LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK KIMIA III
PEMBUATAN ASAM SULFANIL DARI ANILIN
Disusun oleh :
Shabrina Ananta
2013430150
JURUSAN TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA
JAKARTA
2015
I. PENDAHULUAN
Judul Percobaan :
Pembuatan Asam Sulfonil dari Anilin
Prinsip Percobaan :
Sulfonasi adalah reaksi kimia yang melibatkan penggabungan gugusan sulfamat –
SO3H ke dalam suatu molekul ataupun ion. Pada saat pemisahan anili ke dalam asam sulfat
terjadi reaksi sulfonasi yaitu suatu reaksi substitusi yang mengsubstitusikan asam hidrogen
dengan gugus asam sulfonat (SO3H) pada molekul organik melalui ikatan kimia pada atom
karbonnya.
Reaksi :
Tujuan :
Untuk mengetahui pembuatan asam sulfonil dari anilin.
Untuk mengetahui proses kristalisasi dan herkristalisasi.
Untuk mengetahui sifat fisika dan kimia SO3H.
II. TINJAUAN PUSTAKA ( TEORI )
A. Anilin ( C6H5NH2 )
An i l i ne merupa kan se ny aw a tu r unan benz ene yang
mem puny a i gugu s amina, rumus molekul anilin C6H5NH2 dan mempunyai rumus
bangun :
Anilin dapat dibuat dengan cara mereaksikan fenil halide dengan
NH atau dengan mereduksi Nitrobenzene dengan campuran Fe dan HCl
dinetralkan dengan kapurdan disuling dengan uap lalu dimurnika n dengan
penyulingan bertingkat dan anilin merupakan basa lemah, menurut reaksi sebagai
berikut :
C6H5 NO2+6HCl+3 Fe→C6H 5NH 2+3 FeCl2+2H2O
Sifat fisika Anilin :
1. Berupa zat cair seperti minyak.
2. Sukar larut dalam air.
3. Beracun.
4. Titik didih 1840C.
5. Titik leleh -60C.
6. BM 93.
7. Berat jenis 1.02 g/mol.
Sifat kimia Anilin :
1. Bersifat basa sangat lemah.
2. Anilin dapat bereaksi dengan asam membentuk garam – garamnya .
3. Anilin dapat bereaksi dengan H2SO4 membentuk anilin monosulfat dan anilin
monosulfat jika dipanaskan berubah menjadi asam sulfonat .
Kegunaan Anilin :
1. Untuk bahan dasar pembuatan zat warna.
2. Untuk bahan dasar pembuatan obat-obatan.
3. Untuk pembuatan bahan platik.
4. Untuk pembuatan bahan cat.
B. Asam Sulfat ( H2SO4 )
Asam sulfat ( H2SO4 )merupakan asam mineral (anorganik) yang kuat. Zat ini
larut dalam air pada semua perbandingan. Asam sulfat mempunyai banyak kegunaan
dan merupakan salah satu produk utama industri kimia. Kegunaan utamanya termasuk
pemrosesan bijih mineral, sintesis kimia, dan pemrosesan air limbah . Asam sulfat
murni yang tidak diencerkan tidak dapat ditemukan secara alami di bumi oleh karena
sifatnya yang higroskopis. Komponen utama asam sulfat yaitu belerang. Belerang
adalah zat padat yang pada temeperatur kamar melebur pada 1190C, berwarna kuning
rapuh, dan kristal belerang berbentuk rombik dengan rumus S.
Sifat fisika :
1. Cairan kental berwarna kekuningan.
2. Memiliki aroma yang khas seperti belerang.
3. Bersifat korosif.
4. Bersifat higroskopis.
5. Berat jenis 1.84 g/mol.
6. Titik didih 2400C.
7. Titil leleh 100C.
Sifat kimia :
1. Merupakan asam kuat.
2. Jika dicampur dengan air akan menimbulkan proses ke lingkungan yaitu reaksi
eksoterm (panas) sampai 1200C dan kontraksi, jadi isi campuran berkurang.
3. Bersifat encer dan tidak bereaksi dengan Bi, Hg, Cu, dan logam mulia.
4. Merupakan oksidator dan zat pendehidrasi.
5. Bersifat pekat.
Kegunaan H2SO4 :
1. Bahan pembuatan pupuk Ammonium sulfat dan asam sulfat.
2. Memurnikan minyak tanah.
3. Bahan kimia industri.
4. Menghilangkan karat besi sebelum baja dilapisi seng.
C. Asam Sulfonil
As am su l fon i l merupa kan p roduk has i l s u l fona s i yang
merupa kan a sa m o rga n ik da r i go longan a s am su l fona t , a t a u s e r ing
d i s ebu t j uga a s am p -a mino benzene sulfonat atau asam sulfanilat yang
diperoleh dari mereaksikan anilin dan asam sulfat pekat. Asam sulfonil
dianggap sebagai ion amfoter ( zat yang mampu menunjukkan dua sifat saling
berlawanan,bersifat asam atau basa ). Zat ini terbentuk dari pemanasan anilin sulfat
pada suhu 2000C. Asam sulfonat bereaksi terurai sebelum mencair pada suhu
3000C dan tidak dapa t l a ru t da l am pe l a ru t o rgan ik .
Pada pembuatan asam sulfonil ini menggunakan reaksi sulfonasi,
sulfonasi yaitu reaksi yang terjadi dimana atom H yang terikat pada cincin
benzene diganti d e n g a n g u g u s s u l f o n a t . I s t i l a h s u l f o n a s i
t e r u t a m a d i g u n a k a n u n t u k menya takan r eaks i - r e aks i ya ng
mengguna kan pe reaks i su l fonas i ya ng umum seperti asam sulfat
pekat, oleum, dan pereaksi lainnya yang mengandung sulfur trioksida.
Sulfonasi senyawa aromatik merupakan salah satu jenis sulfonasi yang
paling penting, sulfonasi tersebut dapat dilakukan dengan mereaksikan senyawa
aromatik dengan asam sulfat, dalam percobaan sulfonasi ini senyawa aromatik
yang digunakan adalah anilin, dan pe rcobaa n d i l akukan dengan
mere aks ikan an i l i n de ngan a sa m s u l f a t pe ka t pada suhu 180 -190 0C
dan menghasilkan produk utama berupa asam sulfanilat dan air sebagai hasil
sampingannya.
Sifat fisika asam sulfonil :
1. Berbentuk kristal berwarna putih ( dalam keadaan murni ).
2. Tidak dapat larut dalam pelarut organik.
3. Larut dalam air dingin -50C.
4. Terurai dalam ( sebelum ) mencair pada 3000C dan terbentuk pada suhu 180 -
190 0C.
Sifat kimia asam sulfonil :
1. Merupakan turunan benzen.
2. Bersifat amfoter.
3. Cenderung bersifat asam.
4. Dihasilkan dari anilin dengan asam sulfat,
Kegunaan asam sulfonil :
1. Digunakan sebagai katalis dalam proses industri.
2. Sebagai bahan dasar dalam industri farnasi.
3. Sebagai zat warna.
4. Sebagai zat pengemulsi.
D. Metode Proses
1. Kristalisasi
Kristalisasi adalah proses pembentukan bahan padat dari pengendapan larutan,
melt (campuran leleh), atau lebih jarang pengendapan langsung dari gas. Kristalisasi
juga merupakan teknik pemisahan kimia antara bahan padat-cair, di mana
terjadi perpindahan massa (mass transfer) dari suat zat terlarut (solute) dari cairan
larutan ke fase kristal padat.
Metode kristalisasi diantaranya adalah :
a) Pendinginan
Untuk bahan-bahan yang kelarutannya berkurang dratis dengan menurunnya
temperatur, kondisi lewat jenuh dapat dicapai dengan pendinginan larutan panas
yang jenuh.
b) Pemanasan
Untuk bahan-bahan yang kelarutannya berkurang sedikit dengan menurunnya
suhu. Kondisi lewat jenuh dapat dicapai dengan penguapan sebagian pelarut.
c) Pemanasan dan Pendinginan
Metode ini merupakan gabungan dari dua metode diatas. Larutan panas yang Jenuh
dialirkan kedalam sebuah ruangan yang divakumkan. Sebagian pelarut menguap,
panas penguapan diambil dari larutan itu sendiri, sehingga larutan menjadi dingin
dan lewat jenuh. Metode ini disebut kristalisasi vakum.
d) Penambahan bahan (zat) lain.
Untuk pemisahan bahan organik dari larutan seringkali ditambahkan suatu garam.
Garam ini larut lebih baik daripada bahan padat yang dinginkan sehinga terjadi
desakan dan membuat bahan padat menjadi terkristalisasi.
2. Herkristalisasi
Rekristalisasi merupakan salah satu cara pemurnian zat padat yang jamak
digunakan, dimana zat-zat tersebut atau zat-zat padat tersebut dilarutkan dalam suatu
pelarut kemudian dikristalkan kembali. Cara ini bergantung pada kelarutan zat dalam
pelarut tertentu di kala suhu diperbesar. Karena konsentrasi total impuriti biasanya
lebih kecil dari konsentrasi zat yang dimurnikan, bila dingin, maka konsentrasi
impuriti yang rendah tetapi dalam larutan sementara produk yang berkonsentrasi
tinggi akan mengendap. (Arsyad, 2001).
Ada tujuh metode dalam rekristalisasi yaitu: memilih pelarut, melarutkan zat
terlarut, menghilangkan warna larutan, memindahkan zat padat, mengkristalkan
larutan, mengumpul dan mencuci kristal, mengeringkan produknya (hasil)
(Williamson, 1999).
Diagram Alir proses :
III. Proses Alat :
50 g + 11 g Anilin Pencampuran dilakukan secara perlahan dan selalu dikocok. ( di labu dasar bulat )
Campuran dipanaskan di dalam oil bath pada suhu 180-190 0C.
Pemanasan dilakukan +- 4 jam dihitung setelah suhu mencapai 180-190 0C.
Setelah pemanasan, campuran dimasukkan ke beaker glass yang berisi +- 300 ml es batu. Dicampurkan es agar terjadi proses kristalisasi , setelah dimasukkan ke dalam es, dilakukan pemisahan antara kristal dengan larutan (jangan sampai kristal tersedot).
Herkristalisasi, sating dengan corong pemanas dengan penampung es 200ml kemudian saring kembali
Keringkan dalam oven dan timbang. Hitung Nilai rendemen.
1. Timbangan
2. Labu didih dasar bulat
3. Oil bath
4. Termometer
5. Beaker glass
6. Batu didih dan spatula
7. Statif dan klem
8. Bunsen
Bahan :
1. Asam sulfat
2. Anilin
3. Aquadest
4. Oil
5. Norit
Cara kerja :
1. 50 gram Asam Sulfat dimasukkan dalam 11 gram Anilin.
2. Pemberian Asam Sulfat sedikit demi sedikit dan selalu dikocok.
3. Campuran lalu dipanaskan dalam labu dasar bulat pada suhu 180-1900C dengan
menggunakan oil bath.
4. Pemanasan dilakukan selama 4 jam.
5. Setelah pemanasan campuran dituangkan ke dalam beaker glass berisi 300ml es
batu.
6. Kristal yang didapat di herkristalisasi dengan menggunakan norit untuk
menghilangkan kotoran – kotoran yang ada.
7. Setelah diherkristalisasi akan didapat kristal berupa jarum berwarna putih
mengkilap dengan 2 mol air Kristal.
8. Hitung rendemen teoritis dari hasil yang didapat.
Rangkaian Alat dan Keterangan
IV. DATA PENGAMATAN
1. Anilin
Massa anilin = 11 gram
MR anilin = 93 gr/mol
ρ anilin = 1,02 gr/mL
Volume anilin = massa / ρ
= 11 gr / 1,02gr/mL
= 10,78 mL
Mol Anilin = massa / MR
= 11 gr / 93 gr/mol
= 0,1182 mol
2. Asam Sulfat
Massa H2SO4 = 50 gram
MR H2SO4 = 98 gr/mol
ρ H2SO4 = 1,84 gr/mL
Volume H2SO4 = massa / ρ
= 50 gr/1,84gr/mL
= 27,17 mL
Mol H2SO4 = massa / MR
= 50 gr / 98 gr/mol
= 0,5100 mol
Reaksi yang terjadi:
C6H5NH2 + H2SO4 C6H4NH2SO3H + H2O
Mula-mula : 0,1182 mol 0,5100 mol - -
Reaksi : 0,1182 mol 0,1182 mol 0,1182 mol 0,1182 mol -
Sisa : 0 mol 0,3918 mol 0,1182 mol 0,1182 mol
Massa Asam sulfonil teoritis
Massa Asam Sulfonil = mol x MR
= 0,1182 mol x 173 gr/mol
= 20,4486 gr
Massa Asam Sulfonil Praktis
Berat kertas saring + isi = 118.58 gr
Berat kertas saring = 111.79 gr -
Berat asam sulfonil = 6.79 gr
Rendemen= Bobot KristalBobot Teoritis
x100 %
Rendemen= 6.7920.4486
x100 %=33.21 %
V. PEMBAHASANLarutan Anilin yang berwarna putih dimasukkan ke dalam labu dasar bulat
lalu ditambahkan larutan Asam Sulfat berwarna putih. Pemberian Asam Sulfat ini
sedikit demi sedikit dan selalu dikocok. Asam sulfat pekat dalam percobaan ini
berfungsi sebagai elektrofilik yang akan menggantikan atom hidrogen pada anilin
sedangkan anilin berfungsi sebagai penyumbang aril. Larutan tersebut berubah warna
menjadi hitam setelah dicampurkan dengan Anilin, setelah itu campuran tersebut
dipanaskan pada suhu 180-1900C dengan menggunakan oil bath. Suhu tersebut selalu
dijaga selama 4 jam agar metode kristalisasi dapat terbentuk .
Setelah pemanasan, campuran dituangkan ke dalam beaker glass berisi 300ml
es batu. Campuran yang berisi kristal +air tersebut berubah warna menjadi putih
keungu- keunguan. Proses pendinginan ini bertujuan agar kristal cepat terbentuk,
setelah itu campuran yang sudah didinginkan dipisahkan air dan kristalnya dengan
menggunakan pipet. Setelah air sudah habis lalu air tersebut diganti dengan volume
air yang sama.
Lalu ditambahkan larutan norit diaduk sampai merata agar kotoran- kotoran
yang ada dapat menghilang, lalu pemanasan herkristalisasi kembali di saringan
pemanas agar kristal mengendap di bawah. Setelah itu campuran tersebut dituangkan
dalam beaker glass yang berisi 300ml es batu agar kristal terbentuk saat bercampur
dengan larutan Anilin + Asam Sulfat. Campuran tersebut disaring dengan kertas
saring agar didapat kristal yang berwarna putih mengkilap. Setelah disaring, maka
kristal tersebut dikeringkan dengan oven dan dihitung nilai rendemennya.
Mekanisme reaksi yang terjadi yaitu reaksi substitusi elektrofilik antara anilin
dan asam sulfat pekat yaitu terjadi protonasi pada elektron bebas O pada asam sulfat
sehingga atom O akan menyerang H pada anilin dan anilin akan kehilangan satu atom
H. Kemudian anilin yang kehilangan satu atom H akan mengalami resonansi untuk
menstabilkan senyawanya. Atom C negatif pada gugus benzena anilin akan
menyerang atom S positif pada asam sulfat sehingga gugus sulfat akan berikatan pada
anilin menjadi para amino benzen sulfonat. Para amino benzen sulfonat yang
terbentuk akan mengalami resonansi untuk menstabilkan senyawanya lalu atom N
negatif pada para amino benzen sulfonat akan menyerang atom H positif sehingga
membentuk asam sulfanilat
VI. KESIMPULAN
Pembuatan Asam Sulfanil merupakan gabungan reaksi Anilin dan Asam
Sulfat. Proses pembuatan Asam Sulfanil ini menggunakan metode kristalisasi dan
herkristalisasi pemanasan dan pendinginan. Larutan tersebut harus jenuh
(superheated), suhu dijaga sampai 180 – 1900C agar kristal mudah terbentuk, dengan
adanya proses saringan pemanas agar kristal masih terendap di bawah sehingga saat
dimasukkan ke dalam es, kristal mudah terbentuk. Penambahan norit pada saat
saringan pemanas akan menghilangkan kotoran- kotoran, sehingga Kristal yang
terbentuk berwarna putih mengkilap.
Berdasarkan praktikum pembuatan asam sulfonil dari anilin yang telah
dilakukan, diperoleh bobot asam sulfanilat praktis sebesar 6.79 gram dari bobot asam
sulfanilat teoritis sebesar 20,4486 gram. Maka, rendemen yang didapat sebesar 33.21
%.
VII. TUGAS
1. Jelaskan mekanisme reaksi sulfonasi!
Mekanisme reaksi yang terjadi yaitu reaksi substitusi elektrofilik antara anilin
dan asam sulfat pekat yaitu terjadi protonasi pada elektron bebas O pada asam sulfat
sehingga atom O akan menyerang H pada anilin dan anilin akan kehilangan satu atom
H. Kemudian anilin yang kehilangan satu atom H akan mengalami resonansi untuk
menstabilkan senyawanya. Atom C negatif pada gugus benzena anilin akan
menyerang atom S positif pada asam sulfat sehingga gugus sulfat akan berikatan pada
anilin menjadi para amino benzen sulfonat. Para amino benzen sulfonat yang
terbentuk akan mengalami resonansi untuk menstabilkan senyawanya lalu atom N
negatif pada para amino benzen sulfonat akan menyerang atom H positif sehingga
membentuk asam sulfanilat
2. Jelaskan perbedaan cooler dan kondensor! Mengapa sulfonasi tidak
menggunakankeduanya?
Kondensor adalah sebuah alat penukar kalor (Heat Exchanger) yang digunakan untuk
mengkondensasikan/mengubah gas yang bertekanan tinggi berubah menjadi cairan
yang bertekanan tinggi yang kemudian akan dialirkan ke Receiver Dryer dan
dilanjutkan ke expansi valve. Dalam penggunaannya kondensor diletakakan diluar
ruangan yang sedang didinginkan supaya panas yang keluar saat pengoperasiannya
dapat dibuang keluar sehingga tidak mengganggu proses pendinginan.
Cooler adalah suatu alat yang berfungsi untuk mencegah terjadinya over heating (panas
berlebihan) dengan cara mendinginkan suatu fraksi panas dengan menggunakan media cairan
dingin, sehingga akan terjadi perpindahan panas dari fluida yang panas ke media pendingin
tanpa adanya perubahan suhu. Alat pendingin biasanya menggunakan media air, dalam
prosesnya air pendingin tidak mengalami kontak langsung dengan fraksi pans tersebut, karena
fraksi panas mengalir di dalam pipa sedangkan air pendingin berada di luar pipa.
3. Mengapa pemanasan dilakukan selama 4 jammenggunakan oilbath? Bisakah diganti
dengan pemanas lain? Jelaskan!
Tujuan pemanasan selama 4 jam pad suhu 180-190°C merupakan suhu optimum untuk
terbentuknya asam sulfonil. Apabila pemanasan yang dilakukan belum mencapai keadaan
yang optimal maka yang terbentuk adalam m-amino benzene sulfat (bersifat sangat mudah
larut dalam air sehingga akan menyulitkan dalam penanganan proses selanjutnya). P-amino
benzene sukfat akan tercapai pada suhu 180-190°C. Digunakan oilbath sebagai pemanas yaitu
karena fungsi dari oilbath sendiri sebagai pentrasfer panas kepada suatu materi/item yang
memiliki luas permukaan yang lebih banyak dan panas yang di terima stabil. Untuk alasan
pemilihan Oli sebagai agen penghantar panas adalah titik didihnya yang lebih tinggi, hal ini
dibutuhkan untuk kebutuhan panas yang tinggi.
Tidak bisa digunakan pemanas lain, misal pemanas air (waterbath) karena air hanya dapat
digunakan untuk memanaskan materi sampai suhu tidak melebihi 105°C karena diatas
temperatur tersebut air sudah menguap.
4. Jelaskan mengapa herkristalisasi asam sulfonil harus dilakukan setelah pencucian
dengan air aquadest? Bisakah dengan tanpa tahapan tersebut?
Dilakukan setelah pencucian dengan air aquadest yaitu untuk menghilangkan sisa-sia
asam sulfat yang masih ada pada larutan dan untuk melarutkan sisa-sisa garam yang
terbentuk. Apabila tahapan tersebut dilewatkan maka larutan asam sulfonilat yang
terbentuk tidak sempurna karena masih mengandung sisa asam dari asam sulfat dan
pengotor lainnya.
5. 20 gram anilin direaksikan dengan 60gram asam sulfat. Bila konversi hasil yang di
dapat adalah 60%. Maka berapa gram rendemen yang di dapat?