analisis standar yang sistematis seperti pada analsis kation. Uji
pendahuluan juga bertujuan untuk mengetahui sifat fisik seperti warna, bau,
terbentuknya gas dan kelarutannya. Beberapa anion dapat menghasilkan asam
lemah volatil atau dioksidasi asam sulfat pekat.
Umumnya anion dibagi menjadi 3 golongan, yaitu:
a. Golongan Sulfat : SO42-, SO3
2-, PO43-, Cr2O4
2-,
BO2-, CO3
2-, C2O42-, AsO4
3
b. Golongan Halida : Cl-, Br-, I-, S2-
c. Golongan Nitrat : NO3-, NO2
-, C2H3O2-.
Dalam analisa terhadap anion-anion, sebetulnya belum ada suatu cara yang
ada untuk mendeteksi anionnya dengan lebih sistematik seperti dalam analisa
terhadap kation. Sampai saat ini belum pernah dikemukakan suatu skema yang
benar-benar memuaskan, sehingga memungkinkan penggolongan anion ke dalam
golongan utama dan pada pemeriksaan selanjutnya dapat menghasilkan anggota-
anggota golongan yang tidak diragukan lagi. Dalam analisa terhadap anion-anion
dalam bab ini akan kita lakukan dengan pemeriksaan reaksi-reaksi anion dan
penyelidikan anion dalam larutan.
Metode yang tersedia untuk mendeteksi anion tidaklah sesistematis seperti
metode yang telah diuraikan dalam bab-bab terdahulu untuk kation. Sampai kini
belum pernah dikemukakan suatu skema yang benar-benar memuaskan yang
VENIJESIA MAUPIKU Page 4
memungkinkan pemisahan anion-anion yang umum ke dalam golongan-golongan
utamadan pemisahan berikutnya yang tanpa ragu dan masing-masing golongan
tersebut yang berdiri sendiri. Namun, harus kita sebutkan disini, bahwa
kita memang bisa memisahkan anion-anion dalam golongan utama, bergantung
pada kelarutan garam peraknya, garam kalsium, dan garam zinknya. Namun, ini
hanya boleh dianggap berguna untuk memberi indikasi dari
Keterbatasan-keterbatasan metode ini dan untuk memastikan hasil-hasil
yang diperoleh dengan prosedur-prosedur yang lebih sederhana.
Skema klasifikasi yang berikut ternyata telah berjalan dengan baik dalam
praktik. Skema ini bukanlah skema yang kaku karena beberapa anion termasuk
dalam lebih dari satu sub golongan, lagipula tak punya dasar teoritis. Pada
hakekatnya, proses-proses yang dipakai dapat dibagi ke dalam
1. Proses yang melibatkan identifikasi produk-produk yang mudah menguap
yang diperoleh pada pengolahan denga asam-asam.
2. Proses yang bergantung pada reaksi-reaksi dalam larutan.
Kelas A dibagi lagi ke dalam sub kelas (i) gas-gas yang dilepaskan dengan
asam klorida encer atau asam sulfat encer, dan (ii) gas atau uap dilepaskan dengan
asam sulfat pekat. Kelas B dibagi lagi ke dalam subkelas (i) reaksi pengendapan
dan (ii) oksidasi dan reduksi dalam larutan.
Kelas A
(i) Gas dilepaskan dengan asam klorida encer atau asam sulfat encer : karbonat,
hidrogen karbonat (bikarbonat), sulfit, tiosulfat, sulfida, nitrit, hipoklorit, sianida,
dan sianat.
(ii) Gas atau uap asam dilepaskan dengan asam sulfat pekat.
VENIJESIA MAUPIKU Page 5
Ini meliputi zat-zat dari (i) plus zat yang berikut : fluorida, heksaflurosilikat,
klorida, bromida, iodida, nitrat, klorat, perklorat, permanganat, bromat, borat,
heksasianoferat (II), heksasianoferat (III), tiosianat, format, asetat, oksalat, tartrat,
dan sitrat.
Kelas B
(i) Rekasi Pengendapan
Sulfat, peroksodisulfat, fosfat, fosfit, hipofosfit, arsenat, arsenit, kromat, dikromat,
silikat, heksaflurosilikat, salisilat, benzoat dan suksinat.
(ii) Okidasi dan Reduksi dalam larutan
Manganat, permanganat, kromat, dan dikromat.
Reaksi-reaksi dan semua anion ini akan kita pelajari secara sistematis pada
halaman-halaman berikut. Untuk memudahkan reaksi dari asam-asam organik
tertentu, dikelompokkan bersama-sama, ini meliputi asetat, format, oksalat, tartrat,
sitrat, salisilat, benzoat, dan suksinat sendiri, membentuk suatu golongan yang
lain lagi, semuanya memberi pewarnaan atau endapan yang khas setelah
ditambahkan larutan besi (III) kloridakepada suatu larutan yang praktis netral.
Reaksi dalam anion ini akan lebih dipelajari secara sistematis untuk
memudahkan reaksi dari asam-asam organik tertentu dikelompokkan bersama-
sama. Hal ini meliputi asetat, formiat, oksalat, sitrat, salisilat, dan benzoat.
Metode untuk mendeteksi anion memang tidak sistematis seperti yang
digunakan untuk kation.Namun skema klasifikasi pada anion bukanlah skema
yang kaku karena beberapa anion termasuk dalam lebih dari satu golongan.
Anion-anion dapat dikelompokkan sebagai berikut :
1. Anion sederhana seperti O2, F- atau CN-
VENIJESIA MAUPIKU Page 6
2. Anion oksodiskret seperti NO3- atau SO4
2-
3. Anion polimer okso seperti silikat, borat, atau fosterkondensasi.
4. Anion kompleks halide seperti TaF6 dan komples anion berbasa banyak
VENIJESIA MAUPIKU Page 7
2.1.2 Bahan dan Alat Percobaan
1. Anion Klorida (Cl - )
Bahan percobaan: larutan NaCl, larutan SO42-, larutan AgNO3, larutan
Hg2(NO3)2, larutan HNO3 dan larutan NH4OH.
Alat percobaan: penjepit, lampu Spiritus, pipet dan tabung reaksi.
2. Anion Iodida (I - )
Bahan percobaan: larutan KI, larutan AgNO3, larutan Na2S2O3, larutan
NH4OH, larutan CuSO4, larutan HgCl2.
Alat percobaan: pipet dan tabung reaksi.
3. Anion Ferrosianida Fe(CN) 64- dan Rhodanida (CNS - )
Bahan percobaan: larutanFe(CN)6, larutan Pb(CH3OO)2, larutan KCNS,
larutan AgNO3, larutan FeCl3.
Alat percobaan: tabung reaksi dan pipet.
4. Anion Karbonat (CO 3- ) dan Anion Tiosulfat (S 2O3
- )
Bahan percobaan: larutan Na2CO3, larutan AgNO3, larutanNa2S2O3 dan
larutan H2SO4.
Alat percobaan: pipet dan tabung reaksi.
5. Anion Sulfat (SO 42- )
Bahan percobaan: larutan Na2SO4, larutan BaCl2,larutan Pb(CH3OO)2,
larutan H2SO4.
Alat percobaan: pipet dan tabung reaksi.
6. Anion Borat (BO 33- )
Bahan percobaan: larutan Na2B4O7, larutan AgNO3, larutan BaCl2.
Alat percobaan: pipet, penjepit, tabung reaksi dan lampu spiritus.
VENIJESIA MAUPIKU Page 8
2.1.3 Cara Kerja dan Kesimpulan
1. Analisis Anion Klorida (Cl-)
Digunakan larutan NaCl encer, kemudian masukkan kedalam 3 tabung reaksi
yang masing-masing 4 ml larutan NaCl, maka dilakukan percobaan berikut :
a. Berikan larutan asam sulfat (H2SO4) encer, maka tidak akan terjadi reaksi.
Lalu panaskan larutan tersebut, dan amati yang terjadi.
b. Berikan larutan perak nitrat (AgNO3) maka akan diperoleh endapan AgCl
yang berwarna putih. Lalu ambillah endapan tersebut lalu masukkan
kedalam 2 buah tabung reaksi yang bersih, kemudianm berikan masing-
masing larutan amoniak (NH4OH), dan larutan asam nitrat. Perhatikan
reaksi yang terjadi, endapan larut dalam amoniak tetapi tidak larut dalam
asam nitrat.
c. Berikan larutan Hg2(NO3)2 maka akan terbentuk endapan Hg2Cl2. Coba
larutkan dalam amoniak perhatikan apa yang terjadi.
2. Analisis Anion Iodida (I)
Digunakan Kalium lodida, Masukkan kedalam 3 buah tabung reaksi yang
berisi masing-masing 4 ml larutan kalium lodida,kemudian lakukan percobaan
berikut :
a. Berikan larutan AgNO3, maka akan terjadi endapan berwarna kuning Agl.
Bagi endapan menjadi dua bagian kemudian ujilah endapan tersebut
dengan larutan natrium tiosulfat (Na2S2O3) dan yang satunya lagi
tambahkan larutan amoniak lalu amati endapan tersebut apakah larut atau
tidak.
b. Berikan larutan CuSO4 maka akan terbentuk endapan Cul dan I2 yang larut
dalam larutan natrium tiosulfat.Amati warna endapan.
c. Berikan laruta HgCl2 maka akan terbentuk endapan Hgl2, yang akan larut
dalam larutan KI berlebih, membentuk Hgl42-. Amati perubahan warna
endapan.
VENIJESIA MAUPIKU Page 9
3. Analisa Anion Ferrosianida Fe(CN)64- dan Rhodanida ( CNS-)
Digunakan larutan K2Fe(CN)6 dan larutan KCNS, masukkan larutan
pertama kedalam sebuah tabung reaksi dan larutan kedua masukkan kedalam dua
buah tabung reaksi dan berikan pereaksi berikut ini :
a. Pada larutan pertama tambahkan larutan timbale asetat,Pb(CH3COO)2,
maka akan terjadi endapan putih, endapan ini akan larut kedalam asam
nitrat encer.
b. Pada larutan kedua berikan pada tabung reaksi larutan perak nitrat, maka
akan terbentuk endapan putih AgCNS yang berwarna putih.
c. Pada tabung yang satunya lagi di tambahkan larutan FeCl3 maka akan
terbentuk senyawa komplek berwarna merah ferri rhodanida.
4. Analisis Anion Karbonat ( CO3-) dan Anion Tiosulfat (S2O3
-)
Digunakan larutan Na2CO3 dan larutan Na2S2O3, lalu masukkan kedalam
sebuah tabung reaksi dan larutan kedua kedalam dua tabung reaksi sebanyak 4 ml,
dan masing-masing tambahkan pereaksi berikut ini :
a. Larutan pertama pada tabung reaksi tambahkan larutan perak nitrat, maka
akan terbentuk endapan Ag2CO3 dan tambahkan AgNO3 berlebih, lalu
amati apa yang terjadi.
b. Pada larutan kedua tambahkan pada tabung reaksi satu larutan asam sulfat
encer maka akan terbentuk gas yang berbau merangsang, H2S dan endapan
belerang S.
c. Pada tabung reaksi yang satunya lagi tambahkan larutan perak nitrat akan
terbentuk endapan putih Ag2S2O3, yang kemudian menjadi kuning, coklat
dan akhirnya menjadi hitam karna terbentuk Ag2S.
VENIJESIA MAUPIKU Page 10
5. Analisa Anion Sulfat ( SO42- )
Digunakan Na2SO4 yang dimasukkan kedalam 2tabung reaksi sebanyak 4
ml dan masing-masing reaksi tambahkan pereaksi berikut :
a. Tambahkan BaCl2 kedalam tabung reaksi yang pertama , maka akan
terbentuk endapan BaSO4.
b. Tambahkan Pb(CH3COO)3 maka akan terbentuk endapan putih dari
timbale. Endapan ini larut dalam asam sulfat pekat dan amoniak
6. Analisa Anion Borak ( BO33- )
Digunakan Boraks Na2B4O7 kedalam dua buah tabung reaksi sebanyak
masing-masinh 4 ml, lalu tambahkan pereaksi berikut :
a. Tambahkan perak nitrat AgNO3 kedalam tabung reaksi pertama, maka
akan terbentuk endapan putih metaborat. Dan jika dipanaskan akan
terbentuk Ag2O hitam.
b. Pada tabung reaksi kedua tambahkan larutan BaCl2, maka akan terbentuk
endapan putih metaborat.
VENIJESIA MAUPIKU Page 11
LAPORAN PRAKTIKUM
KIMIA ANALISIS
NAMA PRAKTIKUM : VENIJESIA MAUPIKU NO.MHS : 710011007
KELOMPOK : 6 LAPORAN KE : 1
Tanggal Praktikum : 8 April 2015
Acara Praktikum : Analisis anion Cl-
Bahan : NaCl, AgNO3, NH4OH, HNO3, Pb(CH3COO)2
Alat yang digunakan : Tabung reaksi, penjepit tabung , pipet tetes, lampu
pemanas, rak tabung, dan korek api
NO PERCOBAAN PENGAMATAN REAKSI KESIMPUL
AN
1. Analisis anion
klorida (Cl -)
a. NaCl + H2SO4
dipanaskan
Tidak terjadi
reaksi
Timbul asap
Timbul
gelembung
Berbau
menyengat.
NaCl + H2SO4
Na2SO4 + 2HCl
Tidak terjadi
reaksi
Timbul asap
warna putih
b. NaCl+AgNO3 larutan berwarna
putih.
NaCl + AgNO3
NaNO3 + AgCl
Diperoleh
AgCl yang
VENIJESIA MAUPIKU Page 12
AgCl +
NH4OH
- AgCl +
HN3
Endapan
berwarna putih,
Larutan berwarna
putih bening
Endapan larut
Larutan warna
putih keruh
Endapan larut
sedikit
Ag ++ Cl-
AgCl
AgCl+NH4OH
Ag(NH3)2 Cl +
2H2O
AgCl + HNO3
AgNO3+HCl
warna putih
Endapan
Larut
sempurna.
Endapan
Larut tidak
sempurna.
LAPORAN PRAKTIKUM
KIMIA ANALISIS
VENIJESIA MAUPIKU Page 13
NAMA PRAKTIKUM : VENIJESIA MAUPIKU NO.MHS: 710014091
KELOMPOK : 6 LAPORAN KE : 2
Tanggal Praktikum : 8 April 2015
Acara Praktikum : Analisis anion I-
Bahan : KI, AgNO3, Na2S2O3,NH4OH, CuSO4, HgCl2
Alat yang digunakan : Tabung reaksi, pipet tetes
NO PERCOBAAN PENGAMATAN REAKSI KESIMPULAN
2. Analisis anion Iodida (I) a. KI + AgNO3
AgI + Na2S2O3
AgI + NH4OH
Larutan berwarna kuning
endapan berwarna kuning
larutan berwarna kuning hijau
Endapan sedikit larut
Larutan warna putih kekuningan
Endapan sedikit larut
KI+ AgNO3
KNO3 + AgI
2AgI + Na2S2O3 Ag2S2O3 + 2NaI
AgI+ NH4OH AgOH + NH4I
Endapan berwarna kuning AgI
Endapan larut tidak sempurna
Endapan larut tidak sempurna
b. KI + CuSO4
CuI + Na2S2O3
larutan berwarna coklat
endapan warna coklat
larutan warna putih
Endapan Warna
KI + CuSO4 KSO4 + CuI
CuI + Na2S2O3
Terbentuk endapan CuI dan I2 warna coklat
Endapan larut
VENIJESIA MAUPIKU Page 14
Putih CuS2O3 + Na2I sempurna
LAPORAN PRAKTIKUM
KIMIA ANALISIS
NAMA PRAKTIKAN : VENIJESIA MAUPIKU NO.MHS : 710014091
KELOMPOK : 6 LAPORAN KE : 3
VENIJESIA MAUPIKU Page 15
Tanggal Praktikum : 8 April 2015
Acara Praktikum : Identifikasi anion Fe(CN)6 dan CNS-
Bahan : K4Fe(CN)6,Pb(CH3COO)2,HNO3,AgNO3,FeCl2
Alat yang digunakan : Tabung reaksi, pipet tetes
NO PERCOBAAN PENGAMATAN
REAKSI KESIMPULAN
3. Analisis anion ferrosianida Fe(CN)6
4- a. K4Fe(CN)6
+ Pb(CH3COO)2
Pb4Fe(CN)6 + HNO3
Larutan warna kuning
Endapan warna putih
Larutan warna hijau
Endapan larut
K4Fe(CN)6 + Pb(CH3COO)2 KCH3COO + Pb4Fe(CN)6
Pb2Fe(CN)6 + HNO3
Pb2NO3 + Fe(CN)6H
Terbentuk endapan Pb4Fe(CN)6 warna putih
Endapan larut sempurna
KCNS + AgNO3
larutan berwarna putih
Endapan berwarna putih
KCNS + AgNO3 KNO3 + AgCNS
Terbentuk endapan AgCNS berwarna putih
KCNS + FeCl3
Terjadi reaksi, terdapat senyawa komplek berwarna merah
3KCNS + FeCl3 3KCl3 + Fe(CNS)3
Terbentuknya senyawa komplek berwarna merah Fe(CN)2
LAPORAN PRAKTIKUM
KIMIA ANALISIS
NAMA PRAKTIKUM : VENIJESIA MAUPIKU NO.MHS : 710014091
VENIJESIA MAUPIKU Page 16
KELOMPOK : 6 LAPORAN KE : 4
Tanggal Praktikum : 15 April 2012
Acara Praktikum : Analisis anion CO3- dan S2O3
-
Bahan : Na2CO3, AgNO3,Na2S2O3,H2SO4
Alat yang digunakan : Tabung reaksi, pipet tetes
NO PERCOBAAN
PENGAMATAN
REAKSI KESIMPULAN
4. Analisis karbonat (CO3
-) a. Na2CO3 + AgNO3
Ag2CO3 + AgNO3
(Berlebih)
larutan berwarna putih
endapan berwarna putih
larutan warna putih
Endapan lebih banyak
Na2CO3+ 2AgNO3
Ag2CO3 + 2NaNO3
Ag2CO3 + 2AgNO3 Ag2NO3 + 2AgCO3
Terbentuk endapan Ag2CO3
berwarna putih
Endapan semakin mengumpal
b.Na2S2O3 + H2SO4
Larutan warna putih
Endapan belerang
Na2S2O3 + H2SO4
2SO + Na2SO4 + H2OTerbentuknya gas yang berbau merangsang membentuk gas H2S dan endapan belerang
C. Na2S2O3
+ AgNO3
Mula-mula
larutan warna
putih bening,
kuning,
coklat, hitam
Na2S2O3 + AgNO3
2NaNO3 + Ag2S2O3
Terbentuk
endapan putih
Ag2S2O3 yang
kemudian
menjadi
VENIJESIA MAUPIKU Page 17
Mula-mula
endapan
warna putih,
kuning,
coklat dan
Hitam
kuning coklat
dan akhirnya
menjadi hitam
karena
terbentuk
Ag2S
LAPORAN PRAKTIKUM
KIMIA ANALISIS
NAMA PRAKTIKUM : VENIJESIA MAUPIKU NO.MHS : 710014091
KELOMPOK : 6 LAPORAN KE : 5
VENIJESIA MAUPIKU Page 18
Tanggal Praktikum : 15 April 2015
Acara Praktikum : Analisis anion Sulfat (SO42-)
Bahan : Na2SO4, BaCl2, Pb(CH3COO)2
Alat yang digunakan : Tabung reaksi, Pipet tetes
NO PERCOBAAN PENGAMATAN
REAKSI KESIMPULAN
5. Analisis anion sulfat (SO4
2-)
a.Na2SO4 + BaCl2 larutan berwarna putih.
Endapan berwarna putih
Na2SO4 + BaCl2 BaSO4 + 2NaCl
Terbentuk endapan putih BaSO4
b.Na2SO4 + Pb(CH3COO)2
PbSO4 + H2SO4
(Pekat)
PbSO4 + NH4OH
larutan berwarna putih.
Endapan berwarna putih
larutan warna bening
endapan larut
endapan Larut
Na2SO4 + Pb(CH3COO)2
PbSO4 + 2CH3COONa
PbSO4+H2SO4(P) PbSO4+H2SO4
PbSO4+NH4OH Pb(OH)2 + (NH4)2SO4
Terbentuk endapan PbSO4 timbal sulfat warna putih
Terbentuk endapan Larut sempurna
Terbentuk endapan larut sempurna
VENIJESIA MAUPIKU Page 19
LAPORAN PRAKTIKUM
KIMIA ANALISIS
NAMA PRAKTIKUM : VENIJESIA MAUPIKU NO.MHS : 710014091
KELOMPOK : 6 LAPORAN KE :6
Tanggal Praktikum : 15 April 2015
Acara Praktikum : Analisis anion (BO33-)
VENIJESIA MAUPIKU Page 20
Bahan : Na2B4O7, AgNO3, BaCl2
Alat yang digunakan : Tabung reaksi, Pipet tetes
NO PERCOBAAN PENGAMATAN
REAKSI KESIMPULAN
6 Analisis anion borak (BO3
3- )
a.Na2B4O7 + AgNO3
larutan berwarna putih
Endapan berwarna putih,.
Na2B4O7 + AgNO3
2AgBO2 + 2NaNO3
Terjadi reaksi, endapan putih perak metaborat AgBO2.
Na2B4O7 + AgNO3
Dipanaskan
larutan berwarna bening.
Endapan berwarna hitam,
Na2B4O7 + AgNO3
2Ag2O + 2NaNO3
Dipanaskan terbentuk Ag2O berwarna hitam
b.Na2B4O7 + BaCl2
larutan berwarna putih.
Endapan berwarna putih,
Na2B4O7 + BaCl2
2NaCl + BaB4O7
terbentuk endapan metaborat
2.2 ANALISIS KATION
2.2.1 Dasar Teori
Analisis kation dilakukan dengan dua cara yaitu pemisahan dan
identifikasi. Pemisahan dilakukan dengan cara mengendapkan suatu kelompok
kation dari larutannya. Kelompok kation yang mengendap dipisahkan dari larutan
dengan cara sentrifus dan menuangkan filtratnya ke tabung uji yang lain. Larutan
yang masih berisi sebagian besar kation kemudian diendapkan kembali
membentuk kelompok kation baru. Jika dalam kelompok kation yang terendapkan
masih berisi beberapa kation maka kation-kation tersebut. Dipisahkan lagi
VENIJESIA MAUPIKU Page 21
menjadi kelompok kation yang lebih kecil, demikian seterusnya sehingga pada
akhirnya dapat dilakukan uji spesifik untuk satu kation. Jenis dan konsentrasi
pereaksi serta pengaturan pH larutan dilakukan untuk memisahkan kation menjadi
beberapa kelompok.
Percobaan ini bertujuan untuk mengidentifikasi kation yang terdapat
dalam suatu sampel melalui uji spesifik.Larutan sampel yang digunakan
dalam percobaan adalah berupa air ledeng, air sungai dan air laut. Ketiga
larutan sampel tersebut selanjutnya diidentifikasi jenis kation apa yang
terkandung didalamnya melalui penambahan Reagen yang spesifik dari
masing – masing kation tersebut. Reagen yang digunakan dalam
mengidentifikasi keberadaan kation dalam larutan sampel yang telah
disediakan adalah HCl, H2SO4, KSCN, KI, NaOH, K4Fe(CN)6 danHgCl2. semua
reagen tersebut merupakan pereaksi yang dibuat dalam konsentrasi dan komposisi
tertentu agar dapat berreaksi meninggalkan endapan ataupun perubahan warna
yang menunjukkan adanya kandungan kation-kation tersebut di dalam
larutan sampel yang digunakan
2.2.2 Bahan dan Alat Percobaan
1. Kation golongan I
Perak (Ag + )
Bahan percobaan : larutan AgNO3, larutan HCL, larutan NH4OH,
larutan NAOH, larutan HNO3, larutan K2CrO4, larutan KI, larutan
Na2S2O3, larutan Hg2(NO3)2, larutan Na2CO2.
Alat percobaan : tabung reaksi, pipet
2. Kation golongan II
Kupri (Cu 2+ )
VENIJESIA MAUPIKU Page 22
Bahan percobaan : larutan CuSO4, larutan NAOH, larutan Na2CO3,
larutan NH4OH, larutan KI
Alat percobaan : penjepit, tabung reaksi, pipet, lampu spiritus
Kadmium (Cd 2+ )
Bahan percobaan : larutan CdSO4, larutan (NH4)2CO2, larutan NAOH,
larutan NH4OH
Alat percobaan : penjepit, tabung reaksi, pipet, lampu spiritus
3. Kation golongan III
Aluminium (Al 3+ )
Bahan percobaan : larutan AlCl3, larutan NH4OH, larutan KOH,
larutan H2O
Alat percobaan : tabung reaksi, pipet
Ferri (Fe 3+ )
Bahan percobaan : larutan FeCl3, larutan H2SO4, larutan K4Fe(CN)6,
larutan KCNS
Alat percobaan : tabung reaksi, pipet
Nikel (Ni 2+ )
Bahan percobaan : larutan NiSO4, larutan NH4OH, larutan NaOH,
larutan HCL, larutan (NH4) 2CO3, larutan K2CrO4), larutan K4Fe(CN)6
Alat percobaan : penjepit, tabung reaksi, pipet, lampu spiritus
4. Kation Golongan IV
Barium (Ba 2+ )
Bahan percobaan : larutan Ba(NO3)2, larutan K2CrO4, larutan
H2SO4,larutan Na2HPO, larutan Na2SO4, larutan MgCl2, larutan NaOH
Alat percobaan : tabung reaksi, pipet
Magnesium (Mg 2+ )
Bahan percobaan : larutan MgCl2, larutan NaOH
Alat percobaan : tabung reaksi, pipet
VENIJESIA MAUPIKU Page 23
5. Kation Golongan V
Ammonium (NH4+ )
Bahan percobaan : larutan NH4OH, larutan NaOH, larutan HCL
Alat percobaan : tabung reaksi, pipet, pengaduk gelas
2.2.3 Cara Kerja dan Kesimpulan
1. Kation Golongan I : Ag+
Perak ( Ag+ )
Digunakan larutan AgNO3, lalu masukkan kedalam empat buah tabung
reaksi sebanyak masing-masing 4 ml, kemudian tambahkan pereaksi
berikut :
a. Ditambahkan larutan asam klorida encer, maka akan terbentuk
endapan AgCl putih yang larut dalam larutan amoniak.
b. Tambahkan larutan NaOH, maka akan terbentuk endapan Ag2O
berwarna coklat, endapan ini larut dalam amoniak dan asam nitrat.
c. Tambahkan kalium kromat netral pada larutan, maka akan terjadi
endapan merah perak kromat, endapan ini larut dalalm larutan
amoniak dan asam nitrat.
d. Tambahkan KI, maka akan terbentuk Agl yang berwarna kuning,
sedikit larut dalam larutan amoniak, dan larut sempurna dalam
natrium tiosulfat.
2. Kation Golongan II : Hg22+ ; Cu2+ ; Cd2+
Merkuro (Hg 2) 2+
Digunakan larutan merkuro nitrat, yang di masukkan kedalam 5
buah tabung reaksi sebanyak masing-masing 4 ml dan di berikan pereaksi
berikut :
VENIJESIA MAUPIKU Page 24
a. Tambahkan HCl encer, maka akan terbentuk endapan putih dari
Hg2Cl2, jika di tambah amoniaka endapan akan berubah menjadi
hitam.
b. Tambahkan larutan Na2CO3, maka akan terbentuk endapan kuning
merkuro karbonat, kemudian berubah menjadi abu-abu karna
terbentuk HgO dan Hg bebas.
c. Tambahkan larutan NaOH, maka akan terbentuk endapan hitam
dari garam merkuro yang tercampur Hg bebas.
d. Tambahkan larutan Kalium kromat, maka akan terbentuk endapan
merah merkuro kromat.
Kupri (Cu 2+ )
Digunakan larutan CuSO4 yang dimasukkan kedalam 4 buah tabung reaksi
sebanyak masing-masing 4 ml, kenudian tambahkan pereaksi berikut :
a. Tambahkan larutan NaOH, maka akan terjadi endapan biru dari
Cu(OH)2. Jika dipanaskan terbentuk CuO yang berwarna hitam.
b. Tambahkan NaSCO3, maka akan terbentuk endapan hijau biru dari
basa karbonat. Pada penambahan Na2CO3 berlebihan maka akan
terbentuk Kristal CuCO3, dan Cu(OH)2H2O , endapan tersebut
larut dalam amoniak.
c. Tambahkan NH4OH, maka akan terbentuk endapan hijau dari
garam basa, jika di tambah aminiak berlebihan akan larut, larutan
menjadi berwarna biru.
d. Tambahkan larutan KI, maka akan terbentuk endapan putih Cul2
dan terbentuk I2 bebas yang menyebabkan larutan berwarna
coklat.
Kadnium (Cd 2+ )
VENIJESIA MAUPIKU Page 25
Digunakan larutan CdSO4, dimasukkan kedalam 3 buah tabung reaksi
masing-masing 4 ml, dan tambahkan pereaksi berikut :
a. Tambahkan larutan Amonium karbonat, maka akan terjadi endapan
putih dari basa karbonat yang berwarna kuning-coklat.
b. Tambahkan larutan NaOH, maka akan terjadi endapan putih
Cd(OH)2, jika dipanaskan maka akan terbentuk CdO yang
berwarna putih menggumpal.
c. Tambahkan larutan amoniak, maka akan terjadi endapan putih dari
Cd(OH)2 yang larut dalam amoniak berlebihan.
3. Kation Golongan III : Al3+ ; Fe3+ ; Ni3+
Alumunium (Al3+)
Digunakan larutan AlCl3, di masukkan kedalam 2 buah tabung reaksi
masing-masing sebanyak 4 ml, kemudian berikan masing-masing pereaksi
berikut :
a. Tambahkan larutan NH4OH, maka akan terbentuk endapan putih
Al(OH)3, yang tidak larut dalam air.
b. Tambahkan larutan KOH, maka akan terbentuk endapan putih dari
Al(OH)3, endapan ini larut dalam KOH berlebihhan.
Ferri (Fe3+)
Digunakan larutan Ferri klirida, masukkan kedalam 3 buah tabung reaksi
yang masing-masing sebanyak 4 ml, kemudian tambahkan pereaksi
berikut :
a. Tambahkan larutan KOH, maka akan terjadi endapan Fe(OH)3
yang berwarna coklat. Endapan ini larut dalam asam, diantaranya
adalah (HCl, H2SO4,CH3COOH)
VENIJESIA MAUPIKU Page 26
b. Tambahkan larutan K4Fe(CN)6, maka akan terjadi warna biru
karna terbentuk ferri ferro sianida.
c. Tambahkan larutan KCNS, maka akan terbentuk larutan berwarna
merah ferri rhodanida.
Nikel (Ni2+)
Digunakan larutan NiSO4, masukkan kedalam 3 buah tabung reaksi
masing-masing sebanyak 4 ml. kemudian tambahkan pereaksi berikut :
a. Tambahkan larutan NaOH, maka akan terjadi endapan hijau
Ni(OH)2, perhatikan apa yang terjadi jika larutan dalam HCl atan
HNO3.
b. Tambahkan larutan NH4OH, maka akan terbentuk endapan hijau,
yang larut dalam amoniak berlebihan.
c. Tambahkan larutan K2CrO4 dalam keadaan panas ( dipanaskan )
terjadi endapan coklat dari Na2CrO4.NiO.
4. Kation Golongan IV : Ba2+ dan Mg2+
Barium (Ba2+)
Digunakan larutan Barium nitrat yang di masukkan kedalam 2 buah
tabung reaksi yang masing-masing sebanyak 4 ml, kemudian berikan
pereaksi berikut :
a. Tambahkan larutan K2CrO4, maka terbentuk endapan kuning
Barium kromat.
b. Tambahkan larutan asam sulfat encer, terbentuk endapan BaSO4
putih, berbentuk koloid.
VENIJESIA MAUPIKU Page 27
Magnesium (Mg 2+ )
Digunakan larutan MgCl2, masukkan kedalam sebuah tabung reaksi
sebanyak 4 ml, kemudian tambahkan pereaksi berikut.:
a. Tambahkan larutan NaOH, maka akan terbentuk endapan putih
dari Mg(OH)2.
5. Kation Golongan V : NH4+
Digunakan larutan Amonium hidroksida, mmasukkan larutan
tersebut ke dalam tabung reaksi dan tambahkan NaOH, ambil pengaduk
gelas yang telah terlebih dulu di basahi dengan larutan HCl (P), taruh di
atas tabung reaksi, jika perlu dengan pemanasan. Amati yang terjadi.
VENIJESIA MAUPIKU Page 28
LAPORAN PRAKTIKUM
KIMIA ANALISIS
NAMA PRAKTIKAN : VENIJESIA MAUPIKU NO.MHS : 7100114091
KELOMPOK : 6 LAPORAN KE : 7
Tanggal Praktikum : 6 Mei 2015
Acara Praktikum : Analisis kation golongan I Perak (Ag+)
Bahan : AgNO3,HCl,NaOH, NH4OH, K2CrO4,HNO3, KI
Alat yang digunakan : Pipet tetes, tabung reaksi
NO PERCOBAAN PENGAMATAN REAKSI KESIMPULAN
7. Kation Golongan I Perak P (Ag+)
a.AgNO3 + HCl(encer)
AgCl + NH4OH
larutan berwarna putih
Endapan berwarna putih
Larutan warna putih Bening
Endapan larut
AgNO3 + HCl(encer) AgCl + HNO3
AgCl + NH4OH Ag(NH3)2Cl + 2H2O
Terbentuk AgCl warna putih
Endapan larut sempurna
b.AgNO3 + NaOH
Ag2O + NH4OH
Ag2O +
larutan coklat Endapan berwarna coklat
larutan warna putih bening
endapan larut
larutan warna putih bening
endapan larut
2AgNO3 + NaOH Ag2OH + 2NaNO3
Ag2O + 4NH4OH (Ag(NH3)2)2O + 4H2O
Ag2O + HNO3
Terbentuk endapan Ag2O berwarna coklat
Endapan larut sempurna
Endapan
VENIJESIA MAUPIKU Page 29
HNO3 AgNO3 + H2O Larut sempurna
C.AgNO3 + K2CrO4
AgCrO4 + NH4OH
AgCrO4 + HNO3
Larutan warna merah
Endapan merah
Larutan warna kuning Kehijauan endapan larut sempurna
Larutan warna kekuningan endapan larut sempurna
2AgNO3 + K2CrO4
2KNO3 + 2AgCrO4
AgCrO4+NH4OHAg(OH)2 + (NH4)2CrO4
Ag2CrO4 + HNO3
AgNO3 + H2CrO4
Terjadi endapan merah perak kromat (Ag2CrO4)
Endapan Larut Sempurna
Larut sempurna
d.AgNO3+KI
AgI + NH4OH
AgI + Na2S2O3
Larutan warna putih kuning
Endapan warna kuning
Larut warna putih kekuningan endapan sedikit larut
Larutan warna kuning
Endapan larut sempurna
AgNO3 + KI AgI + KNO3
AgI + NH4OH Ag(OH)2 + (NH4)2I
AgI + Na2S2O3
NaI2 + Na2Ag2S2O3
Terjadi reaksi, AgI berwarna kuning
Endapan larut tidak sempurna
Endapan Larut sempurna
VENIJESIA MAUPIKU Page 30
LAPORAN PRAKTIKUM
KIMIA ANALISIS
NAMA PRAKTIKAN : VENIJESIA MAUPIKU NO.MHS : 710014091
KELOMPOK : 6 LAPORAN KE : 8
Tanggal Praktikum : 6 Mei 2015
Acara Praktikum : Analisis kation golongsn II Cu2+
Bahan : CuSO4, NaOH, Na2CO3, NH4OH, KI
Alat yang digunakan : Tabung reaksi, pipet tetes
NO PERCOBAAN
PENGAMATAN
REAKSI KESIMPULAN
8. Analisis kation Golongan III Kupri Cu2+
a. CuSO4 + NaOH
CuSO4 + NaOH
(dipanaskan)
Larutan berwarna biru Endapan Berwana biru
Larutan warna Hitam Endapan berwarna hitam
CuSO4 + NaOHCu(OH)2 + Na2SO4
CuSO4 + NaOH CuOH + NaSO4
Endapan biru dari Cu(OH)2
Dipanaskan endapan berubah menjadi berwarna hitam CuO
b.CuSO4 + Na2CO3
CuSO4 +
Larutan berwarna biru Endapan warna hijau biru
Larutan
CuSO4 + Na2CO3
CuCO3 + Na2SO4
2CuSO4 + 2Na2CO3
Endapan berwarna hijau biru dari basa karbonat
Terbentuk
VENIJESIA MAUPIKU Page 31
Na2CO3
(berlebih)
CuCO3 + NH4OH
warna biru Endapan
warna biru
Larutan warna biru
Endapan larut
2CuCO3 + 2Na2SO4
CuCO3 + NH4OH CuOH + NH4CO3
kristal CuCO3 dan Cu(OH)2H2O
Endapan larut sempurna
C.CuSO4 + NH4OH
CuSO4 + NH4OH (Berlebih)
Larutan warna biru
Endapan warna biru
Larutan berwarna biru
Endapan larut
CuSO4 + NH4OHCuOH + NH4SO4
2CuSO4 + 2NH4OH 2CuOH + 2NH4SO4
Terbentuk endapan berwarna biru dari garam basa
Endapan Larut sempurna
d.CuSO4 + KI Larutan warna putih bening
Endapan warna putih bening
CuSO4 + 2KI CuI2 + K2SO4
Terjadi endapan warna putih bening CuI dan I2 bebas yang menyebabkan larutan berwarna coklat
VENIJESIA MAUPIKU Page 32
LAPORAN PRAKTIKUM
KIMIA ANALISIS
NAMA PRAKTIKAN : VENIJESIA MAUPIKU NO.MHS : 710014091
KELOMPOK : 6 LAPOKAN KE : 9
Tanggal Praktikum : 13 Mei 2015
Acara Praktikum : Analisis kation Golongan III Aluminium Al3+
Bahan : AlCl3,NH4OH,H2O,KOH
Alat yang digunakan : Tabung reaksi, pipet tetes
NO PERCOBAAN
PENGAMATAN REAKSI KESIMPULAN
9. Kation golongan III Aluminium Al3+
a. AlCl3 + NH4OH
Larutan warna putih
Endapan warna putih
AlCl3 + 3NH4OH Al(OH)3 + 3NH4Cl
Terbentuknya endapan Al(OH)3 warna putih
Al(OH)3
+ H2OLarutan warna
putih Endapan tidak
larut
Al(OH)3 + H2OAl(OH)3 + H2O
Endapan tidak larut sempurna
b. AlCl3 + KOH
Al(OH)3
+ KOH (berlebih)
Larutan warna putih
Endapan tidak larut
Larutan bening
endapan larut tidak sempurna
AlCl3+3KOH Al(OH)3+3KCl
Al(OH)3 + KOH AlKO + 2 H2O
Terbentuk endapan warna putih dari Al(OH)3
Terjadi endapan putih Al(OH)3
VENIJESIA MAUPIKU Page 33
LAPORAN PRAKTIKUM
KIMIA ANALISIS
NAMA PRAKTIKAN : VENIJESIA MAUPIKU NO.MHS : 710014091
KELOMPOK : 6 LAPOKAN KE : 10
Tanggal Praktikum : 13 Mei 2015
Acara Praktikum : Analisis kation Golongan III Mangano (Mn2+)
Bahan :MnSO4,KOH,NH4OH,Na2O3,Mn(OH)2
Alat yang digunakan :Tabung reaksi, pipet tetes
NO PERCOBAAN PENGAMATAN
REAKSI KESIMPULAN
10. Analisis kation Golongan III Mangano (Mn2+)
a.MnSO4 + KOH
Larutan warna putihEndapan warna putih
MnSO4 + 2KOH K2SO4
+ Mn(OH)2
Terjadi endapan Mn(OH)2
berwarna putih
b.MnSO4 + NH4OH
Larutan coklat Endapan berwarna coklat
MnSO4 + 2NH4OH (NH4)2SO4 + Mn(OH)2
Terjadi endapan berwarna putih kecoklatan Mn(OH)2
c.MnSO4 + Na2CO3
larutan berwarna putih Endapan berwarna putih
MnSO4 + Na2CO3 MnCO3 + Na2SO4
Terjadi endapan berwarna putih MnCO3
MnCO3 + Na2SO4
Endapan berwarna
MnCO3 + Na2SO4
MnSO4 + Na2CO3
Terjadi endapan
VENIJESIA MAUPIKU Page 34
(panaskan) coklat menggumpal, larutan berwarna putih bening
berwarna coklat menggumpal
VENIJESIA MAUPIKU Page 35
LAPORAN PRAKTIKUM
KIMIA ANALISIS
NAMA PRAKTIKAN :VENIJESIA MAUPIKU NO.MHS : 710014091
KELOMPOK : 6 LAPOKAN KE : 11
Tanggal Praktikum : 13 Mei 2015
Acara Praktikum : Analisis kation Golongan IV Magnesium (Mg2+)
Bahan :MgCl2,NaOH
Alat yang digunakan :Tabung reaksi, pipet tetes
NO
PERCOBAAN PENGAMATAN REAKSI KESIMPULAN
11. Analisis kation Golongan IV Magnesium (Mg2+)
MgCl2+NaOH Larutan warna putihEndapan warna putih
MgCl2 + 2NaOH Mg(OH)2
+ 2NaCl
Terbentuk endapan putih dari Mg(OH)2
VENIJESIA MAUPIKU Page 36
LAPORAN PRAKTIKUM
KIMIA ANALISIS
NAMA PRAKTIKAN : VENIJESIA MAUPIKU NO.MHS : 710014091
KELOMPOK : 6 LAPOKAN KE: 12
Tanggal Praktikum : 13 Mei 2015
Acara Praktikum : Analisis kation Golongan V Amonium (NH4+)
Bahan :NH4OH,NaOH,HCl(p)
Alat yang digunakan :Tabung reaksi, pipet tetes
NO PERCOBAAN PENGAMATAN REAKSI KESIMPULAN
12. Analisis kation Golongan V Amonium (NH4
+)
NH4OH + NaOH
Larutan warna kuning Tidak terjadi reaksi
NH4OH + NaOH NH4OH + NaOH
Tidak terjadi reaksi
Pengaduk gelas yang dibatasi dengan larutan HCl
Terbentuk asap atau uap putih yang bergerak turun dari ujung pengaduk kebawah mendekati larutan atau permukaan
Tmbul asap putih turun menujuh larutan
VENIJESIA MAUPIKU Page 37
BAB III
ANALISIS KUANTITATIF
3.1 Dasar Teori
Analisis kuantitatifistilah ini sering digunakan dalam perbandingan (atau
kontras) dengan "analisa kualitatif", yang mencari informasi tentang identitas atau
bentuk yang hadir substansi. Misalnya, seorang ahli kimia mungkin diberikan
sampel padat tidak diketahui. Ia akan menggunakan "kualitatif" teknik (mungkin
NMR atau IR spektroskopi) untuk mengidentifikasi senyawa ini, dan kemudian
teknik kuantitatif untuk menentukan jumlah setiap senyawa dalam sampel.
Prosedur-hati untuk mengakui adanya ion logam yang berbeda telah
dikembangkan, meskipun mereka sebagian besar telah digantikan oleh instrumen
modern, ini secara kolektif dikenal sebagai analisis anorganik kualitatif. Tes
serupa untuk mengidentifikasi senyawa organik.
Banyak teknik dapat digunakan baik untuk pengukuran kualitatif atau
kuantitatif. Misalnya, suatu larutan indicator perubahan warna dengan adanya ion
logam. Ini bisa digunakan sebagai tes kualitatif: apakah warna indikator solusi
perubahan ketika setetes sampel ditambahkan? Hal ini juga dapat digunakan
sebagai tes kuantitatif, dengan mempelajari warna larutan indikator dengan
konsentrasi yang berbeda dari ion logam. (Ini mungkin akan dilakukan dengan
menggunakan spektroskopi ultraviolet-tampak.) The "analisis kuantitatif" istilah
ini sering digunakan dalam perbandingan (atau kontras) dengan "analisa
kualitatif", yang mencari informasi tentang identitas atau bentuk yang hadir
substansi. Misalnya, seorang ahli kimia mungkin diberikan sampel padat tidak
diketahui. Ia akan menggunakan "kualitatif" teknik (mungkin NMR atau IR
spektroskopi) untuk mengidentifikasi senyawa ini, dan kemudian teknik
kuantitatif untuk menentukan jumlah setiap senyawa dalam sampel. Prosedur-hati
untuk mengakui adanya ion logam yang berbeda telah dikembangkan, meskipun
mereka sebagian besar telah digantikan oleh instrumen modern, ini secara kolektif
dikenal sebagai analisis anorganik .
Dalam kimia, analisis kuantitatif adalah penentuan banyaknya absolut atau relatif
VENIJESIA MAUPIKU Page 38
(sering dinyatakan sebagai konsentrasi) dari satu, beberapa atau semua zat tertentu
(s) ada dalam sampel.
Setelah adanya zat tertentu (s) dalam sampel diketahui, studi tentang
kelimpahan mereka absolut atau relatif dapat membantu dalam menentukan sifat
tertentu. Mengetahui komposisi sampel sangat penting dan beberapa cara telah
dikembangkan untuk memungkinkan, seperti gravimetri dan analisis volumetri.
Analisis gravimetri menghasilkan data yang lebih akurat tentang komposisi
sampel dari analisis volumetrik tidak, tapi yang pertama membutuhkan waktu
lebih lama untuk tampil di laboratorium. Analisis volumetrik di sisi lain tidak
mengambil banyak waktu dan hasil yang kita peroleh adalah dalam kasus yang
paling memuaskan. Analisis volumetrik dapat hanya sebuah titrasi berdasarkan
dalam reaksi netralisasi tetapi juga bisa menjadi presipitasi atau reaksi
pembentukan kompleks serta titrasi berdasarkan dalam reaksi redoks. Namun,
setiap metode dalam analisis kuantitatif memiliki spesifikasi umum, dalam reaksi
netralisasi, misalnya, reaksi yang terjadi adalah antara asam dan basa, yang
menghasilkan garam dan air, maka netralisasi nama. Dalam reaksi presipitasi
larutan standar dalam perak nitrat kasus yang digunakan sebagai pereaksi untuk
bereaksi dengan ion hadir dalam sampel dan untuk membentuk endapan tak larut
yang tinggi. Metode presipitasi sering disebut hanya sebagai argentometri. Dalam
dua metode lain situasinya adalah sama. Titrasi pembentukan kompleks adalah
reaksi yang terjadi antara ion logam dan larutan standar yang ada di kebanyakan
kasus EDTA (etilen diamin tetra asetat).
Sebagai contoh, analisis kuantitatif dilakukan dengan spektrometri massa
pada sampel biologis dapat menentukan, dengan rasio kelimpahan relatif dari
protein tertentu, indikasi penyakit tertentu, seperti kanker.
VENIJESIA MAUPIKU Page 39
3.2 Bahan Dan Alat Percobaan
Bahan yang digunakan pada percobaan ini :
- HCl
- Indicator m.o
- Borax
- NaOH
- Indicator p.p
- Aquades
- Indicator kalium kromat
- AgNO3
- NaCL
- Na2CO3
- Larutan KMnO4
- Larutan asam sulfat
Alat-alat yang digunakan :
- Buret
- Statit
- Beker gelas
- Gelas ukur 10 & 50 ml
- Corong
- Erlemeyer
- Pipet ukur
VENIJESIA MAUPIKU Page 40
CARA KERJA
A. Asidisi Dan Alkalimetri
1. Standarisasi larutan HCl x N
Prosedur :
a. Mengambil larutan HCl x N dimasukkan kedalam buret 50
ml
b. Mengambil dan timbang 0,200 gr borax, larutan dengan
aquades menjadi 100 ml.
c. Memasukkan larutan borax 25 ml kedalam Erlenmeyer 250
ml tambahkan 2 tetes indicator m.o.
d. Titrasi larutan dengan prosedur a, sampai terjadi perubahan
warna.
e. Mencatat volume HCl yang digunakan, ulangi titrasi sampai
2 kali.
Perhitungan :
Volume HCl rata-rata = v ml
Berat borax = 200mgr
Mr borax (Na2B4O7.10 H2O)= 381,2
Normalitas HCl = Nx
Maka Nx ¿2×200×1×25Mr×v×100
2. Standarisasi Larutan NaOH yN
Prosedur :
a. Mengambil cuplikan larutan NaOH yN sebanyak 10 ml
masukkan kedalam Erlenmayer.
b. Menambahkan larutan tersebut 15 ml aquades, tambahkan
indicator p.p 2-3 tetes.
c. Larutan dititrasi dengan HCl x N pada no 1, sampai terjadi
perubahan warna.
VENIJESIA MAUPIKU Page 41
d. Mencatat volume HCl yang digunakan ulangi titrasi hingga 2
kali.
Perhitungan :
Volume HCl rata-rata = A ml, Normalitas Nx (hasil standarisasi pada
nol)
Maka :
Ny = Nx . A
10
B. Argentometri
1. Standarisasi Larutan AgNO3 c N.
Prosedur :
a. Mengambil cuplikan larutan AgNO3 c N masukkan kedalam
buret 50 ml.
b. Mengambil 10 ml NaCl masukkan ke dalam Erlenmeyer
tambahkan indicator kalium kromat 1,0 ml.
c. Titrasi larutan dengan larutan a, sampai terjadi perubahan
warna merah yang tidak hilang (merah bata).
d. Catat volume AgNO3 c N yang digunakan, ulangi titrasi
sampai 2 kali.
Perhitungan : Nc =10×0,1Vrt
2. Menetapkan kadar garam dapur dengan cara Mohr
Prosedur :
VENIJESIA MAUPIKU Page 42
a. Timbang 0,200 NaCl larutkan menjadi 100 ml dengan labu
bakar.
b. Mengambil NaCl 25 ml masukkan ke dalam Erlenmeyer
tambahkan indicator kalium kromat 1,0 ml.
c. Titrasi larutan dengan AgNO3 c N pada percobaan no. 1,
sampai warna merah tidak hilang.
d. Catat volume AgNO3 c N, ulangi titrasi sampai 2 kali.
Perhitungan :
Kadar NaCl = 25×cN ×Mr NaCl×V (rata−rata)×100%
100×200
VENIJESIA MAUPIKU Page 43
MENETAPKAN KADAR LARUTAN DALAM CAMPURAN
PERCOBAAN I : Menetapkan Campuran NaOH dan Na2CO3
MAKSUD PERCOBAAN: Menentukan Kadar NaOH dan Na2CO3
Bahan Dan Alat Yang Digunakan :
a. Larutan campuran (NaOH dan Na2CO3)
b. Larutan HCl 0,1 N (misalkan)
c. Aquades
Alat-alat yang digunakan :
a. Erlenmeyer 250 ml
b. Buret
c. Pipet ukur dan pipet tetes
Reaksinya :
a. NaOH + HCl -------NaCl + H2O (Titik ekivalen I)
b. Na2CO3 + HCl ---- NaCl + NaHCO3
c. NaHCO3 + HCl ---- NaCl + H2O + CO2 (Titik
ekivalen II)
Prosedur :
a. Diambil 25 ml cuplikan campuran, masukkan kedalam
Erlenmeyer.
b. Ditambahkan 25 ml aquades dan 3 tetes indicator p.p.
VENIJESIA MAUPIKU Page 44
c. Titrasi dengan larutan HCl 0,1 N, misal sampai warna
merah menghilang.
d. Mencatat volumenya (Va), menambahkan lagi larutan
pada Erlenmeyer m.o.
e. Titrasi dilanjutkan sampai warna kuning hilang.
f. Mencatat volumenya (Vb), ulangi titrasi sampai 2 kali.
Dari percobaan diatas, diperoleh bahwa tiap 25 ml larutan cuplikan mengandung :
NaOH = (Va - Vb) × Nx× Mr NaOH mgr
Na2CO3 = 2 × Vb × Nx× Mr Na2CO3 mgr
Hitung juga kadarnya dalam prosen ( % ).
VENIJESIA MAUPIKU Page 45
C. PERMANGANOMETRI
Dalam suasana asam, permanganat akan mengalami reaksi reduksi
sebagai berikut :
KMnO4+ 8H+ + 5e ----- Mn2+ + 4H2O
Untuk membuat suasana asam ini dapat digunakan asam sulfat, sedang
asam klorida tidak dapat digunakan karena dapat teroksidasi membentuk
gas klor (Cl2).
Standarisasi larutan KMnO4 dalam asam oksalat.
Prosedur :
I. Menimbang 0,620 gr asam oksalat, dilarutkan dalam 25ml
aquades.
II. Menambahkan 3ml asam sulfat pekat.
III. Memasukkan larutan ke dalam labu takar 100ml dan
encerkan sampai batas.
IV. Mengambil 20 ml larutan asam oksalat, memanaskannya,
kemudian titrasi dengan larutan KMnO4, mencatat
volumenya, lakukan titrasi 3 kali.
Pehitungan :
Menentukan normalitas dan faktor normalitas larutan standar KMnO4
Nk = 620×2×100
Vk×MrOks×20
VENIJESIA MAUPIKU Page 46
PERCOBAAN : Menetapkan Ion Ferro Dalam Campuran.
MAKSUD PERCOBAAN : Menentukan Kadar Ion Ferro Dalam Campuran.
Bahan Yang Digunakan :
a. Larutan campuran
b. Larutan KMnO4
c. Campuran asam sulfat
Alat-alat yang digunakan :
a. Erlenmeyer 250 ml
b. Pipet ukur
c. Buret
Prosedur :
a. Diambil 20 ml larutan campuran cuplikan ferro+ferri,
masukkan kedalam Erlenmeyer, tambahkan 10 ml asam
sulfat (e).
b. Titrasi dengan larutan KMnO4 yang sudah diketahui
konsentrasinya.
c. Catat volume larutan ( V1 ) sampai terjadi perubahan
warna.
Perhitungan :
Dalam 20 ml larutan campuran cuplikan mengandung :
Ferro = V1 x NKMnO4 x 56mgr
VENIJESIA MAUPIKU Page 47
LAPORAN PRAKTIKUM
Laporan ke : 13
Nama Mhs : Venijesia Maupiku NO.Mhs : 710014091 Kelompok : 6-1
Jurusan : Teknik Pertambangan
Acara : Standarisasi larutan HCl x N
Bahan : larutan HCl x N, Borax, indicator m.o
Alat : Buret, statit, beker gelas, gelas ukur, 10 & 50 ml, corong, Erlenmeyer, pipet ukur
Tanggal Praktikum : 20 Mei 2015
Cara kerja :
a. Mengambil larutan HCl x N dimasukan kedalam Buret 50 mlb. Mengambil dan timbang 0,200 gr borax, larutan dengan aquades menjadi
100 ml.c. Memasukkan larutan borax 25 ml ke dalam Erlenmeyer 250 ml tambahkan
2 tetes indicator m.od. Titrasi larutan dengan prosedur a, sampai terjadi perubahan warna e. Mencatat volume HCl yang digunakan, ulangi titrasi sampai 2 kali.
Reaksi : Na2B4O7 + 2HCl 2NaCl + H2B4O7
Pengamatan : warna awal : orange
Warna akhir : Merah
Perhitungan :
Va1 = 0Vb2 = 3.5 Va = Va2 – Vb1
= 3,5-0
=3,5 ml
VENIJESIA MAUPIKU Page 48
Vb2 = 3.5Va1 = 7,5
Vb = 7,5 – 3,5
Vb = 3,7 ml
Vtot = Vmol
V = Va+Vb2
= 3,5+3,72
= 7,22
= 3,6
Nx = 2x 200 x 1x 2,5Mr x v x 100
= 2x 200 x 1x 2,5381,2 x 3,6x 100
= 10.000137232
= 0,0729 N
Kesimpulan :
Mula – mula warna orage setelah dititrasi menjadi merah
VENIJESIA MAUPIKU Page 49
LAPORAN PRAKTIKUM
Laporan ke : 14
Nama Mhs : Venijesia Maupiku NO.Mhs : 710014091 Kelompok : 6-1
Jurusan : Teknik Pertambangan
Acara : Standarisasi larutan NaOH
Bahan : larutan NaOH, indicator p.p larutan HCl x N
Alat : Buret, statit, beker gelas, gelas ukur, 10 & 50 ml, corong, Erlenmeyer, pipet ukur
Tanggal Praktikum : 20 Mei 2015
Cara kerja :
a. Mengambil cuplikan larutan NaOH yN sebanyak 10 ml masukkan kedalam Erlenmeyer
b. Menambahkan larutan tersebut 15 ml aquades, tambahkan indicator p.p 2-3 tetes
c. Larutan dititrasi dengan HCl x N pada No.1, sampai terjadi perubahan warna.
d. Mencatat volume HCl yang digunakan ulangi titrasi hingga 2 kali
Reaksi : NaOH + HCl NaCl + H2O
Pengamatan :
Warna awal : ungu
Warna akhir : bening
Perhitungan :
Va1 = 0
Va2 = 8,5
Va = Va2-Va1
= 8,5 – 0
= 8,5 ml
VENIJESIA MAUPIKU Page 50
Vb1 = 8,5 ml
Vb2 = 14
Vb = Vb2 – Vb1
= 14 – 8,5
= 5,5
Vrt = Vmol
V=Va+Vb2
=8,5−5,52
=142
= 7
Ny = 0,510310
= 0,05103
Kesimpulan :
Mula – mula warna larutan ungu setelah di titrasi menjadi warna bening
VENIJESIA MAUPIKU Page 51
LAPORAN PRAKTIKUM
Laporan ke : 15
Nama Mhs : Venijesia Maupiku NO.Mhs : 710014091 Kelompok : 6-1
Jurusan : Teknik Pertambangan
Acara : Standarisasi larutan NaOH
Bahan : Larutan campuran, Larutan HCl 0,1 N, Aquades
Alat : Buret, statit, beker gelas, gelas ukur, , corong, Erlenmeyer 250 ml, pipet ukur
Tanggal Praktikum : 20 Mei 2015
Cara kerja :
a. Diambil 25ml cuplikan campuran (NaOH + Na2CO3) masukan dalam
erlenmeyer.
b. Tambahkan 25ml aquades dan 3 tetes inidikator p.p.
c. Titrasi dengan larutan HCl 0,1 N sampai warna merah hilang.
d. Catat Volumenya (Va). Tambahkan lagi larutan pada Erlenmeyer m.o.
e. Titrasi dilanjutkan sampai warna kuning hilang.
f. Catat volumnya (Vb).Ulangi titrasi sampai 2 kali.
Reaksinya :
NaOH + HCl NaCl + H2O (Titik Ekuivalen I)
Na2CO3 + HCl NaCl + NaHCO3
NaHCO3 + HCl NaCl + H2O + CO2 (Titik Ekuivalen II)
VENIJESIA MAUPIKU Page 52
Pengamatan:
1a. warna awal = ungu
Warna akhir = bening
1b. warna awal = orange
Warna akhir = merah
2.a. warna awal = ungu
Warna akhir = bening
2b. warna awal = orange
Warna akhir = merah
Perhitungan ;- pengamatan Ia
Va1 = 0 ml
Va2 = 18,5 ml
Va = Va2 – Va1
= 18,5 -0
=18,5
- Pengamatan Ib
Vb1 = 18,5 ml
Vb2 = 27 ml
Vb = Vb2-Vb1
= 27- 18,5
= 8,5
- Pengamatan IIa
VENIJESIA MAUPIKU Page 53
Va1’ = o ml
Va2’ = 18 ml
Va’ = Va2-Va1
= 18-0
= 18 ml
- Pengamatan IIb
Vb1’ = 18 ml
Vb2’ = 28 ml
Vb’ = Vb2’-Vb1’
= 28-18
= 10 ml
Vb = Vb+V b'
2
= 8,5+102
= 18,52
= 9,25 ml
NaOH = (Va-Vb) x Nx x Mr NaOH mgr
= (18,25-9,25) x 0,00729 x 40 ml
= 9 x 0,00729 x 40 mgr
= 26,244 mgr
Na2CO3 = 2 x Vb x Nx x Mr Na2CO3 mgr
= 2 x 9,25 x 0,0729 x 106 mgr
= 142,957 mgr
a. Porsen (%) NaOH = aa+b
x100 %
VENIJESIA MAUPIKU Page 54
= 26,24426,244+142,957
x 100 %
= 26,244162,201
x100 %
= 0,155 x 100%
= 15,5 %
b. Porsen (%) Na2CO3 = bb+a
x100 %
= 142,957142,957+26,244
x 100 %
= 142,957169,201
x100 %
= 0,845 x 100%
= 84,5 %
Kesimpulan :
a. Kadar NaOH = 15,5 %b. Kadar Na2CO3 = 84,5 %
LAPORAN PRAKTIKUM
VENIJESIA MAUPIKU Page 55
Laporan ke : 16
Nama Mhs : Venijesia Maupiku NO.Mhs : 710014091 Kelompok : 6-1
Jurusan : Teknik Pertambangan
Acara : Standarisasi larutan KMnO4 dalam asam oksalat
Bahan : Larutan KMnO4 , asam sulfat oksalat
Alat : Buret, statit, beker gelas, gelas ukur 10 10 ml , corong, Erlenmeyer , pipet ukur
Tanggal Praktikum : 27 Mei 2015
Cara kerja :
a. Menimbang 0,620 gr asam oksalat, dilarutkan dalam 25ml
aquades.
b. Menambahkan 3ml asam sulfat pekat.
c. Memasukkan larutan ke dalam labu takar 100ml dan encerkan
sampai batas.
d. Mengambil 20 ml larutan asam oksalat, memanaskannya,
kemudian titrasi dengan larutan KMnO4, mencatat volumenya,
lakukan titrasi 2 kali.
Reaksi : KMnO4 + 8H+ + 5e Mn2+ + 4H2O
Pengamatan :
Warna awal : bening
Warna akhir : coklat
Perhitungan :
Va1 = 0 mlVa2 = 8,8 mlVa = Va2- Va1= 8,8-0=8,8
VENIJESIA MAUPIKU Page 56
Vb1 = 8,8Vb2= 17 mlVb = Vb2-Vb1 = 17-8,8
= 8,2 mlVrt = Vmol
V = Va+Vb2
= 8,8+8,22
= 172
= 8,5 ml
Nk = = 620 x2 x100Vk xMroks x 20
= 620 x21008,5x 126,07 x20
= 12400021431,9
= 5,786 N
Kesimpulan :
Mula – mula warna larutan bening setelah dititrasi warna coklat
VENIJESIA MAUPIKU Page 57
LAPORAN PRAKTIKUM
Laporan ke : 17
Nama Mhs : Venijesia Maupiku NO.Mhs : 710014091 Kelompok : 6-1
Jurusan : Teknik Pertambangan
Acara : Menetapkan ion ferro dalam campuran
Bahan : Larutan campuran cuplikan ferro+ferri,Larutan KMnO4 , campuran asam
sulfat
Alat : Buret, pipet ukur, elenmeyer 250 ml
Tanggal Praktikum : 27 Mei 2015
Cara kerja :
a. Diambil 20 ml larutan campuran cuplikan ferro + ferri, masukan kedalam
erlenmeyer tambahkan 10 ml asam sulfat.
b. Titrasi dengan larutan KMnO4 yang sudah diketahui konsentrasinya.
c. Mencatat volume larutan (V1), sampai terjadi perubahan warna.
Reaksi :-
Pengamatan :
Warna awal : kuning
Warna akhir : ungu
Perhitungan :
Va1 = 0 ml
Va2 = 0,4
VENIJESIA MAUPIKU Page 58
Va = Va2-Va1
= 0,4 – 0
= 0,4 ml
Vb1 = 0,4 ml
Vb2 = 1,4 ml
Vb = Vb2 – Vb1
= 1,4 – 0,4
= 1 ml
Vrt = Vmol
V1 = Va+Vb2
= 0,4+12
= 1,42
= 0,7 ml
Ferro = V1 x MrKMnO4 56 mgr
= 0,7 x 5,786 x 56 x mgr
= 226,8112 mgr
= 0,23 mgr
Kesimpulan :
Mula –mula warna larutan kuning setelah difitrasi warna
ungu
VENIJESIA MAUPIKU Page 59
BAB IV
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
Semua sampel yang diujikan, ada beberapa sampel yang
mengalami perubahan. Jadi hal ini terbukti bahwa sampel-sampel
tersebut positif mengandung kation-kation dan anion-anion yang
diujikan. Perubahan warna dan endapan terjadi karena ada reaksi
kimia yang terjadi. Adapun sampel yang tidak mengalami perubahan
walaupun terdapat jenis-jenis kation dan anion yang digunakan,
mungkin disebabkan oleh beberapa faktor, salah satunya dari kondisi
alat dan bahaan (sampel maupun pereaksi) yang digunakan
VENIJESIA MAUPIKU Page 60