+ All documents
Home > Documents > LAPORAN KIMIA ANALITIK VENIJESIA MAUPIKU

LAPORAN KIMIA ANALITIK VENIJESIA MAUPIKU

Date post: 23-Nov-2023
Category:
Upload: itny
View: 0 times
Download: 0 times
Share this document with a friend
61
BAB I PENDAHULUAN Pada dasarnya kimia analit dibagi mejadi dua yaitu kimia analit kualitatif dan kimia analit kuantitatif. Kimia analit kualitatif adalah suatu analisa yang bertujuan untuk mengidentifikasi penyusun-penyusun suatu zat, campuran- campuran zat atau larutan-larutan yang biasanya unsur-unsur penyusun zat tersebut bergabung dengan yang satu dengan yang lain, sedang kimia analitit kuantitatif dimaksudkan untuk menentukan perbandingan relative dari penyusun- penyusun tersebut. Jadi dengan demikian jelaslah bahwa kimia Analitik kualitatif harus dilakukan sebelum kimia analit kuantitatif, karena analisa secara kualitatif akan memberikan suatu petunjuk tentang penyusun-penyusun yang ada dan terdapat dalam suatu zat yang akan dianalisa, disamping itu juga akan membantu sebagai pemandu pada metoda-metoda yang akan digunakan dalam analisa secara kuantitatif. Biasanya identifikasi suatu zat dilakukan dengan penambahan zat lain yang susunannya telah diketahui, sehingga terjadi suatu perubahan. Perubahan ini disebut suatu reaksi kimia.zat yang susunannya telah diketahui dan yang menyebabkan terjadinya perubahan tersebut disebut ‘’Pereaksi’’. Analisa secara kualitatif dapat dilakukan dengan dua cara ,yaitu cara basah (dimana reaksi terjadi dalam larutan yang biasanya sebagai pelarutnya dalam air) ,dan cara kering, dari kedua cara tersebut yang lebih penting adalah cara basah. Adapun keuntungan cara basah terhadap cara kering adalah bahwa reaksi dapat terjdi dengan cepat ,lagipula reletif lebih mudah dikerjakan. perubahan – perubahan yang terjadi dengan cara ini antaralain, terjadinya suatu endapan, terjadinya suatu perubahan warna larutan,atau timbulnya suatu gas. VENIJESIA MAUPIKU Page 1
Transcript

BAB I

PENDAHULUAN

Pada dasarnya kimia analit dibagi mejadi dua yaitu kimia analit kualitatif

dan kimia analit kuantitatif. Kimia analit kualitatif adalah suatu analisa yang

bertujuan untuk mengidentifikasi penyusun-penyusun suatu zat, campuran-

campuran zat atau larutan-larutan yang biasanya unsur-unsur penyusun zat

tersebut bergabung dengan yang satu dengan yang lain, sedang kimia analitit

kuantitatif dimaksudkan untuk menentukan perbandingan relative dari penyusun-

penyusun tersebut.

Jadi dengan demikian jelaslah bahwa kimia Analitik kualitatif harus

dilakukan sebelum kimia analit kuantitatif, karena analisa secara kualitatif akan

memberikan suatu petunjuk tentang penyusun-penyusun yang ada dan terdapat

dalam suatu zat yang akan dianalisa, disamping itu juga akan membantu sebagai

pemandu pada metoda-metoda yang akan digunakan dalam analisa secara

kuantitatif.

Biasanya identifikasi suatu zat dilakukan dengan penambahan zat lain

yang susunannya telah diketahui, sehingga terjadi suatu perubahan. Perubahan ini

disebut suatu reaksi kimia.zat yang susunannya telah diketahui dan yang

menyebabkan terjadinya perubahan tersebut disebut ‘’Pereaksi’’.

Analisa secara kualitatif dapat dilakukan dengan dua cara ,yaitu cara basah

(dimana reaksi terjadi dalam larutan yang biasanya sebagai pelarutnya dalam

air) ,dan cara kering, dari kedua cara tersebut yang lebih penting adalah cara

basah.

Adapun keuntungan cara basah terhadap cara kering adalah bahwa reaksi

dapat terjdi dengan cepat ,lagipula reletif lebih mudah dikerjakan. perubahan –

perubahan yang terjadi dengan cara ini antaralain, terjadinya suatu endapan,

terjadinya suatu perubahan warna larutan,atau timbulnya suatu gas.

VENIJESIA MAUPIKU Page 1

Dalam analisa secara kualitatif, reaksi-reaksi yang digunakan sebagian

besar adalah reaksi-reaksi:asam-asam, basa-basa dan garam-garam anorganik

dalam larutan air, adapun pelarut-pelarut lain jarang digunakan, kecuali untuk

keadaan–keadaan tertentu, oleh karenanya perlu diberikan pengertian-pengertian

umum dari keadaan yang ada dalam larutan.

VENIJESIA MAUPIKU Page 2

1.1 Maksud Dan Tujuan

Maksud dilakukannya praktikum kimia analit adalah untuk mengetahui

bagaimana reaksi suatu zat terhadap zat yang berbeda, dan dari itu kita dapat

menganalisa apa yang terjadi pada larutan zat tersebut. Pada dasarnya Kimia

Analitik dibagi menjadi dua, yaitu : Kimia Analitik Kualitatif dan Kimia Analitik

Kuantitatif.

Biasanya identifikasi suatu zat dilakukan dengan penambahan zat lain

yang susunannya telah diketahui, sehingga terjadi suatu perubahan; perubahan ini

disebut suatu reaksi kimia. Zat yang susunan telah diketahui dan yang

menyebabkan terjadinya perubahan tersebut disebut “pereaksi”.

Dan tujuan dari diadakannya praktikum kimia analitik di semester kedua

jurusan Teknik Pertambangan STTNAS Yogyakarta adalah membantu

mahasiswa dalam praktikum di laboratorium kimia ataupun di lapangan

pertambangan sehingga mempunyai cukup bekal dalam menentukan kandungan

suatu unsur dalam sebuah singkapan atau batuan. Selain itu dengan mempunyai

kemampuan penguasaan materi praktikum dapat digunakan di kehidupan /

lingkungan kerja nantinya sebagai seorang pertambangan yang handal tentunya.

VENIJESIA MAUPIKU Page 3

BAB II

ANALISIS KUALITATIF

2.1 ANALISIS ANION

2.1.1 Dasar Teori

Analisa anion menjadi beberapa kelompok hanya saja tidak

memiliki metode analisis standar yang sistematis seperti pada analsis kation. Uji

pendahuluan juga bertujuan untuk mengetahui sifat fisik seperti warna, bau,

terbentuknya gas dan kelarutannya. Beberapa anion dapat menghasilkan asam

lemah volatil atau dioksidasi asam sulfat pekat.

Umumnya anion dibagi menjadi 3 golongan, yaitu:

a. Golongan Sulfat : SO42-, SO3

2-, PO43-, Cr2O4

2-,

BO2-, CO3

2-, C2O42-, AsO4

3

b. Golongan Halida : Cl-, Br-, I-, S2-

c. Golongan Nitrat : NO3-, NO2

-, C2H3O2-.

Dalam analisa terhadap anion-anion, sebetulnya belum ada suatu cara yang

ada untuk mendeteksi anionnya dengan lebih sistematik seperti dalam analisa

terhadap kation. Sampai saat ini belum pernah dikemukakan suatu skema yang

benar-benar memuaskan, sehingga memungkinkan penggolongan anion ke dalam

golongan utama dan pada pemeriksaan selanjutnya dapat menghasilkan anggota-

anggota golongan yang tidak diragukan lagi. Dalam analisa terhadap anion-anion

dalam bab ini akan kita lakukan dengan pemeriksaan reaksi-reaksi anion dan

penyelidikan anion dalam larutan.

Metode yang tersedia untuk mendeteksi anion tidaklah sesistematis seperti

metode yang telah diuraikan dalam bab-bab terdahulu untuk kation. Sampai kini

belum pernah dikemukakan suatu skema yang benar-benar memuaskan yang

VENIJESIA MAUPIKU Page 4

memungkinkan pemisahan anion-anion yang umum ke dalam golongan-golongan

utamadan pemisahan berikutnya yang tanpa ragu dan masing-masing golongan

tersebut yang berdiri sendiri. Namun, harus kita sebutkan disini, bahwa

kita memang bisa memisahkan anion-anion dalam golongan utama, bergantung

pada kelarutan garam peraknya, garam kalsium, dan garam zinknya. Namun, ini

hanya boleh dianggap berguna untuk memberi indikasi dari

Keterbatasan-keterbatasan metode ini dan untuk memastikan hasil-hasil

yang diperoleh dengan prosedur-prosedur yang lebih sederhana.

Skema klasifikasi yang berikut ternyata telah berjalan dengan baik dalam

praktik. Skema ini bukanlah skema yang kaku karena beberapa anion termasuk

dalam lebih dari satu sub golongan, lagipula tak punya dasar teoritis. Pada

hakekatnya, proses-proses yang dipakai dapat dibagi ke dalam

1. Proses yang melibatkan identifikasi produk-produk yang mudah menguap

yang diperoleh pada pengolahan denga asam-asam.

2. Proses yang bergantung pada reaksi-reaksi dalam larutan.

Kelas A dibagi lagi ke dalam sub kelas (i) gas-gas yang dilepaskan dengan

asam klorida encer atau asam sulfat encer, dan (ii) gas atau uap dilepaskan dengan

asam sulfat pekat. Kelas B dibagi lagi ke dalam subkelas (i) reaksi pengendapan

dan (ii) oksidasi dan reduksi dalam larutan.

Kelas A

(i) Gas dilepaskan dengan asam klorida encer atau asam sulfat encer : karbonat,

hidrogen karbonat (bikarbonat), sulfit, tiosulfat, sulfida, nitrit, hipoklorit, sianida,

dan sianat.

(ii) Gas atau uap asam dilepaskan dengan asam sulfat pekat.

VENIJESIA MAUPIKU Page 5

Ini meliputi zat-zat dari (i) plus zat yang berikut : fluorida, heksaflurosilikat,

klorida, bromida, iodida, nitrat, klorat, perklorat, permanganat, bromat, borat,

heksasianoferat (II), heksasianoferat (III), tiosianat, format, asetat, oksalat, tartrat,

dan sitrat.

Kelas B

(i) Rekasi Pengendapan

Sulfat, peroksodisulfat, fosfat, fosfit, hipofosfit, arsenat, arsenit, kromat, dikromat,

silikat, heksaflurosilikat, salisilat, benzoat dan suksinat.

(ii) Okidasi dan Reduksi dalam larutan

Manganat, permanganat, kromat, dan dikromat.

Reaksi-reaksi dan semua anion ini akan kita pelajari secara sistematis pada

halaman-halaman berikut. Untuk memudahkan reaksi dari asam-asam organik

tertentu, dikelompokkan bersama-sama, ini meliputi asetat, format, oksalat, tartrat,

sitrat, salisilat, benzoat, dan suksinat sendiri, membentuk suatu golongan yang

lain lagi, semuanya memberi pewarnaan atau endapan yang khas setelah

ditambahkan larutan besi (III) kloridakepada suatu larutan yang praktis netral.

Reaksi dalam anion ini akan lebih dipelajari secara sistematis untuk

memudahkan reaksi dari asam-asam organik tertentu dikelompokkan bersama-

sama. Hal ini meliputi asetat, formiat, oksalat, sitrat, salisilat, dan benzoat.

Metode untuk mendeteksi anion memang tidak sistematis seperti yang

digunakan untuk kation.Namun skema klasifikasi pada anion bukanlah skema

yang kaku karena beberapa anion termasuk dalam lebih dari satu golongan.

Anion-anion dapat dikelompokkan sebagai berikut :

1. Anion sederhana seperti O2, F- atau CN-

VENIJESIA MAUPIKU Page 6

2. Anion oksodiskret seperti NO3- atau SO4

2-

3. Anion polimer okso seperti silikat, borat, atau fosterkondensasi.

4. Anion kompleks halide seperti TaF6 dan komples anion berbasa banyak

VENIJESIA MAUPIKU Page 7

2.1.2 Bahan dan Alat Percobaan

1. Anion Klorida (Cl - )

Bahan percobaan: larutan NaCl, larutan SO42-, larutan AgNO3, larutan

Hg2(NO3)2, larutan HNO3 dan larutan NH4OH.

Alat percobaan: penjepit, lampu Spiritus, pipet dan tabung reaksi.

2. Anion Iodida (I - )

Bahan percobaan: larutan KI, larutan AgNO3, larutan Na2S2O3, larutan

NH4OH, larutan CuSO4, larutan HgCl2.

Alat percobaan: pipet dan tabung reaksi.

3. Anion Ferrosianida Fe(CN) 64- dan Rhodanida (CNS - )

Bahan percobaan: larutanFe(CN)6, larutan Pb(CH3OO)2, larutan KCNS,

larutan AgNO3, larutan FeCl3.

Alat percobaan: tabung reaksi dan pipet.

4. Anion Karbonat (CO 3- ) dan Anion Tiosulfat (S 2O3

- )

Bahan percobaan: larutan Na2CO3, larutan AgNO3, larutanNa2S2O3 dan

larutan H2SO4.

Alat percobaan: pipet dan tabung reaksi.

5. Anion Sulfat (SO 42- )

Bahan percobaan: larutan Na2SO4, larutan BaCl2,larutan Pb(CH3OO)2,

larutan H2SO4.

Alat percobaan: pipet dan tabung reaksi.

6. Anion Borat (BO 33- )

Bahan percobaan: larutan Na2B4O7, larutan AgNO3, larutan BaCl2.

Alat percobaan: pipet, penjepit, tabung reaksi dan lampu spiritus.

VENIJESIA MAUPIKU Page 8

2.1.3 Cara Kerja dan Kesimpulan

1. Analisis Anion Klorida (Cl-)

Digunakan larutan NaCl encer, kemudian masukkan kedalam 3 tabung reaksi

yang masing-masing 4 ml larutan NaCl, maka dilakukan percobaan berikut :

a. Berikan larutan asam sulfat (H2SO4) encer, maka tidak akan terjadi reaksi.

Lalu panaskan larutan tersebut, dan amati yang terjadi.

b. Berikan larutan perak nitrat (AgNO3) maka akan diperoleh endapan AgCl

yang berwarna putih. Lalu ambillah endapan tersebut lalu masukkan

kedalam 2 buah tabung reaksi yang bersih, kemudianm berikan masing-

masing larutan amoniak (NH4OH), dan larutan asam nitrat. Perhatikan

reaksi yang terjadi, endapan larut dalam amoniak tetapi tidak larut dalam

asam nitrat.

c. Berikan larutan Hg2(NO3)2 maka akan terbentuk endapan Hg2Cl2. Coba

larutkan dalam amoniak perhatikan apa yang terjadi.

2. Analisis Anion Iodida (I)

Digunakan Kalium lodida, Masukkan kedalam 3 buah tabung reaksi yang

berisi masing-masing 4 ml larutan kalium lodida,kemudian lakukan percobaan

berikut :

a. Berikan larutan AgNO3, maka akan terjadi endapan berwarna kuning Agl.

Bagi endapan menjadi dua bagian kemudian ujilah endapan tersebut

dengan larutan natrium tiosulfat (Na2S2O3) dan yang satunya lagi

tambahkan larutan amoniak lalu amati endapan tersebut apakah larut atau

tidak.

b. Berikan larutan CuSO4 maka akan terbentuk endapan Cul dan I2 yang larut

dalam larutan natrium tiosulfat.Amati warna endapan.

c. Berikan laruta HgCl2 maka akan terbentuk endapan Hgl2, yang akan larut

dalam larutan KI berlebih, membentuk Hgl42-. Amati perubahan warna

endapan.

VENIJESIA MAUPIKU Page 9

3. Analisa Anion Ferrosianida Fe(CN)64- dan Rhodanida ( CNS-)

Digunakan larutan K2Fe(CN)6 dan larutan KCNS, masukkan larutan

pertama kedalam sebuah tabung reaksi dan larutan kedua masukkan kedalam dua

buah tabung reaksi dan berikan pereaksi berikut ini :

a. Pada larutan pertama tambahkan larutan timbale asetat,Pb(CH3COO)2,

maka akan terjadi endapan putih, endapan ini akan larut kedalam asam

nitrat encer.

b. Pada larutan kedua berikan pada tabung reaksi larutan perak nitrat, maka

akan terbentuk endapan putih AgCNS yang berwarna putih.

c. Pada tabung yang satunya lagi di tambahkan larutan FeCl3 maka akan

terbentuk senyawa komplek berwarna merah ferri rhodanida.

4. Analisis Anion Karbonat ( CO3-) dan Anion Tiosulfat (S2O3

-)

Digunakan larutan Na2CO3 dan larutan Na2S2O3, lalu masukkan kedalam

sebuah tabung reaksi dan larutan kedua kedalam dua tabung reaksi sebanyak 4 ml,

dan masing-masing tambahkan pereaksi berikut ini :

a. Larutan pertama pada tabung reaksi tambahkan larutan perak nitrat, maka

akan terbentuk endapan Ag2CO3 dan tambahkan AgNO3 berlebih, lalu

amati apa yang terjadi.

b. Pada larutan kedua tambahkan pada tabung reaksi satu larutan asam sulfat

encer maka akan terbentuk gas yang berbau merangsang, H2S dan endapan

belerang S.

c. Pada tabung reaksi yang satunya lagi tambahkan larutan perak nitrat akan

terbentuk endapan putih Ag2S2O3, yang kemudian menjadi kuning, coklat

dan akhirnya menjadi hitam karna terbentuk Ag2S.

VENIJESIA MAUPIKU Page 10

5. Analisa Anion Sulfat ( SO42- )

Digunakan Na2SO4 yang dimasukkan kedalam 2tabung reaksi sebanyak 4

ml dan masing-masing reaksi tambahkan pereaksi berikut :

a. Tambahkan BaCl2 kedalam tabung reaksi yang pertama , maka akan

terbentuk endapan BaSO4.

b. Tambahkan Pb(CH3COO)3 maka akan terbentuk endapan putih dari

timbale. Endapan ini larut dalam asam sulfat pekat dan amoniak

6. Analisa Anion Borak ( BO33- )

Digunakan Boraks Na2B4O7 kedalam dua buah tabung reaksi sebanyak

masing-masinh 4 ml, lalu tambahkan pereaksi berikut :

a. Tambahkan perak nitrat AgNO3 kedalam tabung reaksi pertama, maka

akan terbentuk endapan putih metaborat. Dan jika dipanaskan akan

terbentuk Ag2O hitam.

b. Pada tabung reaksi kedua tambahkan larutan BaCl2, maka akan terbentuk

endapan putih metaborat.

VENIJESIA MAUPIKU Page 11

LAPORAN PRAKTIKUM

KIMIA ANALISIS

NAMA PRAKTIKUM : VENIJESIA MAUPIKU NO.MHS : 710011007

KELOMPOK : 6 LAPORAN KE : 1

Tanggal Praktikum : 8 April 2015

Acara Praktikum : Analisis anion Cl-

Bahan : NaCl, AgNO3, NH4OH, HNO3, Pb(CH3COO)2

Alat yang digunakan : Tabung reaksi, penjepit tabung , pipet tetes, lampu

pemanas, rak tabung, dan korek api

NO PERCOBAAN PENGAMATAN REAKSI KESIMPUL

AN

1. Analisis anion

klorida (Cl -)

a. NaCl + H2SO4

dipanaskan

Tidak terjadi

reaksi

Timbul asap

Timbul

gelembung

Berbau

menyengat.

NaCl + H2SO4

Na2SO4 + 2HCl

Tidak terjadi

reaksi

Timbul asap

warna putih

b. NaCl+AgNO3 larutan berwarna

putih.

NaCl + AgNO3

NaNO3 + AgCl

Diperoleh

AgCl yang

VENIJESIA MAUPIKU Page 12

AgCl +

NH4OH

- AgCl +

HN3

Endapan

berwarna putih,

Larutan berwarna

putih bening

Endapan larut

Larutan warna

putih keruh

Endapan larut

sedikit

Ag ++ Cl-

AgCl

AgCl+NH4OH

Ag(NH3)2 Cl +

2H2O

AgCl + HNO3

AgNO3+HCl

warna putih

Endapan

Larut

sempurna.

Endapan

Larut tidak

sempurna.

LAPORAN PRAKTIKUM

KIMIA ANALISIS

VENIJESIA MAUPIKU Page 13

NAMA PRAKTIKUM : VENIJESIA MAUPIKU NO.MHS: 710014091

KELOMPOK : 6 LAPORAN KE : 2

Tanggal Praktikum : 8 April 2015

Acara Praktikum : Analisis anion I-

Bahan : KI, AgNO3, Na2S2O3,NH4OH, CuSO4, HgCl2

Alat yang digunakan : Tabung reaksi, pipet tetes

NO PERCOBAAN PENGAMATAN REAKSI KESIMPULAN

2. Analisis anion Iodida (I) a. KI + AgNO3

AgI + Na2S2O3

AgI + NH4OH

Larutan berwarna kuning

endapan berwarna kuning

larutan berwarna kuning hijau

Endapan sedikit larut

Larutan warna putih kekuningan

Endapan sedikit larut

KI+ AgNO3

KNO3 + AgI

2AgI + Na2S2O3 Ag2S2O3 + 2NaI

AgI+ NH4OH AgOH + NH4I

Endapan berwarna kuning AgI

Endapan larut tidak sempurna

Endapan larut tidak sempurna

b. KI + CuSO4

CuI + Na2S2O3

larutan berwarna coklat

endapan warna coklat

larutan warna putih

Endapan Warna

KI + CuSO4 KSO4 + CuI

CuI + Na2S2O3

Terbentuk endapan CuI dan I2 warna coklat

Endapan larut

VENIJESIA MAUPIKU Page 14

Putih CuS2O3 + Na2I sempurna

LAPORAN PRAKTIKUM

KIMIA ANALISIS

NAMA PRAKTIKAN : VENIJESIA MAUPIKU NO.MHS : 710014091

KELOMPOK : 6 LAPORAN KE : 3

VENIJESIA MAUPIKU Page 15

Tanggal Praktikum : 8 April 2015

Acara Praktikum : Identifikasi anion Fe(CN)6 dan CNS-

Bahan : K4Fe(CN)6,Pb(CH3COO)2,HNO3,AgNO3,FeCl2

Alat yang digunakan : Tabung reaksi, pipet tetes

NO PERCOBAAN PENGAMATAN

REAKSI KESIMPULAN

3. Analisis anion ferrosianida Fe(CN)6

4- a. K4Fe(CN)6

+ Pb(CH3COO)2

Pb4Fe(CN)6 + HNO3

Larutan warna kuning

Endapan warna putih

Larutan warna hijau

Endapan larut

K4Fe(CN)6 + Pb(CH3COO)2 KCH3COO + Pb4Fe(CN)6

Pb2Fe(CN)6 + HNO3

Pb2NO3 + Fe(CN)6H

Terbentuk endapan Pb4Fe(CN)6 warna putih

Endapan larut sempurna

KCNS + AgNO3

larutan berwarna putih

Endapan berwarna putih

KCNS + AgNO3 KNO3 + AgCNS

Terbentuk endapan AgCNS berwarna putih

KCNS + FeCl3

Terjadi reaksi, terdapat senyawa komplek berwarna merah

3KCNS + FeCl3 3KCl3 + Fe(CNS)3

Terbentuknya senyawa komplek berwarna merah Fe(CN)2

LAPORAN PRAKTIKUM

KIMIA ANALISIS

NAMA PRAKTIKUM : VENIJESIA MAUPIKU NO.MHS : 710014091

VENIJESIA MAUPIKU Page 16

KELOMPOK : 6 LAPORAN KE : 4

Tanggal Praktikum : 15 April 2012

Acara Praktikum : Analisis anion CO3- dan S2O3

-

Bahan : Na2CO3, AgNO3,Na2S2O3,H2SO4

Alat yang digunakan : Tabung reaksi, pipet tetes

NO PERCOBAAN

PENGAMATAN

REAKSI KESIMPULAN

4. Analisis karbonat (CO3

-) a. Na2CO3 + AgNO3

Ag2CO3 + AgNO3

(Berlebih)

larutan berwarna putih

endapan berwarna putih

larutan warna putih

Endapan lebih banyak

Na2CO3+ 2AgNO3

Ag2CO3 + 2NaNO3

Ag2CO3 + 2AgNO3 Ag2NO3 + 2AgCO3

Terbentuk endapan Ag2CO3

berwarna putih

Endapan semakin mengumpal

b.Na2S2O3 + H2SO4

Larutan warna putih

Endapan belerang

Na2S2O3 + H2SO4

2SO + Na2SO4 + H2OTerbentuknya gas yang berbau merangsang membentuk gas H2S dan endapan belerang

C. Na2S2O3

+ AgNO3

Mula-mula

larutan warna

putih bening,

kuning,

coklat, hitam

Na2S2O3 + AgNO3

2NaNO3 + Ag2S2O3

Terbentuk

endapan putih

Ag2S2O3 yang

kemudian

menjadi

VENIJESIA MAUPIKU Page 17

Mula-mula

endapan

warna putih,

kuning,

coklat dan

Hitam

kuning coklat

dan akhirnya

menjadi hitam

karena

terbentuk

Ag2S

LAPORAN PRAKTIKUM

KIMIA ANALISIS

NAMA PRAKTIKUM : VENIJESIA MAUPIKU NO.MHS : 710014091

KELOMPOK : 6 LAPORAN KE : 5

VENIJESIA MAUPIKU Page 18

Tanggal Praktikum : 15 April 2015

Acara Praktikum : Analisis anion Sulfat (SO42-)

Bahan : Na2SO4, BaCl2, Pb(CH3COO)2

Alat yang digunakan : Tabung reaksi, Pipet tetes

NO PERCOBAAN PENGAMATAN

REAKSI KESIMPULAN

5. Analisis anion sulfat (SO4

2-)

a.Na2SO4 + BaCl2 larutan berwarna putih.

Endapan berwarna putih

Na2SO4 + BaCl2 BaSO4 + 2NaCl

Terbentuk endapan putih BaSO4

b.Na2SO4 + Pb(CH3COO)2

PbSO4 + H2SO4

(Pekat)

PbSO4 + NH4OH

larutan berwarna putih.

Endapan berwarna putih

larutan warna bening

endapan larut

endapan Larut

Na2SO4 + Pb(CH3COO)2

PbSO4 + 2CH3COONa

PbSO4+H2SO4(P) PbSO4+H2SO4

PbSO4+NH4OH Pb(OH)2 + (NH4)2SO4

Terbentuk endapan PbSO4 timbal sulfat warna putih

Terbentuk endapan Larut sempurna

Terbentuk endapan larut sempurna

VENIJESIA MAUPIKU Page 19

LAPORAN PRAKTIKUM

KIMIA ANALISIS

NAMA PRAKTIKUM : VENIJESIA MAUPIKU NO.MHS : 710014091

KELOMPOK : 6 LAPORAN KE :6

Tanggal Praktikum : 15 April 2015

Acara Praktikum : Analisis anion (BO33-)

VENIJESIA MAUPIKU Page 20

Bahan : Na2B4O7, AgNO3, BaCl2

Alat yang digunakan : Tabung reaksi, Pipet tetes

NO PERCOBAAN PENGAMATAN

REAKSI KESIMPULAN

6 Analisis anion borak (BO3

3- )

a.Na2B4O7 + AgNO3

larutan berwarna putih

Endapan berwarna putih,.

Na2B4O7 + AgNO3

2AgBO2 + 2NaNO3

Terjadi reaksi, endapan putih perak metaborat AgBO2.

Na2B4O7 + AgNO3

Dipanaskan

larutan berwarna bening.

Endapan berwarna hitam,

Na2B4O7 + AgNO3

2Ag2O + 2NaNO3

Dipanaskan terbentuk Ag2O berwarna hitam

b.Na2B4O7 + BaCl2

larutan berwarna putih.

Endapan berwarna putih,

Na2B4O7 + BaCl2

2NaCl + BaB4O7

terbentuk endapan metaborat

2.2 ANALISIS KATION

2.2.1 Dasar Teori

Analisis kation dilakukan dengan dua cara yaitu pemisahan dan

identifikasi. Pemisahan dilakukan dengan cara mengendapkan suatu kelompok

kation dari larutannya. Kelompok kation yang mengendap dipisahkan dari larutan

dengan cara sentrifus dan menuangkan filtratnya ke tabung uji yang lain. Larutan

yang masih berisi sebagian besar kation kemudian diendapkan kembali

membentuk kelompok kation baru. Jika dalam kelompok kation yang terendapkan

masih berisi beberapa kation maka kation-kation tersebut. Dipisahkan lagi

VENIJESIA MAUPIKU Page 21

menjadi kelompok kation yang lebih kecil, demikian seterusnya sehingga pada

akhirnya dapat dilakukan uji spesifik untuk satu kation. Jenis dan konsentrasi

pereaksi serta pengaturan pH larutan dilakukan untuk memisahkan kation menjadi

beberapa kelompok.

Percobaan ini bertujuan untuk mengidentifikasi kation yang terdapat

dalam suatu sampel melalui uji spesifik.Larutan sampel yang digunakan

dalam percobaan adalah berupa air ledeng, air sungai dan air laut. Ketiga

larutan sampel tersebut selanjutnya diidentifikasi jenis kation apa yang

terkandung didalamnya melalui penambahan Reagen yang spesifik dari

masing – masing kation tersebut. Reagen yang digunakan dalam

mengidentifikasi keberadaan kation dalam larutan sampel yang telah

disediakan adalah HCl, H2SO4, KSCN, KI, NaOH, K4Fe(CN)6 danHgCl2. semua

reagen tersebut merupakan pereaksi yang dibuat dalam konsentrasi dan komposisi

tertentu agar dapat berreaksi meninggalkan endapan ataupun perubahan warna

yang menunjukkan adanya kandungan kation-kation tersebut di dalam

larutan sampel yang digunakan

2.2.2 Bahan dan Alat Percobaan

1. Kation golongan I

Perak (Ag + )

Bahan percobaan : larutan AgNO3, larutan HCL, larutan NH4OH,

larutan NAOH, larutan HNO3, larutan K2CrO4, larutan KI, larutan

Na2S2O3, larutan Hg2(NO3)2, larutan Na2CO2.

Alat percobaan : tabung reaksi, pipet

2. Kation golongan II

Kupri (Cu 2+ )

VENIJESIA MAUPIKU Page 22

Bahan percobaan : larutan CuSO4, larutan NAOH, larutan Na2CO3,

larutan NH4OH, larutan KI

Alat percobaan : penjepit, tabung reaksi, pipet, lampu spiritus

Kadmium (Cd 2+ )

Bahan percobaan : larutan CdSO4, larutan (NH4)2CO2, larutan NAOH,

larutan NH4OH

Alat percobaan : penjepit, tabung reaksi, pipet, lampu spiritus

3. Kation golongan III

Aluminium (Al 3+ )

Bahan percobaan : larutan AlCl3, larutan NH4OH, larutan KOH,

larutan H2O

Alat percobaan : tabung reaksi, pipet

Ferri (Fe 3+ )

Bahan percobaan : larutan FeCl3, larutan H2SO4, larutan K4Fe(CN)6,

larutan KCNS

Alat percobaan : tabung reaksi, pipet

Nikel (Ni 2+ )

Bahan percobaan : larutan NiSO4, larutan NH4OH, larutan NaOH,

larutan HCL, larutan (NH4) 2CO3, larutan K2CrO4), larutan K4Fe(CN)6

Alat percobaan : penjepit, tabung reaksi, pipet, lampu spiritus

4. Kation Golongan IV

Barium (Ba 2+ )

Bahan percobaan : larutan Ba(NO3)2, larutan K2CrO4, larutan

H2SO4,larutan Na2HPO, larutan Na2SO4, larutan MgCl2, larutan NaOH

Alat percobaan : tabung reaksi, pipet

Magnesium (Mg 2+ )

Bahan percobaan : larutan MgCl2, larutan NaOH

Alat percobaan : tabung reaksi, pipet

VENIJESIA MAUPIKU Page 23

5. Kation Golongan V

Ammonium (NH4+ )

Bahan percobaan : larutan NH4OH, larutan NaOH, larutan HCL

Alat percobaan : tabung reaksi, pipet, pengaduk gelas

2.2.3 Cara Kerja dan Kesimpulan

1. Kation Golongan I : Ag+

Perak ( Ag+ )

Digunakan larutan AgNO3, lalu masukkan kedalam empat buah tabung

reaksi sebanyak masing-masing 4 ml, kemudian tambahkan pereaksi

berikut :

a. Ditambahkan larutan asam klorida encer, maka akan terbentuk

endapan AgCl putih yang larut dalam larutan amoniak.

b. Tambahkan larutan NaOH, maka akan terbentuk endapan Ag2O

berwarna coklat, endapan ini larut dalam amoniak dan asam nitrat.

c. Tambahkan kalium kromat netral pada larutan, maka akan terjadi

endapan merah perak kromat, endapan ini larut dalalm larutan

amoniak dan asam nitrat.

d. Tambahkan KI, maka akan terbentuk Agl yang berwarna kuning,

sedikit larut dalam larutan amoniak, dan larut sempurna dalam

natrium tiosulfat.

2. Kation Golongan II : Hg22+ ; Cu2+ ; Cd2+

Merkuro (Hg 2) 2+

Digunakan larutan merkuro nitrat, yang di masukkan kedalam 5

buah tabung reaksi sebanyak masing-masing 4 ml dan di berikan pereaksi

berikut :

VENIJESIA MAUPIKU Page 24

a. Tambahkan HCl encer, maka akan terbentuk endapan putih dari

Hg2Cl2, jika di tambah amoniaka endapan akan berubah menjadi

hitam.

b. Tambahkan larutan Na2CO3, maka akan terbentuk endapan kuning

merkuro karbonat, kemudian berubah menjadi abu-abu karna

terbentuk HgO dan Hg bebas.

c. Tambahkan larutan NaOH, maka akan terbentuk endapan hitam

dari garam merkuro yang tercampur Hg bebas.

d. Tambahkan larutan Kalium kromat, maka akan terbentuk endapan

merah merkuro kromat.

Kupri (Cu 2+ )

Digunakan larutan CuSO4 yang dimasukkan kedalam 4 buah tabung reaksi

sebanyak masing-masing 4 ml, kenudian tambahkan pereaksi berikut :

a. Tambahkan larutan NaOH, maka akan terjadi endapan biru dari

Cu(OH)2. Jika dipanaskan terbentuk CuO yang berwarna hitam.

b. Tambahkan NaSCO3, maka akan terbentuk endapan hijau biru dari

basa karbonat. Pada penambahan Na2CO3 berlebihan maka akan

terbentuk Kristal CuCO3, dan Cu(OH)2H2O , endapan tersebut

larut dalam amoniak.

c. Tambahkan NH4OH, maka akan terbentuk endapan hijau dari

garam basa, jika di tambah aminiak berlebihan akan larut, larutan

menjadi berwarna biru.

d. Tambahkan larutan KI, maka akan terbentuk endapan putih Cul2

dan terbentuk I2 bebas yang menyebabkan larutan berwarna

coklat.

Kadnium (Cd 2+ )

VENIJESIA MAUPIKU Page 25

Digunakan larutan CdSO4, dimasukkan kedalam 3 buah tabung reaksi

masing-masing 4 ml, dan tambahkan pereaksi berikut :

a. Tambahkan larutan Amonium karbonat, maka akan terjadi endapan

putih dari basa karbonat yang berwarna kuning-coklat.

b. Tambahkan larutan NaOH, maka akan terjadi endapan putih

Cd(OH)2, jika dipanaskan maka akan terbentuk CdO yang

berwarna putih menggumpal.

c. Tambahkan larutan amoniak, maka akan terjadi endapan putih dari

Cd(OH)2 yang larut dalam amoniak berlebihan.

3. Kation Golongan III : Al3+ ; Fe3+ ; Ni3+

Alumunium (Al3+)

Digunakan larutan AlCl3, di masukkan kedalam 2 buah tabung reaksi

masing-masing sebanyak 4 ml, kemudian berikan masing-masing pereaksi

berikut :

a. Tambahkan larutan NH4OH, maka akan terbentuk endapan putih

Al(OH)3, yang tidak larut dalam air.

b. Tambahkan larutan KOH, maka akan terbentuk endapan putih dari

Al(OH)3, endapan ini larut dalam KOH berlebihhan.

Ferri (Fe3+)

Digunakan larutan Ferri klirida, masukkan kedalam 3 buah tabung reaksi

yang masing-masing sebanyak 4 ml, kemudian tambahkan pereaksi

berikut :

a. Tambahkan larutan KOH, maka akan terjadi endapan Fe(OH)3

yang berwarna coklat. Endapan ini larut dalam asam, diantaranya

adalah (HCl, H2SO4,CH3COOH)

VENIJESIA MAUPIKU Page 26

b. Tambahkan larutan K4Fe(CN)6, maka akan terjadi warna biru

karna terbentuk ferri ferro sianida.

c. Tambahkan larutan KCNS, maka akan terbentuk larutan berwarna

merah ferri rhodanida.

Nikel (Ni2+)

Digunakan larutan NiSO4, masukkan kedalam 3 buah tabung reaksi

masing-masing sebanyak 4 ml. kemudian tambahkan pereaksi berikut :

a. Tambahkan larutan NaOH, maka akan terjadi endapan hijau

Ni(OH)2, perhatikan apa yang terjadi jika larutan dalam HCl atan

HNO3.

b. Tambahkan larutan NH4OH, maka akan terbentuk endapan hijau,

yang larut dalam amoniak berlebihan.

c. Tambahkan larutan K2CrO4 dalam keadaan panas ( dipanaskan )

terjadi endapan coklat dari Na2CrO4.NiO.

4. Kation Golongan IV : Ba2+ dan Mg2+

Barium (Ba2+)

Digunakan larutan Barium nitrat yang di masukkan kedalam 2 buah

tabung reaksi yang masing-masing sebanyak 4 ml, kemudian berikan

pereaksi berikut :

a. Tambahkan larutan K2CrO4, maka terbentuk endapan kuning

Barium kromat.

b. Tambahkan larutan asam sulfat encer, terbentuk endapan BaSO4

putih, berbentuk koloid.

VENIJESIA MAUPIKU Page 27

Magnesium (Mg 2+ )

Digunakan larutan MgCl2, masukkan kedalam sebuah tabung reaksi

sebanyak 4 ml, kemudian tambahkan pereaksi berikut.:

a. Tambahkan larutan NaOH, maka akan terbentuk endapan putih

dari Mg(OH)2.

5. Kation Golongan V : NH4+

Digunakan larutan Amonium hidroksida, mmasukkan larutan

tersebut ke dalam tabung reaksi dan tambahkan NaOH, ambil pengaduk

gelas yang telah terlebih dulu di basahi dengan larutan HCl (P), taruh di

atas tabung reaksi, jika perlu dengan pemanasan. Amati yang terjadi.

VENIJESIA MAUPIKU Page 28

LAPORAN PRAKTIKUM

KIMIA ANALISIS

NAMA PRAKTIKAN : VENIJESIA MAUPIKU NO.MHS : 7100114091

KELOMPOK : 6 LAPORAN KE : 7

Tanggal Praktikum : 6 Mei 2015

Acara Praktikum : Analisis kation golongan I Perak (Ag+)

Bahan : AgNO3,HCl,NaOH, NH4OH, K2CrO4,HNO3, KI

Alat yang digunakan : Pipet tetes, tabung reaksi

NO PERCOBAAN PENGAMATAN REAKSI KESIMPULAN

7. Kation Golongan I Perak P (Ag+)

a.AgNO3 + HCl(encer)

AgCl + NH4OH

larutan berwarna putih

Endapan berwarna putih

Larutan warna putih Bening

Endapan larut

AgNO3 + HCl(encer) AgCl + HNO3

AgCl + NH4OH Ag(NH3)2Cl + 2H2O

Terbentuk AgCl warna putih

Endapan larut sempurna

b.AgNO3 + NaOH

Ag2O + NH4OH

Ag2O +

larutan coklat Endapan berwarna coklat

larutan warna putih bening

endapan larut

larutan warna putih bening

endapan larut

2AgNO3 + NaOH Ag2OH + 2NaNO3

Ag2O + 4NH4OH (Ag(NH3)2)2O + 4H2O

Ag2O + HNO3

Terbentuk endapan Ag2O berwarna coklat

Endapan larut sempurna

Endapan

VENIJESIA MAUPIKU Page 29

HNO3 AgNO3 + H2O Larut sempurna

C.AgNO3 + K2CrO4

AgCrO4 + NH4OH

AgCrO4 + HNO3

Larutan warna merah

Endapan merah

Larutan warna kuning Kehijauan endapan larut sempurna

Larutan warna kekuningan endapan larut sempurna

2AgNO3 + K2CrO4

2KNO3 + 2AgCrO4

AgCrO4+NH4OHAg(OH)2 + (NH4)2CrO4

Ag2CrO4 + HNO3

AgNO3 + H2CrO4

Terjadi endapan merah perak kromat (Ag2CrO4)

Endapan Larut Sempurna

Larut sempurna

d.AgNO3+KI

AgI + NH4OH

AgI + Na2S2O3

Larutan warna putih kuning

Endapan warna kuning

Larut warna putih kekuningan endapan sedikit larut

Larutan warna kuning

Endapan larut sempurna

AgNO3 + KI AgI + KNO3

AgI + NH4OH Ag(OH)2 + (NH4)2I

AgI + Na2S2O3

NaI2 + Na2Ag2S2O3

Terjadi reaksi, AgI berwarna kuning

Endapan larut tidak sempurna

Endapan Larut sempurna

VENIJESIA MAUPIKU Page 30

LAPORAN PRAKTIKUM

KIMIA ANALISIS

NAMA PRAKTIKAN : VENIJESIA MAUPIKU NO.MHS : 710014091

KELOMPOK : 6 LAPORAN KE : 8

Tanggal Praktikum : 6 Mei 2015

Acara Praktikum : Analisis kation golongsn II Cu2+

Bahan : CuSO4, NaOH, Na2CO3, NH4OH, KI

Alat yang digunakan : Tabung reaksi, pipet tetes

NO PERCOBAAN

PENGAMATAN

REAKSI KESIMPULAN

8. Analisis kation Golongan III Kupri Cu2+

a. CuSO4 + NaOH

CuSO4 + NaOH

(dipanaskan)

Larutan berwarna biru Endapan Berwana biru

Larutan warna Hitam Endapan berwarna hitam

CuSO4 + NaOHCu(OH)2 + Na2SO4

CuSO4 + NaOH CuOH + NaSO4

Endapan biru dari Cu(OH)2

Dipanaskan endapan berubah menjadi berwarna hitam CuO

b.CuSO4 + Na2CO3

CuSO4 +

Larutan berwarna biru Endapan warna hijau biru

Larutan

CuSO4 + Na2CO3

CuCO3 + Na2SO4

2CuSO4 + 2Na2CO3

Endapan berwarna hijau biru dari basa karbonat

Terbentuk

VENIJESIA MAUPIKU Page 31

Na2CO3

(berlebih)

CuCO3 + NH4OH

warna biru Endapan

warna biru

Larutan warna biru

Endapan larut

2CuCO3 + 2Na2SO4

CuCO3 + NH4OH CuOH + NH4CO3

kristal CuCO3 dan Cu(OH)2H2O

Endapan larut sempurna

C.CuSO4 + NH4OH

CuSO4 + NH4OH (Berlebih)

Larutan warna biru

Endapan warna biru

Larutan berwarna biru

Endapan larut

CuSO4 + NH4OHCuOH + NH4SO4

2CuSO4 + 2NH4OH 2CuOH + 2NH4SO4

Terbentuk endapan berwarna biru dari garam basa

Endapan Larut sempurna

d.CuSO4 + KI Larutan warna putih bening

Endapan warna putih bening

CuSO4 + 2KI CuI2 + K2SO4

Terjadi endapan warna putih bening CuI dan I2 bebas yang menyebabkan larutan berwarna coklat

VENIJESIA MAUPIKU Page 32

LAPORAN PRAKTIKUM

KIMIA ANALISIS

NAMA PRAKTIKAN : VENIJESIA MAUPIKU NO.MHS : 710014091

KELOMPOK : 6 LAPOKAN KE : 9

Tanggal Praktikum : 13 Mei 2015

Acara Praktikum : Analisis kation Golongan III Aluminium Al3+

Bahan : AlCl3,NH4OH,H2O,KOH

Alat yang digunakan : Tabung reaksi, pipet tetes

NO PERCOBAAN

PENGAMATAN REAKSI KESIMPULAN

9. Kation golongan III Aluminium Al3+

a. AlCl3 + NH4OH

Larutan warna putih

Endapan warna putih

AlCl3 + 3NH4OH Al(OH)3 + 3NH4Cl

Terbentuknya endapan Al(OH)3 warna putih

Al(OH)3

+ H2OLarutan warna

putih Endapan tidak

larut

Al(OH)3 + H2OAl(OH)3 + H2O

Endapan tidak larut sempurna

b. AlCl3 + KOH

Al(OH)3

+ KOH (berlebih)

Larutan warna putih

Endapan tidak larut

Larutan bening

endapan larut tidak sempurna

AlCl3+3KOH Al(OH)3+3KCl

Al(OH)3 + KOH AlKO + 2 H2O

Terbentuk endapan warna putih dari Al(OH)3

Terjadi endapan putih Al(OH)3

VENIJESIA MAUPIKU Page 33

LAPORAN PRAKTIKUM

KIMIA ANALISIS

NAMA PRAKTIKAN : VENIJESIA MAUPIKU NO.MHS : 710014091

KELOMPOK : 6 LAPOKAN KE : 10

Tanggal Praktikum : 13 Mei 2015

Acara Praktikum : Analisis kation Golongan III Mangano (Mn2+)

Bahan :MnSO4,KOH,NH4OH,Na2O3,Mn(OH)2

Alat yang digunakan :Tabung reaksi, pipet tetes

NO PERCOBAAN PENGAMATAN

REAKSI KESIMPULAN

10. Analisis kation Golongan III Mangano (Mn2+)

a.MnSO4 + KOH

Larutan warna putihEndapan warna putih

MnSO4 + 2KOH K2SO4

+ Mn(OH)2

Terjadi endapan Mn(OH)2

berwarna putih

b.MnSO4 + NH4OH

Larutan coklat Endapan berwarna coklat

MnSO4 + 2NH4OH (NH4)2SO4 + Mn(OH)2

Terjadi endapan berwarna putih kecoklatan Mn(OH)2

c.MnSO4 + Na2CO3

larutan berwarna putih Endapan berwarna putih

MnSO4 + Na2CO3 MnCO3 + Na2SO4

Terjadi endapan berwarna putih MnCO3

MnCO3 + Na2SO4

Endapan berwarna

MnCO3 + Na2SO4

MnSO4 + Na2CO3

Terjadi endapan

VENIJESIA MAUPIKU Page 34

(panaskan) coklat menggumpal, larutan berwarna putih bening

berwarna coklat menggumpal

VENIJESIA MAUPIKU Page 35

LAPORAN PRAKTIKUM

KIMIA ANALISIS

NAMA PRAKTIKAN :VENIJESIA MAUPIKU NO.MHS : 710014091

KELOMPOK : 6 LAPOKAN KE : 11

Tanggal Praktikum : 13 Mei 2015

Acara Praktikum : Analisis kation Golongan IV Magnesium (Mg2+)

Bahan :MgCl2,NaOH

Alat yang digunakan :Tabung reaksi, pipet tetes

NO

PERCOBAAN PENGAMATAN REAKSI KESIMPULAN

11. Analisis kation Golongan IV Magnesium (Mg2+)

MgCl2+NaOH Larutan warna putihEndapan warna putih

MgCl2 + 2NaOH Mg(OH)2

+ 2NaCl

Terbentuk endapan putih dari Mg(OH)2

VENIJESIA MAUPIKU Page 36

LAPORAN PRAKTIKUM

KIMIA ANALISIS

NAMA PRAKTIKAN : VENIJESIA MAUPIKU NO.MHS : 710014091

KELOMPOK : 6 LAPOKAN KE: 12

Tanggal Praktikum : 13 Mei 2015

Acara Praktikum : Analisis kation Golongan V Amonium (NH4+)

Bahan :NH4OH,NaOH,HCl(p)

Alat yang digunakan :Tabung reaksi, pipet tetes

NO PERCOBAAN PENGAMATAN REAKSI KESIMPULAN

12. Analisis kation Golongan V Amonium (NH4

+)

NH4OH + NaOH

Larutan warna kuning Tidak terjadi reaksi

NH4OH + NaOH NH4OH + NaOH

Tidak terjadi reaksi

Pengaduk gelas yang dibatasi dengan larutan HCl

Terbentuk asap atau uap putih yang bergerak turun dari ujung pengaduk kebawah mendekati larutan atau permukaan

Tmbul asap putih turun menujuh larutan

VENIJESIA MAUPIKU Page 37

BAB III

ANALISIS KUANTITATIF

3.1 Dasar Teori

Analisis kuantitatifistilah ini sering digunakan dalam perbandingan (atau

kontras) dengan "analisa kualitatif", yang mencari informasi tentang identitas atau

bentuk yang hadir substansi. Misalnya, seorang ahli kimia mungkin diberikan

sampel padat tidak diketahui. Ia akan menggunakan "kualitatif" teknik (mungkin

NMR atau IR spektroskopi) untuk mengidentifikasi senyawa ini, dan kemudian

teknik kuantitatif untuk menentukan jumlah setiap senyawa dalam sampel.

Prosedur-hati untuk mengakui adanya ion logam yang berbeda telah

dikembangkan, meskipun mereka sebagian besar telah digantikan oleh instrumen

modern, ini secara kolektif dikenal sebagai analisis anorganik kualitatif. Tes

serupa untuk mengidentifikasi senyawa organik.

Banyak teknik dapat digunakan baik untuk pengukuran kualitatif atau

kuantitatif. Misalnya, suatu larutan indicator perubahan warna dengan adanya ion

logam. Ini bisa digunakan sebagai tes kualitatif: apakah warna indikator solusi

perubahan ketika setetes sampel ditambahkan? Hal ini juga dapat digunakan

sebagai tes kuantitatif, dengan mempelajari warna larutan indikator dengan

konsentrasi yang berbeda dari ion logam. (Ini mungkin akan dilakukan dengan

menggunakan spektroskopi ultraviolet-tampak.) The "analisis kuantitatif" istilah

ini sering digunakan dalam perbandingan (atau kontras) dengan "analisa

kualitatif", yang mencari informasi tentang identitas atau bentuk yang hadir

substansi. Misalnya, seorang ahli kimia mungkin diberikan sampel padat tidak

diketahui. Ia akan menggunakan "kualitatif" teknik (mungkin NMR atau IR

spektroskopi) untuk mengidentifikasi senyawa ini, dan kemudian teknik

kuantitatif untuk menentukan jumlah setiap senyawa dalam sampel. Prosedur-hati

untuk mengakui adanya ion logam yang berbeda telah dikembangkan, meskipun

mereka sebagian besar telah digantikan oleh instrumen modern, ini secara kolektif

dikenal sebagai analisis anorganik .

Dalam kimia, analisis kuantitatif adalah penentuan banyaknya absolut atau relatif

VENIJESIA MAUPIKU Page 38

(sering dinyatakan sebagai konsentrasi) dari satu, beberapa atau semua zat tertentu

(s) ada dalam sampel.

Setelah adanya zat tertentu (s) dalam sampel diketahui, studi tentang

kelimpahan mereka absolut atau relatif dapat membantu dalam menentukan sifat

tertentu. Mengetahui komposisi sampel sangat penting dan beberapa cara telah

dikembangkan untuk memungkinkan, seperti gravimetri dan analisis volumetri.

Analisis gravimetri menghasilkan data yang lebih akurat tentang komposisi

sampel dari analisis volumetrik tidak, tapi yang pertama membutuhkan waktu

lebih lama untuk tampil di laboratorium. Analisis volumetrik di sisi lain tidak

mengambil banyak waktu dan hasil yang kita peroleh adalah dalam kasus yang

paling memuaskan. Analisis volumetrik dapat hanya sebuah titrasi berdasarkan

dalam reaksi netralisasi tetapi juga bisa menjadi presipitasi atau reaksi

pembentukan kompleks serta titrasi berdasarkan dalam reaksi redoks. Namun,

setiap metode dalam analisis kuantitatif memiliki spesifikasi umum, dalam reaksi

netralisasi, misalnya, reaksi yang terjadi adalah antara asam dan basa, yang

menghasilkan garam dan air, maka netralisasi nama. Dalam reaksi presipitasi

larutan standar dalam perak nitrat kasus yang digunakan sebagai pereaksi untuk

bereaksi dengan ion hadir dalam sampel dan untuk membentuk endapan tak larut

yang tinggi. Metode presipitasi sering disebut hanya sebagai argentometri. Dalam

dua metode lain situasinya adalah sama. Titrasi pembentukan kompleks adalah

reaksi yang terjadi antara ion logam dan larutan standar yang ada di kebanyakan

kasus EDTA (etilen diamin tetra asetat).

Sebagai contoh, analisis kuantitatif dilakukan dengan spektrometri massa

pada sampel biologis dapat menentukan, dengan rasio kelimpahan relatif dari

protein tertentu, indikasi penyakit tertentu, seperti kanker.

VENIJESIA MAUPIKU Page 39

3.2 Bahan Dan Alat Percobaan

Bahan yang digunakan pada percobaan ini :

- HCl

- Indicator m.o

- Borax

- NaOH

- Indicator p.p

- Aquades

- Indicator kalium kromat

- AgNO3

- NaCL

- Na2CO3

- Larutan KMnO4

- Larutan asam sulfat

Alat-alat yang digunakan :

- Buret

- Statit

- Beker gelas

- Gelas ukur 10 & 50 ml

- Corong

- Erlemeyer

- Pipet ukur

VENIJESIA MAUPIKU Page 40

CARA KERJA

A. Asidisi Dan Alkalimetri

1. Standarisasi larutan HCl x N

Prosedur :

a. Mengambil larutan HCl x N dimasukkan kedalam buret 50

ml

b. Mengambil dan timbang 0,200 gr borax, larutan dengan

aquades menjadi 100 ml.

c. Memasukkan larutan borax 25 ml kedalam Erlenmeyer 250

ml tambahkan 2 tetes indicator m.o.

d. Titrasi larutan dengan prosedur a, sampai terjadi perubahan

warna.

e. Mencatat volume HCl yang digunakan, ulangi titrasi sampai

2 kali.

Perhitungan :

Volume HCl rata-rata = v ml

Berat borax = 200mgr

Mr borax (Na2B4O7.10 H2O)= 381,2

Normalitas HCl = Nx

Maka Nx ¿2×200×1×25Mr×v×100

2. Standarisasi Larutan NaOH yN

Prosedur :

a. Mengambil cuplikan larutan NaOH yN sebanyak 10 ml

masukkan kedalam Erlenmayer.

b. Menambahkan larutan tersebut 15 ml aquades, tambahkan

indicator p.p 2-3 tetes.

c. Larutan dititrasi dengan HCl x N pada no 1, sampai terjadi

perubahan warna.

VENIJESIA MAUPIKU Page 41

d. Mencatat volume HCl yang digunakan ulangi titrasi hingga 2

kali.

Perhitungan :

Volume HCl rata-rata = A ml, Normalitas Nx (hasil standarisasi pada

nol)

Maka :

Ny = Nx . A

10

B. Argentometri

1. Standarisasi Larutan AgNO3 c N.

Prosedur :

a. Mengambil cuplikan larutan AgNO3 c N masukkan kedalam

buret 50 ml.

b. Mengambil 10 ml NaCl masukkan ke dalam Erlenmeyer

tambahkan indicator kalium kromat 1,0 ml.

c. Titrasi larutan dengan larutan a, sampai terjadi perubahan

warna merah yang tidak hilang (merah bata).

d. Catat volume AgNO3 c N yang digunakan, ulangi titrasi

sampai 2 kali.

Perhitungan : Nc =10×0,1Vrt

2. Menetapkan kadar garam dapur dengan cara Mohr

Prosedur :

VENIJESIA MAUPIKU Page 42

a. Timbang 0,200 NaCl larutkan menjadi 100 ml dengan labu

bakar.

b. Mengambil NaCl 25 ml masukkan ke dalam Erlenmeyer

tambahkan indicator kalium kromat 1,0 ml.

c. Titrasi larutan dengan AgNO3 c N pada percobaan no. 1,

sampai warna merah tidak hilang.

d. Catat volume AgNO3 c N, ulangi titrasi sampai 2 kali.

Perhitungan :

Kadar NaCl = 25×cN ×Mr NaCl×V (rata−rata)×100%

100×200

VENIJESIA MAUPIKU Page 43

MENETAPKAN KADAR LARUTAN DALAM CAMPURAN

PERCOBAAN I : Menetapkan Campuran NaOH dan Na2CO3

MAKSUD PERCOBAAN: Menentukan Kadar NaOH dan Na2CO3

Bahan Dan Alat Yang Digunakan :

a. Larutan campuran (NaOH dan Na2CO3)

b. Larutan HCl 0,1 N (misalkan)

c. Aquades

Alat-alat yang digunakan :

a. Erlenmeyer 250 ml

b. Buret

c. Pipet ukur dan pipet tetes

Reaksinya :

a. NaOH + HCl -------NaCl + H2O (Titik ekivalen I)

b. Na2CO3 + HCl ---- NaCl + NaHCO3

c. NaHCO3 + HCl ---- NaCl + H2O + CO2 (Titik

ekivalen II)

Prosedur :

a. Diambil 25 ml cuplikan campuran, masukkan kedalam

Erlenmeyer.

b. Ditambahkan 25 ml aquades dan 3 tetes indicator p.p.

VENIJESIA MAUPIKU Page 44

c. Titrasi dengan larutan HCl 0,1 N, misal sampai warna

merah menghilang.

d. Mencatat volumenya (Va), menambahkan lagi larutan

pada Erlenmeyer m.o.

e. Titrasi dilanjutkan sampai warna kuning hilang.

f. Mencatat volumenya (Vb), ulangi titrasi sampai 2 kali.

Dari percobaan diatas, diperoleh bahwa tiap 25 ml larutan cuplikan mengandung :

NaOH = (Va - Vb) × Nx× Mr NaOH mgr

Na2CO3 = 2 × Vb × Nx× Mr Na2CO3 mgr

Hitung juga kadarnya dalam prosen ( % ).

VENIJESIA MAUPIKU Page 45

C. PERMANGANOMETRI

Dalam suasana asam, permanganat akan mengalami reaksi reduksi

sebagai berikut :

KMnO4+ 8H+ + 5e ----- Mn2+ + 4H2O

Untuk membuat suasana asam ini dapat digunakan asam sulfat, sedang

asam klorida tidak dapat digunakan karena dapat teroksidasi membentuk

gas klor (Cl2).

Standarisasi larutan KMnO4 dalam asam oksalat.

Prosedur :

I. Menimbang 0,620 gr asam oksalat, dilarutkan dalam 25ml

aquades.

II. Menambahkan 3ml asam sulfat pekat.

III. Memasukkan larutan ke dalam labu takar 100ml dan

encerkan sampai batas.

IV. Mengambil 20 ml larutan asam oksalat, memanaskannya,

kemudian titrasi dengan larutan KMnO4, mencatat

volumenya, lakukan titrasi 3 kali.

Pehitungan :

Menentukan normalitas dan faktor normalitas larutan standar KMnO4

Nk = 620×2×100

Vk×MrOks×20

VENIJESIA MAUPIKU Page 46

PERCOBAAN : Menetapkan Ion Ferro Dalam Campuran.

MAKSUD PERCOBAAN : Menentukan Kadar Ion Ferro Dalam Campuran.

Bahan Yang Digunakan :

a. Larutan campuran

b. Larutan KMnO4

c. Campuran asam sulfat

Alat-alat yang digunakan :

a. Erlenmeyer 250 ml

b. Pipet ukur

c. Buret

Prosedur :

a. Diambil 20 ml larutan campuran cuplikan ferro+ferri,

masukkan kedalam Erlenmeyer, tambahkan 10 ml asam

sulfat (e).

b. Titrasi dengan larutan KMnO4 yang sudah diketahui

konsentrasinya.

c. Catat volume larutan ( V1 ) sampai terjadi perubahan

warna.

Perhitungan :

Dalam 20 ml larutan campuran cuplikan mengandung :

Ferro = V1 x NKMnO4 x 56mgr

VENIJESIA MAUPIKU Page 47

LAPORAN PRAKTIKUM

Laporan ke : 13

Nama Mhs : Venijesia Maupiku NO.Mhs : 710014091 Kelompok : 6-1

Jurusan : Teknik Pertambangan

Acara : Standarisasi larutan HCl x N

Bahan : larutan HCl x N, Borax, indicator m.o

Alat : Buret, statit, beker gelas, gelas ukur, 10 & 50 ml, corong, Erlenmeyer, pipet ukur

Tanggal Praktikum : 20 Mei 2015

Cara kerja :

a. Mengambil larutan HCl x N dimasukan kedalam Buret 50 mlb. Mengambil dan timbang 0,200 gr borax, larutan dengan aquades menjadi

100 ml.c. Memasukkan larutan borax 25 ml ke dalam Erlenmeyer 250 ml tambahkan

2 tetes indicator m.od. Titrasi larutan dengan prosedur a, sampai terjadi perubahan warna e. Mencatat volume HCl yang digunakan, ulangi titrasi sampai 2 kali.

Reaksi : Na2B4O7 + 2HCl 2NaCl + H2B4O7

Pengamatan : warna awal : orange

Warna akhir : Merah

Perhitungan :

Va1 = 0Vb2 = 3.5 Va = Va2 – Vb1

= 3,5-0

=3,5 ml

VENIJESIA MAUPIKU Page 48

Vb2 = 3.5Va1 = 7,5

Vb = 7,5 – 3,5

Vb = 3,7 ml

Vtot = Vmol

V = Va+Vb2

= 3,5+3,72

= 7,22

= 3,6

Nx = 2x 200 x 1x 2,5Mr x v x 100

= 2x 200 x 1x 2,5381,2 x 3,6x 100

= 10.000137232

= 0,0729 N

Kesimpulan :

Mula – mula warna orage setelah dititrasi menjadi merah

VENIJESIA MAUPIKU Page 49

LAPORAN PRAKTIKUM

Laporan ke : 14

Nama Mhs : Venijesia Maupiku NO.Mhs : 710014091 Kelompok : 6-1

Jurusan : Teknik Pertambangan

Acara : Standarisasi larutan NaOH

Bahan : larutan NaOH, indicator p.p larutan HCl x N

Alat : Buret, statit, beker gelas, gelas ukur, 10 & 50 ml, corong, Erlenmeyer, pipet ukur

Tanggal Praktikum : 20 Mei 2015

Cara kerja :

a. Mengambil cuplikan larutan NaOH yN sebanyak 10 ml masukkan kedalam Erlenmeyer

b. Menambahkan larutan tersebut 15 ml aquades, tambahkan indicator p.p 2-3 tetes

c. Larutan dititrasi dengan HCl x N pada No.1, sampai terjadi perubahan warna.

d. Mencatat volume HCl yang digunakan ulangi titrasi hingga 2 kali

Reaksi : NaOH + HCl NaCl + H2O

Pengamatan :

Warna awal : ungu

Warna akhir : bening

Perhitungan :

Va1 = 0

Va2 = 8,5

Va = Va2-Va1

= 8,5 – 0

= 8,5 ml

VENIJESIA MAUPIKU Page 50

Vb1 = 8,5 ml

Vb2 = 14

Vb = Vb2 – Vb1

= 14 – 8,5

= 5,5

Vrt = Vmol

V=Va+Vb2

=8,5−5,52

=142

= 7

Ny = 0,510310

= 0,05103

Kesimpulan :

Mula – mula warna larutan ungu setelah di titrasi menjadi warna bening

VENIJESIA MAUPIKU Page 51

LAPORAN PRAKTIKUM

Laporan ke : 15

Nama Mhs : Venijesia Maupiku NO.Mhs : 710014091 Kelompok : 6-1

Jurusan : Teknik Pertambangan

Acara : Standarisasi larutan NaOH

Bahan : Larutan campuran, Larutan HCl 0,1 N, Aquades

Alat : Buret, statit, beker gelas, gelas ukur, , corong, Erlenmeyer 250 ml, pipet ukur

Tanggal Praktikum : 20 Mei 2015

Cara kerja :

a. Diambil 25ml cuplikan campuran (NaOH + Na2CO3) masukan dalam

erlenmeyer.

b. Tambahkan 25ml aquades dan 3 tetes inidikator p.p.

c. Titrasi dengan larutan HCl 0,1 N sampai warna merah hilang.

d. Catat Volumenya (Va). Tambahkan lagi larutan pada Erlenmeyer m.o.

e. Titrasi dilanjutkan sampai warna kuning hilang.

f. Catat volumnya (Vb).Ulangi titrasi sampai 2 kali.

Reaksinya :

NaOH + HCl NaCl + H2O (Titik Ekuivalen I)

Na2CO3 + HCl NaCl + NaHCO3

NaHCO3 + HCl NaCl + H2O + CO2 (Titik Ekuivalen II)

VENIJESIA MAUPIKU Page 52

Pengamatan:

1a. warna awal = ungu

Warna akhir = bening

1b. warna awal = orange

Warna akhir = merah

2.a. warna awal = ungu

Warna akhir = bening

2b. warna awal = orange

Warna akhir = merah

Perhitungan ;- pengamatan Ia

Va1 = 0 ml

Va2 = 18,5 ml

Va = Va2 – Va1

= 18,5 -0

=18,5

- Pengamatan Ib

Vb1 = 18,5 ml

Vb2 = 27 ml

Vb = Vb2-Vb1

= 27- 18,5

= 8,5

- Pengamatan IIa

VENIJESIA MAUPIKU Page 53

Va1’ = o ml

Va2’ = 18 ml

Va’ = Va2-Va1

= 18-0

= 18 ml

- Pengamatan IIb

Vb1’ = 18 ml

Vb2’ = 28 ml

Vb’ = Vb2’-Vb1’

= 28-18

= 10 ml

Vb = Vb+V b'

2

= 8,5+102

= 18,52

= 9,25 ml

NaOH = (Va-Vb) x Nx x Mr NaOH mgr

= (18,25-9,25) x 0,00729 x 40 ml

= 9 x 0,00729 x 40 mgr

= 26,244 mgr

Na2CO3 = 2 x Vb x Nx x Mr Na2CO3 mgr

= 2 x 9,25 x 0,0729 x 106 mgr

= 142,957 mgr

a. Porsen (%) NaOH = aa+b

x100 %

VENIJESIA MAUPIKU Page 54

= 26,24426,244+142,957

x 100 %

= 26,244162,201

x100 %

= 0,155 x 100%

= 15,5 %

b. Porsen (%) Na2CO3 = bb+a

x100 %

= 142,957142,957+26,244

x 100 %

= 142,957169,201

x100 %

= 0,845 x 100%

= 84,5 %

Kesimpulan :

a. Kadar NaOH = 15,5 %b. Kadar Na2CO3 = 84,5 %

LAPORAN PRAKTIKUM

VENIJESIA MAUPIKU Page 55

Laporan ke : 16

Nama Mhs : Venijesia Maupiku NO.Mhs : 710014091 Kelompok : 6-1

Jurusan : Teknik Pertambangan

Acara : Standarisasi larutan KMnO4 dalam asam oksalat

Bahan : Larutan KMnO4 , asam sulfat oksalat

Alat : Buret, statit, beker gelas, gelas ukur 10 10 ml , corong, Erlenmeyer , pipet ukur

Tanggal Praktikum : 27 Mei 2015

Cara kerja :

a. Menimbang 0,620 gr asam oksalat, dilarutkan dalam 25ml

aquades.

b. Menambahkan 3ml asam sulfat pekat.

c. Memasukkan larutan ke dalam labu takar 100ml dan encerkan

sampai batas.

d. Mengambil 20 ml larutan asam oksalat, memanaskannya,

kemudian titrasi dengan larutan KMnO4, mencatat volumenya,

lakukan titrasi 2 kali.

Reaksi : KMnO4 + 8H+ + 5e Mn2+ + 4H2O

Pengamatan :

Warna awal : bening

Warna akhir : coklat

Perhitungan :

Va1 = 0 mlVa2 = 8,8 mlVa = Va2- Va1= 8,8-0=8,8

VENIJESIA MAUPIKU Page 56

Vb1 = 8,8Vb2= 17 mlVb = Vb2-Vb1 = 17-8,8

= 8,2 mlVrt = Vmol

V = Va+Vb2

= 8,8+8,22

= 172

= 8,5 ml

Nk = = 620 x2 x100Vk xMroks x 20

= 620 x21008,5x 126,07 x20

= 12400021431,9

= 5,786 N

Kesimpulan :

Mula – mula warna larutan bening setelah dititrasi warna coklat

VENIJESIA MAUPIKU Page 57

LAPORAN PRAKTIKUM

Laporan ke : 17

Nama Mhs : Venijesia Maupiku NO.Mhs : 710014091 Kelompok : 6-1

Jurusan : Teknik Pertambangan

Acara : Menetapkan ion ferro dalam campuran

Bahan : Larutan campuran cuplikan ferro+ferri,Larutan KMnO4 , campuran asam

sulfat

Alat : Buret, pipet ukur, elenmeyer 250 ml

Tanggal Praktikum : 27 Mei 2015

Cara kerja :

a. Diambil 20 ml larutan campuran cuplikan ferro + ferri, masukan kedalam

erlenmeyer tambahkan 10 ml asam sulfat.

b. Titrasi dengan larutan KMnO4 yang sudah diketahui konsentrasinya.

c. Mencatat volume larutan (V1), sampai terjadi perubahan warna.

Reaksi :-

Pengamatan :

Warna awal : kuning

Warna akhir : ungu

Perhitungan :

Va1 = 0 ml

Va2 = 0,4

VENIJESIA MAUPIKU Page 58

Va = Va2-Va1

= 0,4 – 0

= 0,4 ml

Vb1 = 0,4 ml

Vb2 = 1,4 ml

Vb = Vb2 – Vb1

= 1,4 – 0,4

= 1 ml

Vrt = Vmol

V1 = Va+Vb2

= 0,4+12

= 1,42

= 0,7 ml

Ferro = V1 x MrKMnO4 56 mgr

= 0,7 x 5,786 x 56 x mgr

= 226,8112 mgr

= 0,23 mgr

Kesimpulan :

Mula –mula warna larutan kuning setelah difitrasi warna

ungu

VENIJESIA MAUPIKU Page 59

BAB IV

PENUTUP

4.1. Kesimpulan

Semua sampel yang diujikan, ada beberapa sampel yang

mengalami perubahan. Jadi hal ini terbukti bahwa sampel-sampel

tersebut positif mengandung kation-kation dan anion-anion yang

diujikan. Perubahan warna dan endapan terjadi karena ada reaksi

kimia yang terjadi. Adapun sampel yang tidak mengalami perubahan

walaupun terdapat jenis-jenis kation dan anion yang digunakan,

mungkin disebabkan oleh beberapa faktor, salah satunya dari kondisi

alat dan bahaan (sampel maupun pereaksi) yang digunakan

VENIJESIA MAUPIKU Page 60

LAMPIRAN

VENIJESIA MAUPIKU Page 61


Recommended