+ All documents
Home > Documents > Keragaman Geologi Eksogen

Keragaman Geologi Eksogen

Date post: 16-Nov-2023
Category:
Upload: independent
View: 0 times
Download: 0 times
Share this document with a friend
140
KERAGAMAN GEOLOGI EKSOGEN DAN GEOARKEOLOGI JALAN CISITU LAMA NO.37 BANDUNG – INDONESIA 40135 TELP. +62-22-2502428 ; +62-22-2506224 FAX. +62-22-2506224 http://www. pusdiklat-geologi.esdm.go.id DIKLAT GEOWISATA BANDUNG, 3 NOVEMBER 2015 PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN GEOLOGI
Transcript

KERAGAMAN GEOLOGI EKSOGEN DAN GEOARKEOLOGI

JALAN CISITU LAMA NO.37 BANDUNG – INDONESIA 40135

TELP. +62-22-2502428 ; +62-22-2506224

FAX. +62-22-2506224

http://www. pusdiklat-geologi.esdm.go.id

DIKLAT GEOWISATA

BANDUNG, 3 NOVEMBER 2015

PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN GEOLOGI

Bandung, 22 Mei 1978

08122027266

[email protected]

Widyaiswara Muda, PusdiklatGeologi, Jl. Cisitu Lama 37Bandung,

022-2502428 / 022-2506224 (fax)

S1 Teknik Geologi Unpad, 2003

S2 Hidrogeologi ITB, 2010

Pusat pendidikan dan pelatihan geologi

Badan diklat energi dan sumber daya mineral

Kementerian energi dan sumber daya mineral

OUTLINE

• PENDAHULUAN

• PRINSIP – PRINSIP GEOLOGI

• INVENTARISASI KERAGAMAN KARST

• INVENTARISASI KERAGAMAN SUNGAI, DANAU DAN PANTAI

• INVENTARISASI KERAGAMAN FOSIL DAN GEOARKEOLOGI

• PENUTUPPusat pendidikan dan pelatihan geologi

Badan diklat energi dan sumber daya mineral

Kementerian energi dan sumber daya mineral

TUJUAN PEMBELAJARAN UMUM

Setelah mengikuti mata diklat ini diharapkan peserta mampu menjelaskan keragaman geologi

eksogen dan geoarkeologi

Pusat pendidikan dan pelatihan geologi

Badan diklat energi dan sumber daya mineral

Kementerian energi dan sumber daya mineral

TUJUAN PEMBELAJARAN KHUSUS

Setelah mengikuti mata diklat ini diharapkanpeserta mampu:

• Menjelaskan Prinsip – prinsip geologi

• Menjelaskan Inventarisasi keragaman karst

• Menjelaskan Inventarisasi keragaman sungai, danaudan pantai

• Menjelaskan Inventarisasi keragaman fosil dangeoarkeologi

Pusat pendidikan dan pelatihan geologi

Badan diklat energi dan sumber daya mineral

Kementerian energi dan sumber daya mineral

PRINSIP – PRINSIP GEOLOGI

Pusat pendidikan dan pelatihan geologi

Badan diklat energi dan sumber daya mineral

Kementerian energi dan sumber daya mineral

Sudahkah kita mengenalnya dengan baik?

GEOLOGI

• Ilmu yang mempelajari bumi, secaramenyeluruh asal mula, komposisi, struktur,sejarahnya, dan proses-proses alam yang telahdan sedang berlangsung, menjadikan keadaanbumi seperti ini.

KONSEP DASAR GEOLOGI

• UNIFORMIATIARISM (James Hutton, akhirabad 18) :

“Hukum-hukum fisika, kimia, biologi yang terjadi saat ini berlangsung juga pada masalampau”. Pernyataan ini disebut juga :

“The present is the key to the past”

GEOWISATA

GEOWISATA dikembangkan dan diperkenalkanpada awal tahun 1990-an oleh Hose (1995) yang mendefinisikan geowisata sebagai penyediaan

fasilitas dan pelayanan interpretasi untukmembantu wisatawan mendapatkan

pengetahuan dan memahami geologi dangeomorfologi sebuah tapak, termasuk

kontribusinya terhadap pengembangan ilmukebumian.

Geopark

Development

KONSERVASI Konservasi Geologi, Flora Fauna & budaya

Mengintegrasikan antara konservasi alam

dan budaya

Pemanfaatan Sumber Daya yang

berkelanjutan (tanpa merusak)

PENGEMBANGAN

MASYARAKAT Masyarakat sebagai pemain kunci

Capacity building dari masyarakat

setempat

Pendidikan akan warisan (geologi,

budaya)

Penguatan ‘Shared Values’

PEMBANGUNAN

EKONOMI Geowisata sebagai bagian

dari pengembangan ekonomi

kreatif

Inovasi Produk Wisata

Direct & Indirect Efeck

KONSEP DASAR

PENGEMBANGAN GEOWISATA

Ibrahim Komo, 2012

KAWASAN CAGAR

ALAM GEOLOGI

HARUS DAPAT

DIMANFAATKAN

SECARA OPTIMAL

PENINGKATAN

PENDAPATAN

MASYARAKAT,

DAERAH DAN

NASIONAL

SEKTOR

ESDM

INVENTARISASI

DAN

MENENTUKAN

KAWASAN CAGAR

ALAM GEOLOGI

KRITERIA

PENENTUAN

KAWASAN

GEOWISATA

K

O

N

D

I

S

I

L

A

H

A

N

KEDALAMAN INFORMASI

KERAGAMAN GEOLOGI

SKALA KEGIATAN PARIWISATA

G

E

O

K

O

N

S

E

R

V

A

S

I

1. FAKTOR KEDALAMAN INFORMASI KERAGAMAN GEOLOGI

KEDALAMAN INFORMASI KERAGAMAN GEOLOGI ADALAH PEMBAGIAN PERINGKAT

KERAGAMAN GEOLOGI BERDASARKAN KEDALAMAN PENELITIAN :

• Secara komposisi dibagi menjadi: Inti, Selubung dan Kerak.

• Berdasarkan sifat fisiknya: Lithosphere, Asthenosphere, Mesosphere

STRUKTUR BUMI

BATAS LEMPENG

• Divergen, dimana lempeng-lempeng bergerak salingmenjauh, sehingga terbentuk celah yang mengakibatkan material dari selubung naik ke atasmembentuk lantai samudera baru

• Konvergen, dimana lempeng-lempeng bertemu, sehingga menyebabkan salah satu lempengmenyusup di bawah yang lain dan masuk keselubung

• Transform, dimana lempeng saling bersinggungan, tanpa disertai pembentukan dan penghancurankerak

GAMBAR IDEAL BATAS LEMPENG

Sumber: Robert Hall

PENYEBARAN TEKTONIK DUNIA

VIDEO TEKTONIK LEMPENG

PETROLOGI – STRATIGRAFI (GEOLOGI DASAR)

Pusat pendidikan dan pelatihan geologi

Badan diklat energi dan sumber daya mineral

Kementerian energi dan sumber daya mineral

PETROLOGI

• Ilmu yang mempelajari batuan, asal mulakejadian, struktur dan tekstur, klasifikasi ataupengelompokan berbagai macam batuan yang ada di atas bumi.

• Klasifikasi jenis batuan :

1. Batuan beku,

2. Batuan sedimen, dan

3. Batuan metamorf.

SIKLUS BATUAN

SIKLUS BATUAN

BATUAN DAN SIKLUS BATUAN

Di alam dikenal tiga kelompok besar batuan: Batuan Beku, Batuan

Sedimen dan Batuan Metamorf

Batuan beku terbentuk dari hasil pendinginan dan kristalisasi dari

magma yang terjadi di dalam dan/ di luar bumi.

Batuan Sedimen adalah kelompok batuan yang diendapkan

dipermukaan bumi yang terdiri dari mineral dan pecahan-pecahan

batuan sebelumnya, butiran-2 hasil proses biologi atau hasil proses

kristalisasi air.

Batuan Metamorf adalah kelompok batuan yang dihasilkan dari

proses perubahan batuan sebelumnya menjadi batuan yang baru

yang diakibatkan oleh perubahan temperatur, tekanan maupun

fluida.

Siklus Batuan mengambarkan proses interaksi dan transformasi

dari tiga kelompok batuan. Proses ini dikontrol oleh proses internalseperti tektonik dan eksternal yaitu udara dan air.

MINERAL PEMBENTUK BATUAN

STRATIGRAFI

Ilmu yang mempelajari lapisan-lapisanbatuan dan hubungannya satu dengan yang lain (umur, hubungan lateral dan vertikal, penyebaran serta terjadinya) dengan tujuanuntuk mengetahui sejarah bumi danpengetahuan lainnya dari lapisan batuanyang mempunya arti ekonomis.

GEOLOGI STRUKTUR (GEOLOGI DASAR)

Pusat pendidikan dan pelatihan geologi

Badan diklat energi dan sumber daya mineral

Kementerian energi dan sumber daya mineral

GEOLOGI STRUKTUR

• Adalah bagian dari ilmu geologi yangmempelajari tentang bentuk (arsitektur)batuan sebagai hasil dari proses deformasi

• Jenis struktur geologi :

Lipatan, sesar, rekahan

TERJADINYA SESAR

BENTUK-BENTUK PATAHAN/SESAR

LIPATAN-SESAR

GEOMORFOLOGI (PRINSIP GEOLOGI)

Pusat pendidikan dan pelatihan geologi

Badan diklat energi dan sumber daya mineral

Kementerian energi dan sumber daya mineral

GEOMORFOLOGI

Adalah cabang dari ilmu geologi yang

mempelajari tentang bentuk bumi atau roman

muka bumi.

PROSES-PROSES GEOMORFOLOGI

Perubahan baik secara fisik atau kimia yang dialami

oleh permukaan bumi.

Faktor pengubahnya berupa :

1. Tenaga asal dalam (endogen) :

vulkanisme, pegunungan, lipatan dan patahan.

2. Tenaga asal luar (eksogen) :

erosi, abrasi, banjir, gerakan tanah, akumulasi

sedimen oleh air, angin, gravitasi

MORFOLOGI/SLOPE DETAIL

Panjang lereng :

<15m (sangat pendek), 15-50m (pendek), 50-

250m (agak panjang), 250-500m (panjang),

>500m (sangat panjang).

Bentuk lereng umum :

cekung, cembung, datar.

RELIEF

Satuan relief

NO UNIT RELIEF LERENG

(%)

BEDA TINGGI

RELATIF

(%)

1 Topografi datar-hampir datar 0-2 <5

2 Topografi berombak dengan lereng landai 3-7 5-50

3 Topografi bergelombang dengan lereng miring 8-13 12-75

4 Topografi bergelombang/berbukit dengan

lereng sedang

14-20 50-200

5 Topografi berbukit terkikis dalam dengan lereng

terjal

21-55 200-500

6 Pegunungan terkikis kuat dengan lereng sangat

terjal

56-140 500-1000

7 Pegnunungan dengan lereng sangat terjal sekali >140 >1000

PETA TOPOGRAFI

(sumber : PUSAT LINGKUNGAN GEOLOGI)

PROSES EKSOGEN

BENTUK-BENTUK PROSES GRADASI

• Degradasi : perataan dengan pemindahan bahan-bahan dari bidang permukaan

• Agradasi : perataan dengan penumpukan bahan-bahan terhadap bidang permukaan

PROSES DEGRADASI

• Pelapukan

• Pengangkutan

• Erosi

EROSI

• Definisi : Proses terkikisnya dan terangkutnya tanah atau bagian-bagian tanah oleh media alami yang berupa air (air hujan). Tanah dan bagian-bagian tanah yang terangkut dari suatu tempat yang tererosi disebut sedimen.

• Tahapan Erosi– Tahapan Muda– Tahapan Dewasa– Tahapan Tua

EROSI

PROSES AGRADASI

• Agradasi merupakan penumpukan bahan-bahan yang terjadi oleh gaya angkut yang berhenti

• Penyebabnya karena terjadinya perubahan kemiringan lereng menjadi datar

• Kenampakan morfologinya akan menunjukan permukaan tanah yang relatif naik dibanding dengan permukaan asalnya

PROSES AGRADASI

INVENTARISASI KERAGAMAN KARST

Pusat pendidikan dan pelatihan geologi

Badan diklat energi dan sumber daya mineral

Kementerian energi dan sumber daya mineral

DEFINISI KARST

Bentang alam atau morfologi yang terbentuk

akibat proses karstifikasi dan proses pelarutan

kimia yang diakibatkan oleh aliran permukaan.

Karst yang baik harus mengandung potensi mineral

kalsit sekitar70-90% hal ini dimaksudkan dengan

kegiatan pelarutan yang ada

Topografi kars adalah suatu topografi yang

terbentuk pada daerah dengan litologi berupa

batuan yang mudah larut, menunjukkan relief yang

khas, penyaluran tidak teratur, aliran sungai secara

tiba-tiba masuk ke dalam tanah dan meninggalkan

lembah kering dan muncul kembali di tempat lain

sebagai mata air yang besar

Karst hanya dijumpai di tempat-tempat tertentu. Pada

awalnya pengertian karst merujuk pada nama bentang alam

“karst” ditimur kota Trieste, Slovenia. Karena kekhasannya

istilah karst kemudian dipakai untuk menyebut semua kawasan

batu gamping yang telah mengalami suatu proses kelarutan.

Karst merupakan suatu wilayah batu gamping yang ditandai

oleh adanya cekungan, lereng terjal, tonjolan bukit berbatu

gamping tak beraturan, gua, mempunyai system aliran air

bawah tanah

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MORFOLOGI KARST

Faktor Fisik; ketebalan batugamping, porositas dan permeabilitas,

intensitas struktur.

Kondisi Kimia Batuan; Kondisi kimia batuan (dalam pembentukan

topografi kars diperlukan sedikitnya 60% kalsit dalam batuan dan yang

paling baik diperlukan 90% kalsit), Kondisi kimia media pelarut (dalam

proses karstifikasi media pelarutnya adalah air, kondisi kimia air ini sangat

berpengaruh terhadap proses karstifikasi).

Kalsit sulit larut dalam air murni, tetapi mudah larut dalam air yang

mengandung asam. Air hujan mengikat CO2 di udara dan dari tanah

membentuk larutan yang bersifat asam yaitu asam karbonat (H2CO3).

Larutan inilah yang sangat baik untuk melarutkan batugamping

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MORFOLOGI KARST

Faktor Biologis; Aktivitas tumbuhan dan mikrobiologi dapat menghasilkan

humus yang menutup batuan dasar, mengakibatkan kondisi anaerobic

sehingga air permukaan masuk ke zona anaerobic, tekanan parsial CO2

akan meningkat sehingga kemampuan melarutkannya juga meningkat.

Faktor Iklim dan Lingkungan; Kondisi lingkungan yang mendukung adalah

adanya lembah besar yang mengelilingi tempat yang tinggi yang terdiri

dari batuan yang mudah larut (batugamping) yang terkekarkan intensif.

Kondisi lingkungan di sekitar batugamping harus lebih rendah sehingga

sirkulasi air berjalan dengan baik, sehingga proses karstifikasi berjalan

dengan intensif.

PROSES PELARUTAN PADA BATUGAMPING

Terjadi pelarutan pada batuan terkekarkan sehingga membentuk lembah yang

kemudian merupakan zona yang lebih cepat mengalami pelarutan (zona A)

dibandingkan dengan zona B yang tidak mengalami pengkekara.

Karena zona A lebih cepat mengalami pelarutan, maka zona ini segera terbentuk

lembah yang dalam, sementara pada zona B masih berupa dataran tinggi dengan

gejala pelarutan di beberapa tempat.

Pelarutan pada kedua zona terus berjalan sehingga pada fase ini mulai terbentuk

kerucut-kerucut karst pada zona B. Pada kerucut karst ini tingkat pelarutan/erosi

vertikalnya lebih kecil dibandingkan lembah di sekitarnya.

Karena adanya erosi lateral oleh sungai maka zone A berada pada batas

permukaan erosi dan pada zona B erosi vertikal telah berjalan lebih lanjut

sehingga hanya tinggal beberapa morfologi sisa saja, morfologi sisa ini disebut

menara karst.

BENTUK-BENTUK SISA PELARUTAN

Kerucut karst; Bukit Kars yang berbentuk kerucut dan berlereng terjal dan

dikelilingi oleh depresi/bintang (Bloom, 1979).

Menara Karst; Bukit sisa pelarutan dan erosi berbentuk menara dengan

lereng yang terjal, tegak atau menggantung, terpisah satu dengan yang

lain dan dikelilingi oleh dataran alluvial.

Mogote; Bukit terjal yang merupakan sisa pelarutan dan erosi, umumnya

dikelilingi oleh dataran alluvial yang hampir rata (Flat)

Vaucluse; Gejala karst yang berbentuk lubang tempat keluarnya aliran air

tanah

Turm Karst; Lingkungan karst yang berupa bukit-bukit kars (Kerucut kars)

yang saling berhubungan antara satu dengan yang lain

KERUCUT KARST

MENARA KARST

MOGOTE

VAUCLUSE

TAURM KARST

RAJA AMPAT

INVENTARISASI KERAGAMAN SUNGAI-DANAU

Pusat pendidikan dan pelatihan geologi

Badan diklat energi dan sumber daya mineral

Kementerian energi dan sumber daya mineral

SUNGAI

• Membahas sungai itu harus melihatnya secara lebihluas, termasuk untuk bahasan geowisata.

• Pertama-tama secara regional pemahaman akan polaaliran sungai (drainage pattern) akan mengetahuipengaruh struktur geologi terhadap permukaan Bumi.

• Untuk itulah identifikasi pola aliran sungai menjadieksplorasi pertama dalam geologi.

• Di dalam geowisata, pola aliran sungai yang dapatdipelajari di peta, foto udara atau citra satelit akanmenjadi latar belakang kegiatan geowisata untukmengenal geologi dan geomorfologi secara luas.

Klasifikasi Pola Aliran Sungai

• Klasifikasi pola aliran sungai yang umumnya dipakai

adalah yang disusun oleh Howard (1967; sumber IAG

Planetary Geomorphology Working Group

www.psi.edu).

• Dalam klasifikasi Howard tersebut, pola aliran sungai

dibagi ke dalam delapan pola aliran sungai utama,

yaitu: 1. Dendritik (meranting), 2. Paralel (menjajar), 3.

Trelis (menerali), 4. Rektangular (menyudut), 5. Radial

(menjari), 6. Anular (menggelang), 7. Multibasinal

(mencekung banyak), dan 8. Contorted (memutar balik).

Pola Aliran Sungai

DENDRITIK (MERANTING)

Pola aliran sungai yang membentuk konfigurasi seperti jaringan cabangdan ranting pohon, umumnya mengalir pada batuan yang homogendengan morfologi hampir datar; misalnya pada dataran, dataranpuncak plato, atau dataran denudasional.

PARALEL (MENJAJAR)

Pola aliran sungai yang membentuk konfigurasi aliranyang sejajar, umumnya mengalir pada batuan yang homogen dengan morfologi pada lereng yang seragam.

TRELIS (MENERALI)

Pola aliran sungai yang membentuk konfigurasi seperti jaringan teraliatau pagar, umumnya mengalir pada batuan yang tidak homogenperselingan batuan sedimen lunak dank eras, dengan morfologibergelombang dan berbukit-bukit memanjang, misalnya padapegunungan lipatan.

REKTANGULAR (MENYIKU)

Pola aliran sungai yang membentuk pola aliran yang saling menyiku baik pada salurannya maupunpercabangannya, umumnya mengalir pada batuan yang dikontrol oleh sistem perkekaran atau retakan.

RADIAL (MENJARI)

Pola aliran sungai yang membentuk konfigurasi menjari yang berpusat pada satu titik ketinggian, umumnya mengalir padabatuan yang mengalami penerobosan dari bawah, sepertimisalnya pada bukit intrusi atau gunung api.

ANULAR (MENGGELANG)

Pola aliran sungai yang membentuk konfigurasi seperti jaringanmenjari tetapi alirannya mulai mengikuti pola melingkar-lingkar sepertigelang, umumnya mengalir pada batuan yang berlapis-lapis yang dikontrol oleh adanya terobosan atau suatu kubah yang tererosi.

MULTIBASINAL (MENCEKUNG BANYAK)

Pola aliran sungai yang membentuk pola tidak beraturantetapi sungai-sungai mengalir pada pusat cekungan danmenghilang ke dalam tanah, umumnya mengalir pada wilayahkars yang mengalami pelarutan batuan karbonat yang intensif.

CONTORTED (MEMUTAR BALIK)

Pola aliran sungai yang membentuk konfigurasi seperti jaringan yang terputar balik, umumnya mengalir pada batuan baik yang homogenatau tidak pada morfologi yang dikonrol oleh foliasi pada batuanmetamorphosis atau ujung dari sumbu perlipatan yang menunjam.

DANAUDanau secara geologi mempunyai arti penting. Kejadiannya bisa diakibatkan oleh beberapa fenomena geologi besar:

NO. KONTROL GEOLOGI TERHADAP DANAU

BEBERAPA CONTOH DI INDONESIA

1 Tektonik Lut tawar, Aceh; Singkarak, Sumbar; Kerinci, Jambi; Poso, Sulteng; Matano, Towoti, Sulsel;

2 Volkanik (kawah, kaldera) Maninjau, Sumbar; Dano, Banten; Patengan, Jabar; Menjer, Dieng, Jateng; Batur, Tamblingan, Buyan dan Bratan, Bali; Segaraanak Rinjani, Lombok; Tondano, Sulut;

3 Volkano-tektonik Toba, Sumut; Ranau, Sulsel-Lampung;

4 Kars Sewiki, Kaimana, Papua Barat; Danau Biru, Sempu, Jatim

5 Pembendungan alamiah / pengangkatan

Limboto, Gorontalo; Bandung Purba, Jabar; Baturetno Purba; Jateng; Sentarum, Kaltim; Tempe, Sulsel.

Geowisata Danau

• Geowisata danau umumnya selain memahamibagaimana danau tersebut terbentuk, aktivitasnya bisa menyusuri garis pantai danaudengan batuan-batuan yang tersingkap sebagaibukti bagaimana danau tersebut dipengaruhikondisi geologinya, atau menyusuri melaluiperairannya dengan menggunakan perahu.

• Dalam geowisata yang bersifat pasif, sightseeing danau paling sempurna jika melihat danau darisuatu ketinggian tertentu. Untuk itu perlu dicarisatu titik di sekeliling danau yang mendapatkanvista terbaik ke arah danau.

Danau Gunungtujuh, Kerinci Jambi, danau vulkanik tua tertinggi di Indonesia

Danau Toba, Sumatra Utaradanau tektonik-vulkanik terbesar di dunia

Danau Linau, Sulawesi Utaradanau vulkanik di Dataran Tinggi Minahasa

Danau Tondano, Sulawesi Utaradanau vulkanik terbesar di Sulawesi

PANTAI

• Geowisata pantai bagaimanapun akan terkaitdengan bentuk pantai/pesisir.

• Klasifikasi pantai berdasarkan kejadiannya yang kemudian mempengaruhi bentuknya adalah yang dilakukan oleh Johnson pada awal abad ke-20 yang kemudian diadopsi oleh Strahler, 1960 (dalam van Zuidam, 1985).

• Garis pantai secara umum terbagi atas empatkelas, yaitu: Tenggelam, Muncul, Netral, danSesar.

Profil Pantai

• Selain itu profil pantai/pesisir mempunyai terminologi yang perlu diketahui dengan baik karena menyangkut proses-proses yang terjadi di dalamnya.

• Dengan memperhatikan dasar laut, maka pantai-pesisirdibedakan atas :– Lepas pantai (offshore), yaitu bagian pesisir pada lereng

benua ke arah lautan lepas, – Dekat pantai (nearshore), yaitu bagian pesisir ketika

gelombang pecah bergulung-gulung akibat berinteraksidengan dasar lautan,

– Depan pantai (foreshore), yaitu bagian pantai yang mengalami pasang-surut, dan

– Belakang pantai (backshore), yaitu bagian pantai yang berada di atas pasang tertinggi sampai ke daratan pesisircoast.

Profil Pantai-Pesisir

Lembah; depresi topografi yang

dibatasi oleh punggungan bukit atau

pegunungan huruf V (erosi vertikal)

dan huruf U (erosi lateral).

Plato; dataran tinggi yang sangat luas dan dipisahkan oleh suatu

kemiringan lereng yang cukup curam.

Pegunungan; sekumpulan gunung yang terbentuk akibat proses

volkanisme, erosi, dan pengangkatan kerak bumi oleh adanya pergerakan

lempeng.

Pedataran; bentuk lahan yang memiliki elevasi lebih rendah dari

daerah di sekitarnya dan tidak terjadi perubahan ketinggian yang

mencolok pada area yang cukup luas.

Perbukitan; bentuk lahan yang mirip dengan pegunungan, terdiri dari

lembah dan punggungan dengan kemiringan lereng curam hingga terjal.

INVENTARISASI KERAGAMAN FOSIL

Pusat pendidikan dan pelatihan geologi

Badan diklat energi dan sumber daya mineral

Kementerian energi dan sumber daya mineral

Apa Fosil Itu ?

Menurut definisi terluasnya, fosil adalah sisa mahluk hidup yang hidup dulu sekali dan masih ada hingga hari ini karena terawetkanoleh keadaan alam.

Fosil-fosil yang sampai kepada kita adalah bagianbagian tubuhsuatu organisme, atau sisa-sisa yang ditinggalkan saat mahluk hidupterkait masih hidup (yang terakhir ini disebutfosil jejak).

Fosil terbentuk ketika binatang atau tumbuhan mati terawetkansebelum sempat membusuk sempurna, lalu menjadi bagian daribatuan endapan Bumi. Agar proses pemfosilan berlangsung, binatang atau tumbuhan harus cepat-cepat terkubur-biasanyadengan cara dibungkus lapisan lempung.

Secara umum, hal itu diikuti oleh proses kimiawi, dengan manapengawetan terjamin lewat cara perubahan mineral yang terjadipada jaringan-jaringan asli.

Fosil Bukti Adanya Kehidupan

• Fosil adalah petunjuk terpenting rincian kehidupan prasejarah. Dari berbagai kawasan dunia, ratusan juta fosil telah diperoleh dan semuanya memberikan sebuah jendela untuk melihat sejarah dan struktur kehidupan di Bumi. Jutaan fosil menandakan bahwa spesies-spesies muncul mendadak, terbentuk sempurna dan beserta struktur rumitnya, dan tidak mengalami perubahan apapun selama jutaan tahun setelah itu.

Pembentukan Fosil

Setelah kematian suatu mahluk hidup, sebuah fosil akan muncul lewat pengawetan bagian-bagian keras yang tersisa, sepertitulang, gigi, cangkang, atau kuku.

Fosil secara umum dianggap sebagai bagian satu tumbuhan ataubinatang dalam keadaan membatu. Akan tetapi, fosil tidak munculhanya lewat pembatuan. Sebagian selamat hingga hari ini tanpa cacat atau pembusukan struktur tubuh, seperti mamot yang membeku di dalam es atau serangga serta spesies reptil daninvertebrata kecil yang terawetkan dalam damar.

Ketika mahluk hidup mati, jaringan-jaringan lunak yang membentuk otot-otot dan organ-organnya segera mulai membusuk karenapengaruh bakteri dan keadaan lingkungan. (Pada kejadian yang sangat jarang, seperti suhu dingin di bawah titik beku air ataupanas kering gurun pasir, pembusukan tidak terjadi).

SIMBOL DALAM PETA GEOLOGI

GEOARKEOLOGI

• Geoarkeologi merupakan bagian dari arkeologi yangmenggunakan teknik dan bidang perhatian geografi serta ilmubumi lainnya untuk menguji topik yang memberikanpemikiran dan pengetahuan arkeologi;

• Ahli geoarkeologi mempelajari proses fisik alami yangmemengaruhi lokasi arkeologi seperti geomorfologi,pembentukan lokasi selama proses geologi dan efek terhadaptempat yang terkubur serta artefak yang telah terkubur;

• Pekerjaan ahli geoarkeologi sering kali memerlukanpenelitian tanah dan sedimen seperti juga konsep geografilainnya untuk menghasilkan suatu penelitian arkeologi.

TECHNIQUES USED IN GEOARCHAEOLOGY

1. Column sampling

2. Loss on ignition testing

3. Magnetic susceptibility analysis

4. Phosphate and orthophosphate content with spectrophotometry

5. Particle size analysis

6. Trace element geochemistry

7. Clay mineralogy analysis

8. Ostracod analysis

SANTAI DULU AH……

Terima kasih….

Sampai jumpa kembali………….


Recommended