Date post: | 03-Dec-2023 |
Category: |
Documents |
Upload: | independent |
View: | 0 times |
Download: | 0 times |
PERCOBAAN 1
TEKNIK PEMISAHAN SECARA SENTRIFUGASI, DEKANTASI, FILTRASI,
REKRISTALISASI, DAN DESTILASI DALAM SAMPEL PADAT-CAIR dan CAIR-
CAIR
I. TUJUAN
Memahami teknik pemisahan dasar (sentrifugasi, dekantasi, penyaringan, rekristalisasi,
dan destilasi dalam sampel padat-cair dan cair-cair yang bersifat preparatif
II. DASAR TEORI
A. Pengertian Campuran dan klasifikasinya
Campuran merupakan zat yang terdiri dari dua macam zat atau lebih yang masih
memiliki sifat asalnya. Jika kita mencampur minyak goreng dan air, terlihat ada batas di kedua
cairan tersebut. Jika kita mencampur air dengan alkhol (etanol) maka kita tidak dapat melihat
batas diantara kedua zat tersebut. Minyak dan air membentuk cairan yang sifatnya heterogen
sedangkan etanol dan air membentuk campuran homogen ang membentuk satu fasa yang disebut
larutan.
Contoh campuran heterogen:
- Campuran tepung dengan air
- Campuran kapur dengan pasir
- Campuran serbuk besi dan karbon
Contoh canpuran Homogen:
- Campuran gula atau garam dengan air
- Air teh yang sudah disaring
- Campuran gas di udara
-
B. Metode Pemisahan Campuran
Metode pemisahan merupakan suatu cara yang digunakan untuk memisahkan atau
memurnikan suatu senyawa atau kelompok senyawa yang memiliki susunan kimia yang
berikaatan dari suatu bahan, baik pemisahan analitik maupun preparatif. Metode pemisahan
bertujuan untuk mendapatkan zat murni atau beberapa zat murni dari suatu campuran.
Berdasarkan tahap proses pemisahan, metode pemisahan dapat dibedakan menjadi dua
golongan, yaitu metode pemisahan sederhana dan metode pemisahan kompleks. Metode
pemisahan sederhana adalah sebuah metode yang hanya menggunakan satu tahap. Proses ini
terbatas untuk memisahkan campuran yang relatif sederhana. Sedangkan metode pemisahan
kompleks memerlukan tahapan kerja, diantaranya penambahan bahan kimia yang diperlukan.
Metode ini biasanya menggabungkan dua atau lebih metode sederhana misalnya pengolahan
bijih dari pertambangan memerlukan pemisahan kompleks.
Sifat zat yang diinginkan dalam keadaan campuran harus diperhatikan untuk menghindari
kesalahan pemilihan metode pemisahan yang akin menimbulkan kerusakan hasil atau produk
gagal.
Adapun faktor yang harus diperhatikan antara lain:
1. Keadaan Zat yang diinginkan terhadap campuran, apakah ada di dalam sel mahluk
hidup, apakah bahan terikat secara kimia dsb.
2. Kadar yang diinginkan terhadap campurannya apakah kadarnya kecil atau besar.
3. Sifat khusus dari zat yang diinginkan dan campurannya misalnya zat tidak tahan panas,
volatil, mudah menguap, kelarutan dll.
4. Standar kemurnian yang diinginkan. Kemurnian 100% memerlukan tahap yang berbeda
denagan kemurnian 96%
5. Zat pencemar dan campurannya yang mengotori beserta sifatnya.
6. Nilai guna zat yang diinginkan, harga, dan biaya proses pemisahan.
Suatu zat dapat dipisahkan dari campurannya karena mempunyai perbedaan sifat.
Beberapa dasar pemisahan campuran antara lain yaitu ukuran partikel, kelarutan, titik didih,
densitas, sifat koligatif, dll.
Pemisahan campuran sederhana yang biasa dilakukan yaitu:
1. Sentrifugasi
Proses pemisahan yang memanfaatkan gaya
sentrifugal untuk sedimentasi campuran dengan menggunakan mesin sentrifuga
atau pemusing. Komponen campuran yang lebih rapat akan bergerak menjauh dari sumbu
sentrifuga dan membentuk endapan (pelet), menyisakan cairan
2. Dekantasi
Proses pemisahan zat pada yang tidak ikut terlarut di dalam pelarutnya dengan
cara dituangkan, sehingga akibatnya cairan tersebut akan terpisah dari zat padat yang
tercampur.
3. Penyaringan (Filtrasi)
Pembersihan partikel padat dari suatu fluida dengan melewatkannya pada medium
penyaringan, atau septum yang diatasnya padatan akan terendapkan.
Macam-Macam Filtrasi
Menurut prinsip kerjanya filtrasi dapat dibedakan atas beberapa cara, yaitu:
a. Gravity Filtration : Filtrasi yang cairannya mengalir karena gaya berat.
b. Pressure Filtration:Filtrasi yang dilakukan dengan menggunakan tekanan.
c. Vacum Filtration : Filtrasi dengan cairan yang mengalir karena prinsip hampa
udara (penghisapan).
Filtrasi digunakan sebagai berikut:
a. Untuk membersihkan air dan sampah pada pengolahan air
b. Menjernihkan preparat kimia di laboratorium
c. Menghilangkan pengotor pada air suntik injeksi
d. Membersihkan sirup dari kotoran yang ada pada gula
Pemisahan dengan kertas saring tanpa tekanan (adanya grafitasi)
Proses pemisahan dengan cara filtrasi dapat kita bedakan berdasarkan adanya tekanan
dan tanpa tekanan. Contoh diatas merupakan proses pemisahan tanpa tekanan, dimana cairan
mengalir karena adanya gaya grafitasi. Pemisahan ini sangat cocok untuk campuran heterogen
dimana jumlah cairannya lebih besar dibandingkan partikel zat padatnya.
Proses pemisahan dengan tekanan, umumnya dengan cara di vakumkan (disedot dengan
pompa vakum). Proses pemisahan dengan teknik ini sangat tepat dilakukan, jika jumlah partikel
padatnya lebih besar dibandingkan dengan cairannya.
4. Destilasi
Metode pemisahan bahan kimia berdasarkan perbedaan kecepatan atau
kemudahan menguap (volatilitas) bahan. Dalam penyulingan, campuran zat dididihkan
sehingga menguap, dan uap ini kemudian didinginkan kembali ke dalam bentuk
cairan, Zat yang memiliki titik didih lebih rendah akan menguap lebih dulu.
Macam-macam destilasi antara lain sbb:
a. Destilasi sederhana
Destilasi sederhana adalah salah satu cara pemurnian zat cair yang
tercemar oleh zat padat/zat cair lain dengan perbedaan titik didih cukup besar,
sehingga zat pencemar/pengotor akan tertinggal sebagai residu. Destilasi ini
digunakan untuk memisahkan campuran cair-cair, misalnya air-alkohol, air-
aseton, dll. Alat yang digunakan dalam proses destilasi ini antara lain, labu
destilasi, penangas, termometer, pendingin/kondensor leibig, konektor/klem,
statif, adaptor, penampung, pembakar, kaki tiga dan kasa.
Cara melakukan destilasi sederhana:
- Lihat pada handbook titik didih zat sampel yang anda peroleh.
- Susun/set alat destilasi.
- Masukan zat sampel pada labu destilasi (isi zat dalam labu paling banyak 2/3
bagian labu) lalu masukan batu didih. Isi kaleng penangas dengan zat penangas
yang disesuaikan dengan titik didih sampel, juga masukan batu didih pada
penangas tersebut. Alirkan air pendingin. Panaskan penangas mula-mula dengan
api kecil. Amati termometer, apabila ada cairan yang keluar sebelum mencapai
titik didihnya, pisahkan cairan tersebut, sedangkan apabila termometer
menunjukan titik didih sampel tahan supaya suhu tersebut konstan dan tampung
destilat yang dihasilkan. Hentikan destilasi pada saat sampel hampir habis (jangan
sampai kering) jika titik didih zat sampel lebih besar dari titik didih zat pencemar.
Sedangkan jika titik didih zat sampel lebih kecil dari titik didih zat pencemar,
maka destilasi dihentikan pada saat suhu melebihi titik didihnya sebesar ± 50C.
Pindahkan penangas. Tentukan indeks bias zat yang diperoleh dan bandingkan
dengan harga dari handbook.Gambar set alat destilasi sederhana:
b. Destilasi bertingkat/fraksinasi
Destilasi bertingkat adalah proses pemisahan destilasi ke dalam bagian-
bagian dengan titik didih makin lama makin tinggi yang selanjutnya pemisahan
bagian-bagian ini dimaksudkan untuk destilasi ulang. Destilasi bertingkat
merupakan proses pemurnian zat/senyawa cair dimana zat pencampurnya berupa
senyawa cair yang titik didihnya rendah dan tidak berbeda jauh dengan titik didih
senyawa yang akan dimurnikan. Dengan perkataan lain, destilasi ini bertujuan
untuk memisahkan senyawa-senyawa dari suatu campuran yang komponen-
komponennya memiliki perbedaan titik didih relatif kecil. Destilasi ini digunakan
untuk memisahkan campuran aseton-metanol, karbon tetra klorida-toluen, dll.
Pada proses destilasi bertingkat digunakan kolom fraksinasi yang dipasang pada
labu destilasi. Tujuan dari penggunaan kolom ini adalah untuk memisahkan uap
campuran senyawa cair yang titik didihnya hampir sama/tidak begitu berbeda.
Sebab dengan adanya penghalang dalam kolom fraksinasi menyebabkan uap yang
titik didihnya sama akan sama-sama menguap atau senyawa yang titik didihnya
rendah akan naik terus hingga akhirnya mengembun dan turun sebagai destilat,
sedangkan senyawa yang titik didihnya lebih tinggi, jika belum mencapai harga
titik didihnya maka senyawa tersebut akan menetes kembali ke dalam labu
destilasi, yang akhirnya jika pemanasan dilanjutkan terus akan mencapai harga
titik didihnya. Senyawa tersebut akan menguap, mengembun dan turun/menetes
sebagai destilat.
Cara melakukan destilasi bertingkat:
Susun/set alat destilasi bertingkat. Masukan zat sampel dan batu didih ke
dalam labu dasar bulat. Setelah siap panaskan labu dengan melalui penangas
sampai campuran mendidih. Atur pemanasan sehingga destilat yang keluar
mendekati 2 mL (60 tetes) per menit. Pasang pada labu dasar bulat 250 mL kolom
fraksinasi Vigreux atau kolom lain yang sesuai. Tutup ujung atas kolom dengan
termometer sedemikian rupa sehingga ujung termometer berada 5-10 mm di
bawah pipa pengalir pada kolom fraksinasi. Hubungkan pipa pengalir pada kolom
dengan pendingin (panjangnya 60-70 cm) dan pasang seperti untuk melakukan
destilasi sederhana. Siapkan 5 labu erlenmeyer yang bersih dan kering untuk
menampung destilat. Gambar set alat destilasi bertingkat:
c. Destilasi uap
Untuk memurnikan zat/senyawa cair yang tidak larut dalam air, dan titik
didihnya cukup tinggi, sedangkan sebelum zat cair tersebut mencapai titik
didihnya, zat cair sudah terurai, teroksidasi atau mengalami reaksi pengubahan
(rearranagement), maka zat cair tersebut tidak dapat dimurnikan secara destilasi
sederhana atau destilasi bertingkat, melainkan harus didestilasi dengan destilasi
uap.
Destilasi uap adalah istilah yang secara umum digunakan untuk destilasi
campuran air dengan senyawa yang tidak larut dalam air, dengan cara
mengalirkan uap air ke dalam campuran sehingga bagian yang dapat menguap
berubah menjadi uap pada temperatur yang lebih rendah dari pada dengan
pemanasan langsung. Untuk destilasi uap, labu yang berisi senyawa yang akan
dimurnikan dihubungkan dengan labu pembangkit uap (lihat gambar alat destilasi
uap).
Uap air yang dialirkan ke dalam labu yang berisi senyawa yang akan
dimurnikan, dimaksudkan untuk menurunkan titik didih senyawa tersebut, karena
titik didih suatu campuran lebih rendah dari pada titik didih komponen-
komponennya. Gambar set alat destilasi uap:
Cara melakukan destilasi uap:
Susunlah alat-alat destilasi uap seperti gambar di atas. Gunakan labu dasar
rata 1 liter sebagai pembangkit uap dan labu dasar bulat 250 mL sebagai labu
destilasi serta pendingin air (pendingin Leibig) yang panjangnya 60-70 cm.
Yakinkan semua alat tertutup dan berhubungan dengan erat. Masukan zat sampel
ke dalam labu 250 mL. Jika sudah siap panaskan labu pembangkit uap secara
perlahan-lahan sampai mendidih kemudian gunakan api yang besar sehingga
uapnya masuk ke dalam labu yang mengandung zat sampel. Hentikan destilasi
jika semua zat sampel telah terpisah dan tertampung dalam labu erlenmeyer
sebagai penampung destilat. Masukan destilat ke dalam corong pisah, selanjutnya
pisahkan zat sampel dari cairan pengotornya.
Perhatian:
Dalam destilasi uap kadang-kadang digunakan zat-zat padat, oleh karena
itu bahan mungkin memadat dalam pendingin. Perhatikan secara hati-hati dan
hindarkan pembentukan massa kristal yang akan menghambat tabung, kemudian
hentikan sebentar pengaliran air melalui pendingin dan keluarkan air yang ada
dalam pendingin. Uap panas akan meleburkan kristal dan hambatan akan hilang.
Setelah hambatan hilang, segeralah alirkan kembali air ke dalam pendingin.
Jika dalam destilasi uap dari labu yang mengandung zat tidak mau
mengalir maka labu tersebut dapat dipanaskan dengan menggunakan api yang
lebih kecil dari api pada pemanasan labu pembangkit uap.
5. Rekristalisasi
Metode pemisahan dengan cara menguapkan pelarut untuk mendapatkan kristal
yang terlarut dalam pelarut tersebut.
Rekristalisasi merupakan pemurnian suatu zat padat dari campuran/pengotornya
dengan cara mengkristalkan kembali zat tersebut setelah dilarutkan dalam pelarut yang
sesuai. Cara ini bergantung pada kelarutan zat dalam pelarut tertentu dikala suhu
diperbesar, konsentrasi total pengotor biasanya lebih kecil dari konsentrasi zat yang
dimurnikan, bila ingin konsentrasi pengotor yang rendah dalam larutan smentara produk
yang berkonsentrasi tinggi akan mengendap. Terdapat beberapa definisi tentang
rekristalisasi, diantaranya :
a)Suatu proses dimana butir logam yang terdeformasi digantikan oleh butiran baru
yang tidak terdeformasi yang intinya tumbuh sampai butiran asli termasuk didalamnya.
b)Perubahan struktur kristal akibat pemanasan pada suhu kritis.
c)Terbentuknya struktur butiran baru melalui tumbuhnya inti dengan pemanasan.
Semakim besar kristal-kristal yang terbentuk selama berlangsungnya
pengendapan, semakin mempermudah dalam proses penyaringan. Kemurnian senyawa
yang telah direkristalisasi dapat menggunakan alat yang disebut Melting Point (titik
leleh), yaitu parameter yang digunakan untuk pengukuran kemurnian hasil.
III. PERCOBAAN
a. Alat-alat
Sentrifuse
Sentrifus (pemusing/centrifuge) adalah sebuah perangkat yang berputar pada
poros tetapnya dengan berbagai kecepatan. Alat ini dapat memisahkan cairan dan
padatan atau cairan dengan kepekatan berbeda-beda dengan memanfaatkan gaya
sentrifugal yang dihasilkan dari rotasi.
Tabung sentrifuse
Sebagai wadah cairan yang akan di sentrifuse dimasukkan kedalam tabung
pemusing kemudian alat di operasikan
Corong
Alat yang digunakan untuk memasukkan cairan ke wadah yang memiliki
mulut wadah yang diameternya lebih kecil.
Kertas saring
Kertas yang digunakan untuk menyaring endapan yang pada larutan.
Spatula
Alat yang digunakan untuk mengambil serbuk/padatan
Kaca Arloji
Sebagai wadah untuk menimbang Zat yang berbentuk kristal
Piala Gelas
Wadah umum untuk larutan atau cairan di laboratorium
Alat destilasi
Alat yang akan memisahkan komponen-komponen zat yang ada dalam analit
berdasarkan perbedaan titik didih dari masing-masing komponen.
Corong Pemisah
Alat yang digunakan untuk memisahkan dua zat yang telah diekstrak.
b. Bahan-bahan
Kapur (CaCO3)
Merupakan serbuk Putih yang biasa digunakan untuk bahan penjernih
air/Bahan Pengisi Filter air serta dibuat menjadi kapur tulis
Aquadest
Merupakan air yang telah disulung satu kali untuk kepentingan analisis agar
mendapatkan hasil analisis yang lebih baik.
Garam dapur (NaCl)
Diperoleh dari air laut, berasa asin dan biasa digunakan sebagai bumbu
masakan.
HNO3
Salah satu asam kuat yang biasa digunakan di laboratorium dan juga berfungsi
sebagai oksidator. Asam Nitrat, yang dikenal juga dengan Aqua Fortis merupakan Zat
yang Sangat Korosif dan merupakan Asam Yang sangat Beracun.
Potensi Bahaya :
Dapat menyebabkan luka bakar, menghirup uapnya dapat menyebabkan
kematian.
Larutan AgNO3
Larutan agak keruh dan berwarna merah kecoklatan, Beracun, berbahaya,
korosif. menyebabkan luka bakar pada setiap jaringan tubuh. bisa fatal jika tertelan.
berbahaya jika dihirup. oksidator kuat. dapat menyebabkan kebakaran apabila kontak
dengan bahan lain.
Data rangking bahaya, meliputi :
Kesehatan : 3 (keracunan hebat)
Mudah terbakar: 0 - Tidak ada
Reaktivitas : 3 - parah (oksidator)
Kontak : 3 - parah (Korosif)
Senyawa ini beracun dan korosif. Simpanlah dalam botol berwarna dan ruang
yang gelap serta jauhkan dari bahan-bahan yang mudah terbakar.
Potensi Bahaya : Dapat menyebabkan luka bakar dan kulit melepuh.
Gas/uapnya juga menyebabkan hal yang sama.
c. Cara Kerja:
Sentrifugasi:
Ditimbang 0,5 gram kapur dan dimasukkan kedalam gelas piala kemudian
ditambahkan air sampai 100 ml. larutan dimasukkan kedalam 3 tabung sentrifuse
yang berbeda kemudian dilakukan sentrifugasi dengan waktu yang bervariasi yaitu 30
detik, 1 menitt dan 1 menit 30 detik lalu amati perbedaanya.
Dekantasi
Dimasukkan 2-3 sendok lapur tulis dalam gelas piala yang berisi 25 ml air.
Aduk dan biarkan campuran hinggah terpisah. Pisahkan sentrat dari endapan
dekantasi kemudian amati hasilnya.
Filtrasi dan rekristalisasi
Dilarutkan 5 gram garam dapur kotor kedalam 25 ml air lalu disaring
kemudian filtrat ditampung lalu dipanaskan hinggah semua larutannya habis dan
menyisahkan kristal-kristal garam.
Destilasi
Larutan NaCl dipipet sebanyak 200 mL dan dimasukkan kedalam labu
destilasi dan ditambahkan beberapa butir batu didih. Rangkai alat destilasi
sedemikian rupa dan lakukan proses destilasi hinggah yang tersisa hinggah 1/3
bagiannya. Hasil destilat ditampung dengan erlemeyer. Uap air terbentuk pada suhu
60oC dan ketika titik 90oC uap air jnuh terbentuk dan dicairkan melalui kondensor
sehinggah terbentuk tetesan pertamadi labu destilat. Destilat berupa air murni yang
dipisahkan dari NaCl diuji dengan HNO3 dan AgNO3. Amati dan catat hasilnya.
IV. HASIL
NoJenis
PemisahanPerlakuan Pengamatan
1 Sentrifugasi
0,5 gram CaCO3
dimasukkan kedalam
gelas piala 250 mL
Ditambahkan air
hinggah 50 mL
Di sentrifuse dalam
rentang waktu 1 menit,
2 menit, dan 3 menit.
Zat yang di
sentrifuse 3 menit
lebih jernih daripada
zat yang di sentrifuse
1 menit dan 2 menit
2 Dekantasi
1 sendok kapur tulis
dimasukkan kedalam
50 mL air dalam gelas
piala.
Diaduk hinggah merata
Dipisahkan dengan
cara dekantasi
Cairan disaring
Sebelum dekantasi
cairan keruh
kecoklatan. Setelah
dekantasi terbentuk
endapan kapur
berwarna krem.
Setelah disaring
cairan lebih jernih
dibandingkan
sebelumnya.
3Filtrasi dan
rekristalisasi
5 gram garam dapur
teknis ditimbang dan
dilarutkan kedalam 25
ml air.
Disaring
Hasil saringan di
uapkan pelarutnya
hinggah habis dengan
cara dipanaskan
hinggah yang tersisa
hanya tinggal
kristalnya.
Garam yang
dihasilkan dari
proses rekristalisasi
lebih putih
dibandingkan garam
sebelum di
rekristalisasi.
V. PEMBAHASAN
1) Sentrifugasi
Perbedaan tingkat kejernihan dari suatu zat yang sama dipengaruhi oleh waktu
sentrifugasi. Semakin lama waktu yang diperlukan untuk melakukan sentrifugasi
makatingkat kejernihannya pun semakin tinggi
2) Dekantasi
Hasil pemisahan lebih jernih dikarenakan ada zat yang yang terkandung dalam cairan
tersebut ikut bereaksi dengan zat yang digunakan untuk dekantasi.
3) Filtrasi dan Rekristalisasi
Ketika garam dilarutkan dengai air, air menjadi keruh dikarenakan garam yang
dilarutkan berwarna agak kecklatan, namun setelah disaring, kekeruhan dari larutan tadi
mulai berkurang. Setelah kekeruhan berkurang, maka dilakukanlah penguapan.
Penguapan ini dimaksudkan agar kita dapat memperoleh kristal garam yang telah
dilarutkan tadi. Dan hasilnya adalah kristal garam yang lebih putih dan bersih.
4) Destilasi
Tujuan kita melarutkan antara garam dan air adalah kita ingin memisahkan kembali
air dari larutan garam tersebut. Setelah didestilasi, hasil destilat kemudian ditambahkan
AgNO3 untuk membuktikan bahwa yang diperoleh adalah air murni, bukan campuran
garam. Bila masih terdapat campuran garam maka akan ada endapan putih yang
dihasilkan dari AgCl atau hasil reaksi antara NaCl dengan AgNO3.
VI. KESIMPULAN
a. Kejernihan pada saat sentrifugasi dipengaruhi oleh waktu sentrifugasi. Semakin lama
waktu yang digunakan maka semakin jernih larutan yang didapatkan.
b. Zat yang didekantasi dapat lebih jernih dari sebelumnya jika zat yang
ditambahkannya bisa bereaksi dengan suspensi dalam larutan tersebut.
c. Partikel yang lebih besar dari lubang filter tidak akan lolos sehinggah didapatkan
larutan yang bersih ketika disaring.
d. Salah satu cara mendapatkan kembali kristal yang telah larut adalah dengan cara
rekristalisasi.
e. Destilasi merupakan teknik pemisahan campuran berdasarkan perbedaan titik didih
dari suatu zat.
VII. DAFTAR PUSTAKA
Harvey David. 2000. Modern Analytical Chemistry. New York : Mc Graw-Hill
Comp
Vogel. 1985. Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semi Makro
Edisi V.
http://www.kimia-ebook.tk/2016/03/teknik-pemisahan-campuran-secara.html
Sanagi, Mohd Marsin. 1998. Teknik Pemisahan dalam Analisis Kimia. Johor
Darul Ta’zim: Universiti Teknologi Malaysia
Kamilati, Nurul. 2006. Mengenal Kimia 1 SMP Kelas VII. Kebumen : Yudhistira
VIII. LAMPIRAN
Sampel digerus Ditimbang 5 gram
Dimasukkan tabung sentrifuse Ditambah Aquadest
Hasil sentrifugasiDimasukkan alat sentrifuse
1. Sentrifugasi
2. Dekantasi
Sampel digerus Diambil 1 sendok
Dilarutkan dengan aquadest Dimasukkan ke gelas piala
Dibiarkan terpisah Disaring
3.