+ All documents
Home > Documents > Asuhan kebidanan pada Ny. F dengan Ketuban Pecah Dini di Ruang VK bersalin RSUD MOCH ANSARI SALEH...

Asuhan kebidanan pada Ny. F dengan Ketuban Pecah Dini di Ruang VK bersalin RSUD MOCH ANSARI SALEH...

Date post: 29-Nov-2023
Category:
Upload: independent
View: 0 times
Download: 0 times
Share this document with a friend
21
1 ASUHAN KEBIDANAN PADA NY. D USIA KEHAMILAN 38 MINGGU DENGAN KETUBAN PECAH DINI DI RUANG VK BERSALIN RUMAH SAKIT DR. MOCH ANSHARI SALEH BANJARMASIN DISUSUN OLEH : SISKA PURWITA SARI S.13.1412 AKADEMI KEBIDANAN SARI MULIA BANJARMASIN 2016
Transcript

1

ASUHAN KEBIDANAN PADA NY. D USIA KEHAMILAN

38 MINGGU DENGAN KETUBAN PECAH DINI DI RUANG VK

BERSALIN RUMAH SAKIT DR. MOCH ANSHARI SALEH

BANJARMASIN

DISUSUN OLEH :

SISKA PURWITA SARI

S.13.1412

AKADEMI KEBIDANAN SARI MULIA

BANJARMASIN

2016

2

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Ketuban pecah dini (KPD) merupakan masalah penting dalam obstetri

berkaitan dengan penyulit kelahiran prematur dan terjadinya infeksi

korioamnionitis sampai sepsis, yang meningkatkan morbiditas dan mortalitas

perinatal dan menyebabkan infeksi ibu (Sarwono, 2008).

Ketuban pecah dini adalah pecahnya selaput ketuban sebelum persalinan.

Sebagian besar ketuban pecah dini yang terjadi pada umur kehamilan diatas 37

minggu, sedangkan pada umur kehamilan kurang 36 minggu tidak terlalu banyak.

Ketuban pecah dini merupakan masalah kontroversial obstetric dalam kaitannya

dengan penyebabnya. Pecahnya selaput ketuban sebelum waktunya menyebabkan

kemungkinan infeksi dalam rahim, persalinan prematuritas yang akan meningkatkan

kesakitan dan kematian ibu maupun janinnya (Manuaba, 2009).

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan di seluruh dunia lebih

dari 585.000 ibu meninggal tiap tahun saat hamil atau bersalin. Di Indonesia

menurut Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2003/2004 Angka

Kematian Ibu (AKI) masih cukup tinggi, yaitu 307 per 100.000 kelahiran hidup.

Sedangkan data Dinas Kesehatan Provinsi Jateng menyebutkan pada 2008 AKI

mencapai 114,42/100.000 kelahiran hidup.

Berdasarkan laporan Dinas Kesehatan Kota Semarang jumlah kematian ibu

maternal di Kota Semarang pada tahun 2009 sebanyak 22 kasus dengan jumlah

kelahiran hidup sebanyak 25.739. Penyebab AKI terdiri dari penyebab langsung dan

tidak langsung,penyebab langsung dari AKI disebabkan oleh komplikasi pada masa

hamil,bersalin dan nifas atau kematian yang disebabkan oleh suatu tindakan atau

berbagai hal yang terjadi akibat-akibat tindakan tersebut yang dilakukan selama

hamil, bersalin dan nifas, seperti perdarahan, tekanan darah yang tinggi saat hamil

(eklamsia), infeksi, persalinan macet dan komplikasi keguguran. Beberapa

komplikasi persalinan salah satunya adalah persalinan lama. Sedangkan penyebab

tidak langsung kematian ibu adalah karena kondisi masyarakat, seperti pendidilkan,

sosial ekonomi dan budaya (Dinkes Jateng, 2009).

3

Berdasarkan latar belakang diatas penulis tertarik untuk mengambil judul

“Asuhan Kebidanan Pada Ny. Usia kehamilan minggu dengan Ketuban Pecah

Dini di Ruang VK Bersalin RSUD Dr.H.Moch Ansari Saleh Banjarmasin”.

B. Tujuan

1. Tujuan Umum

Memberikan asuhan kebidanan pada Ny. umur kehamilan dengan Ketuban

Pecah Dini yang sesuai dengan keterampilan yang telah didapat di

pendidikan.

2. Tujuan Khusus

a. Mengetahui definisi dari ketuban pecah dini

b. Mengetahui etiologi dari ketuban pecah dini

c. Mengetahui gejala klinis ketuban pecah dini

d. Mengetahui patofisiologi ketuban pecah dini

e. Mengetahui penatalaksanaan ketuban pecah dini

C. Manfaat

1. Bagi Instansi Pendidikan

Menambah informasi bagi instansi pendidikan dalam pengembangan dan

peningkatan mutu pendidikan dimasa yang akan datang.

2. Bagi Tenaga Kesehatan

Mengetahui acuan pembelajaran untuk penatalaksanaan yang dilakukan di

Ruang VK bersalin RSUD Dr.H.Moch Ansari Saleh Banjarmasin.

3. Bagi Mahasiswa

Menambah pengetahuan dan wawasan mahasiswa terutama mengenai

asuhan kebidanan pada Ny. dengan ketuban pecah dini.

4. Bagi Keluarga Pasien

Agar dapat mengetahui tanda dan gejala ketuban pecah dini dan dapat

melakukan penanganan dini.

4

BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Pengertian

Ketuban pecah dini adalah pecahnya ketuban sebelum terdapat tanda-

tanda persalinan dan ditunggu satu jam sebelum dimulainya tanda-tanda

persalinan (Manuaba, 2009). Ketuban pecah dini adalah ketuban yang pecah

spontan yang terjadi pada sembarang usia kehamilan sebelum persalinan di

mulai (Sarwono,2005).

Ketuban pecah dini adalah keluarnya cairan berupa air dari vagina

setelah kehamilan berusia 22 minggu sebelum proses persalinan berlangsung

dan dapat terjadi pada kehamilan preterm sebelum kehamilan 37 minggu

maupun kehamilan aterm. (saifudin,2002). Ketuban dinyatakan pecah dini

bila terjadi sebelum proses persalinan berlangsung. Ketuban pecah dini

disebabkan oleh karena berkurangnya kekuatan membrane atau

meningkatnya tekanan intra uterin atau oleh kedua faktor tersebut.

Berkurangnya kekuatan mambran disebabkan adanya infeksi yang dapat

berasal dari vagina serviks. (Sarwono Prawiroharjo, 2002). Ketuban pecah

dini adalah pecahnya ketuban sebelum inpartu, yaitu bila pembukaan primi

kurang dari 3 cm dan pada multipara kurang dari 5 cm. (Sarwono

Prawirohardjo, 2005).

Selain itu, Ketuban pecah dini merupakan pecahnya selaput janin

sebelum proses persalinan dimulai (Protap Bagian/SMF Obgyn FK Unud/

RS Sanglah, 2004). KPD dikelompokan menjadi dua, yaitu:

1. KPD saat preterm (KPDP) adalah KPD pada usia <37 minggu

2. KPD aterm adalah KPD pada usia 37 minggu keatas

B. Etiologi

Ketuban pecah dini disebabkan oleh karena berkurangnya kekuatan

membran atau meningkatnya tekanan intrauterin atau oleh kedua faktor

tersebut. Berkurangnya kekuatan membran disebabkan oleh adanya infeksi

5

yang dapat berasal dari vagina dan serviks. Penyebab lainnya sebagai

berikut:

1. Inkompetensi serviks (leher rahim)

Inkompetensia serviks adalah istilah untuk menyebut kelainan pada

otot-otot leher atau leher rahim (serviks) yang terlalu lunak dan

lemah, sehingga sedikit membuka ditengah-tengah kehamilan karena

tidak mampu menahan desakan janin yang semakin besar (Manuaba,

2002).

2. Peningkatan tekanan intra uterin, bisa disebabkan oleh :

a. Trauma : hubungan seksual, pemeriksaan dalam, amniosintesis

b. Gameli

3. Kelainan letak janin dan rahim : letak sungsang, letak lintang

4. Kemungkinan kesempitan panggul : bagian terendah belum masuk

PAP (sepalo pelvic disproporsi).

5. Infeksi yang menyebabkan terjadinya biomekanik pada selaput

ketuban dalam bentuk preteolitik sel sehingga memudahkan ketuban

pecah. (Amnionitis/ Korioamnionitis).

6. Faktor keturunan (ion Cu serum rendah, vitamin C rendah, kelainan

genetik)

7. Masa interval sejak ketuban pecah sampai terjadi kontraksi disebut

fase laten

8. Makin panjang fase laten, makin tinggi kemungkinan infeksi

9. Makin muda kehamilan, makin sulit upaya pemecahannya tanpa

menimbulkan morbiditas janin

C. Gejala Klinis

Tanda yang terjadi adalah keluarnya cairan ketuban merembes melalui

vagina. Aroma air ketuban berbau amis dan tidak seperti bau air seni.

Alirannya tidak deras keluar, kecuali bila ibu hamil dalam posisi berbaring.

Bila ibu duduk atau berdiri, kepala janin yang sudah terletak di bawah

biasanya mengganjal atau menyumbat kebocoran untuk sementara. Selain

6

itu, juga karena tidak ada kontraksi yang mendorong keluarnya cairan

tersebut. Cairan ini tidak akan berhenti atau kering karena terus diproduksi

sampai kelahiran. Untuk lebih memastikan bahwa itu adalah air ketuban,

dilakukan dengan tes ferning atau tes nitrazine. Demam, bercak vagina yang

banyak, nyeri perut, denyut jantung janin bertambah cepat merupakan tanda-

tanda infeksi yang terjadi.

D. Patofisiologi

Ketuban pecah dini berhubungan dengan kelemahan menyeluruh

membrane fetal akibat kontraksi uteri dan peregangan berulang. Membran

yang mengalami rupture premature ini tampak memiliki defek fokal

kelemahan menyeluruh. Daerah dekat tempat pecahnya membrane ini

disebut “ restricted zone of extreme altered morphology” yang ditandai

dengan adanya pembengkakan dan kerusakan jaringan kolagen fibrilar pada

lapisan kompakta, fibroblast maupun spongiosa. Daerah ini akan muncul

sebelum ketuban pecah dini dan merupakan daerah breakpoint awal.

Patogenesis terjadinya ketuban pecah dini secara singkat ialah akibat adanya

penurunan kandungan kolagen dalam membrane sehingga memicu

terjadinya ketuban pecah dini dan ketuban pecah dini preterm terutama pada

pasien risiko tinggi.

Mekanisme terjadinya ketuban pecah dini dapat berlangsung  sebagai

berikut :

1. Selaput ketuban tidak kuat sebagai akibat kurangnya jaringan ikat

dan vaskularisasi.

2. Bila terjadi pembukaan serviks maka selaput ketuban sangat

lemah dan mudah pecah dengan mengeluarkan air ketuban.

E. Komplikasi

Komplikasi yang timbul akibat Ketuban Pecah Dini bergantung pada usia

kehamilan. Dapat terjadi Infeksi Maternal ataupun neonatal, persalinan

7

prematur, hipoksia karena kompresi tali pusat, deformitas janin,

meningkatnya insiden SC, atau gagalnya persalinan normal.

1. Persalinan prematur

2. Infeksi pada ibu dan anak

3. Hipoksia dan asfiksia

4. Syndrom deformitas janin

F. Pemeriksaan Penunjang

1. Pemeriksaan laboraturium

Cairan yang keluar dari vagina perlu diperiksa : warna, konsentrasi, bau

dan pH nya. Cairan yang keluar dari vagina ini kecuali air ketuban

mungkin juga urine atau sekret vagina. Sekret vagina ibu hamil pH : 4-5,

dengan kertas nitrazin tidak berubah warna, tetap kuning.

2. Nitrazin Tes Lakmus (tes), jika kertas lakmus merah berubah menjadi

biru menunjukkan adanya air ketuban (alkalis). pH air ketuban 7 – 7,5,

darah dan infeksi vagina dapat menghasilkan tes yang positif palsu.

3. Mikroskopik (tes pakis), dengan meneteskan air ketuban pada gelas

objek dan dibiarkan kering. Pemeriksaan mikroskopik menunjukkan

gambaran daun pakis.

4. Pemeriksaan ultrasonografi (USG)

G. Penatalaksanaan

Penatalaksanaan ketuban pecah dini memerlukan pertimbangan usia gestasi,

adanya infeksi pada komplikasi ibu dan janin serta adanya tanda-tanda

persalinan.

1. Penatalaksanaan Ketuban Pecah Dini Pada Kehamilan Preterm

Penatalaksanaan ketuban pecah dini pada kehamilan preterm berupa

penanganan konservatif, antara lain :

a. Rawat di Rumah Sakit, ditidurkan dalam posisi trendelenberg, tidak

perlu dilakukan pemeriksaan dalam untuk mencegah terjadinya

infeksi dan kehamilan diusahakan bisa mencapai 37 minggu.

8

b. Berikan antibiotika (ampisilin 4 x 500 mg atau eritromisin bila tidak

tahan ampisilin dan metronidazol 2 x 500 mg selama 7 hari).

c. Jika umur kehamilan < 32-34 minggu dirawat di Rumah Sakit selama

air ketuban masih keluar, atau sampai air ketuban tidak keluar lagi.

d. Pada usia kehamilan 32-34 minggu berikan steroid, untuk memacu

kematangan paru janin, dan kalau memungkinkan periksa kadar

lesitin dan spingomielin tiap minggu. Sedian terdiri atas betametason

12 mg sehari dosis tunggal selama 2 hari atau deksametason IM 5 mg

setiap 6 jam sebanyak 4 kali.

e. Jika usia kehamilan 32-37 minggu, belum inpartu, tidak ada infeksi,

tes busa (-), beri deksametason, observasi tanda-tanda infeksi dan

kesejahteraan janin. Terminasi pada kehamilan 37 minggu.

f. Jika usia kehamilan 32-37 minggu, sudah inpartu, tidak ada infeksi,

berikan tokolitik (salbutamol), deksametason dan induksi sesudah 24

jam.

g. Jika usia kehamilan 32-37 minggu, ada infeksi, beri antibiotik dan

lakukan induksi.

h. Nilai tanda-tanda infeksi (suhu, leukosit, tanda-tanda infeksi

intrauterin).

2. Penatalaksanaan Ketuban Pecah Dini Pada Kehamilan Aterm

Penatalaksanaan ketuban pecah dini pada kehamilan aterm berupa

penanganan aktif, antara lain:

a. Kehamilan > 37 minggu, induksi dengan oksitosin, bila gagal

lakukan seksio sesaria. Dapat pula diberikan misoprostol 50 µg

intravaginal tiap 6 jam maksimal 4 kali.

b. Bila ada tanda-tanda infeksi, berikan antibiotika dosis tinggi, dan

persalinan di akhiri :

- bila skor pelvik < 5, lakukan pematangan serviks, kemudian

induksi. Jika tidak berhasil, akhiri persalinan dengan seksio sesaria.

- bila skor pelvik > 5, induksi persalinan, partus pervaginam.

9

BAB III

TINJAUAN KASUS

ASUAHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL

TRIMESTER III (38 MINGGU)

DI RUANG VK BERSALIN RS. MOCH ANSARI SALEH

I. PENGKAJIAN

Hari/Tanggal : Kamis / 31 Desember 2015

Jam : 16.00 wita

A. Data Subjektif

1. Identitas

Istri Suami

Nama Ny. D Tn. H

Umur 19 Tahun 23 Tahun

Agama Islam Islam

Suku/Bangsa Banjar/Indonesia Banjar/Indonesia

Pendidikan SMP SMP

Pekerjaan Pedagang Pedagang

Alamat Jl. Kelayan A

gg.Pepadaan

Jl. Kelayan A

gg.Pepadaan

2. Keluhan Utama

Ibu mengatakan hamil 38 minggu keluar air air sejak pukul 21.00

wita.

3. Riwayat Perkawinan

Kawin 1 kali, kawin pertama kali umur 17 tahun, dengan suami

sekarang sudah 2 tahun.

4. Riwayat Haid

a. Menarche umur : 12 tahun

10

b. Siklus : 28 hari

c. Teratur/ tidak : Teratur

d. Lamanya : 7 hari

e. Banyaknya : 3x ganti pembalut / hari

f. Disminorhoe : Tidak ada

g. HPHT : 02-04-2015

h. TP : 09-01-2016

5. Riwayat Obstetri

G1P0A0

Thn kehamilan Persalinan Bayi Pnylt

Nifas

Ket

UK Pnylit UK Cara Tempat/

Penolong

Pnylt B

B

P

B

JK Keadaaan

Nifas

Ini 38

mgg

6. Riwayat Keluarga Berencana

a. Jenis : Kb Pil

b. Lama : 1 tahun.

c. Masalah : Tidak ada

7. Riwayat Kesehatan

a. Ibu : Ibu tidak pernah menderita penyakit keturunan

seperti DM, asma, jantung dan penyakit menular seperti

hepatitis dan TBC.

b. Keluarga : Keluarga mengatakan tidak pernah menderta

penyakit keturunan seperti DM. asma , jantung dan juga tidak

punya penyakit menular seperti hepatitis dan TBC.

8. Riwayat Kehamilan Sekarang

Gravida 1 Para 0 Abortus 0 dengan ketuban pecah dini

a. ANC Trimester I

1) Frekuensi : 2x

11

2) Tempat : BPM

3) Umur kehamilan : 8 minggu

4) Imunisasi : Belum dilakukan

5) Pergerakan anak : Belum terasa

6) Keluhan : Mual

7) Nasehat : Makan makanan bergizi

8) Pengobatan : Vitamin C

b. ANC trimester II

1) Frekuensi : 2x

2) Tempat : BPM

3) Umur kehamilan : 16 minggu

4) Imunisasi : Belum dilakukan

5) Pergerakan anak : Terasa

6) Keluhan :-

7) Nasehat : Istirahat yang cukup

8) Pengobatan : Vit C, Kalk

c. ANC trimester III

1) Frekuensi : 3x

2) Tempat : BPM

3) Umur kehamilan : 28 minggu

4) Imunisasi : Belum dilakukan

5) Pergerakan anak : Terasa

6) Keluhan : Sakit pinggang

7) Nasehat : Istirahat yang cukup dan

hindari gerakan tiba-tiba

Pengobatan : Vit C, Kalc & FE

9. Pola Kebutuhan Sehari-hari

a. Nutrisi

- Jenis : Nasi, sayur, lauk-pauk

- Frekuensi : 3x sehari

- Porsi : 1 piring

12

- Pantangan : Tidak Ada

b. Eliminasi

BAB

- Frekuensi : 2x sehari

- Konsistensi : Lembek

- Warna : Coklat

- Masalah : Tidak ada

BAK

- Frekuensi : 4x sehari

- Warna : Kuning

- Bau : Bau khas urine

- Masalah : Tidak Ada

c. Personal Hygne

- Frekkuensi mandi : 3x Sehari

- Frekuensi gosok gigi :3x Sehari

- Frekuensi ganti pakaian : Sesuai kebutuhan

d. Aktifitas : Bejualan

e. Tidur dan istirahat :

- Siang hari : Pukul 14.00-16.00

- Malam hari : Pukul 21.00-05.00

- Masalah : Tidak ada

f. Pola seksual

- Masalah : Tidak ada

10. Data Psikososial dan Spiritual

a. Tanggapan ibu terhadap keadaan dirinya : Ibu senang

dan bahagia

b. Tanggapan ibu terhadap kehamilannya : Ibu senang

dan bahagia

c. Ketaatan ibu beribadah : Ibu sholat

waktu

13

d. Pemecahan masalah dari ibu : Suami

e. Pengetahuan ibu terhadap kehamilannya : Ibu

mendapatkan pengetahuan tentang kehamilan dari bidan

f. Lingkungan yang berpengaruh

- Ibu tinggal bersama : Suami

- Hewan peliharaan : Tidak ada

g. Hubungan sosial ibu dengan mertua, orang tua, keluarga

:

h. Penentu pengambil keputusan dalam keluarga : Suami

i. Jumlah penghasilan keluarga : Mencukupi

j. Yang menanggung biaya ANC dan persalinan : Suami

B. Data Objektif

1. Pemeriksaan Umum

a. Keadaan umum : Baik

b. Kesadaran umum : composmentis

c. Berat badan

- Sebelum hamil : 45 kg

- Sekarang : 55 kilo

d. Tinggi badan : 152 cm

e. LiLa : 24 cm

f. Tanda-tanda vital : TD :120/80 mmHg R: 28x/m

N: 88x/menit T: 36,7 C

2. Pemeriksaan Khusus

a. Inspeksi

- Kepala :Tampak bersih, tidak tampak ketombe, rambut

tidak rontok, pertumbuhan rambut merata,

warna rambut hitam

- Muka : Tidak tampak oedem, tidak pucat, dan tidak

tampak cloasma gravidarum

- Mata : Tampak simetris, konjungtiva tidak pucat,

14

sklera tidak kuning

- Telinga : Tampak simetris, tampak bersih, tidak

terdapat pengeluaran serumen

- Hidung : Tidak tampak pernapasan cuping hidung,

tidak ada polip, dan sekret

- Mulut : Bibir tidak pucat, tidak ada sariawan, tidak

ada karies pada gigi, lidah tampak bersih

- Leher : Tidak ada pembesaran vena jugularis dan

kelenjar tiroid

- Dada : Tampak simetris, tidak ada retraksi dada saat

inspirasi dan ekspirasi

- Mamae : Tampak simetris, terdapat hiperpigmentasi

pada areola, puting susu tidak menonjol

- Abdomen : Pembesaran perut sesuai dengan usia

kehamilan

- Tungkai : Tidak ada odem

- Genetalia : Tidak ada keputihan

b. Palapasi

- Leher : Tidak teraba pembesaran kelenjar tiroid

dan vena jagularis

- Mamae : Tidak teraba benjolan abnormal, dan

kolostrum belum keluar

- Abdomen :

Leopold I : TFU setinggi Prosexus hipoideus,

bagian fundus teraba bulat dan

tidak melenting.

Leopold II : Pada perut ibu sebelah kanan

teraba keras (pungung kanan) dan

pada perut ibu sebelah kiri teraba

lunak (ektremitas)

15

Leopold III : bagian bawah perut ibu terasa

keras, dan bisa dilentingkan (kepala

janin)

Leopold IV : Konvergen, bagian terbawah janin

belum mamsuk PAP

- TFU : 28 cm

- TBJ : (28-12) x 155 = 2480 gram

c. Auskultasi

DJJ (+) terdengar jelas dan teratur , frekuensi 142x/menit.

d. Perkusi

- Refleks Patella : Kiri / Kanan, (+) / (+)

- Cek Ginjal : Kiri / Kanan, (-) / (-)

e. Pemeriksaan Pangul Luar

- Distansia Spinarum : 24 cm

- Distansa Cristarum : 27 cm

- Conjugata Eksterna : 18 cm

- Lingkar Panggu : 90 cm

3. Pemeriksaan penunjang

- HB : 11 gr %

- Albumin : (-)

- Reduksi : (-)

C. Analisa Data

1. Diagnosa Kebidanan : G1P0A0 Umur kehamilan 38 minggu

dengan ketuban pecah dini janin tunggal

hidup.

2. Masalah : Khawatir

3. Kebutuhan : Konseling dan health education.

D. Penatalaksanaan

1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan

TD : 110/80 mmHg R: 21 x/menit

16

N: 70 x/ menit T: 36,2 C

Usia kehamilan ibu sekarang adalah dan taksiran partus dan

keadaan janin baik, DJJ (+) terdengar jelas dan teratur, Frekuensi

DJJ 142x/menit, secara keseluruhan keadaan ibu dan janin baik.

“ibu mengerti tentang hasil pemeriksaan”

2. Menjelaskan kepada ibu penyebab kemungkinan keluhan yang

ibu rasakan, yaitu kerena ibu kelelahan dan kurang istirahat.

“ibu mengerti dengan penjelasan bidan”

3. Melakukan kolaborasi dengan dokter untuk pemberian terapi

yaitu :

a. Infus RL 18 tpm

b. Injeksi IV Ceftriaxone 10 mL 1-2 gram satu kali sehari untuk

obat antibiotik.

“ibu mengerti dengan penjelasan bidan”

4. Menganjurkan ibu untuk mengkonsumsi makanan yang bergizi

seperti nasi, sayur-syuran (bayam, kangkung dan sawi), ikan,

telur, hati ayam, buah-buahan (pisang, jeruk,pepaya) dan susu.

“ibu mengerti dan bersedia mengikuti anjuran bidan”

5. Menganjurkan ibu untuk istirahat yang cukup pada siang hari 2-3

jam dan 7-8 jam pada malam hari.

“ibu mengerti dan bersedia”

6. Memberitahu ibu tentang tanda-tanda bahaya kehamilan

a. Perdarahan pervaginam

b. Bengkak tangan atau wajah, pusing dan diikuti kejang

c. Gerakan janin berkurang

d. Pengelihatan kabur

e. Nyeri abdomen yang kuat

f. Sakit kepala yang hebat

“ibu mengerti tentang tanda-tanda bahaya kehamilan”

7. Menjelaskan tentang P4K, yaitu program perencanaan persalinan

dan pencegahan komplikasi :

17

a. Dimana rencana persalinan ibu

b. Siapa yang akan menolong dalam persalinan ibu

c. Siapa yang akan mendampingi dalam persalinan ibu

d. Alat transportasi apa yang ibu gunakan

e. Siapa pendonor ibu apabila dalam persalinan terjadi

kegawatdaruratan

“ibu mengerti tentang P4K dan memiliki persiapann terhadap

persalinan”

8. Menganjurkan kepada ibu untuk menjaga kebersihan seperti

sering mengganti celana dalam minimal 3x sehari.

“ibu mengerti dan bersedia mengikuti anjuran yang di berikan”

9. Menganjurkan ibu untuk melakukan kunjungan ulang 1 minggu

lagi atau apabila ada keluhan

“ibu bersedia melakukan kunjungan ulang”

18

BAB IV

PEMBAHASAN

Secara klinis ketuban pecah dini adalah keluarnya cairan berupa air dari vagina

setelah kehamilan berusia 22 minggu sebelum proses persalinan berlangsung dan dapat

terjadi pada kehamilan preterm sebelum kehamilan 37 minggu maupun kehamilan

aterm. Penyebabnya bisa karena inkompetensia serviks, peningkatan tekanan intra

uterin, kelainan letak janin dan rahim kemungkinan kesempitan panggul. Gejala

klinisnya dapat berupa keluarnya cairan ketuban merembes melalui vagina, aroma air

ketuban berbau amis dan tidak seperti bau air seni, alirannya tidak deras keluar.

Komplikasi yang dapat di timbulkan adalah persalinan prematur, infeksi ibu dan anak,

hipoksia dan asfeksia. Penanganan yang dapat diberikan kepada pasien yaitu

memberikan obat-obatan farmakologi sesua dengan advis dokter.

Saat melakukan tinjauan kasusu pada tanggal 31 desember 2015 pada pasien

dengan Ny.D usia kehamilan 38 miggu yang datang dengan keluhan keluar air-air sejak

pukul 21.00 wita. Dari hasil pemeriksaan yang saya lakukan pada tanggal 31 desember

2015 pada Ny.D yaitu TD: keluar air-air dan tidak begitu deras, pasien didiagnosa

mengalami ketuban pecah dini.

Asuhan yang telah diberikan kepada Ny.D usia kehamilan 38 minggu dengan

ketuban pecah dini sudah sesuai dengan teori yang ada. Asuhan tersebut seperti

pemeriksaan tanda-tanda vital pasien, memberiahu hasil pemeriksaan, menganjurkan

ibu untuk istirahat yag cukup, menganjurkan ibu untuk makan-makannan yang bergizi,

memberikan terapi sesuai dengan advis dokter yaitu : di Infus RL 18 tpm dan Injeksi IV

Ceftriaxone 10 mL 1-2 gram satu kali sehari untuk obat antibiotik.

19

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

ketuban pecah dini adalah keluarnya air-air dari vagina sebelum proses

persalinan berlangsung. Penyebabnya bisa karena kelainann letak janin,

kesempitan panggul dan peningkatan tekanan didalam uterus. Gejalanya

dapat berupa keluarnya cairan ketuban merembes melalui vagina berbau

amis. Komplikasi yang ditimbulkan yaitu persalinan prematur, infeksi pada

janin dan asfiksia. Penanganan yang dapat diberikan kepada ibu yaitu

memberikan obat-obatan farmakologi dengan advis dokter.

Dari hasil pemeriksaan yang saya lakukan pada tanggal 31 desember

2015 pada Ny. D pada pemeriksaan fisik terlihat pengeluaran cairan pada

vagina. Pasien didiagnosa mengalami ketuban pecah dini. Berdasarkan hasil

pemeriksaan Ny.D diberi tindakan seperti yang sudah dianjurkan

sebelumnya serta memberikan terapi sesuai dengan advis dokter.

Jadi asuhan yang diberikan kepada Ny.D usia kehamilan 38 minggu

ketuban pecah dini antara teori dan penatalaksanaan sudsh sesuai.

B. Saran

1. Bagi instansi pendidikan

Disarankan untuk pendidikan melakukan sosialisasi kepada masyarakat

dan tetap memberikan asuhan yang tepat pada pasien dan sesuai

kebutuhan pasien serta meningkatkan pelayanan menjadi lebih baik

sesuai protap yang diberikan.

2. Bagi tenaga kesehatan

Lebih meningkatkan pengetahuan, kemampuan, keterampilan, dan

menerapkannya dalam memberikan pelayanan.

3. Bagi mahasiswa

20

Dalam memberikan asuhan kebidanan diharapkan mahasiswa dapat

meningkatkan ilmu pengetahuan, ketrampilan, dan menerapkan dalam

memberikan pelayanan.

4. Bagi keluarga pasien

Agar dapat mengetahui gejala asma sehingga dapat ditangani tepat

waktu.

21

DAFTAR PUSTAKA

Prawirohardjo, Sarwono.(2008). Ilmu Kebidanan. Jakarta: P.T Bina Pustaka.

Sarwono Prawirohardjo.

Depkes RI. 2010. Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2009. Kementrian Kesehatan

Republik Indonesia.

Manuaba, I.A.C., Manuaba, I.B.G.F. 2009. Keluarga Berencana. Dalam: Manuaba,

I.A.C., Manuaba, I.B.G.F. (eds). Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita. Edisi 2.

Jakarta: EGC, 235-238.


Recommended