Date post: | 16-Nov-2023 |
Category: |
Documents |
Upload: | independent |
View: | 0 times |
Download: | 0 times |
KERAGAMAN GEOLOGI EKSOGEN DAN GEOARKEOLOGI
JALAN CISITU LAMA NO.37 BANDUNG – INDONESIA 40135
TELP. +62-22-2502428 ; +62-22-2506224
FAX. +62-22-2506224
http://www. pusdiklat-geologi.esdm.go.id
DIKLAT GEOWISATA
BANDUNG, 3 NOVEMBER 2015
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN GEOLOGI
Bandung, 22 Mei 1978
08122027266
Widyaiswara Muda, PusdiklatGeologi, Jl. Cisitu Lama 37Bandung,
022-2502428 / 022-2506224 (fax)
S1 Teknik Geologi Unpad, 2003
S2 Hidrogeologi ITB, 2010
Pusat pendidikan dan pelatihan geologi
Badan diklat energi dan sumber daya mineral
Kementerian energi dan sumber daya mineral
OUTLINE
• PENDAHULUAN
• PRINSIP – PRINSIP GEOLOGI
• INVENTARISASI KERAGAMAN KARST
• INVENTARISASI KERAGAMAN SUNGAI, DANAU DAN PANTAI
• INVENTARISASI KERAGAMAN FOSIL DAN GEOARKEOLOGI
• PENUTUPPusat pendidikan dan pelatihan geologi
Badan diklat energi dan sumber daya mineral
Kementerian energi dan sumber daya mineral
TUJUAN PEMBELAJARAN UMUM
Setelah mengikuti mata diklat ini diharapkan peserta mampu menjelaskan keragaman geologi
eksogen dan geoarkeologi
Pusat pendidikan dan pelatihan geologi
Badan diklat energi dan sumber daya mineral
Kementerian energi dan sumber daya mineral
TUJUAN PEMBELAJARAN KHUSUS
Setelah mengikuti mata diklat ini diharapkanpeserta mampu:
• Menjelaskan Prinsip – prinsip geologi
• Menjelaskan Inventarisasi keragaman karst
• Menjelaskan Inventarisasi keragaman sungai, danaudan pantai
• Menjelaskan Inventarisasi keragaman fosil dangeoarkeologi
Pusat pendidikan dan pelatihan geologi
Badan diklat energi dan sumber daya mineral
Kementerian energi dan sumber daya mineral
PRINSIP – PRINSIP GEOLOGI
Pusat pendidikan dan pelatihan geologi
Badan diklat energi dan sumber daya mineral
Kementerian energi dan sumber daya mineral
GEOLOGI
• Ilmu yang mempelajari bumi, secaramenyeluruh asal mula, komposisi, struktur,sejarahnya, dan proses-proses alam yang telahdan sedang berlangsung, menjadikan keadaanbumi seperti ini.
KONSEP DASAR GEOLOGI
• UNIFORMIATIARISM (James Hutton, akhirabad 18) :
“Hukum-hukum fisika, kimia, biologi yang terjadi saat ini berlangsung juga pada masalampau”. Pernyataan ini disebut juga :
“The present is the key to the past”
GEOWISATA
GEOWISATA dikembangkan dan diperkenalkanpada awal tahun 1990-an oleh Hose (1995) yang mendefinisikan geowisata sebagai penyediaan
fasilitas dan pelayanan interpretasi untukmembantu wisatawan mendapatkan
pengetahuan dan memahami geologi dangeomorfologi sebuah tapak, termasuk
kontribusinya terhadap pengembangan ilmukebumian.
Geopark
Development
KONSERVASI Konservasi Geologi, Flora Fauna & budaya
Mengintegrasikan antara konservasi alam
dan budaya
Pemanfaatan Sumber Daya yang
berkelanjutan (tanpa merusak)
PENGEMBANGAN
MASYARAKAT Masyarakat sebagai pemain kunci
Capacity building dari masyarakat
setempat
Pendidikan akan warisan (geologi,
budaya)
Penguatan ‘Shared Values’
PEMBANGUNAN
EKONOMI Geowisata sebagai bagian
dari pengembangan ekonomi
kreatif
Inovasi Produk Wisata
Direct & Indirect Efeck
KONSEP DASAR
PENGEMBANGAN GEOWISATA
Ibrahim Komo, 2012
KAWASAN CAGAR
ALAM GEOLOGI
HARUS DAPAT
DIMANFAATKAN
SECARA OPTIMAL
PENINGKATAN
PENDAPATAN
MASYARAKAT,
DAERAH DAN
NASIONAL
SEKTOR
ESDM
INVENTARISASI
DAN
MENENTUKAN
KAWASAN CAGAR
ALAM GEOLOGI
KRITERIA
PENENTUAN
KAWASAN
GEOWISATA
K
O
N
D
I
S
I
L
A
H
A
N
KEDALAMAN INFORMASI
KERAGAMAN GEOLOGI
SKALA KEGIATAN PARIWISATA
G
E
O
K
O
N
S
E
R
V
A
S
I
1. FAKTOR KEDALAMAN INFORMASI KERAGAMAN GEOLOGI
KEDALAMAN INFORMASI KERAGAMAN GEOLOGI ADALAH PEMBAGIAN PERINGKAT
KERAGAMAN GEOLOGI BERDASARKAN KEDALAMAN PENELITIAN :
• Secara komposisi dibagi menjadi: Inti, Selubung dan Kerak.
• Berdasarkan sifat fisiknya: Lithosphere, Asthenosphere, Mesosphere
STRUKTUR BUMI
BATAS LEMPENG
• Divergen, dimana lempeng-lempeng bergerak salingmenjauh, sehingga terbentuk celah yang mengakibatkan material dari selubung naik ke atasmembentuk lantai samudera baru
• Konvergen, dimana lempeng-lempeng bertemu, sehingga menyebabkan salah satu lempengmenyusup di bawah yang lain dan masuk keselubung
• Transform, dimana lempeng saling bersinggungan, tanpa disertai pembentukan dan penghancurankerak
PETROLOGI – STRATIGRAFI (GEOLOGI DASAR)
Pusat pendidikan dan pelatihan geologi
Badan diklat energi dan sumber daya mineral
Kementerian energi dan sumber daya mineral
PETROLOGI
• Ilmu yang mempelajari batuan, asal mulakejadian, struktur dan tekstur, klasifikasi ataupengelompokan berbagai macam batuan yang ada di atas bumi.
• Klasifikasi jenis batuan :
1. Batuan beku,
2. Batuan sedimen, dan
3. Batuan metamorf.
BATUAN DAN SIKLUS BATUAN
Di alam dikenal tiga kelompok besar batuan: Batuan Beku, Batuan
Sedimen dan Batuan Metamorf
Batuan beku terbentuk dari hasil pendinginan dan kristalisasi dari
magma yang terjadi di dalam dan/ di luar bumi.
Batuan Sedimen adalah kelompok batuan yang diendapkan
dipermukaan bumi yang terdiri dari mineral dan pecahan-pecahan
batuan sebelumnya, butiran-2 hasil proses biologi atau hasil proses
kristalisasi air.
Batuan Metamorf adalah kelompok batuan yang dihasilkan dari
proses perubahan batuan sebelumnya menjadi batuan yang baru
yang diakibatkan oleh perubahan temperatur, tekanan maupun
fluida.
Siklus Batuan mengambarkan proses interaksi dan transformasi
dari tiga kelompok batuan. Proses ini dikontrol oleh proses internalseperti tektonik dan eksternal yaitu udara dan air.
STRATIGRAFI
Ilmu yang mempelajari lapisan-lapisanbatuan dan hubungannya satu dengan yang lain (umur, hubungan lateral dan vertikal, penyebaran serta terjadinya) dengan tujuanuntuk mengetahui sejarah bumi danpengetahuan lainnya dari lapisan batuanyang mempunya arti ekonomis.
GEOLOGI STRUKTUR (GEOLOGI DASAR)
Pusat pendidikan dan pelatihan geologi
Badan diklat energi dan sumber daya mineral
Kementerian energi dan sumber daya mineral
GEOLOGI STRUKTUR
• Adalah bagian dari ilmu geologi yangmempelajari tentang bentuk (arsitektur)batuan sebagai hasil dari proses deformasi
• Jenis struktur geologi :
Lipatan, sesar, rekahan
GEOMORFOLOGI (PRINSIP GEOLOGI)
Pusat pendidikan dan pelatihan geologi
Badan diklat energi dan sumber daya mineral
Kementerian energi dan sumber daya mineral
GEOMORFOLOGI
Adalah cabang dari ilmu geologi yang
mempelajari tentang bentuk bumi atau roman
muka bumi.
PROSES-PROSES GEOMORFOLOGI
Perubahan baik secara fisik atau kimia yang dialami
oleh permukaan bumi.
Faktor pengubahnya berupa :
1. Tenaga asal dalam (endogen) :
vulkanisme, pegunungan, lipatan dan patahan.
2. Tenaga asal luar (eksogen) :
erosi, abrasi, banjir, gerakan tanah, akumulasi
sedimen oleh air, angin, gravitasi
MORFOLOGI/SLOPE DETAIL
Panjang lereng :
<15m (sangat pendek), 15-50m (pendek), 50-
250m (agak panjang), 250-500m (panjang),
>500m (sangat panjang).
Bentuk lereng umum :
cekung, cembung, datar.
RELIEF
Satuan relief
NO UNIT RELIEF LERENG
(%)
BEDA TINGGI
RELATIF
(%)
1 Topografi datar-hampir datar 0-2 <5
2 Topografi berombak dengan lereng landai 3-7 5-50
3 Topografi bergelombang dengan lereng miring 8-13 12-75
4 Topografi bergelombang/berbukit dengan
lereng sedang
14-20 50-200
5 Topografi berbukit terkikis dalam dengan lereng
terjal
21-55 200-500
6 Pegunungan terkikis kuat dengan lereng sangat
terjal
56-140 500-1000
7 Pegnunungan dengan lereng sangat terjal sekali >140 >1000
BENTUK-BENTUK PROSES GRADASI
• Degradasi : perataan dengan pemindahan bahan-bahan dari bidang permukaan
• Agradasi : perataan dengan penumpukan bahan-bahan terhadap bidang permukaan
EROSI
• Definisi : Proses terkikisnya dan terangkutnya tanah atau bagian-bagian tanah oleh media alami yang berupa air (air hujan). Tanah dan bagian-bagian tanah yang terangkut dari suatu tempat yang tererosi disebut sedimen.
• Tahapan Erosi– Tahapan Muda– Tahapan Dewasa– Tahapan Tua
PROSES AGRADASI
• Agradasi merupakan penumpukan bahan-bahan yang terjadi oleh gaya angkut yang berhenti
• Penyebabnya karena terjadinya perubahan kemiringan lereng menjadi datar
• Kenampakan morfologinya akan menunjukan permukaan tanah yang relatif naik dibanding dengan permukaan asalnya
INVENTARISASI KERAGAMAN KARST
Pusat pendidikan dan pelatihan geologi
Badan diklat energi dan sumber daya mineral
Kementerian energi dan sumber daya mineral
DEFINISI KARST
Bentang alam atau morfologi yang terbentuk
akibat proses karstifikasi dan proses pelarutan
kimia yang diakibatkan oleh aliran permukaan.
Karst yang baik harus mengandung potensi mineral
kalsit sekitar70-90% hal ini dimaksudkan dengan
kegiatan pelarutan yang ada
Topografi kars adalah suatu topografi yang
terbentuk pada daerah dengan litologi berupa
batuan yang mudah larut, menunjukkan relief yang
khas, penyaluran tidak teratur, aliran sungai secara
tiba-tiba masuk ke dalam tanah dan meninggalkan
lembah kering dan muncul kembali di tempat lain
sebagai mata air yang besar
Karst hanya dijumpai di tempat-tempat tertentu. Pada
awalnya pengertian karst merujuk pada nama bentang alam
“karst” ditimur kota Trieste, Slovenia. Karena kekhasannya
istilah karst kemudian dipakai untuk menyebut semua kawasan
batu gamping yang telah mengalami suatu proses kelarutan.
Karst merupakan suatu wilayah batu gamping yang ditandai
oleh adanya cekungan, lereng terjal, tonjolan bukit berbatu
gamping tak beraturan, gua, mempunyai system aliran air
bawah tanah
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MORFOLOGI KARST
Faktor Fisik; ketebalan batugamping, porositas dan permeabilitas,
intensitas struktur.
Kondisi Kimia Batuan; Kondisi kimia batuan (dalam pembentukan
topografi kars diperlukan sedikitnya 60% kalsit dalam batuan dan yang
paling baik diperlukan 90% kalsit), Kondisi kimia media pelarut (dalam
proses karstifikasi media pelarutnya adalah air, kondisi kimia air ini sangat
berpengaruh terhadap proses karstifikasi).
Kalsit sulit larut dalam air murni, tetapi mudah larut dalam air yang
mengandung asam. Air hujan mengikat CO2 di udara dan dari tanah
membentuk larutan yang bersifat asam yaitu asam karbonat (H2CO3).
Larutan inilah yang sangat baik untuk melarutkan batugamping
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MORFOLOGI KARST
Faktor Biologis; Aktivitas tumbuhan dan mikrobiologi dapat menghasilkan
humus yang menutup batuan dasar, mengakibatkan kondisi anaerobic
sehingga air permukaan masuk ke zona anaerobic, tekanan parsial CO2
akan meningkat sehingga kemampuan melarutkannya juga meningkat.
Faktor Iklim dan Lingkungan; Kondisi lingkungan yang mendukung adalah
adanya lembah besar yang mengelilingi tempat yang tinggi yang terdiri
dari batuan yang mudah larut (batugamping) yang terkekarkan intensif.
Kondisi lingkungan di sekitar batugamping harus lebih rendah sehingga
sirkulasi air berjalan dengan baik, sehingga proses karstifikasi berjalan
dengan intensif.
PROSES PELARUTAN PADA BATUGAMPING
Terjadi pelarutan pada batuan terkekarkan sehingga membentuk lembah yang
kemudian merupakan zona yang lebih cepat mengalami pelarutan (zona A)
dibandingkan dengan zona B yang tidak mengalami pengkekara.
Karena zona A lebih cepat mengalami pelarutan, maka zona ini segera terbentuk
lembah yang dalam, sementara pada zona B masih berupa dataran tinggi dengan
gejala pelarutan di beberapa tempat.
Pelarutan pada kedua zona terus berjalan sehingga pada fase ini mulai terbentuk
kerucut-kerucut karst pada zona B. Pada kerucut karst ini tingkat pelarutan/erosi
vertikalnya lebih kecil dibandingkan lembah di sekitarnya.
Karena adanya erosi lateral oleh sungai maka zone A berada pada batas
permukaan erosi dan pada zona B erosi vertikal telah berjalan lebih lanjut
sehingga hanya tinggal beberapa morfologi sisa saja, morfologi sisa ini disebut
menara karst.
PROSES PELARUTAN
BENTUK-BENTUK SISA PELARUTAN
Kerucut karst; Bukit Kars yang berbentuk kerucut dan berlereng terjal dan
dikelilingi oleh depresi/bintang (Bloom, 1979).
Menara Karst; Bukit sisa pelarutan dan erosi berbentuk menara dengan
lereng yang terjal, tegak atau menggantung, terpisah satu dengan yang
lain dan dikelilingi oleh dataran alluvial.
Mogote; Bukit terjal yang merupakan sisa pelarutan dan erosi, umumnya
dikelilingi oleh dataran alluvial yang hampir rata (Flat)
Vaucluse; Gejala karst yang berbentuk lubang tempat keluarnya aliran air
tanah
Turm Karst; Lingkungan karst yang berupa bukit-bukit kars (Kerucut kars)
yang saling berhubungan antara satu dengan yang lain
INVENTARISASI KERAGAMAN SUNGAI-DANAU
Pusat pendidikan dan pelatihan geologi
Badan diklat energi dan sumber daya mineral
Kementerian energi dan sumber daya mineral
SUNGAI
• Membahas sungai itu harus melihatnya secara lebihluas, termasuk untuk bahasan geowisata.
• Pertama-tama secara regional pemahaman akan polaaliran sungai (drainage pattern) akan mengetahuipengaruh struktur geologi terhadap permukaan Bumi.
• Untuk itulah identifikasi pola aliran sungai menjadieksplorasi pertama dalam geologi.
• Di dalam geowisata, pola aliran sungai yang dapatdipelajari di peta, foto udara atau citra satelit akanmenjadi latar belakang kegiatan geowisata untukmengenal geologi dan geomorfologi secara luas.
Klasifikasi Pola Aliran Sungai
• Klasifikasi pola aliran sungai yang umumnya dipakai
adalah yang disusun oleh Howard (1967; sumber IAG
Planetary Geomorphology Working Group
www.psi.edu).
• Dalam klasifikasi Howard tersebut, pola aliran sungai
dibagi ke dalam delapan pola aliran sungai utama,
yaitu: 1. Dendritik (meranting), 2. Paralel (menjajar), 3.
Trelis (menerali), 4. Rektangular (menyudut), 5. Radial
(menjari), 6. Anular (menggelang), 7. Multibasinal
(mencekung banyak), dan 8. Contorted (memutar balik).
DENDRITIK (MERANTING)
Pola aliran sungai yang membentuk konfigurasi seperti jaringan cabangdan ranting pohon, umumnya mengalir pada batuan yang homogendengan morfologi hampir datar; misalnya pada dataran, dataranpuncak plato, atau dataran denudasional.
PARALEL (MENJAJAR)
Pola aliran sungai yang membentuk konfigurasi aliranyang sejajar, umumnya mengalir pada batuan yang homogen dengan morfologi pada lereng yang seragam.
TRELIS (MENERALI)
Pola aliran sungai yang membentuk konfigurasi seperti jaringan teraliatau pagar, umumnya mengalir pada batuan yang tidak homogenperselingan batuan sedimen lunak dank eras, dengan morfologibergelombang dan berbukit-bukit memanjang, misalnya padapegunungan lipatan.
REKTANGULAR (MENYIKU)
Pola aliran sungai yang membentuk pola aliran yang saling menyiku baik pada salurannya maupunpercabangannya, umumnya mengalir pada batuan yang dikontrol oleh sistem perkekaran atau retakan.
RADIAL (MENJARI)
Pola aliran sungai yang membentuk konfigurasi menjari yang berpusat pada satu titik ketinggian, umumnya mengalir padabatuan yang mengalami penerobosan dari bawah, sepertimisalnya pada bukit intrusi atau gunung api.
ANULAR (MENGGELANG)
Pola aliran sungai yang membentuk konfigurasi seperti jaringanmenjari tetapi alirannya mulai mengikuti pola melingkar-lingkar sepertigelang, umumnya mengalir pada batuan yang berlapis-lapis yang dikontrol oleh adanya terobosan atau suatu kubah yang tererosi.
MULTIBASINAL (MENCEKUNG BANYAK)
Pola aliran sungai yang membentuk pola tidak beraturantetapi sungai-sungai mengalir pada pusat cekungan danmenghilang ke dalam tanah, umumnya mengalir pada wilayahkars yang mengalami pelarutan batuan karbonat yang intensif.
CONTORTED (MEMUTAR BALIK)
Pola aliran sungai yang membentuk konfigurasi seperti jaringan yang terputar balik, umumnya mengalir pada batuan baik yang homogenatau tidak pada morfologi yang dikonrol oleh foliasi pada batuanmetamorphosis atau ujung dari sumbu perlipatan yang menunjam.
DANAUDanau secara geologi mempunyai arti penting. Kejadiannya bisa diakibatkan oleh beberapa fenomena geologi besar:
NO. KONTROL GEOLOGI TERHADAP DANAU
BEBERAPA CONTOH DI INDONESIA
1 Tektonik Lut tawar, Aceh; Singkarak, Sumbar; Kerinci, Jambi; Poso, Sulteng; Matano, Towoti, Sulsel;
2 Volkanik (kawah, kaldera) Maninjau, Sumbar; Dano, Banten; Patengan, Jabar; Menjer, Dieng, Jateng; Batur, Tamblingan, Buyan dan Bratan, Bali; Segaraanak Rinjani, Lombok; Tondano, Sulut;
3 Volkano-tektonik Toba, Sumut; Ranau, Sulsel-Lampung;
4 Kars Sewiki, Kaimana, Papua Barat; Danau Biru, Sempu, Jatim
5 Pembendungan alamiah / pengangkatan
Limboto, Gorontalo; Bandung Purba, Jabar; Baturetno Purba; Jateng; Sentarum, Kaltim; Tempe, Sulsel.
Geowisata Danau
• Geowisata danau umumnya selain memahamibagaimana danau tersebut terbentuk, aktivitasnya bisa menyusuri garis pantai danaudengan batuan-batuan yang tersingkap sebagaibukti bagaimana danau tersebut dipengaruhikondisi geologinya, atau menyusuri melaluiperairannya dengan menggunakan perahu.
• Dalam geowisata yang bersifat pasif, sightseeing danau paling sempurna jika melihat danau darisuatu ketinggian tertentu. Untuk itu perlu dicarisatu titik di sekeliling danau yang mendapatkanvista terbaik ke arah danau.
PANTAI
• Geowisata pantai bagaimanapun akan terkaitdengan bentuk pantai/pesisir.
• Klasifikasi pantai berdasarkan kejadiannya yang kemudian mempengaruhi bentuknya adalah yang dilakukan oleh Johnson pada awal abad ke-20 yang kemudian diadopsi oleh Strahler, 1960 (dalam van Zuidam, 1985).
• Garis pantai secara umum terbagi atas empatkelas, yaitu: Tenggelam, Muncul, Netral, danSesar.
Profil Pantai
• Selain itu profil pantai/pesisir mempunyai terminologi yang perlu diketahui dengan baik karena menyangkut proses-proses yang terjadi di dalamnya.
• Dengan memperhatikan dasar laut, maka pantai-pesisirdibedakan atas :– Lepas pantai (offshore), yaitu bagian pesisir pada lereng
benua ke arah lautan lepas, – Dekat pantai (nearshore), yaitu bagian pesisir ketika
gelombang pecah bergulung-gulung akibat berinteraksidengan dasar lautan,
– Depan pantai (foreshore), yaitu bagian pantai yang mengalami pasang-surut, dan
– Belakang pantai (backshore), yaitu bagian pantai yang berada di atas pasang tertinggi sampai ke daratan pesisircoast.
Lembah; depresi topografi yang
dibatasi oleh punggungan bukit atau
pegunungan huruf V (erosi vertikal)
dan huruf U (erosi lateral).
Plato; dataran tinggi yang sangat luas dan dipisahkan oleh suatu
kemiringan lereng yang cukup curam.
Pegunungan; sekumpulan gunung yang terbentuk akibat proses
volkanisme, erosi, dan pengangkatan kerak bumi oleh adanya pergerakan
lempeng.
Pedataran; bentuk lahan yang memiliki elevasi lebih rendah dari
daerah di sekitarnya dan tidak terjadi perubahan ketinggian yang
mencolok pada area yang cukup luas.
Perbukitan; bentuk lahan yang mirip dengan pegunungan, terdiri dari
lembah dan punggungan dengan kemiringan lereng curam hingga terjal.
INVENTARISASI KERAGAMAN FOSIL
Pusat pendidikan dan pelatihan geologi
Badan diklat energi dan sumber daya mineral
Kementerian energi dan sumber daya mineral
Apa Fosil Itu ?
Menurut definisi terluasnya, fosil adalah sisa mahluk hidup yang hidup dulu sekali dan masih ada hingga hari ini karena terawetkanoleh keadaan alam.
Fosil-fosil yang sampai kepada kita adalah bagianbagian tubuhsuatu organisme, atau sisa-sisa yang ditinggalkan saat mahluk hidupterkait masih hidup (yang terakhir ini disebutfosil jejak).
Fosil terbentuk ketika binatang atau tumbuhan mati terawetkansebelum sempat membusuk sempurna, lalu menjadi bagian daribatuan endapan Bumi. Agar proses pemfosilan berlangsung, binatang atau tumbuhan harus cepat-cepat terkubur-biasanyadengan cara dibungkus lapisan lempung.
Secara umum, hal itu diikuti oleh proses kimiawi, dengan manapengawetan terjamin lewat cara perubahan mineral yang terjadipada jaringan-jaringan asli.
Fosil Bukti Adanya Kehidupan
• Fosil adalah petunjuk terpenting rincian kehidupan prasejarah. Dari berbagai kawasan dunia, ratusan juta fosil telah diperoleh dan semuanya memberikan sebuah jendela untuk melihat sejarah dan struktur kehidupan di Bumi. Jutaan fosil menandakan bahwa spesies-spesies muncul mendadak, terbentuk sempurna dan beserta struktur rumitnya, dan tidak mengalami perubahan apapun selama jutaan tahun setelah itu.
Pembentukan Fosil
Setelah kematian suatu mahluk hidup, sebuah fosil akan muncul lewat pengawetan bagian-bagian keras yang tersisa, sepertitulang, gigi, cangkang, atau kuku.
Fosil secara umum dianggap sebagai bagian satu tumbuhan ataubinatang dalam keadaan membatu. Akan tetapi, fosil tidak munculhanya lewat pembatuan. Sebagian selamat hingga hari ini tanpa cacat atau pembusukan struktur tubuh, seperti mamot yang membeku di dalam es atau serangga serta spesies reptil daninvertebrata kecil yang terawetkan dalam damar.
Ketika mahluk hidup mati, jaringan-jaringan lunak yang membentuk otot-otot dan organ-organnya segera mulai membusuk karenapengaruh bakteri dan keadaan lingkungan. (Pada kejadian yang sangat jarang, seperti suhu dingin di bawah titik beku air ataupanas kering gurun pasir, pembusukan tidak terjadi).
GEOARKEOLOGI
• Geoarkeologi merupakan bagian dari arkeologi yangmenggunakan teknik dan bidang perhatian geografi serta ilmubumi lainnya untuk menguji topik yang memberikanpemikiran dan pengetahuan arkeologi;
• Ahli geoarkeologi mempelajari proses fisik alami yangmemengaruhi lokasi arkeologi seperti geomorfologi,pembentukan lokasi selama proses geologi dan efek terhadaptempat yang terkubur serta artefak yang telah terkubur;
• Pekerjaan ahli geoarkeologi sering kali memerlukanpenelitian tanah dan sedimen seperti juga konsep geografilainnya untuk menghasilkan suatu penelitian arkeologi.
TECHNIQUES USED IN GEOARCHAEOLOGY
1. Column sampling
2. Loss on ignition testing
3. Magnetic susceptibility analysis
4. Phosphate and orthophosphate content with spectrophotometry
5. Particle size analysis
6. Trace element geochemistry
7. Clay mineralogy analysis
8. Ostracod analysis