+ All documents
Home > Documents > Aplikasi Pertanian Organik pada Tanaman Sawi

Aplikasi Pertanian Organik pada Tanaman Sawi

Date post: 23-Nov-2023
Category:
Upload: independent
View: 0 times
Download: 0 times
Share this document with a friend
20
LAPORAN PRAKTIKUM PERTANIAN ORGANIK BUDIDAYA SAWI” Oleh : Nama : Dita Atasa NIM : 135040101111072 Kelas : B Kelompok : B1 UNIVERSITAS BRAWIJAYA FAKULTAS PERTANIAN PROGRAM STUDI AGRIBISNIS MALANG 2015
Transcript

LAPORAN PRAKTIKUM

PERTANIAN ORGANIK

“ BUDIDAYA SAWI”

Oleh :

Nama : Dita Atasa

NIM : 135040101111072

Kelas : B

Kelompok : B1

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

FAKULTAS PERTANIAN

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

MALANG

2015

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI.................................................................................................................i

BAB I............................................................................................................................1

PENDAHULUAN........................................................................................................1

1.1 Latar Belakang.....................................................................................................1

1.2 Tujuan..................................................................................................................2

BAB II...........................................................................................................................3

TINJAUAN PUSTAKA..............................................................................................3

2.1 Morfologi dan Sistematika Tanaman Sawi..........................................................3

2.2 Syarat Tumbuh Tanaman Sawi............................................................................4

2.3 Jenis-jenis Pupuk Organik...................................................................................5

BAB III.........................................................................................................................7

BAHAN DAN METODE............................................................................................7

3.1 Waktu dan Tempat...............................................................................................7

3.1.1 Waktu............................................................................................................7

3.1.2 Tempat...........................................................................................................7

3.2 Alat dan Bahan Penelitian....................................................................................7

3.2.1 Alat................................................................................................................7

3.2.2 Bahan.............................................................................................................7

3.3 Pelaksanaan..........................................................................................................8

3.4 Pengamatan..........................................................................................................9

BAB IV........................................................................................................................10

HASIL DAN PEMBAHASAN..................................................................................10

4.1 Hasil...................................................................................................................10

4.2 Pembahasan........................................................................................................10

BAB V.........................................................................................................................13

PENUTUP..................................................................................................................13

5.1 Kesimpulan........................................................................................................13

i

5.2 Saran..................................................................................................................13

DAFTAR PUSTAKA................................................................................................15

LAMPIRAN...............................................................................................................16

ii

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sistem pertanian yang terjadi pada saat ini lebih cenderung kedalam sistem

pertanian yang konvensional atau moderen. Dimana sistem pertanian yang

konvensional dicirikan dengan penggunaan bahan kimia sebagai pupuk ataupun

pestisida di dalam melakukan budidaya. Penggunaan bahan-bahan kimia yang secara

berkepanjangan akan berdampak kurang baik bagi kegiatan pertanian, produksi

pertanian serta input-input pertanian yang lainnya. Dimana penggunaan bahan-bahan

kimia mapu menurunkan produktivitas tanaman bila dalam jangka panjang.

Dengan adanya permasalahan yang dijelaskan diatas, dalam jangka panjang

petani akan mengalami dampak yang kurang baik apabila sistem pertanian seperti itu

dilakukan secara terus-menerus. Produktivitas yang diperoleh para petani akan

semakin menurun dan akan berpengaruh juga terhadap pendaptan mereka.

Produktifitas akan suatu komiditi pertanian, salah satunya akan dipengaruhi oleh

faktor ketepatan penggunaan pemupukan yang akan membantu utuk meningkatkan

produktivitas komidi tersebut. Sehingga penggunaan atau pengaplikasian pupuk

seccara tepat sangat diperlukan.

Oleh sebab itu, dalam praktikum budidaya tanaman sawi yang menggunakan

perbedaan dalam perlakukan pemupukan, itu penting untuk dilakukan pada komoditi-

komoditi pertanian yang lainnya. Mengapa demikian, sebab dengan perbedaan

perlakuaan pemupukan akan memberikan hasil yang berbeda pula bagi pertumbuhan

tanaman. Sehingga, dengan begitu akan diketahui perbedaan baik dan buruk

perkembangan tanaman yang memperoleh perlakuan yang berbeda. Sehingga dapat

diketahui, pengaplikasian pupuk manakah yang lebih tepat.

1

1.2 Tujuan

Mengetahui perbedaan perkembangan tanaman sawi dengan perlakuan

pemupukan yang berbeda. Sehingga, lebih mengetahui pengaplikasian pupuk

manakah yang lebih tepat bagi tanaman sawi.

2

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Morfologi dan Sistematika Tanaman Sawi

Menurut Haryanto, Suhartini dan Rahayu (2003). sistematika tanaman

sawi adalah sebagai berikut :

Kingdom : Plantae

Divisi : Spermatophyta

Class : Dicotyledonae

Ordo : Rhoeadales

Famili : Cruciferae

Genus : Brassica

Spesies : Brassica juncea L.

Seperti tanaman yang lainnya, tanaman sawi mempunyai morfologi tanaman

seperti akar, batang, daun, bunga, buah dan biji. Adapun morfologi tanaman sawi

yaitu :

a. Akar

Sistem perakaran sawi menurut Rukmana (1994), memiliki akar tunggang

(Radix Primaria) dan cabang-cabang akar yang bentuknya bulat panjang

(silindris) menyebar ke semua arah pada kedalaman antara 30 - 50 cm. Akar-akar

ini berfungsi menyerap unsur hara dan air dari dalam tanah, serta menguatkan

berdirinya batang tanaman (Haryanto, 2003). Sedangkan menurut Cahyono

(2003), sawi berakar serabut yang tumbuh dan berkembang secara menyebar ke

semua arah di sekitar permukaan tanah, perakaranya sangat dangkal pada

kedalaman sekitar 5 cm.

b. Batang

Batang sawi menurut Rukmana (1994), pendek sekali dan beruas-

ruas,sehingga hampir tidak kelihatan. Batang ini berfungsi sebagai alat

pembentuk dan penopang daun. Cahyono (2003), menambahkan bahwa sawi

3

memiliki batang sejati pendek dan tegap terletak pada bagian dasar yang berada

di dalam tanah. Batang sejati bersifat tidak keras dan berwarna kehijauan atau

keputih-putihan.

c. Daun

Daun sawi berbentuk bulat atau bulat panjang (lonjong) ada yang lebar dan

ada yang sempit,ada yang berkerut-kerut (keriting), tidak berbulu,berwarna hijau

muda, hijau keputih- putihan sampai hijau tua. Daun memiliki tangkai daun

panjang atau pendek, sempit atau lebar berwarna putih sampai hijau, bersifat

kuat, dan halus. Pelepah-pelepah daun tersusun saling membungkus dengan

pelepah-pelepah daun yang lebih muda, tetapi membuka. Disamping itu, daun

juga memiliki tulang-tulang daun yang menyirip dan bercabang-cabang. Secara

umum sawi biasanya mempunyai daun lonjong, halus, tidak berbulu, dan tidak

berkrop.

d. Bunga

Struktur bunga sawi tersusun dalam tangkai bunga (Inflorescentia) yang

tumbuh memanjang (tinggi) dan bercabang banyak. Tiap kuntum bunga terdiri

atas empat helai kelopak daun, empat helai daun mahkota bunga berwarna

kuning-cerah, empat helai benang sari, dan satu buah putik yang berongga dua

(Rukmana, 1994). e. Buah dan Biji Buah sawi menurut Rukmana (1994),

termasuk tipe buah polong, yaitu bentuknya memanjang dan berongga. Tiap buah

(polong) berisi 2 – 8 butir biji. Biji sawi berbentuk bulat kecil berwarna coklat

atau coklat kehitam-hitaman. biji sawi berbentuk bulat, berukuran kecil,

permukaannya licin mengkilap, agak keras, dan berwarna coklat kehitaman.

2.2 Syarat Tumbuh Tanaman Sawi

a. Iklim

Sawi bukan tanaman asli Indonesia, menurut asalnya di Asia. Karena

Indonesia mempunyai kecocokan terhadap iklim, cuaca dan tanahnya sehingga

dikembangkan di Indonesia ini. Tanaman sawi dapat tumbuh baik di tempat yang

berhawa panas maupun berhawa dingin, sehingga dapat diusahakan dari dataran

4

rendah maupun dataran tinggi.Meskipun demikian pada kenyataannya hasil yang

diperoleh lebih baik di dataran tinggi.

Daerah penanaman yang cocok adalah mulai dari ketinggian 5 meter sampai

dengan 1.200 meter di atas permukaan laut. Namun biasanya dibudidayakan pada

daerah yang mempunyai ketinggian 100 meter sampai 500 meter dpl. Tanaman

sawi tahan terhadap air hujan, sehingga dapat di tanam sepanjang tahun. Pada

musim kemarau yang perlu diperhatikan adalah penyiraman secara teratur.

Berhubung dalam pertumbuhannya tanaman ini membutuhkan hawa yang sejuk,

lebih cepat tumbuh apabila ditanam dalam suasana lembab. Akan tetapi tanaman

ini juga tidak senang pada air yang menggenang. Dengan demikian, tanaman ini

cocok bila di tanam pada akhir musim penghujan.

b. Tanah

Sawi (Brassica juncea L.) menginginkan tanah yang gembur dan kaya

bahan organik. Selain itu tanah harus memiliki drainase yang baik dengan nilai

pH 6-7. Sawi dapat ditanam di dataran rendah dan dataran tinggi. Namun lebih

banyak diusahakan di daerah dataran rendah (Nazarudin,2000).

Sawi (Brassica juncea L.) dapat ditanam pada berbagai jenis tanah, namun

paling baik adalah jenis tanah lempung berpasir, seperti tanah Andosol. Pada

tanah yang mengandung liat perlu penggolaan lahan secara sempurna, antara lain

pengolahan tanh cukup dalam , penambahan pasir dan pupuk organik dalam

jumlah ( Dosis ) tinggi. Syarat tanah yang ideal untuk tanaman sawi adalah ;

subur, gembur, banyak mengandung bahan orgsnik ( humus ), tidak menggenang,

tata udara dalam tanah berjalan dengan baik, dan pH tanah anatar 6-7( Rukmana,

1994).

2.3 Jenis-jenis Pupuk Organik

a. Kompos

Kompos merupakan hasil dari pelapukan bahan-bahan berupa dedaunan,

jerami, alang-alang, rumput, kotoran hewan, sampah kota dan sebagainya. Proses

pelapukan bahan-bahan tersebut dapat dipercepat melalui bantuan manusia.

Secara garis besar, membuat kompos berarti merangsang perkembangan bakteri

5

(jasad-jasad renik) untuk menghancurkan atau menguraikan bahan-bahan yang

dikomposkan hingga terurai menjadi senyawa lain. Proses penguraian tersebut

mengubah unsur hara yang terikat dalam senyawa organik sukar larut menjadi

senyawa organik larut sehingga berguna bagi tanaman (Lingga dan Marsono,

2004).

b. Orok-orok (Clotalaria juncea L.)

Crotalaria juncea L. ialah tanaman Leguminoceae yang dapat

dimanfaatkan sebagai pakan ternak dan berpotensi sebagai pupuk hijau. Selain

itu tanaman tersebut dapat menghasilkan biomassa dengan cepat, tinggi

kandungan air dan N serta mempunyai perakaran yang dalam sehingga dapat

memompa unsur hara ke lapisan permukaan (Sutejo, 2002).

c. Paitan (Tithonia diversifolia)

Paitan merupakan merupakan jenis tumbuhan berbunga famili Asteraceae

yang dikenal di Meksiko sebagai bunga matahari, bercabang sangat banyak,

berbatang lembut dan agak kecil, dalam waktu yang singkat dapat membentuk

semak yang lebat (Jama et al, 2000)

Tumbuhan ini disebut juga bunga pahit (Sumatera Barat) atau bunga

paitan (Jawa Timur) yang dapat tumbuh pada ketinggian 20 m sampai 900 m dpl

(Hakim dan Agustian, 2012). Paitan memiliki akar tunggang yang dalam,

bercabang banyak dan berasosiasi dengan jamur dan bakteri pelarut fosfat,

bakteri penambat N seperti azotobakter, serta bakteri penghasil fitohormon

(Agustian et al, 2010).

6

BAB III

BAHAN DAN METODE

3.1 Waktu dan Tempat

3.1.1 Waktu

Penanaman sawi dilakukan pada:

Hari/ Tanggal : Sabtu, 28 November 2015

Pukul : 06.00 WIB

3.1.2 Tempat

Penanaman sawi dilakukan di lahan Kebun Percobaan Pertanian Soekarno

Hatta Malang.

3.2 Alat dan Bahan Penelitian

3.2.1 Alat

1. Cangkul : berfungsi untuk mengolah tanah

2. Ember : berfungsi untuk mengambil air

3. Penggaris : berfungsi untuk mengukur jarak tanam dan pengukuran tinggi

tanaman

4. Meteran : berfungsi untuk mengukur jarak tanam

5. Tugal : berfungsi untuk membuat lubang tanam

6. Alat tulis : berfungsi untuk menulis hasil pengamatan

7. Kamera : berfungsi sebagai alat dokumentasi

3.2.2 Bahan

1. Benih sawi (Brassica juncea L.): sebagai bahan tanam

2. Lahan : sebagai media tanam

3. Air : untuk menyiram tanaman

7

3.3 Pelaksanaan

8

 

Dokumentasikan setiap langkah yang dikerjakan dan lakukan pengamatan setiap minggu. Pengamatan tinggi dan jumlah daun tanaman Catat hasil pengamatan.

 

Penanaman sawi

Ada 4 perlakuan : perlakuan pertama 100% anorganik, perlakuan kedua 50% Clotaralia juncea L. dan 50%

anorganik, perlakuan ketiga 50% kompos dan 50%anorganik, perlakuan keempat 50% paitan dan 50% anorganik

Cangkul tanah sampai gembur, siram dengan air untuk mempermudah pengolahan tanah.

Membuat bedengan dengan luas 0,5 x 1 meter.

Siapkan semua alat dan bahan yang diperlukan.

 

3.4 Pengamatan

Pengamatan dilakukan pada 7 HST, 14 HST, dan 21 HST pada keempat

perlakuan, perlakuan pertama 100% anorganik, perlakuan kedua 50% Clotaralia

juncea L. dan 50% anorganik, perlakuan ketiga 50% kompos dan 50%anorganik,

perlakuan keempat 50% paitan dan 50% anorganik. Parameter yang diamati dalam

setiap minggunya adalah jumlah daun dan tinggi tanaman sawi.

9

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

Tabel 1. Tinggi Tanaman Sawi Hijau (Brassica juncea L.)

PERLAKUAN TINGGI TANAMAN

PENGAMATAN 1 PENGAMATAN 2 PENGAMATAN 3

KONTROL 8 14 16

C. JUNCEA 8 15 17

KOMPOS 9 15 18

PAITAN 8 13 18

Tabel 2. Jumlah Daun Tanaman Sawi Hijau (Brassica juncea L.)

PERLAKUAN JUMLAH DAUN

PENGAMATAN 1 PENGAMATAN 2 PENGAMATAN 3

KONTROL 4 7 10

C. JUNCEA 4 8 12

KOMPOS 5 10 14

PAITAN 5 7 10

4.2 Pembahasan

Dari data diatas dapat diketahui bahwa tinggi dan jumlah daun tanaman setiap

minggu mengalami perkembangan. Pada pengamatan 1 sampai 3 dengan perlakuan

kontrol (100% anorganik) menunjukkan hasil tinggi tanaman mengalami peningkatan

dari 8cm-16cm disertai penambahan jumlah daun dari 4 buah sampai 10 daun.

Selanjutnya pada pengamatan 1 sampai 3 dengan perlakuan Clotalaria juncea. L

(50% Clotalaria juncea. L + 50% anorganik) menunjukkan hasil tinggi tanaman

mengalami peningkatan dari 8 cm-17cm disertai penambahan jumlah daun dari 4

10

buah sampai 12 daun. Kemudian pada pengamatan 1 sampai 3 dengan perlakuan

kompos (50% kompos + 50 % anorganik) menunjukkan hasil tinggi tanaman

mengalami peningkatan dari 9cm -18cm disertai penambahan jumlah daun dari 5

sampai 14 daun. Sedangkan pada perlakuan pengamatan 1 sampai 3 dengan

perlakuan paitan (50% paitan + 50 % anorganik) menunjukkan hasil tinggi tanaman

mengalami peningkatan dari 8cm-18 cm disertai penambahan jumlah daun dari 5

sampai 10 daun.

Dari hasil pengamatan 1 sampai 3 pada masing-masing perlakuan

menunjukkan perlakuan dengan kompos (50% kompos + 50 % anorganik)

mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap jumlah daun dan tinggi tanaman

dibandingkan dengan perlakuan yang lain.

Berdasarkan Penjelasan oleh (Supardi, 2003) pertambahan tinggi tanaman

tidak hanya dipengaruhi oleh unsur nitrogen, melainkan unsure yang berperan dalam

proses pertambahan tinggi tanaman diantaranya adalah fospor (P), seng (Zn), besi

(Fe), dan mangan (Mn). Tinggi tanaman merupakan parameter pertumbuhan

pertumbuhan yang sering diamati karena dapat menunjukan pengaruh lingkungan

atau perlakuan yang diberikan.

Secara teori oleh Ananda Putri (2011 : 7) bahwa jumlah daun yang di peroleh

berkaitan dengan tinggi tanaman. Semakin tingginya tanaman semakin banyak ruas

batang yang akan menjadi tempat keluarnya daun, batang tersusun dari ruas yang

merentang di antara buku-buku batang tempat melekatnya daun, jumlah buku dan

ruas sama dengan jumlah daun.

Pertambahan tinggi tanaman sangat erat kaitannya dengan unsur hara makro

seperti nitrogen. Setyawidjaja (1986), menyatakan bahwa unsur N berperan dalam

merangsang pertumbuhan vegetatif yaitu menambah tinggi tanaman. Menurut Hakim

dkk.,(1986) terjadinya pertumbuhan tinggi dari suatu tanaman karena adanya

peristiwa pembelahan dan perpanjangan sel yang didominasi pada ujung pucuk

tanaman tersebut. Proses ini merupakan sintesa protein yang di peroleh tanaman dari

lingkungan seperti bahan organik dalam tanah. Penambahan bahan organik yang

11

mengandung N akan mempengaruhi kadar N total dan membantu mengaktifkan sel-

sel tanaman dan mempertahankan jalannya proses fotosintesis yang pada akhirnya

pertumbuhan tinggi tanaman dapat dipengaruhi. Oleh karena itu, dengan adanya

kandungan unsur N yang tinggi pada kompos maka dapat berpengaruh pada tinggi

tanaman sawi.

Ketersediaan unsur hara pada tanah berpengaruh dalam proses pembentukan

daun, terutama unsur nitrogen dan fosfat Nyakpa dkk,(1988) menyatakan bahwa

proses pembentukan daun tidak terlepas dari peranan unsurhara seperti nitrogen dan

fosfor

yang terdapat pada medium tanah dan dalam kondisi tersedia bagi tanaman. Menurut

Fatma (2009), pertumbuhan daun akan cepat berubah dan dapat mempercepat

pertumbuhan vegetatif tanaman karena dengan penyerapan hara N akan dapat

meningkatkan pembentukan dan pertumbuhan daun pada tanaman. Tersedianya N

dalam jumlah yang cukup akan memperlancar metabolisme tanaman dan akhirnya

mempengaruhi pertumbuhan organ-organ seperti batang, daun dan akar menjadi baik.

Akar akan menyerap unsur hara yang diperlukan tanaman dalam pertumbuhan

vegetatif sehingga batang tumbuh tinggi dan mempengaruhi jumlah daun. Fahrudin

(2009), menyatakan bahwa jumlah daun sangat erat hubungannya dengan tinggi

tanaman, karena semakin tinggi tanaman semakin banyak daun yang terbentuk.

12

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan dari hasil dan pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa

pertumbuhan tanaman Sawi setiap minggunya mengalami perkembangan. Dapat

dilihat dari parameter jumlah daun dan tinggi tanaman yang selalu meningkat.

Terdapat 4 perlakuan yang dilakukan pada kegiatan lapang Praktikum Pertanian

Organik yaitu perlakuan pertama 100% anorganik, perlakuan kedua 50% Clotaralia

juncea L. dan 50% anorganik, perlakuan ketiga 50% kompos dan 50%anorganik,

perlakuan keempat 50% paitan dan 50% anorganik. Parameter yang diamati dalam

setiap minggunya adalah jumlah daun dan tinggi tanaman sawi. Dari hasil

pengamatan 1 sampai 3 pada masing-masing perlakuan menunjukkan perlakuan

dengan kompos (50% kompos + 50 % anorganik) mempunyai pengaruh yang

signifikan terhadap jumlah daun dan tinggi tanaman dibandingkan dengan perlakuan

yang lain.

Penambahan bahan organik seperti pupuk kompos mempengaruhi kadar N

total dan membantu mengaktifkan sel- sel tanaman dan mempertahankan jalannya

proses fotosintesis yang pada akhirnya pertumbuhan tinggi tanaman dapat

dipengaruhi. Oleh karena itu, dengan adanya kandungan unsur N yang tinggi pada

kompos maka dapat berpengaruh pada tinggi tanaman sawi. Fahrudin (2009),

menyatakan bahwa tinggi tanaman sangat erat hubungannya dengan jumlah daun,

karena semakin tinggi tanaman semakin banyak daun yang terbentuk.

5.2 Saran

Praktikum mata kuliah Pertanian Organik dengan melakukan penanaman Sawi

belum berjalan dengan baik. Hal ini terlihat dari komunikasi yang kurang baik antara

praktikan dan asisten dari mulai schedule ke lapang yang terkesan mendadak dan

tidak begitu jelas materi yang diberikan, pembelajaran di kelas tidak efisien (jarang

ada kelas yang layak), asisten kurang memahami materi yang akan disampaikan ke

13

praktikan. Sebaiknya asisten mengadakan evaluasi, serta adanya koordinasi yang baik

antara dosen, asisten praktikum dan praktikan agar praktikum Pertanian Organik

dapat berjalan lebih baik lagi. Terimakasih.

14

DAFTAR PUSTAKA

Agustian et al. 2010. Rhisobakteria Penghasil Fitohormon IAA pada Rhisosfir

Tumbuhan Semak Karamunting, titonia, dan Tanaman Pangan. Jurnal Solum

VII (1):49-60

Ananda, Habrina, Putri. 2011. Pengaruh Pemberian Beberapa Konsentrasi Pupuk

Organik Cair Lengkap (POCL) Bio Sugih Terhadap Pertumbuhan dan Hasil

Tanaman Jagung Manis (Zea mays saccharata Sturt). Fakultas Pertanian

Universitas Andalas Padang. Skripsi.

Cahyono, B. 2003. Teknik dan Strategi Budidaya Sawi Hijau. Yogyakarta: Gava

Media

Hakim, N. dkk. 1986. Dasar- Dasar Ilmu Tanah. Lampung: Universitas Lampung

Hakim, N dan Agustian. 2012. Thitonia untuk Pertanian Berkelanjutan. Sumatera

Barat: Andalas University.

Haryanto, T.Suhartini dan E.Rahayu. 2002. Tanaman Sawi dan Selada. Depok :

Penebar Swadaya.

Fahrudin, F. 2009. Budidaya Caisim Menggunakan Ekstrak Teh dan Pupuk Kascing.

(Skripsi). Surakarta : Universitas Sebelas Maret.

Fatma, D.M. 2009.Pengaruh Pemberian Pupuk Organik Terhadap Pertumbuhan dan

Hasil Tanaman Sawi Caisim. Agronobis 1(1): 89-98.

Lingga dan Marsono. 2004. Petunjuk Penggunaan Pupuk. Jakarta: Redaksi

Agromedia.

Nazaruddin, 2000. Budidaya dan Pengaturan Panen Sayuran Dataran Rendah.

Jakarta :Penebar Swadaya.

Nyakpa, M.,dkk. 1988. Kesuburan Tanah. Lampung : Universitas Lampung Press.

Setyawidjaja. 1986. Pupuk dan Pemupukan. Simplex. Jakarta.

Rukmana, R. 1994. Bertanam Petsai dan Sawi. Yogyakarta: Kanisius

Supardi, 2003. Lingkungan Hidup dan Pelestariannya. Bandung: PT Alumni.

Sutedjo, M. 2002. Pupuk dan Cara Pemupukan. Jakarta: Rineka Cipta

15

LAMPIRAN

Bibit Sawi

Penyiraman Tanaman

16

Pengukuran Jarak Tanam

Pemberian Pupuk Anorganik

Pengukuran Tinggi dan

Jumlah Daun Tanaman

17

Tanaman Sawi


Recommended