MODAL SOSIAL SEBAGAI SUATU ASPEK DALAM
RANGKA PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
(Studi Kasus Credit Union Satolop Siborongborong)
SKRIPSI
Diajukan Guna Melengkapi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Sosial Dalam Bidang Antropologi
Oleh
RICARDO PARLINDUNGAN SIAHAAN
060905006
Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik
Universitas Sumatera Utara
Medan
2016
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
DEPARTEMEN ANTROPOLOGI
HALAMAN PERSETUJUAN
Skripsi ini disetujui dipertahankan oleh :
Nama : Ricardo Parlindungan Siahaan
NIM : 060905006
Departemen : Antropologi
Judul : Modal Sosial Sebagai Suatu Aspek Dalam Rangka
Pemberdayaan Masyarakat (Studi Kasus Credit Union
Satolop Siborongborong )
Medan, Januari 2016
Dosen Pembimbing Ketua Departemen
( Drs. Lister Berutu, MA) (Dr. Fikarwin Zuska)
NIP. 196007171987031005 NIP. 196212201989031005
Dekan
( Prof. Dr. Badaruddin, M.Si )
NIP. 1968052519982031002
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
HALAMAN PENGESAHAN
Skripsi ini telah dipertahankan didepan Panitia Penguji Skripsi Departemen
Antropologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sumatera Utara
Nama : Ricardo Parlindungan Siahaan
NIM : 060905006
Departemen : Antropologi
Judul : Modal Sosial Sebagai Suatu Aspek Dalam Rangka
Pemberdayaan Masyarakat (Studi Kasus Credit Union
Satolop Siborongborong )
Penguji Skripsi :
Ketua Penguji : Dra. Nita Savitri M.Hum
NIP. 196101251988032001
Anggota I : Dra. Sri Emiyanti M.Si
NIP. 196005251988032002
Anggota II : Drs. Lister Berutu MA
NIP. 196007171987031005
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
PERNYATAAN ORIGINALITAS
MODAL SOSIAL SEBAGAI SUATU ASPEK DALAM
RANGKA PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (Studi Kasus Credit Union Satolop Siborongborong)
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya
yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan
tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak pernah ditulis atau diterbitkan
orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam daftar pustaka.
Apabila kemudian hari terbukti lain atau tidak seperti yang saya nyatakan
disini, saya bersedia diproses secara hukum dan siap menanggalkan gelar
kesarjanaan saya.
Medan, April 2016
Ricardo Parlindungan Siahaan
i
ABSTRAKSI
Ricardo Parlindungan Siahaan, 2013. Modal Sosial Sebagai Suatu Aspek
Dalam Rangka Pemberdayaan Masyarakat (Studi Kasus Credit Union Satolop
Siborongborong)
Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji Credit Union sebagai usaha
pemberdayaan masyarakat. Untuk menggambarkan kajian ini, penulis memilih
Credit Union Satolop yang berada di Kecamatan Siborongborong, Kabupaten
Tapanuli Utara. Fokus permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimana
Credit Union memberdayakan masyarakat dalam mencapai taraf hidup yang lebih
baik. Metode penelitian yang digunakan untuk mengumpulkan data tentang
pemberdayaan masyarakat yang diusahakan oleh Credit Union Satolop serta hal-
hal yang dapat menjadi penghambat dalam usaha pemberdayaan ini, peneliti
menggunakan metode wawancara dan observasi.
Dalam usahanya mengurangi angka kemiskinan, Credit Union Satolop
mengambil langkah dengan memberdayakan anggotanya, pemberdayaan
dilakukan melalui pembinaan dan pendidikan. Tujuan pembinaan dan pendidikan
ini adalah untuk memberikan anggotanya pengetahuan dalam mengidentifikasi
diri anggota itu sendiri untuk dapat meningkatkan kesejahteraan hidupnya.
Bantuan modal yang diperoleh anggota dari Credit Union Satolop ini membawa
angin segar bagi pemenuhan kebutuhan anggota untuk dapat memperoleh modal
usaha. Bantuan yang diperoleh oleh anggota ini juga dimanfaatkan untuk modal
pertanian, membiayai pendidikan anak, membangun rumah, modal untuk upacara
pertanian, membayar hutang, dan membeli tanah dan alat transportasi.Hasil
temuan dilapangan menunjukkan bahwa terdapat peningkatan hidup masyarakat
setelah menjadi anggota dibandingkan dengan sebelum bergabung di Credit Union
Satolop ini.
Dalam usaha pemberdayaan masyarakat yang dilakukan oleh CU. Satolop ini
tidak jarang ditemui adanya berbagai hambatan-hambatan yang dapat
mengganggu proses pelaksanaan kegiatan yang diusahakan oleh Credit Union
Satolop, seperti kurangnya kesadaran anggota dalam mengikuti program
pembinaan dan pendidikan yang dilaksanakan oleh CU. Satolop Siborongborong ,
pemanfaatan pinjaman yang tidak sesuai dengan tujuan yang dimohonkan,
sehingga oleh CU. Satolop Siborongborong diperlukan adanya monitoring untuk
pemanfaatan pinjaman oleh anggota agar dapat bermanfaat dengan baik guna
kesejahteraan seluruh anggota CU. Satolop Siborongborong.
Kata kunci : Credit Union Satolop, Modal Sosial, Pemberdayaan masyarakat
ii
UCAPAN TERIMA KASIH
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yesus Kristus
Maha Kudus, karena atas rahmat-Nya yang senantiasa menyertai dan menaungi
penulis dalam menyelesaikan perkuliahan dan juga penyusunan skripsi ini, yang
berjudul “Modal Sosial Sebagai Suatu Aspek Dalam Rangka Pemberdayaan
Masyarakat (Studi Kasus Credit Union Satolop Siborongborong)”.
Skripsi ini disusun untuk memenuhi syarat guna memperoleh gelar sarjana
dari departemen Antropologi, Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik, Universitas
Sumatera Utara.
Penulis menyadari bahwa apa yang telah diraih tidak terlepas dari dukungan
moriil dan materiil berbagai pihak, untuk itu dalam kesempatan ini saya hendak
menyampaikan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada Ibunda saya yang
tercinta G. Siregar dan Ayahku T. Siahaan (OP. Mutiara Siahaan), Uda Appudan
Pahala Siahaan, geng SP (Sude Parengge-rengge) Mega Silaban, Tigor Marbun,
Opung OP. Nababan atas doa dan segala perhatian yang diberikan kepada saya
selama penulisan skripsi ini. Kepada saudara-saudaraku Eflin Novalita, James
Frengki dan Dedi Friady yang pada sibuk di hanggar keep consentration !!, Irene
dan Putri Mentari terus berlomba menjadi yang terbaik. Tidak lupa juga istri
tercinta Erni Roniah Aritonang maminya si kecil Mutiara Siahaan yang selalu
setia mendampingi dan menemani penulis selama penulisan skripsi ini dan juga
ibu mertua R. Simanjutak dan semua lae-lae yang tetap memberi semangat dan
dorongan bagiku.
iii
Mengingat keterbatasan kemampuan, waktu, dan pengetahuan, penulis
menyadari bahwa skripsi ini tidak mungkin dapat selesai dengan baik tanpa
adanya bantuan dari berbagai pihak. Dengan segala kerendahan hati penulis juga
mengucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada Bapak : Prof.Dr.
Badarudin, M.Si selaku Dekan FISIP Universitas Sumatera Utara, Bapak Dr.
Fikarwin Zuska selaku ketua departemen Antropologi, Bapak Drs. Agustrisno,
MSP selaku sekretaris departemen Antropologi, Bapak Drs. Lister Berutu, MA
selaku dosen pembimbing penulis selama mengerjakan skripsi ini hingga selesasi.
Bapak Drs. Edi Saputra selaku dosen wali penulis, serta seluruh dosen di FISIP
USU khususnya dosen dari departemen Antropologi Universitas Sumatera Utara
yang pernah membimbing penulis dalam setiap mata kuliah, serta semua staf
administrasi di FISIP USU.
Tidak lupa juga saya ucapkan terima kasih kepada teman-teman satu
angkatan ‘06 Looksun, Firman, Riki, Charles, Hemalea, Alfian, Umar Abdillah,
dan junior saya Maria Silalahi, Santa, Hardy Simaremare, Nelson Siahaan, Edy,
Mardi Atjeh dan seluruh teman-teman di FISIP USU yang telah memberi warna
baru selama kuliah dan penulisan skripsi ini. Teman-teman satu profesi CFP di
PRUDENTIAL - PRU Aini Merbau Mas, dr. Linda, dr. Arifin, dr. Ai Yet, Kaisar
Angga Sinulingga, thanks for your motivation and support.
Tidak lupa pula penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Hosman
Hutabalian selaku Ketua CU. Satolop Siborongborong yang telah memberi ijin
kepada penulis untuk dapat melakukan penelitian sehingga penelitian ini dapat
berjalan dengan baik dan lancar tanpa ada kendala yang berarti, Windray
iv
Simanjutak selaku staf di CU. Satolop Siborongborong dan teman satu angkatan
di SMA Negeri 1 Siborongborong terima kasih telah bersedia menjadi guide dan
teman selama pelaksanaan penelitian ini.
Penulis telah mencurahkan segala kemampuan, tenaga, pikiran serta waktu
dalam menyelesaikan skripsi ini, namun demikian skripsi ini masih memilki
banyak kekurangan, untuk itu dengan segala kerendahan hati sebagai manusia
biasa, penulis mengharapkan saran, dan kritik yang sifatnya membangun demi
menuju kesempurnaan. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi pembaca dan menjadi
khazanah kepustakaan.
Medan, April 2016
Penulis
RICARDO PARLINDUNGAN SIAHAAN
v
RIWAYAT HIDUP
Nama : Ricardo Parlindungan Siahaan
Tanggal Lahir : Siborongborong 23 April 1986
Alamat : Siborongborong
HP : 085658444589
Email : [email protected]
Ricardo Parlindungan Siahaan, anak pertama dari enam bersaudara, dari
pasangan T. Siahaan dan G. Siregar. Lahir pada tanggal 23 April 1986 di
Kecamatan Siborongborong Kabupaten Tapanuli Utara. Pendidikan pertama
ditempuh di SD Negeri 5 Siborongborong dan menyelesaikannya pada tahun
1998, SLTP Katolik Santo Yoseph Lintong Ni Huta menjadi sekolah lanjutan
pertama setelah menyelesaikan tingkat pendidikan dasar, setelah menyelesaikan
pendidikan lanjutan pertama pada tahun 2001 penulis melanjutkan pendidikan
menengah atas di SMA N 1 Siborongborong sampai dengan tahun 2004.
Penulis mulai mengikuti pendidikan perguruan tinggi dengan menjadi
mahasiswa di departemen Antropologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik,
Universitas Sumatera Utara setelah berhasil lolos seleksi SNMPTN pada tahun
2006.
Saat ini penulis aktif sebagai bagian dari organisasi mahasiswa PPPS
(Perhimpunan Pemuda Pemudi Siborongborong), komunitas online KASKUS
dengan id: momopi. Penulis saat ini juga aktif menggeluti dunia Financial Plan
dengan menjadi bagian dari PT. Prudential, lembaga keuangan yang bergerak
dalam bidang asuransi, perencanaan keuangan dan investasi. Pada awal tahun
2015, penulis menjajaki bisnis online dengan fokus usaha pada ala-alat kesehatan
di berbagai Market Place lokal.
vi
KATA PENGANTAR
Skripsi ini merupakan salah satu syarat dalam menyelesaikan studi di
departemen Antropologi, Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik, Universitas
Sumatera Utara, Medan. Untuk memenuhi persyaratan tersebut saya telah
menyusun sebuah skripsi dengan judul : “ Modal Sosial Sebagai Suatu Aspek
Dalam Rangka Pemberdayaan Masyarakat (Studi Kasus Credit Union Satolop
Siborongborong)”.
Dalam skripsi ini saya menulis tentang sejarah berdirinya Credit Union
Satolop di Kecamatan Siborongborong pada tanggal 28 Januari 1975 sebagai
akibat dari adanya kesulitan ekonomi yang dialami masyarakat Siborongborong
yang dominan berprofesi sebagai petani dalam mengakses sumber modal sebagai
akibat dari tidak adanya jaminan yang cukup untuk pinjaman tersebut. Sehingga
mengakibatkan para petani terpaksa harus rela meminjam dari renteiner lewat
sistem ijon yang masih marak pada masa itu. Hal ini akhirnya mengakibatkan
masyarakat tetap berada dalam masalah keuangan tanpa adanya solusi yang jelas
atas permasalahan keuangan yang dialami oleh masyarakat tersebut.
Keberadaan Credit Union Satolop Siborongborong pada awalnya hanya
terdiri dari beberpa orang saja yang bersedia untuk mengumpulkan sebagaian dari
uang mereka untuk dapat digunakan oleh anggota bilamana salah satu dari mereka
membutuhkan dana tersebut. Seiring dengan berjalannya waktu, keberadaan
Credit Union Satolop Siborongborong pada saat ini bertumbuh semakin besar dan
kuat dengan kepemilikan aset yang mencapai miliaran Rupiah. Hal ini merupakan
hasil yang diperoleh Credit Union Satolop dari adanya saling percaya dan
vii
kerjasama antar anggota di dalam Credit Union Satolop ini, sehingga mampu
memberikan manfaat yang sangat besar dalam bidang keuangan bagi semua
anggota didalamnya.
Akhirnya, saya berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi kita semua.
Medan, April 2016
Penulis
Ricardo Parlindungan Siahaan
viii
DAFTAR ISI
HALAMAN PERSETUJUAN
HALAMAN PENGESAHAN
PERNYATAAN ORIGINALITAS
ABSTRAKSI i
UCAPAN TERIMA KASIH ................................................................................... ii
RIWAYAT HIDUP ........................................................................................... v
KATA PENGANTAR .......................................................................................... vi
DAFTAR ISI ........................................................................................ viii
DAFTAR TABEL ........................................................................................... x
BAB I PENDAHULUAN ............................... Error! Bookmark not defined.
1.1 Latar Belakang Masalah ................................................................. 1
1.2 Tinjauan Pustaka ............................................................................ 6
1.3 Rumusan Masalah ........................................................................ 13
1.4 Maksud dan Tujuan Penulisan ..................................................... 14
1.4.1 Tujuan Penulisan ................................................................ 14
1.4.2 Manfaat Penulisan .............................................................. 14
1.5 Kerangka penulisan ...................................................................... 15
1.6 Metode Penelitian ......................................................................... 15
1.6.1 Tipe dan pendekatan Penelitian ......................................... 16
1.6.2 Alokasi Waktu di lapangan ................................................ 18
BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN ............................... 21
2.1 Letak Geografis Lokasi Penelitian ............................................... 21
2.2 Komposisi Penduduk Kecamatan Siborongborong...................... 21
2.3 Sarana dan Prasarana .................................................................... 23
2.4 Gambaran Umum Credit Union Satolop Siborongborong ........... 25
2.4.1 Visi, Misi, dan Sasaran Credit Union Satolop ................... 26
2.4.2 Keorganisasian CU Satolop Siborongborong .................... 26
2.4.3 Bidang Usaha Credit Union Satolop .................................. 41
2.4.4 Mitra Usaha Credit Union Satolop ..................................... 60
BAB III MODAL SOSIAL DALAM CREDIT UNION SATOLOP
SIBORONGBORONG ...................................................................... 63
3.1 Sosialisasi Dalam Credit Union Satolop Siborongborong ........... 63
3.2 Tiga Pilar Credit Union Sebagai Modal Pembangunan ............... 65
3.2.1 Membangun Melalui Pendidikan ....................................... 67
ix
3.2.2 Pembangunan Manusia Melalui Credit Union ................... 68
3.3 Modal Kepercayaan Dalam CU Satolop Siborongborong ........... 70
3.3.1 Manfaat Modal Sosial Pada Individu Dan Organisasi ....... 72
3.4 Pemberdayaan Masyarakat oleh Credit Union Satolop................ 73
3.4.1 Parameter pemberdayaan masyarakat ................................ 75
3.4.2 Pemberdayaan Masyarakat Dalam Bidang Ekonomi ......... 76
3.4.3 Pemberdayaan Masyarakat Dalam Bidang Sosial.............. 79
3.4.4 Kendala Dalam Usaha Pemberdayaan Masyarakat............ 83
BAB IV MANFAAT DAN KASUS YANG DIALAMI OLEH ANGGOTA DI
CREDIT UNION SATOLOP SIBORONGBORONG ...................... 87
4.1 Credit Union Satolop Sebagai Sumber Modal Usaha .................. 87
4.2 CU. Satolop Siborongborong Sebagai Sumber Modal
Pemberdayaan ............................................................................. 90
4.3 Kendala dan Tantangan yang Ada ............................................... 92
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .......................................................... 97
5.1 Kesimpulan................................................................................... 97
5.2 Saran ......................................................................................... 99
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... cii
LAMPIRAN ........................................................................................ ciii
DAFTAR GAMBAR
x
DAFTAR TABEL
TABEL II-1 SKEMA ORGANISASI CU. SATOLOP SIBORONGBORONG ........................... 29
TABEL II-2 DATA PERKEMBANGAN CREDIT UNION SATOLOP SIBORONGBORONG SEJAK
TAHUN 2004 S/D 2011 ............................................................................................ 45
TABEL II-3 DATA PINJAMAN DI CREDIT UNION SATOLOP TAHUN 2012 ..................... 54
TABEL IV-1 MATRIKS PEMBERDAYAAN CREDIT UNION SATOLOP ............................. 96
TABEL 0-1 KOMPOSISI PENDUDUK KECAMATAN SIBORONGBORONG BERDASARKAN
JENIS KELAMIN PER DESA/ KELURAHAN ............................................................. CXVIII
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Permasalahan yang sering dihadapi masyarakat dengan ekonomi lemah
adalah sempitnya akses terhadap sumber keuangan yang melayani pemberian
kredit usaha. Bank yang seyogianya menjadi harapan terakhir guna memperoleh
sokongan dana usaha tidak serta-merta dapat mengabulkan pengajuan pinjaman
yang dilakukan oleh masyarakat sebagai akibat dari kebijakan bank yang
mengharuskan beberapa persyaratan dalam prosesnya. Salah satu kebijakan ini
diantaranya adalah keharusan adanya jaminan berupa materi yang memiliki nilai
sesuai dengan besar pinjaman yang mereka ajukan, ditambah lagi dengan adanya
perjanjian-perjanjian yang dalam prosedurnya tidak seluruhnya dapat dipahami
oleh masyarakat awam. Minimnya modal usaha yang mereka miliki menjadikan,
kesempatan untuk melakukan diversifikasi usaha yang diharapkan mampu
meningkatkan taraf hidup mereka semakin jauh dari harapan.
Banyaknya pilihan terhadap lembaga keuangan yang melayani transaksi
simpan-pinjam pada saat ini, turut mempengaruhi pola pikir masyarakat dalam
menentukan pilihan terhadap lembaga keuangan yang menurut mereka dapat
memberi kemudahan dan keringanan serta rasa aman dalam proses simpan-pinjam
yang mana lembaga keuangan ini salah satunya adalah KOPDIT.
Credit Union atau KOPDIT merupakan salah satu bentuk kegiatan KOPDIT
yang dalam usahanya bergerak dalam melayani simpan-pinjam dimana KOPDIT
2
ini berawal dari keinginan masyarakat untuk bersatu dan mengumpulkan dana
milik mereka. Kepengurusan Credit Union ini seluruhnya dikelola oleh
masyarakat yang menjadi anggota, dana diperoleh dari masyarakat yang menjadi
anggota dan dimanfaatkan terutama untuk kepentingan anggotanya. Dana yang
dikumpulkan dari masyarakat ini selanjutnya dikelola oleh pengurus yang dipilih
dari anggota melalui serangkaian proses pemilihan yang dilakukan secara berkala
dan memperoleh kepercayaan dari seluruh anggota.
Salah satu fungsi dari KOPDIT ini adalah mengakomodasi kebutuhan
anggotanya dalam hal pemberian modal usaha untuk anggota-anggotanya sesuai
dengan prinsip-prinsip KOPDIT. Hal ini menjadi salah satu ciri yang
membedakan lembaga keuangan Bank dengan KOPDIT, dimana dana yang ada
di KOPDIT ini pada dasarnya diperoleh dari anggota dan diperuntukkan hanya
untuk anggota.
Dengan adanya fungsi-fungsi yang hampir memiliki kesamaan dengan bank
yang sama-sama bergerak dalam usaha simpan -pinjam, sehingga oleh masyarakat
banyak KOPDIT ini tidak jarang disamakan dengan Bank. Hal ini turut menjadi
faktor yang mempengaruhi pola pikir mereka dalam memutuskan pilihan mereka
untuk menjadi anggota KOPDIT.
Dengan prinsip-prinsip KOPDIT yang menjadi pedoman dalam menjalankan
kegiatan usaha mereka maka keberadaan dan manfaat yang ada di dalam KOPDIT
ini dominan berpihak kepada masyarakat yang menjadi anggota dibanding dengan
lembaga keuangan lainnya. Dalam hal ini masyarakat yang menjadi anggota tidak
hanya menjadi kelompok/ pihak yang sekedar menyetorkan sisa dari modal yang
3
3
tidak terpakai, tetapi sekaligus juga memiliki hak serta kewajiban terhadap
berlangsungnya kegiatan usaha KOPDIT ini. Adanya keuntungan dan kerugian
yang terjadi dalam usaha KOPDIT merupakan konsekuensi yang akan ditanggung
bersama oleh seluruh anggota di dalamnya.
Dalam Credit Union anggota merupakan komponen utama dimana mereka
menjadi sumber modal, pengelola dan menjadi pengguna modal yang ada dalam
KOPDIT ini. Demikian juga halnya dengan Credit Union Satolop, anggota
merupakan komponen utama yang sekaligus pemilik dan sumber modal dimana
mereka menginginkan lembaga ini menjadi pihak yang mampu meningkatkan
usaha dan taraf hidup para individunya melalui partisipasi mereka dalam berbagai
wujud kegiatan-kegiatan yang ada dalam KOPDIT Satolop ini.
Credit Union Satolop di Siborongborong yang terbentuk pada tanggal 28
Januari 1975 pada awalnya adalah KOPDIT yang menghimpun dana dari
masyarakat dengan golongan ekonomi lemah yakni para petani dan pedagang
kecil. Kelompok masyarakat ini mengalami berbagai kesulitan dalam hal
mengakses sumber keuangan seperti bank. Dalam aktifitasnya KOPDIT ini
menghimpun dana dari masyarakat di Kecamatan Siborongborong dan sekitarnya.
Anggota di KOPDIT ini pada umumnya bekerja pada sektor pertanian dan
perdagangan. Selanjutnya dana yang dikumpulkan oleh masyarakat ini dikelola
untuk digunakan dalam membantu anggotanya yang membutuhkan bantuan dana
melalui pemberian pinjaman dengan besaran bunga serta denda keterlambatan
pengembalian pinjaman yang telah ditentukan sebelumnya.
4
Credit Union Satolop bergerak dalam usaha simpan pinjam sehingga oleh
masyarakat fungsinya dianggap sama dengan Bank, merupakan salah satu
lembaga simpan pinjam yang dari segi ukuran jumlah kepemilikan aset berupa
gedung permanen berlantai tiga di Jl. Sisingamangaraja No. 194-196
Siborongborong yang difungsikan sebagai pusat pelaksanaan kegiatan usaha,
dibentuknya wirausaha koperasi (WIRAKOP), dan jumlah anggota yang tiap
tahunnya bertambah dapat dikatakan berhasil dalam menjalankan fungsinya dalam
kegiatan usahanya. Keberhasilan dari KOPDIT ini merupakan hasil dari adanya
partisipasi serta rasa percaya anggota yang tinggi terhadap proses dan kinerja yang
berlangsung secara berkelanjutan dalam kegiatan usaha yang dilakukan.
Rasa percaya, tanggung jawab serta peran serta dari seluruh anggota terhadap
berlangsungnya usaha KOPDIT merupakan salah satu wujud modal sosial yang
dimiliki oleh KOPDIT yang dapat didayakan guna memberdayakan anggotanya
untuk mencapai masyarakat yang mandiri serta terbebas dari kemiskinan.
Modal sosial mampu menjadi suatu faktor yang memiliki kekuatan dalam
menentukan arah dan keberhasilan dari suatu program maupun kegiatan yang
dilakukan oleh anggota masyarakat yang terkait di dalamnya. Hal ini disebabkan
karena modal sosial merupakan suatu komplemen yang terbentuk dari hubungan
antar individu-individu yang memungkinkan terciptanya nilai-nilai baru, serta
suatu rangkaian proses hubungan antar manusia yang ditopang oleh jaringan
norma, kepercayaan sosial, sehingga kerjasama dan kebijakan bersama dapat
terjalin secara efektif dan efisien.
5
5
Di berbagai daerah perkembangan KOPDIT ini cukup pesat, salah satu Credit
Union yang dalam kinerjanya mampu memberdayakan anggotanya adalah Credit
Union Harapan Kita di jalan Medan-Belawan (Sijabat, 2009, p. 58) melalui
pemberian modal usaha kepada para pedagang untuk percepatan pengembangan
usaha para anggotanya yang menekuni usaha dagang, dimana sebelum dana ini
diberikan kepada anggotanya proses pertama yang harus dilalui adalah menjalani
pendidikan profesi khusus pedagang.
Sehingga dengan demikian diharapkan anggotanya akan mampu
menggunakan modal yang diterimanya sesuai dengan tujuan awalnya. Selain
dalam pemberdayaan ekonomi Credit Union ini juga memberdayakan anggotanya
khususnya kaum wanita dengan melibatkan mereka dalam kegiatan usaha seperti
menjadi kepala unit dalam kegiatan yang dijalankan oleh Credit Union ini
sehingga mampu menciptakan kesetaraan gender.
Kekuatan modal sosial selain dalam Credit Union sebagai sesuatu yang
mengikat dan memperarat serta memperkuat daya yang dimiliki oleh masyarakat
juga dapat dilihat dalam pengelolaan lubuk larangan di daerah Kabupaten
Mandailing Natal.
Dalam pengelolaan Lubuk Larangan di daerah Kabupaten Mandailing Natal
(Lubis Z. , 1999) mereka mampu melakukan pengelolaan aliran anak sungai
Batang Gadis menjadi milik komunal, sebagian aliran sungai yang melintasi
wilayah suatu desa oleh penduduk desa tersebut berdasarkan kesepakatan bersama
ditetapkan sebagai wilayah yang terlarang untuk diambil hasil ikannya selama
jangka waktu tertentu (berkisar 6-12 bulan), setelah lewat masa ini maka ikan
6
dapat diambil dan hasil pengelolaan lubuk larangan tersebut akan digunakan
untuk berbagai keperluan pembangunan desa dan fasilitas lainnya.
Sistem pengelolaan lubuk larangan ini mampu bertahan hingga puluhan tahun
didasari oleh kuatnya modal sosial yang tumbuh di dalam masyarakat dimana
mereka mampu menanam dan mengembangkan modal sosial dalam sistem
pengelolaan lubuk larangan.
1.2 Tinjauan Pustaka
Kegiatan tolong menolong sudah lama dikenal oleh masyarakat Indonesia,
yang secara nyata dapat dilihat dari salah satu suku bangsa yang ada di Indonesia
yang hidup dari bercocok tanam di lading yakni suku bangsa Sumbawa. Interaksi
ini terjadi berdasarkan pola tindakan tertentu yang disebut sistem sosial. Sistem-
sistem sosial itu terdiri dari aktivitas-aktivitas manusia yang berinteraksi,
berhubungan serta bergaul satu dengan lainnya menurut pola-pola tertentu yang
berdasarkan tata kelakuan (Koentjaraningrat, 1991).
Kebudayaan sebagai sebuah konsep yang menyatu dalam kehidupan manusia
selalu berhubungan dengan kebutuhan hidupnya. Kebudayaan yang merupakan
seperangkat sistem pengetahuan atau sistem gagasan yang berfungsi menjadi
pedoman bagi sikap dan perilaku manusia sebagai anggota atau warga dari
kesatuan sosial, tumbuh, berkembang dan berubah sesuai dengan kebutuhan hidup
manusia (Sairin & Hudayana, 2001).
Brownislaw Malinowski dalam Sairin, 2001, mengatakan bahwa kebutuhan
hidup manusia itu dapat dibagi pada tiga kategori besar yaitu kebutuhan yang
berkaitan dengan biologis, sosial dan psikologis. Walaupun ketiga kebutuhan itu
7
7
tampak terpisah namun sebenarnya ketiganya adalah tiga serangkai yang tidak
dapat dipisah-pisahkan.
Jousari Hasbullah dalam bukunya “Social Capital (Menuju Keunggulan
Budaya Manusia Indonesia : 2006)” mensistesiskan beberapa teori dari ahli
mengenai Modal Sosial diantaranya :
James Coleman mengartikan modal sosial (social capital) sebagai struktur
hubungan antar individu-individu yang memungkinkan mereka menciptakan nilai-
nilai baru
Eva Cox memaknai modal sosial sebagai sebuah proses. Sebuah rangkaian
proses hubungan antar manusia yang ditopang oleh jaringan norma, kepercayaan
sosial, sehingga kerjasama dan kebijakan bersama dapat terjalin secara efektif dan
efisien.
Robert D. Putnam menyatakan komponen modal sosial terdiri dari
kepercayaan ('trust’), aturan-aturan ('norms') dan jaringan-jaringan kerja
('networks’) yang dapat memperbaiki efisiensi dalam suatu masyarakat melalui
fasilitas tindakan-tindakan yang terkordinasi. Lebih lanjut dikatakan Putman
bahwa kerjasama lebih mudah terjadi di dalam suatu komunitas yang telah
mewarisi sejumlah modal sosial dalam bentuk aturan-aturan, pertukaran timbal
balik dan jaringan-jaringan kesepakatan antar warga
Menurut Bordieau, modal sosial adalah keseluruhan sumberdaya aktual dan
potensial sekaligus, terkait dengan hubungan kelembagaan yang berpangkal pada
saling kenal dan mengakui.
8
Burt mendefinsikan, modal sosial adalah kemampuan masyarakat untuk
melakukan asosiasi (berhubungan) satu sama lain dan selanjutnya menjadi
kekuatan yang sangat penting bukan hanya bagi kehidupan ekonomi akan tetapi
juga setiap aspek eksistensi sosial yang lain
Cohen dan Prusak L. (2001), modal sosial adalah sebagai setiap hubungan
yang terjadi dan diikat oleh suatu kepercayaan (trust), kesaling pengertian (mutual
understanding), dan nilai-nilai bersama (shared value) yang mengikat anggota
kelompok untuk membuat kemungkinan aksi bersama dapat dilakukan secara
efisien dan efektif. Senada dengan Cohen dan Prusak L., Hasbullah (2006)
menjelaskan, modal sosial sebagai segala sesuatu hal yang berkaitan dengan kerja
sama dalam masyarakat atau bangsa untuk mencapai kapasitas hidup yang lebih
baik, ditopang oleh nilai-nilai dan norma yang menjadi unsur-unsur utamanya
seprti trust (rasa saling mempercayai), keimbal-balikan, aturan-aturan kolektif
dalam suatu masyarakat atau bangsa dan sejenisnya
Adapun dimensi dari modal sosial adalah memberikan penekanan pada
kebersamaan masyarakat untuk mencapai tujuan memperbaiki kualitas hidupnya,
dan senantiasa melakukan perubahan dan penyesuaian secara terus menerus. Di
dalam proses perubahan dan upaya mencapai tujuan tersebut, masyarakat
senantiasa terikat pada nilai-nilai dan norma-norma yang dipedomani sebagai
acuan bersikap, bertindak, dan bertingkah-laku, serta berhubungan atau
membangun jaringan dengan pihak lain.
Modal sosial menurut Fukuyama adalah merupakan hubungan-hubungan
yang tercipta dan norma-norma yang membentuk kualitas dan kuantitas hubungan
9
9
sosial dalam masyarakat dalam spektrum yang luas, yaitu sebagai perekat sosial
(social glue) yang menjaga kesatuan anggota masyarakat (bangsa) secara
bersama-sama. Modal sosial ditransmisikan melalui mekanisme-mekanisme
kultural, seperti agama, tradisi, atau kebiasaan sejarah (Fukuyama, 2002).
Partisipasi adalah keterlibatan masyarakat dalam proses perencanaan dan
pembuatan keputusan tentang apa yang dilakukan, dalam pelaksanaan program
dan pengambilan keputusan untuk berkontribusi sumberdaya atau bekerjasama
dalam organisasi atau kegiatan khusus, berbagi manfaat dari program
pembangunan dan evaluasi program pembangunan (Setiana, 2005).
Credit Union berasal dari bahasa latin yakni Credere yang berarti percaya dan
Union yang berarti kumpulan/kesatuan (mengikat diri dalam suatu kesatuan).
Credit Union adalah badan usaha yang dimiliki oleh sekumpulan orang yang
saling percaya dalam ikatan pemersatu, yang bersepakat untuk menabungkan uang
mereka sehingga menciptakan modal bersama guna dipinjamkan di antara sesama
mereka dengan bunga yang layak untuk tujuan produktif dan kesejahteraan
(WIKIPEDIA Ensiklopedia Bebas, 2012).
Dalam Credit Union tidak dikenal dengan istilah pemilik modal utama atau
pemegang saham mayoritas, karena di Credit Union setiap anggota adalah sebagai
pemilik sekaligus pengguna dari produk-produk Credit Union.
Sejak awal kata kepercayaan (credere=credit) dan kumpulan (union) menjadi
jiwa atas laju lalu lintas setiap anggota di Credit Union, dan jiwa inilah yang
dimaksud dengan modal sosial. Pada bingkai kesejahteraan, Credit Union menjadi
media atas pencapaian cita-cita setiap anggotanya. Sehingga aspek hasil dari mata
10
pencaharian menjadi aset penting dalam menjamin keberlanjutan keuangan
keluarga setiap anggota di Credit Union. Kekuatan modal sosial secara umum
akan membawa dampak positif jika pengelolaan jaringan dan komunikasi terawat;
perlindungan antara sesama, bertetangga yang tidak saling menciderai dan
kekeluargaan. Hubungan yang saling mendukung dengan makna saling percaya.
Seiring kekuatan yang terus dibangun akan muncul modal lain seperti modal
manusia itu sendiri; pengetahuan dan keahlian, modal keuangan; tabungan,
pensiun, penghasilan dan modal fisik; adanya kendaraan, rumah, komunikasi.
Credit Union atau biasa disingkat CU adalah sebuah lembaga keuangan yang
bergerak di bidang simpan pinjam yang dimiliki dan dikelola oleh anggotanya,
dan bertujuan untuk menyejahterakan anggotanya sendiri. KOPDIT memiliki tiga
prinsip utama yaitu:
1. Asas swadaya (tabungan hanya diperoleh dari anggotanya)
2. Asas setia kawan (pinjaman hanya diberikan kepada anggota)
3. Asas pendidikan dan penyadaran/ membangun watak adalah yang utama;
hanya yang berwatak baik yang dapat diberi pinjaman
Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi keberhasilan KOPDIT atau Credit
Union antara lain adalah :
1. KOPDIT akan eksis jika terdapat kebutuhan kolektif untuk memperbaiki
ekonomi secara mandiri.
2. KOPDIT akan berkembang jika terdapat kebebasan (independensi) dan
otonomi untuk berorganisasi.
11
11
3. Keberadaan KOPDIT akan ditentukan oleh proses pengembangan
pemahaman nilai-nilai KOPDIT.
4. KOPDIT akan semakin dirasakan peran dan manfaatnya bagi anggota dan
masyarakat pada umumnya jika terdapat kesadaran dan kejelasan dalam
hal keanggotaan KOPDIT.
5. KOPDIT akan eksis jika mampu mengembangkan kegiatan usaha yang :
a. Luwes atau sesuai dengan kepentingan anggota,
b. Berorientasi pada pemberian pelayanan bagi anggota,
c. Berkembang sejalan dengan perkembangan usaha anggota,
d. Biaya transaksi antara KOPDIT dan anggota mampu ditekan lebih
kecil dari biaya transaksi non-KOPDIT, dan
e. Mampu mengembangkan modal yang ada di dalam kegiatan
KOPDIT dan anggota sendiri.
6. Keberadaan KOPDIT akan sangat ditentukan oleh kesesuaian faktor-faktor
tersebut dengan karakteristik masyarakat atau anggotanya (WIKIPEDIA
Ensiklopedia Bebas, 2012).
Edi Suharto dalam bukunya yang berjudul “Membangun Masyarakat
Memberdayakan Rakyat (Kajian Strategi Pembangunan Kesejahteraan Sosial dan
Pekerjaan Sosial)” menjelaskan bahwasanya konsep pemberdayaan memiliki
tujuan dan fungsi guna memberdayakan masyarakat untuk mencapai taraf hidup
yang lebih baik, selain itu terdapat beberapa tujuan dari diadakannya
pemberdayaan masyarakat serta faktor yang mempengaruhi keberhasilannya
antara lain :
12
Pemberdayaan menunjuk pada kemampuan orang, khususnya kelompok
rentan dan lemah sehingga mereka memiliki kekuatan atau kemampuan dalam :
(a). Memenuhi kebutuhan dasarnya sehingga mereka memiliki kebebasan
(freedom), dalam arti bukan saja bebas mengemukakan pendapat, melainkan
bebas dari kelaparan, kebodohan: (b). Menjangkau sumber-sumber produktif yang
memungkinkan mereka dapat meningkatkan pendapatannya dan memperoleh
barang-barang dan jasa-jasa yang mereka perlukan: (c) Berpartisipasi dalam
proses pembangunan dan keputusan-keputusan yang mempengaruhi mereka.
Pemberdayaan adalah sebuah proses dengan mana orang menjadi cukup kuat
untuk berpartisipasi dalam, berbagi pengontrolan atas, dan mempengaruhi
terhadap, kejadian-kejadian serta lembaga-lembaga yang mempengaruhi
kehidupannya. Pemberdayaan sebagai proses adalah serangkaian kegiatan untuk
memperkuat kekuasaan atau keberdayaan kelompok lemah dalam masyarakat
termasuk individu-individu yang mengalami kemiskinan. Sebagai tujuan,
pemberdayaan menunjuk pada keadaan atau hasil yang ingin dicapai oleh sebuah
perubahan sosial; yaitu masyarakat yang berdaya, memiliki kekuasaan atau
mempunyai kemampuan dalam memenuhi kebutuhan hidupnya baik yang bersifat
fisik, ekonomi, maupun sosial seperti memiliki kepercayaan diri, mampu
menyampaikan aspirasi, mempunyai mata pencaharian, berpartisipasi dalam
kegiatan sosial, dan mandiri dalam melaksanakan tugas-tugas kehidupannya.
Kategori masyarakat yang dapat dikelompokkan sebagai kelompok lemah atau
tidak berdaya meliputi :
13
13
1. Kelompok lemah secara struktural, baik secara kelas, gender, maupun
etnis.
2. Kelompok lemah khusus, seperti manula, anak-anak, remaja dan
penyandang cacat.
3. Kelompok lemah secara personal, yakni mereka yang mengalami masalah
pribadi atau keluarga
Ketidak berdayaan sebagaimana dikemukakan Sennet, Cabb dan Conway
dalam Suharto (1997), disebabkan ketiadaan jaminan ekonomi, ketiadaan
pengalaman dalam arena politik, ketiadaan akses terhadap informasi, ketiadaan
dukungan finansial, ketiadaan pelatihan-pelatihan dan adanya ketegangan fisik
mauupun emosional.
Dalam pemberdayaan masyarakat yang terpenting adalah dimulai dengan
bagaimana cara menciptakan kondisi, suasana atau iklim yang memungkinkan
potensi masyarakat untuk berkembang. Dalam mencapai tujuan pemberdayaan,
berbagai upaya dapat dilakukan melalui berbagai macam strategi, diantara strategi
tersebut adalah modernisasi yang mengarah pada struktur sosial, ekonomi dan
budaya yang bersumber pada peran serta masyarakat setempat (Setiana, 2005, p.
6).
1.3 Rumusan Masalah
Masalah dalam penelitian ini mengenai modal sosial dan pemberdayaan
masyarakat oleh Credit Union satolop di Siborongborong yang mana juga
dianggap memiliki fungsi sebagai bank. Sehingga yang menjadi pertanyaan dalam
penelitian ini adalah :
14
1. Apa saja bentuk partisipasi anggota dalam kegiatan usaha Credit Union
Satolop ?
2. Apa saja nilai-nilai sosial dalam Credit Union yang dapat berfungsi dalam
pemberdayaan ekonomi dan sosial anggotanya?
3. Apa saja usaha pemberdayaan yang dilakukan oleh Credit Union Satolop
Siborongborong?
1.4 Maksud dan Tujuan Penulisan
1.4.1 Tujuan Penulisan
Dari pemaparan diatas, penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi,
menggambarkan dan menjelaskan bentuk dan jenis modal sosial yang terdapat di
KOPDIT Credit Union Satolop . Serta bagaimana modal sosial ini dapat berperan
di dalam memberdayakan masyarakat yang menjadi anggotanya agar mampu
menjadi masayarakat yang mandiri.
1.4.2 Manfaat Penulisan
Adapun manfaat yang diharapakan akan diperoleh dari peneltian ini memiliki
2 manfaat penting yakni :
1. Akademis
Menambah bahan bacaan dan studi kepustakaan sebagai informasi dalam
perkembangan ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan modal sosial serta
pemberdayaan masyarakat dari sudut pandang ilmu Antropologi yang merupakan
fokus kajian peneliti.
2. Praktis
15
15
Memberi masukkan kepada praktisi-praktisi yang berhubungan dengan
pemberdayaan masyarakat mengenai modal sosial dalam Credit Union yang mana
mampu berperan dalam mendorong usaha-usaha pemberdayaaan anggotanya dan
diharapkan mampu menjadi model dan masukan bagi usaha permberdayaan
masyarakat yang bertujuan untuk menciptakan masyarakat yang mandiri.
1.5 Kerangka penulisan
Dalam tulisan ini terdapat 5 bab penulisan, dalam bab II akan dijelaskan
mengenai gambaran lokasi penelitian di Kecamatan Siborongborong, komposisi
dan mata pencaharian masayarakat Siborongborong. Dalam bab ini juga diuraikan
mengenai lembaga keuangan Credit Union Satolop dan bidang usahanya. Bab III
berisikan modal sosial yang ada di dalam Credit Union Satolop serta manfaatnya
dalam kehidupan dan kelangsungan dari lembaga keuangan Credit Union Satolop
ini. Dalam bab IV dijelaskan tentang manfaat yang diperoleh oleh masyarakat
setelah bergabung menjadi anggota dibandingkan sebelum menjadi anggota. Bab
V berisikan kesimpulan dan saran dari penulis atas hasil penelitian yang dilakukan
di Credit Union Satolop di Kecamatan Siborongborong Kabupaten Tapanuli
Utara.
1.6 Metode Penelitian
Adapun daerah yang menjadi lokasi penelitian yang akan saya kaji adalah
Kecamatan Siborongborong Kabupaten Tapanuli utara. Karena di Kecamatan
inilah keberadaan Credit Union Satolop yang menjadi subjek penelitian
melakukan aktifitas usahanya setiap hari yakni transaksi simpan pinjaman
16
keuangan oleh masyarakat yang menjadi anggota Credit Union Satolop
Siborongborong.
Berkenaan dengan penelitian ini sebagai studi deskriptif maka penelitian ini
menjelaskan mengenai nilai-nilai di dalam Credit Union dan bagaimana Credit
Union itu mampu memberdayakan masyarakat khususnya para anggotanya, serta
mengambarkan tingkat kesejahteraan hidup masyarakat yang menjadi anggota
Credit Union Satolop .
Hal ini senada dengan pengertian penelitian etnografi menurut James
Spradley dalam bukunya Metode Etnografi bahwa etnografi merupakan pekerjaan
mendeskripsikan suatu kebudayaan yang bertujuan untuk memahami suatu
pandangan hidup dari sudut pandang penduduk asli.
1.6.1 Tipe dan pendekatan Penelitian
Pada prinsipnya teknik pengumpulan data yang banyak digunakan adalah
metode yang dapat mengakomodasi aspirasi dan keinginan dari informan yang
ditemui, yaitu terutama dengan pendekatan kwalitatif seperti wawancara
mendalam dan pengamatan.
Wawancara mendalam yakni tanya jawab yang langsung dilakukan dengan
para informan terpilih yakni para pengurus aktif dan mantan pengurus, kelompok
masyarakat yang ada di dalam Credit Union ini seperti kelompok petani, peternak
dan pedagang yang memiliki pengetahuan yang dalam mengenai proses yang
berlangsung di Credit Union Satolop.
Adapun syarat untuk dijadikan informan kunci adalah mereka yang
mempunyai pengetahuan luas tentang proses yang berlangsung di lokasi penelitian
17
17
dalam hal ini KOPDIT simpan-pinjam (Credit Union) Satolop serta hal-hal yang
berhubungan dengan kegiatan pemberdayaan yang dijalankan. Dengan demikian
yang menjadi informan kunci dalam penelitian ini terdiri dari pengurus aktif dan
mantan pengurus dari KOPDIT, serta anggota yang dianggap respek terhadap
masalah yang diteliti. Jumlah informan yang dibutuhkan dalam penelitian
direncanakan sekitar 5 (lima) orang dari anggota CU. Satolop Siborongborong dan
5 (lima) orang dari pengurus, namun tidak menutup kemungkinan jumlah
informan yang dibutuhkan guna memperoleh informasi dapat lebih ataupun
kurang dari perencanaan ini.
Wawancara dalam hal ini sifatnya semi terstruktur dimana pertanyaan-
pertanyaan yang diajukan sifatnya tidak mengikat hanya pada interview guide
yang telah dibuat tetapi dikondisikan dengan situasi yang ditemui pada saat
wawancara dilakukan sehingga informan bebas memberikan jawaban tanpa
batasan, sehingga dari informasi yang diberikan peneliti akan mendapatkan fakta-
fakta serta opini dari informan mengenai hal yang dikaji. Wawancara bersifat
santai dan tidak tidak terlalu memaksa informan guna memberikan jawaban
sehingga menimbulkan kesan intimidasi terhadap informan yang mengakibatkan
interview tidak berjalan dengan lancar. Hal ini dibutuhkan agar informan dapat
memberikan jawaban dengan jujur sesuai dengan pertanyaan yang diajukan.
Observasi digunakan untuk melihat kondisi fisik yang menyangkut sarana dan
prasarana dan lembaga-lembaga sosial yang ada di Kecamatan Siborongborong
khususnya yang memiliki keterkaitan dengan aktifitas Credit Union Satolop.
Adapun tujuan dari dilakukannya observasi ini adalah untuk memperkaya data-
18
data dari teknik penelitian lain dan membuktikan kesahihan data/ informasi dari
hasil wawancara. Serta untuk mengetahui apa saja yang menjadi bentuk dari peran
serta anggota dalam proses yang berlangsung di Credit Union ini.
Adapun dalam hal ini yang menjadi poin-poin yang observasi pada dasarnya
diawali dengan argumen yang diberikan oleh informan pada saat wawancara,
namun dalam hal ini sebagai gambaran beberapa poin yang diobservasi antara lain
adalah : bangunan fisik dari kantor Credit Union Satolop, fasilitas penunjang yang
ada di dalamnya, kantor-kantor dan fasilitas sosial yang ada, transportasi yang
dapat digunakan untuk menjangkau kantor Credit Union ini serta apa saja serta
bagaimana proses dan kegiatan yang berlangsung di Credit Union ini seperti
proses simpan-pinjam, proses transaksi anggota yang belanaja di WIRAKOP
Satolop.
Data sekunder adalah data yang diperoleh dari studi kepustakaan dengan
menggali referensi-referensi penelitian terdahulu, buku, jurnal, majalah, surat
kabar, internet maupun media cetak dan elektronik lainnya yang relevan dengan
permasalahan yang diteliti.
1.6.2 Alokasi Waktu di lapangan
Dalam menjalankan suatu kegiatan, efesiensi waktu yang secara langsung
berhubungan dengan efektifitas kerja dan pengalokasian dana dibutuhkan adanya
suatu rancangan kegiatan yang menggambarkan hal dan kegiatan apa saja yang
akan dijalankan pada pra penelitian dan masa penelitian. Adapun rancangan
kegiatan yang akan menggambarkan kegiatan penelitian sebelum dan memasuki
lapangan penelitian disajikan dalam tahapan rangkaian kegiatan penelitian berikut.
19
19
Tahapan pra penelitian, pada tahapan ini merupakan tahapan dimana
pengajuan draf proposal ke departemen Antropologi USU pada tangggal 10 April
2012 yang bertujuan untuk memperoleh persetujuan dari ketua departemen
mengenai judul proposal yang diajukan oleh mahasiswa, dengan adanya draf
penelitian yang diajukan ini maka departemen dapat menentukan dosen
pembimbing yang memiliki relevansi dengan judul proposal yang diajukan oleh
mahasiswa.
Adapun dalam hal ini yang oleh departemen, bapak Drs. Lister Berutu, MA
ditunjuk sebagai dosen pembimbing proposal penelitian skripsi memberikan
bimbingan proposal sejak tanggal 26 April 2012 sampai dengan ACC proposal
untuk seminar pada tanggal 18 Juni 2012. Pada hari kamis tanggal 12 Juli 2012
seminar proposal diadakan di gedung Dharma Wanita dengan hasil seminar lulus
dengan syarat revisi poroposal penelitian skripsi.
Tahapan Pekerjaan lapangan, pada tahapan ini merupakan tahapan di mana
penelitian lapangan diadakan berdasarkan hal-hal yang hendak dikaji melalui
interview guide yang telah disusun pada proposal skripsi. Adapun kegiatan
penelitian lapangan direncanakan diadakan mulai tanggal 20 Agustus 2012 sampai
dengan tanggal 10 Oktober 2012, sehingga penelitian lapangan ini diperkirakan
akan membutuhkan waktu sekitar 5 (lima) minggu masa penelitian lapangan.
Adapun aspek-aspek yang hendak dikaji adalah hal-hal yang berkenaan
dengan topik yang dikaji, yakni modal sosial dan pemberdayaan masyarakat oleh
Credit Union Satolop Siborongborong. Sementara teknik maupun metode
penelitian yang digunakan pada masa penelitian lapangan disesuaikan dengan
20
jenis data yang hendak dikumpulkan serta tingkat kelompok sasaran yang ditemui
atau diwawacarai untuk memperoleh data yang dibutuhkan dan memiliki relevansi
dengan topik yang diteliti.
21
21
BAB II
GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
2.1 Letak Geografis Lokasi Penelitian
Kecamatan Siborongborong merupakan Kecamatan yang berada dibawah
sistem administrasi Kabupaten Tapanuli Utara dengan kota Tarutung sebagai ibu
kota Kabupaten. Letak Kecamatan Siborongborong berdasarkan luas wilayah
adalah seluas 279,91 Km2
dimana Kecamatan ini secara administrasi ke sebelah
Utara berbatasan dengan Kecamatan Lintong Nihuta, Paranginan dan Kabupaten
Humbang Hasundutan, Sebelah Selatan Kecamatan Sipoholon, Sebelah Barat
Kecamatan Pagaran, Sebelah Timur Kecamatan Sipahutar dan kabupaten Toba
Samosir, sedangkan berdasarkan letak titik koordinat, Kecamatan Siborongborong
berada pada titik 02⁰ 12' 53,75''BU dan 98⁰ 58' 28,85''LU.
Adapun kelurahan atau desa yang menjadi bagian administrasi Kecamatan
Siborongborong ini antara lain adalah desa Lumban Tonga-tonga, Paniaran, Bahal
Batu I, II dan III, Sitabo-tabo, Siborongborong I, Siaro, Sitampurung, Pasar
Siborongborong, Pohan Tonga, Lobu Siregar I dan II, Hutabulu, Pohan Jae, Pohan
Julu, Parik Sabungan, Siborongborong II, Sigumbang, Sitabotabo Toruan, Silait-
lait.
2.2 Komposisi Penduduk Kecamatan Siborongborong
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS, 2012, p. 17) jumlah penduduk
Kecamatan Siborongborong pada tahun 2011 adalah sebanyak 44.771 jiwa
dimana jumlah penduduk ini bersarkan jenis kelamin 22.436 jiwa untuk laki-laki
22
dan 22.335 jiwa untuk perempuan dengan sebaran penduduk per Km2 adalah
sebanyak 159,95 jiwa.
Mengingat masyarakat Kecamatan Siborongborong yang pada dasarnya
dominan berprofesi sebagai petani maka dalam hal ini adalah penting untuk
mengetahui lahan pertanian dan jenis tanaman yang diusahakan oleh sebagian
besar penduduk di Kecamatan ini, adapun dalam hal ini luas lahan pertanian yang
menjadi persawahan di wilayah Kecamatan Siborongborong adalah seluas 2.701
Ha, dimana sawah ini terdiri atas sawah yang pengelolaannya terdiri atas sawah
irigasi setengah teknis1, irigasi sederhana
2, dan irigasi tadah hujan
3, dengan rata-
rata hasil produksi adalah 55,42 kwintal/Ha dalam setiap tahunnya.
Untuk jenis tanaman non padi (palawija) yang diusahakan oleh petani dalam
satuan hektar adalah jagung (927), ubi kayu (295), ubi jalar (444) dan kacang
tanah (331), dimana hasil produksi untuk tiap jenis tanaman jagung (2.259,92),
ubi kayu (1.887,60), ubi jalar (4.910,06), dan kacang tanah (885,32). Untuk
tanaman jenis sayuran yang diusahan oleh para petani adalah Cabe, Wortel,
Bawang Daun, Buncis, Kentang, Kubis, Sawi, Kacang Panjang, Tomat dan
Terong dimana sebagaian besar penanaman tanaman ini adalah dengan sistem
tumpang sari dalam artian ditanam dalam satu lahan dengan tanaman kopi dan
kulit manis.
1 Irigasi setengah tekhnis adalah Sawah berpengairan teknis akan tetapi pemerintah hanya
menguasai bangunan penyadap untuk dapat mengatur dan mengukur pemasukan air, sedangkan
jaringan selanjutnya tidak diukur dan dikuasai pemerintah. (Direktorat Jendral Prasarana dan
Sarana Pertanian). 2 Irigasi sederhana adalah irigasi yang keadaan airnya tidak dapat diukur disetiap jenis penyaluran
dan pembagian air, biasanya dibangun dan dikelola oleh petani/masyarakat. 3 Irigasi tadah hujan dalah irigasi yang sumber airnya berasal dari air hujan jatuh langsung di
petakan, dilengkapi dengan saluran pembawa dan pembuang (Direktorat Jendral Prasarana dan
Sarana Pertanian)
23
23
Untuk peternakan, pada umumnya masyarakat mengusahakan ternak babi,
kerbau, kambing, kuda, sapi serta ternak unggas ayam dan itik dimana kotoran
yang dihasilkan oleh ternak ini dimanfaatkan kembali sebagai kompos untuk
lahan pertanian mereka.
Sebagai wilayah pemasaran untuk hasil pertanian yang mereka usahakan
selama ini pada umumnya mereka pasarkan ke pasar Siborongborong, Tarutung,
Balige, dan sebagian lainnya dijemput langsung oleh tauke ke desa-desa
penghasil. Hasil pertanian berupa cabai, sereh, andaliman4, lengkuas, kunyit, para
petani yang mengusahakan tanaman ini sebagian besar telah memiliki langganan
sendiri yang menerima barang mereka yang diantar langsung ke kota dimana
kebanyakan adalah penjual bumbu jadi/ giling yang ada disekitar pasar
Siborongborong, untuk saat ini pedagang bumbu giling di pasar Siborongborong
antara lain adalah Siahaan, Marbun, Hutasoit, Nababan yang mana adalah
penduduk asli di Siborongborong.
2.3 Sarana dan Prasarana
Adapun Credit Union Satolop yang menjadi lokasi penelitian ini berada di
jalan Sisingamangaraja No.194 - 196 Kecamatan Siborongborong, Kabupaten
Tapanuli Utara. Dari terminal bus Siborongborong, kantor Credit Union ini dapat
kita jangkau dengan menggunakan sepeda motor ataupun berjalan kaki. Lama
perjalanan apabila kita berjalan kaki dari terminal bus sekitar 8 menit perjalanan
mengingat jalan menuju kekantor ini merupakan jalan lintas sehingga jalanan
dapat dikatakan mulus dan teraspal dengan baik, adapun hari kerja di CU ini
4 Tanaman dengan rasa pedas dan getir berbentuk biji dengan warna hijau kehitaman, batang
dipenuhi duri dan sering digunakan sebagai bumbu pelengkap pada masakan khas Batak.
24
adalah setiap hari Senin sampai Sabtu dengan jam kerja dari jam 08:00 - 16:00
WIB. Khusus hari Selasa dan Sabtu dikarenakan kedua hari ini merupakan pekan
di Siborongborong maka jumlah anggota yang datang menabung lebih banyak
dari hari-hari biasanya sehingga jam kerja kadang sampai dengan jam 18:00 WIB.
Untuk pendatang dari luar kota dalam hal ini terutama dari Medan dapat
menjangkau lokasi penelitian ini dengan menggunakan bus KBT (Koperasi
Bintang Tapanuli) dan TTI (Tao Toba Indah) jurusan Medan- Tarutung dimana
loket kedua bus ini berada di jalan Sisingamangaraja, Medan. Adapun tarif ongkos
yang dikenakan adalah Rp. 45.000/ orang dengan lama perjalanan untuk menuju
ke Siborongborong sekitar 7 jam perjalanan, adapun daerah yang akan dilintasi
antara lain Tanjung Morawa, Lubuk Pakam, Perbaungan, Tebing Tinggi, P.
Siantar, Parapat, Porsea, Laguboti, Balige dan Siborongborong.
Sesampainya di Siborongborong kita dapat meminta kepada sopir untuk
berhenti di depan kantor Credit Union Satolop yang bersebelahan dengan sekolah
swasta SMA Dharma Bhakti Siborongborong, atau apabila kita turun di loket bus
KBT/ TTI yang berada di jalan Makmur kita dapat meminta kepada tukang beca
untuk mengantarkan kita kelokasi penelitian ini dengan hanya menyebutkan nama
kantor CU. Satolop Siborongborong, pada umumnya hampir semua masyarakat
yang bertempat tinggal di Kecamatan Siborongborong mengenal kantor ini. Untuk
tarif ongkos beca yang harus dibayarkan sebesar Rp. 5000.
Satu hal yang perlu diperhatikan apabila kita berniat untuk menuju lokasi
penelitian ini adalah sebaiknya kita berangkat dari Medan pada hari Selasa dan
Rabu karena jika kita berangkat pada hari Senin malam maka kemungkinan besar
25
25
kita akan tiba dilokasi pada hari Selasa pagi dan dikhawatirkan waktu tempuh
kelokasi akan sedikit lebih lama.
Hal ini dikarenakan pada hari Selasa merupakan pekan besar di Kecamatan
Siborongborong dimana terminal bus yang berada disisi kiri jalan raya juga
difungsikan oleh masyarakat sebagai lokasi berdagang, sehingga kondisi jalan
menjadi macet dan semrawut dikarenakan barang dagangan masyarakat yang
berdagang disana tumpah ke jalan raya.
2.4 Gambaran Umum Credit Union Satolop Siborongborong
Credit Union Satolop Siborongborong berdiri pada tanggal 28 Januari 1975
dimana pendirian CU ini diprakasrsai oleh Pastor Yosua Steiner. OFM CAP.
Adapun pada masa itu anggota mula-mula CU. Satolop Siborongborong ini adalah
sebanyak 21 orang dengan simpanan wajib Rp. 200- per bulan. Kata “Satolop”
sendiri dalam bahasa Indonesia memiliki makna “seia- sekata” dimana hal ini
bermaksud bahwasanya kemiskinan, kesengsaraan dan kebodohan di dalam
masyarakat dapat dihilangkan bilamana jalan pikiran mereka dapat dipersatukan
untuk mencari jalan keluar menuju kemandirian.
Berdirinya Credit Union Satolop ini tidak lepas dari partisipasi petani di
Kecamatan Siborongborong dimana pada masa itu sistem ijon5 marak terjadi
sebagai akibat sulitnya akses untuk memperoleh modal. Sehingga menyebabkan
para petani itu harus meminjam uang dari para renteiner dengan bunga tinggi.
Dengan kondisi yang banyak dialami oleh petani ini maka mereka membuat suatu
5 Kredit yg diberikan kepada petani, nelayan, atau pengusaha kecil, yang pembayarannya
dilakukan dengan hasil panen atau produksi berdasarkan harga jual yg rendah (KBBI Elektronik
Versi 1.3)
26
kesepakatan untuk bersatu mengumpulkan dana yang mereka miliki yang
kemudian mereka pergunakan untuk keperluan mereka secara bergantian antara
anggota secara bergiliran, dana ini harus mereka setorkan kembali agar memiliki
dana cadangan bilamana suata saat ada yang membutuhkan.
2.4.1 Visi, Misi, dan Sasaran Credit Union Satolop
Credit Union Satolop memperoleh Badan Hukum Pemerintah dalam hal ini
Dinas KOPDIT Pengusaha Kecil dan Menengah Kabupaten Tapanuli Utara pada
tanggal 28 Juli 1999 dengan nomor 162/BH/KDK 2-8/VII/1999 dan melakukan
perubahan badan hukum menjadi 518.503/05/BH/II/PAD/KUK/2008 pada tanggal
13 Nopember 2008. Credit Union Satolop dalam kegiatan usahanya memiliki :
Visi
Terwujudnya Koperasi yang mandiri, profesional dan berbasis masyarakat
dengan berpedoman pada prinsip-prinsip Koperasi.
Misi
Pendidikan anggota yang berkesinambungan, meningkatkan pendidikan
pengurus, pengelolaan manajemen secara profesional.
2.4.2 Keorganisasian CU Satolop Siborongborong
Credit Union Satolop sebagai sebuah organisasi merupakan sekumpulan
individu yang dalam langkah dan pikirannya memiliki berbagai perbedaan dan
latar belakang antar masing-masing individu. Namun dalam organisasi yang
memiliki tujuan yang harus dicapai bersama perbedaan-perbedaan yang melekat
dalam diri masing-masing haruslah dapat dihilangkan demi tercapainya tujuan
27
27
organisasi tersebut, sehingga dengan demikian dibutuhkan adanya suatu sistem
yang dapat memandu arah guna mencapai tujuan oraganisasi tersebut.
Demikian juga halnya dengan CU. Satolop Siborongborong yang dalam
kegiatan usahanya memiliki tujuan untuk meningkatkan kesejathteraan
masyarakat khususnya anggota di dalamnya juga memiliki pedoman yang menjadi
penentu dalam melaksanakan kegiatannya sehingga dapat menciptakan
profesionalismenya sebagai KOPDIT yang dapat mempermudah pencapaian dari
tujuan-tujuan yang direncanakan.
2.4.2.1 Identitas Credit Union Satolop
Nama : KOPDIT CU. SATOLOP
Berdiri : 28 Januari 1975
Alamat : Jl.Sisingamangaraja No.194-196 Siborongborong
Telepon : (0633) 42585
Fax : (0633) 42182
Email : [email protected]
Badan Hukum : 518.503/05/BH/II/PAD/KUK/2008
No. Anggota DAPERMA : 040
Wilayah Kerja : 25 wilayah kerja di tiga daerah tingkat II, Kabupaten
Tapanuli Utara, Kabupaten Tobasa dan Kabupaten
Humbang Hasundutan
Jumlah Unit : Kantor cabang Kompleks Gereja HKBP Sitabo-tabo
dan Sipahutar Kota
28
2.4.2.1 Struktur organisasi Credit Union Satolop
Adapun struktur organisasi di dalam Credit Union Satolop ini tidaklah jauh
berbeda dengan struktur organisasi di CU yang terdapat didaerah lainnya, dalam
hal ini khususnya Sumatera Utara. Dimana di dalamnya juga terdiri dari Rapat
Anggota Tahunan (RAT), Penasehat, Pengurus, Manajer, Pengawas dan Tim
Manajemen dengan tugas dan tanggung jawab yang berbeda-beda.
Gambar 0-1 Kantor CU. Satolop Siborongborong
29
RAPAT ANGGOTA TAHUNAN
(RAT)
PENASEHAT
PENJAGA &
PELAKSANA R.
TANGGA
BAGIAN
PEMBUKUAN
ADMINISTRASI
& UMUM
BAGIAN
KASIR
KASIR/
TELLER
BAGIAN
PENDIDIKAN/
PROMBANG
SUPERVISI
PINJAMAN
BAGIAN
PINJAMAN
ANALISA
PINJAMAN
ADMINISTRASI
PINJAMAN
T
I
M
M
A
N
A
J
E
M
E
N
LINGKUNGAN
(46 KELOMPOK LINGKUNGAN)
PENGAWAS PENGURUS
A
MANAJER
Tabel 0-1 Skema Organisasi CU. Satolop Siborongborong
30
2.4.2.2 Deskripsi Bagan Organisasi Credit Union Satolop
1. Rapat Anggota
Rapat anggota merupakan pemegang kekuasaan tertinggi dalam Credit Union
Satolop. Dalam pelaksanaan RAT (Rapat Anggota Tahunan) akan membahas
mengenai laporan pertanggung jawaban pengurus dan pengawas CU kepada para
anggota. Adapun dalam hal ini yang dimaksud dengan peserta rapat adalah
seluruh anggota KOPDIT dan undangan dari instansi terkait yang hadir pada
RAT. Rapat anggota dibagi terdiri atas rapat anggota tahunan dan rapat anggota
khusus, rapat anggota tahunan merupakan rapat anggota yang diselenggarakan
sekali setahun dalam rangka mempertanggung jawabkan pengelolaan oraganisasi
dan usaha KOPDIT kepada anggota. Rapat anggota khusus merupakan rapat
anggota yang diadakan apabila keadaan mengharuskan adanya keputusan segera
yang wewenangnya ada pada rapat anggota, rapat anggota khusus diadakan atas
permintaan tertulis dari sekurang-kurangnya 10% jumlah anggota, atas kehendak
pengurus. Adapun beberapa hal yang dibahas di dalam rapat anggota ini antara
lain adalah mengenai perubahan anggaran dasar KOPDIT dan pembubaran
KOPDIT .
2. Pengurus
Pengurus merupakan pemegang kekuasaan Rapat Anggota KOPDIT yang
dipilih dari anggota dan oleh anggota dalam rapat anggota. Adapun syarat untuk
menjadi pengurus adalah :
Anggota di KOPDIT
Mempunyai sifat kejujuran dan pengabdian yang tinggi
31
Mempunyai pengetahuan tentang perkoperasian khususnyan KOPDIT
Tidak terkait dalam usaha yang menyaingi usaha KOPDIT beserta
jajarannya
Pengurus dilarang merangkap sebagai pengelola KOPDIT
Pengurus dipilih untuk masa jabatan 5 tahun
Adapun tugas dari pengurus yang terpilih di KOPDIT antara lain adalah :
Memimpin organisasi dan usaha KOPDIT
Melakukan segala perbuatan hukum untuk dan atas nama KOPDIT
Melalui persetujuan rapat anggota mengangkat pengelola yang diberi
wewenang dan kuasa untuk mengelola usaha KOPDIT sehari-hari
Mempertanggung jawabkan segala kegiatan KOPDIT dan usahanya kepada
rapat anggota.
Melakukan pencatatan mengenai data anggota yang masuk dan keluar/
berhenti
Melakukan pengawasan atas penerapan prinsip-prinsip KOPDIT oleh
anggota sesuai ketentuan undang-undang KOPDIT.
2. Manager
Dalam kegiatan KOPDIT seorang manager memiliki tugas dan tanggung
jawab :
Berfungsi sebagai pemimpin pelaksana harian KOPDIT
Memilih dan menetapkan karyawan yang akan diterima bekerja di KOPDIT
Menjaga dan mengusahakan kelanjutan dan perkembangan KOPDIT
Melaksanakan dan melaporkan hasil kerja
32
Menyusun uraian tugas staf
Membina hubungan baik dengan anggota
3. Pengawas
Badan pengawas adalah anggota KOPDIT yang memiliki pengetahuan atau
pengalaman dalam pemeriksaan keuangan serta memiliki jiwa KOPDIT.
Pengawas dipilih dari anggota oleh anggota dalam rapat anggota terdiri atas 3
orang dengan unsur Ketua, Sekretaris, dan Anggota dengan masa jabatan lima
tahun dan dapat dipilih kemabali apabila masa jabatannya telah berakhir.
Pengawas dalam KOPDIT memiliki tugas dalam :
Menyusun rencana dan melaksanakan pengawasan/ audit secara teratur
Melaksanakan pengawasan/ audit sesuai sesuai standart audit yang sudah
ditetapkan oleh BK3D Sumut
Mengkoordinir dan mengarahkan program kerja secara efektif dan efesien
4. Staf pendidikan
Staf pendidikan di KOPDIT memiliki fungsi dalam :
Melaksanakan pendidikan dan pelatihan bagi pengurus, pengawas, staf,
calon anggota dan anggota
Melaksanakan pemasaran produk dan pelayanan KOPDIT .
Adapun yang menjadi tugas dari staf pendidikan di KOPDIT adalah :
Mengorganisir penyelenggaraan pendidikan motivasi
Melakukan pengorganisasian untuk pendirian TPK (Tempat Pelayanan
Khusus)
Membuat jadwal, menunjuk fasilitator, menentukan tempat dan peserta
33
Membuat penilaian dan mendiskusikan apakah seorang peserta pendidikan
dasar layak diterima menjadi anggota
Memilih pengurus, pengawas atau staf yang akan diikutkan sebagai peserta
pelatihan ke BK3D Sumut, Dinas KOPDIT INKOPDIT , dll.
Mempromosikan produk-produk simpanan KOPDIT
5. Staf Perkreditan, berfungsi :
Memberikan pelayanan kredit secara berkualitas sesuai dengan pola
kbijakan dan program kerja yang sudah disahkan di RAT
Memberikan nasehat keuangan bagi calon peminjam, memberikan masukan
bagi pengurus dalam rangka pola kebijakan
Mengusahakan uang milik KOPDIT sebagai komoditi yang harus dijual,
aman, menghasilkan dan memenuhi kebutuhan anggota
Mempertimbangkan permohonan kredit secara cermat untuk menjamin
kelayakannya berdasarkan TUKKEPAR
Tugas Staf Perkreditan :
Menerima dan memeriksa surat permohonan pinjaman yang diajukan
anggotaa
Mengadakan analisa kredit, wawancara dan penyelidikan lapangan
Menilai kelayakan penjamin dan barang-barang jaminannya
Melakukan kerjasama dengan pihak notaris
Membuat rapat-rapat bagian kredit untuk memutuskan apakah suatu
permohonan kredit disetujui/ ditolak
34
Adm Keuangan, fungsi :
Menyediakan kelengkapan administrasi baik administrasi keuangan maupun
administrsi non keuangan
Melayani transaksi-transaksi keuangan secara berkualitas
Membukukan transaksi-transaksi keuangan susuai pembukuan
Mengamankan uang di brankas
Masing-masing bagian organisasi yang terdapat dalam struktur organisasi
pada dasarnya memiliki fungsi, tugas dan tanggung jawab masing-masing yang
harus dijalani. Hal ini menunjukkan bagaimana KOPDIT berupaya untuk dapat
meningkatkan kualitas kepada anggotanya secara maksimal.
2.4.2.3 Kepengurusan, Pengawas dan Manajemen CU. Satolop Siborongborong
periode 2009 – 2014
a. PENGURUS
Pengurus inti:
Ketua : Hosman Hutabalian
Wakil ketua : Martahan Pasaribu
Sekretaris : Krisman Sitohang
Sekretaris II : Thamrin Marpaung, Spd
Bendahara : Alfisben Nababan
Pengurus Lingkungan/ ketua kelompok/ ketua sub kelompok
Dengan tujuan mempercepat penyampaian informasi dan kelengkapan
administrasi yang dibutuhkan oleh anggota Credit Union Satolop yang berada di
berbagai daerah/ pedesaan maka setiap anggota yang berdomisili di suatu daerah
35
yang berdekatan disatukan menjadi sebuah kelompok. Setiap kelompok
mempunyai pengurus kelompok/ pengurus lingkungan.
Oleh Credit Union Satolop pengurus kelompok diharuskan memiliki kriteria
sebagai berikut :
1. Pengurus kelompok harus bisa mengenal semua anggotanya
2. Pengurus kelompok harus mengetahui di mana tempat tinggal anggota-
anggotanya
3. Wajib membantu ahli waris untuk pengurusan surat keterangan meninggal/
berita kematian anggota kelompoknya sehubungan degan Daperma dan
dakesma
4. Wajib mengadakan rapat kelompok 1x1 bulan
5. Pengurus kelompok datang kekantor setiap bulan sebelum rapat kelompok,
untuk mengambil data-data yang diperlukan untuk rapat
b. PENGAWAS
Ketua : Drs. Pangibulan Sinaga
Sekretaris : Drs. Makmur Napitupulu
Anggota : Jahiras Sianturi
c. TIM MANAJEMEN/ STAFF
Pengelola usaha dan pelayanan sehari-hari di kantor KOPDIT CU. Satolop
Siborongborong adalah manajemen yaitu manajer berserta karyawan-karyawan.
Sementara pengurus sesuai dengan amanah RAT adalah pembuat pola-pola
kebijakan yang selanjutnya diserahkan kepada manajemen untuk
melaksanakannya. Pada tahun 2011 jumlah tim manajemen berjumlah 23 orang.
36
2.4.2.4 Keanggotaan di dalam Credit Union Satolop
Data anggota di CU. Satolop Siborongborong yang bertambah pada tahun
2011 adalah : Laki-laki: 278 orang dan Wanita : 395 orang, sedangkan jumlah
anggota yang tarik diri/ meninggal adalah sebanyak 595 orang. Sehingga jumlah
anggota sampai dengan akhir tahun 2011 adalah 6.336 orang dengan jumlah laki-
laki 2.871 dan perempuan 3.841.
Di Credit Union Satolop saat ini jenis keanggotaan dibedakan menjadi tiga
kategori dengan hak dan kewajiban yang berbeda, adapun kategori kelompok
tersebut adalah :
a. Anggota Biasa, adapun syarat untuk menjadi anggota yakni :
Warga negara Republik Indonesia
Berdomisili di wilayah kerja CU. Satolop
Calon anggota adalah manusia yang produktif, rajin, terpercaya, tidak
penjudi atau pemabuk serta mau belajar.
Mempunyai pekerjaan dan penghasilan menetap
Usia maksimal saat pendaftaran adalah 45 tahun
Mengisi dengan lengkap dan menandatangani formulir pendaftaran
Dijamin/ didukung oleh lima orang anggota lama yang aktif dalam
satu lingkungan/ kelompok
Membayar uang pendaftaran Rp. 145.000, yang terdiri atas biaya
administrasi Rp. 40.000,- simpanan pokok Rp. 10.000,- simpanan
wajib Rp. 25.000/bulan premi Dakesma Rp.30.000,- uang pangkal Rp.
40.000,-
37
Adapun hak yang diperoleh anggota biasa setelah menjadi anggota di Credit
Union Satolop adalah:
Menghadiri dan menyatakan pendapat dalam rapat anggota
Mengemukakan pendapat atau saran-saran kepada pengurus di dalam
maupun di luar rapat anggota, baik diminta maupun tidak diminta
Mendapatkan jasa-jasa pelayanan dari KOPDIT
Melakukan pengawasan atas jalannya organisasi dan usaha KOPDIT
menurut ketentuan yang berlaku
Menarik simpanan sukarela jika dalam keadaan terpaksa pada jam kerja
kantor
Menerima Deviden setelah tutup buku, berdasarkan laporan pertanggung
jawaban pengurus dan pengawas tahun buku 2011 jasa modal dan sisa
hasil usaha adalah 2.258.258.000.
Menerima jasa pinjaman setelah tutup buku bila pinjaman tersebut lunas
lebih awal atau sesuai dengan kontrak perjanjian.
Mengemukakan pendapatnya tentang segala seuatu yang dapat
dirundingkan dalam rapat anggota
Selain menerima haknya sebagai anggota di Credit Union Satolop, anggota
juga memiliki kewajiban yang harus dipenuhi. Antara lain :
Menghadiri dan ikut serta secara aktif memberikan suarany dalam rapat
anggota
Menabung secara rutin setiap bulan dan mengembalikan pinjaman serta
bunga tepat pada waktunya
38
Membayar denda jika terjadi keterlambatan pengembalian pinjaman
Menjaga nama baik CU
Mengikuti pendidikan yang diselenggarakan oleh CU
b. Anggota Luar Biasa, merupakan anggota dengan kriteria sebagai berikut :
Status pelajar (SD, SMP, SMA dan Perguruan Tinggi atau sederajat)
Belum mempunyai pekerjaan dan penghasilan tetap
Anggota merupakan anggota keluarga dari anggota biasa
Berdomisili di wilayah kerja Credit Union Satolop
Membayar uang pendaftaran Rp. 105.000, yang terdiri atas biaya
administrasi Rp. 40.000,- simpanan pokok Rp. 10.000,- simpanan wajib
Rp. 25.000/bulan premi Dakesma Rp.30.000,-
Dijamini dan ditanggung jawabi oleh anggota biasa yang mencalonkan
Seperti halnya aggota biasa, anggota luar biasa juga memiliki hak untuk
menerima deviden pada akhir tahun seuai dengan persyaratan yang berlaku,
namun dalam hal ini anggota luar biasa tidak memiliki hak untuk mengikuti rapat
seperti halnya anggota biasa.
c. Anggota Perkumpulan/ Kelompok
Anggota perkumpulan/ badan bukan perorangan
Dijamini/ ditanggung jawabi pengurus kelompok atau yang diberi
wewenang untuk itu
Harus menabung setiap bulan minimal sebesar simpanan wajib
Tidak berhak mengajukan permohonan pinjaman
Tidak berhak mengikuti rapat
39
Memperoleh jasa simpanan pada akhir tahun.
Credit Union Satolop Siborongborong dalam kegiatan usahanya tidak hanya
sekedar memberi hak dan kewajiban terhadap setiap anggotanya dalam bentuk
simpanan dan pinjaman tetapi juga memberikan pelayanan bagi anggotanya dalam
bentuk :
DAPERMA (Dana Perlindungan Bersama)
Bagi anggota yang aktif dan menuruti peraturan yang berlaku berhak
memperoleh santunan dari daparma, yaitu :
Sumbangan duka anggota (SDA) sampai dengan Rp. 30.000
Proteksi pinjaman anggota (PPA) sampai dengan Rp.100.000
Untuk dapat memperoleh DAPERMA dari KOPDIT CU. Satolop
Siborongborong harus memenuhi syarat yang harus dipenuhi oleh anggota
keluarga dari anggota yang bersangkuta antara lain :
a. Ahli waris harus mengurus surat keterangan yang dibutuhkan antara lain :
surat keterangan kependudukan dan surat keteranga meninggal dunia dari
kepala desa atau lurah
b. Ahli waris yang telah terdaftar di kantor KOPDIT CU. Satolop
Siborongborong tidak dapat diwakilkan kepada orang lain, kecuali telah
meninggal dunia
c. Tiga orang kerabat/ anggota keluarga dari anggota yang meninggal harus
hadir di kantor CU. Satolop Siborongborong sebagai saksi dan
menandatangani berita acara serah terima klaim DAPERMA
40
d. Bagi anggota penunggak simpanan dan pinjaman tidak lagi mendapat
santunan dari DAPERMA
DAKESMA (Dana Kesejahteraan Sosial Bersama)
DAKESMA adalah satu bentuk pelayanan kesejahteraan sosial yang
dibangun dari kekuatan sawadaya seluruh anggota KOPDIT CU. Satolop
Siborongborong, maka sesuai dengan peraturan PUSKOPDIT dan INKOPDIT ,
a. Anggota KOPDIT CU. Satolop Siborongborong wajib mengikuti/ menjadi
bagian anggota DAKESMA
b. Iuran dakesma adalah sebesar Rp.30.000,-/ tahun yang dipotong dari jasa
simpanan akhir tahun
c. Anggota dakesma akan memperoleh penggantian sebesar Rp. 3.500.000,-
pada saat anggota yang bersangkutan meninggal dunia. Dakesma akan
diserahkan kepada ahli waris
d. Dakesma akan diserahkan bersamaan dengan penyerahan daperma dari
INKOPDIT jakarta
e. Bagi anggota penunggak simpanan dan pinjaman tidak lagi mendapat
santunan dari dakesma
f. Daperma dan dakesma akan diberikan kepada ahli waris secepatnya,
walaupun belum direalisasi dari INKOPDIT dan PUSKOPDIT , apabila
riwayat simpanan dan pinjaman baik.
41
2.4.3 Bidang Usaha Credit Union Satolop
2.4.3.1 Simpanan
Credit Union Satolop memiliki beberapa jenis simpanan yang dapat dipilih
oleh anggotanya, yakni :
1. Simpanan Modal
a. Simpanan modal terdiri atas empat bagian yakni :
- Simpanan pokok, adalah simpanan yang disetor setelah resmi menjadi
anggota untuk pertama kalinya sebesar Rp. 10000. Simpanan ini
disetor satu kali, selama jadi anggota
- Simpanan wajib, adalah simpanan yang harus disetor setiap bulan.
Jumlah simpanan wajib adalah sebesar Rp. 25000,-
- Simpanan sukarela, adalah simpanan yang disetor secara sukarela.
Apabila keuangan anggota mampu, dapat menyimpan simpanan
sukarela.
- Simpanan kapitalisasi, adalah simpanan yang disetor pada saat
pencairan pinjaman/ simpanan. Besar simpanan kapitalisasi ini adalah
2% dari besar pokok pinjaman.
b. Hasil simpanan modal ini disebut jasa simpanan yang dibagikan kepada
anggota setiap akhir tahun buku. Jasa simpanan ini akan dimasukkan ke
simpanan Sibuha pada bulan Januari tahun berikutnya. Selanjutnya anggota
bebas menggunakan simpanan tersebut ditarik sebagian atau seluruhnya.
c. Simpanan anggota biasa dan anggota lansia tidak boleh ditarik oleh anggota
selama masih menjadi anggota KOPDIT, penarikan dapat dilakukan apabila
42
anggota hendak mengundurkan diri dan apabila anggota meninggal.
Penarikan sebagia hanya diperbolehkan bagi anggota istimewa dan anggota
kelompok/badan
d. Simpanan yang tidak ditabung/ simpanan yang kosong pada bulan tertentu
dalam satu tahun buku tidak dapat diisi kembali pada bulan berikutnya
e. Simpanan yang kosong sampai dengan 2 bulan berturut-turut, maka bulan
ketiga simpanannya akan diperhitungkan apakah masih dilanjutkan atau
keluar dari keanggotaan.
2. Simpanan Bebas dan Berjangka
Simpanan ini terdiri atas tiga bagian/ macam yaitu :
a. SIBUHAR (Simpanan bungan harian)
Perhitungan bunga
- Besar tingkat suku bunga sibuhar ditentukan oleh KOPDIT CU.
Satolop, dan dapat berubah setiap saat tanpa pemberitahuan terlebih
dahulu
- Bunga dihitung berdasarkan rata-rata harian secara bertingkat,
diperhitungkan setiap akhir bulan dan akan ditambahkan ke rekening
sibuhar pada akhir bulan yang sama
- Posisi saldo pada buku sibuhar, akan terkoreksi secara otomatis pada
saat penabung melakukan transaksi dengan buku sibuhar pada
KOPDIT CU. Satolop.
- Untuk tahun 2012 tingkat bunga sibuhar adalah 0.7 % per bulan
Penyetoran dan penarikan
43
- Penyetoran dan penarikan dapat dilakukan pada saat kas buka
- Setoran awal minimal Rp. 50.000,-
- Saldo yang tersisa minimal Rp. 50.000
- Penarikan diatas Rp. 1.000.000,- harus diinformasikan satu minggu
sebelumnya
Lain-lain
- Sibuhar dapat digunakan sebagai jaminan atas pinjaman anggota
- Sibuhar dapat digunakan untuk menutupi tagihan-tagihan yang terkait
kepada KOPDIT.
b. Simpanan Sukarela Berjangka (SISUKA)
- KOPDIT CU. Satolop Siborongborong dapat menerima simpanan berupa
simpanan suka rela berjangka (SISUKA) dengan bunga dan jangka waktu
tertentu,
- Bunga dibayarkan setiap bulan atau sekaligus pada waktu jatuh tempo dan
tanggal pembayarannya disesuaikan dengan tanggal penyetoran simpanan
- Tingkat bunga sisuka untuk tahun 2012 adalah :
o Untuk jangka waktu 3 bulan tingkat bunga sebesar 0.8% perbulan
o Untuk jangka waktu 6 bulan tingkat bunga sebesar 0.85% perbulan
o Untuk jangka waktu 12 bulan tingkat bunga sebesar 0.9% perbulan
- Simpanan yang ditarik sebelum jatuh tempo, bunga yang telah dibayarkan
akan diperhitungkan kembali, dan harus membayar biaya administrasi
sebesar bunga simpanan 1 bulan
44
- Pengambilan bunga dan pencairan simpanan sukarela berjangka
(SISUKA) dapat dilayani hanya dengan menunujukkan surat bukti
tabungan sukarela berjangka
c. Simpanan Masa Depan (SIMAPAN)
Simpanan masa depan adalah investasi jangka panjang anggota CU. Satolop
Siborongborong berupa tabungan, jenis simpanan ini adalah non simpanan modal.
Adapun ketentuan yang berlaku di dalam simpanan ini adalah :
- Simpanan dikhususkan bagi seluruh anggota KOPDIT CU. Satolop
- Adapun bunga simapan ditetapkan seusai dengan ketentuan KOPDIT
CU. Satolop, dengan maksimum sebesar setengah dari suku bunga
pinjaman yang berlaku
- Bunga simapan akan diakumulasikan selama satu tahun terhitung mulai
sejak tanggal disetor dan akan disaldokan menjadi pokok simpanan pada
tahun berikutnya, dan seterusnya diberlakukan sama selama jangka waktu
kontrak.
- Tingkat suku bunga simapan tahun 2012 adalah sebesar 12%
45
Adapun data mengenai perkembangan simpanan dari anggota Credit Union
Satolop dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 0-2
Data Perkembangan Credit Union Satolop Siborongborong Sejak tahun 2004 s/d 2011
Tahun Jumlah Anggota Aset Simpanan Pinjaman
2004 3.475 10.007.163.350 8.344.644.780 7.388.289.800
2005 3.961 12.913.114.393 10.071.677.344 8.950.114.300
2006 4.641 16.485.980.226 12.367.467.769 11.042.593.300
2007 4.641 19.794.057.260 15.126.338.277 12.111.397.300
2008 6.057 25.233.499.479 14.953.478.700 15.054.968.300
2009 6.346 29.913.354.050 17.280.081.700 18.992.289.300
2010 6.305 30.590.896.927 18.721.507.000 19.563.038.600
2011 6.336 35.236.797.921 20.389.144.00 20.151.120.600
2.4.3.2 Pinjaman
Pinjaman di CU. Satolop Siborongborong merupakan salah satu bagian dari
bidang usaha yang ditawarkan kepada anggota yang memerlukan bantuan
keuangan, anggota yang dapat melakukan pinjaman adalah apabila anggota
tersebut dianggap telah memenuhi syarat yang berlaku di Credit Union Satolop.
2.4.3.1 Prosedur pengajuan pinjaman
Credit Union Satolop dalam kegiatan usahanya melayani setiap anggotanya
dalam hal pinjaman keuangan baik pinjaman yang sifatnya produktif, pinjaman
yang ditujukan untuk kesejahteraan dan pinjaman darurat.
Pinjaman yang sifatnya produktif dalam hal ini misalnya adalah membeli
barang dagangan, peralatan pertanian, pupuk, pestisida dan sebagainya.
Sedangkan untuk pinjaman yang sifatnya untuk kesejahteraan dalam hal ini adalah
peruntukan biaya sekolah, perbaikan rumah, perlengkapan rumah tangga, pesta/
46
adat pernikahan, dsb. Dalam hal ini Credit Union Satolop lebih mengutamakan
untuk memberikan pinjaman yang sifatnya produktif dikarenakan pada dasarnya
kesejahteraan seseorang akan meningkat sejalan dengan membaiknya tingkat
produktifitas anggota.
Bagi setiap anggota Credit Union Satolop yang masa keanggotaannya sudah
lebih dari enam bulan dan rajin menabung setiap bulannya serta mengikuti
pendidikan yang diadakan oleh Credit Union Satolop dapat mengajukan
permohonan pinjaman dengan besar pinjaman maksimal 3 kali besar jumlah
saham yang dimiliki oleh anggota.
2.4.3.2 Pelulusan pinjaman
Salah satu syarat yang merupakan wujud dari modal sosial di dalam Credit
Union Satolop untuk dapat meluluskan pinjaman yang diajukan oleh anggota
adalah keharusan adanya tiga orang anggota yang bersedia menjadi penjamin bagi
anggota yang mengajukan pinjaman.
Penjamin ini berkewajiban untuk melakukan pembayaran pinjaman kepada
Credit Union Satolop bilamana anggota yang meminjam tersebut dengan atau
tidak sengaja tidak membayar pinjaman tersebut. Sehingga dalam hal ini
dibutuhkan adanya sikap saling percaya antar sesama anggota, karena tidaklah
mungkin seorang anggota akan bersedia menjadi penjamin terhadap anggota
lainnya apabila anggota yang mengajukan pinjaman tersebut memiliki reputasi
yang tidak baik dilingkungan masyarakat dan tidak dapat dipercaya. Setelah
anggota yang berniat melakukan pinjaman di Credit Union Satolop telah
47
mendapatkan kepercayaan dari CU dan memiliki anggota yang bersedia menjadi
penjamin maka anggota dapat melakukan pinjaman.
Adapun syarat yang diajukan oleh CU. Satolop Siborongborong untuk
dipenuhi oleh anggota diantaranya adalah :
a. Anggota pemohon telah resmi menjadi anggota di CU. Satolop
Siborongborong
b. Pinjaman awal harus dilalui terlebih dahulu, ada dua macam yakni
- Pinjaman kapitalisasi (pinjam-tabung) dengan jangka waktu pelunasan
selama enam bulan
- Simpan selama enam bulan baru dapat mengajukan pinjaman kembali
c. Tidak ada lagi saldo pinjaman terdahulu, bagi anggota yang pernah
melakukan pinjaman
d. Simpanan ditabung secara teratur dengan arti, simpanan setiap bulan dalam
tahun buku tidak pernah kosong
e. Tujuan dari pinjaman adalah untuk tujuan Prokes (Produktif dan
Kesejahteraan)
f. Bagi ahli waris anggota lansia yang meminjam, maka harus membuat
perjanjian tersendiri/ tambahan yang menyatakan bahwa ahli waris akan
membayar lunas pinjaman bilamana anggota yang meminjam meninggal
dunia.
Selain persyaratan administrasi diatas, anggota juga diwajibkan untuk
mengikuti wawancara oleh bidang perkreditan dengan acuan TUKKEPAR, yaitu :
Tujuan Pinjaman
48
Anggota diharapkan dapat menggunakan pinjaman yang diterimanya dengan
bijak dan baik serta dapat memanfaatkannya untuk kegiatan produktif yang
sifatnya tidak bertentangan dengan hukum, moral, budaya masyarakat serta
kegiatan Credit Union Satolop. Dalam hal ini anggota menyalahgunakan pinjaman
yang diterimanya untuk dipinjamkan kembali kepada anggota lainnya dengan
bunga pinjaman yang lebih besar sehingga dia memperoleh keuntungan dari
bunga pinjaman tersebut.
Kerajinan Menabung
Kemampuan Mengembalikan Pinjaman
Bilamana oleh Credit Union Satolop pinjaman yang diajukan anggota
dikabulkan apakah nantinya anggota dapat mengembalikan pinjaman tersebut.
Apabila tujuan dari pinjaman tersebut adalah untuk kegiatan usaha, apakah
penghasilan dari kegiatan usaha tersebut dapat digunakan untuk membayar
pinjaman anggota. Dengan mengetahui kemampuan anggota dalam membayar
pinjaman ini maka diharapkan pinjaman yang diterima tersebut dapat bermanfaat
dengan maksimal bagi kesejahteraan anggotanya.
Prestasi Masa Lalu
Prestasi anggota pada masa lalu dijadikan sebagai acuan untuk meluluskan
pinjaman, dalam hal ini apakah yang bersangkutan pernah melakukan pinjaman
dan terjadi pembayaran angsuran yang tidak teratur serta alasan yang menjadi
penyebabnya. Pembayaran yang teratur dan tepat waktu merupakan hal yang
sangat penting karena modal yang ada dalam kas CU adalah untuk kepentingan
bersama bukan pribadi.
49
Partisipasi
Partisipasi anggota dalam kegiatan yang dilakukan oleh CU merupakan roda
penggerak bagi keberlangsungan kegitan usaha dalam Credit Union Satolop.
Partisipasi anggota antara lain adalah : apakah anggota mengikuti pendidikan di
CU secara teratur, anggota memasukkan keluarganya menjadi anggota di Credit
Union Satolop, anggota memberikan sumbangan pikiran, informasi yang berguna
bagi perkembangan Credit Union Satolop dan kesejahteraan bersama anggota-
anggota di dalamnya.
Tingkat suku bunga pinjaman anggota di CU. Satolop Siborongborong
ditentukan berdasar jenis pinjaman dan tingkat pinjaman, sebagai berikut :
a. Pinjaman yang nilainya sama dengan besar simpanan tingkat bunganya
adalah sebesar 2,0% per bulan
b. Pinjaman yang nilainya lebih besar dari simpanan tingkat suku bunganya
adalah 2,5% per bulan
c. Pinjaman yang hanya bayar bunga terdiri atas dua jenis, yakni :
- Pinjaman palawija dengan tenggang waktu 7 bulan maka pada
bulan ke- 8 harus lunas, tingkat suku bunganya adalah 3% per
bulan
- Pinjaman ternak, tenggang waktu pinjaman 12 bulan. Dengan
tingkat suku bunga sebesar 3% per bulan
d. Saldo pinjaman yang angsurannya telah menyamai saldo simpanan maka
tingkat suku bunganya menjadi 2.0% per bulan.
50
Dalam hal pelunasan pinjaman yang dilakukan oleh anggota adakalanya
terjadi hal-hal yang tidak diharapkan seperti penunggakan pinjaman dimana
anggota peminjam tidak melakukan pembayaran atas pinjaman seperti yang telah
dijanjikan sebelumnya, sehingga hal ini dapat menimbulkan kerugian atas
KOPDIT dikarenakan oleh adanya kredit macet ini. Untuk mengatasi hal ini CU.
Satolop Siborongborong memiliki prosedur penanganan kredit macet/ tunggakan
pinjaman anggota, adapun tunggakan atas pinjaman ini diklasifikasikan menjadi :
- Tunggakan angsuran pokok yaitu : angsuran pokok dari suatu kredit
dengan angsuran yang setelah tanggal jatuh waktu masa angsurannya
belum dibayar
- Tunggakan pokok yaitu : pokok dari kredit tanpa angsuran yang telah jatuh
waktu namun belum dibayar
- Tunggakan bunga yaitu : bunga kredit baik kredit dengan angsuran,
maupun tanpa angsuran yang telah jatuh waktu namun belum dibayar.
CU. Satolop Siborongborong dalam penaganan pinjaman yang tertenggak
memiliki prosedur penanganan sebagai berikut :
- Mengirimkan surat peringatan kepada anggota yang menunggak melalui
penjaminnya, agar anggota penunggak tersebut kembali melanjutkan atau
melunaskan angsurannya
- Bilamana pinjaman tertunggak tersebut berlarut-larut belum juga dilunasi
maka penjaminnya akan memperhitungkan jaminan atau menjualnya,
sebagaimana telah disepakati dalam surat perjanjian pinjaman
51
- Bagi anggota peminjam yang menunggak, maka penjaminnya yang
berjumlah tiga orang tidak diperbolehkan mengajukan permohonan
pinjaman, selama anggota penunggak yang dijamini tersebut belum
mengangsur/ melunasi kembali tunggakannya
- Anggota peminjam yang menunggak apabila meninggal dunia maka
simpanan dan pinjamannya tidak lagi ditanggung oleh Daperma (Dana
Perlingungan bersama). Untuk mencegah CU. Satolop Siborongborong
tidak dirugikan maka yang melunasi dan membayar tunggakan tersebut
adalah penjamin dan ahli waris anggota yang bersangkutan.
Perlindungan usaha terhadap tunggakan pinjaman adalah dengan
mengklasifikasikan setiap jenis pinjaman yang tertunggak dan selanjutnya
mencadangkannya ke dalam cadangan resiko piutang. Hal ini memiliki tujuan
untuk menghadapi resiko kerugian akan kredit macet yang sudah diperkirakan
akan terjadi, hal ini merupakan bentuk kehati-hatian dalam menghadapi
ketidakpastian dimasa depan.
2.4.3.3 Lama angsuran dan besar pinjaman
Besarnya pinjaman yang dapat dikabulkan oleh Credit Union Satolop
didasarkan pada TUKKEPAR dengan jumlah pinjaman maksimum adalah 3 kali
besarnya saham/simpanan anggota, adapun bunga atas pinjaman pinjaman
anggota adalah berdasarkan jenis pinjaman yang diajukan oleh anggota tersebut,
untuk setiap pinjaman berlaku bunga menurun/ suku bunga yang turun bilamana
cicilan atas pinjaman menyamai jumlah saldo simpanan anggota.
52
Adapun bunga pinjaman yang dikenakan bagi dana yang dipinjam oleh
anggota pada dasarnya tidak ditujukan untuk mencari keuntungan semata
melainkan untuk menutupi dana-dana yang telah dikeluarkan oleh Credit Union
Satolop untuk kepentingan bersama. Adapun pengeluaran-pengeluaran yang
dilakukan oleh Credit Union Satolop ini diantaranya adalah : pembelian alat-alat
tulis, alat-alat kantor, dana pendidikan, dana rapat, dsb. Pada akhir tahun sisa dari
hasil usaha yang setelah dipotong untuk keperluan CU maka sisa hasil usaha ini
akan dibagikan kepada anggota (deviden).
Untuk jangka waktu angsuran pinjaman yang dimiliki oleh anggota di Credit
Union Satolop adalah berdasarkan jumlah pinjaman anggota, yakni :
Besar pinjaman sampai dengan Rp.5000.000,- angsuran maksimum 30
bulan
Besar pinjaman sampai dengan Rp.10.000.000,- angsuran maksimum 40
bulan
Besar pinjaman sampai dengan Rp.25.000.000,- angsuran maksimum 50
bulan
Besar pinjaman diatas Rp.25.000.000,- angsuran maksimum 60 bulan
Bagi anggota yang memiliki angsuran dan tidak menepati pembayaran
angsuran sesuai dengan perjanjian antara anggota dengan pihak Credit Union
Satolop maka :
1. Angsuran pinjaman yang terdenda 3x berturut-turut akan mengakibatkan
pinjaman anggota ditunda atau jumlah pinjaman dikurangi,
53
2. Bila terjadi penunggakan sampai dengan 3x berturut-turut atau lebih, maka
deviden pada saat tutup buku dijadikan angsuran pinjaman,
3. Apabila peminjam tidak menepati perjanjian pinjaman, maka agunan dapat
disita oleh CU,
4. Penjamin bertanggung jawab atas pengembalian pinjaman yang mereka
jamin.
54
Tabel 0-3 Data Pinjaman di Credit Union Satolop Tahun 2012
Bulan
Sasaran Pinjaman
Jumlah Peminjam
Produktif (000) Kesejahteraan (000)
L P A B C A B C C D
Jan 63 83 6.400 107.200. 139.000 - - 141.600 10.000 106.500 510.700
Feb 90 126 26.000 97.700 175.500 20.000 19.000 43.000 8.500 93.000 483.050
Mar 137 177 39.500 160.000 195.600 13.800 6.000 14.150 - 71.400 501.050
April 104 158 44.200 200.650 900.000 - 25.000 194.050 - 257.000 1.621.150
Mei 98 151 198.900 357.550 581.200 55.000 7.000 395.900 600 130.850 1.727.000
Juni 123 166 43.400 271.700 613.550 69.000 7.500 517.800 - 208.000 1.731.250
Juli 130 170 43.400 271.700 613.550 69.000 7.500 517.800 - 208.000 1.731.250
Agust 130 186 156.900 312.200 1.023.200 90.000 71.000 386.550 - 265.400 2.306.250
Sept 114 177 91.100 155.250 1.399.000 76.000 29.700 175.000 - 326.900 2.254.250
Okt 104 149 91.100 155.250 1.399.000 76.000 29.700 175.800 - 326.900 2.254.250
Nov 106 164 80.000 231.500 1.420.300 145.000 57.000 330.500 1.500 170.750 2.436.800
Des 106 200 197.800 231.500 642.650 97.000 23.000 280.500 - 327.550 1.800.900
TOTAL 1305 1882 1.018.700 2.552.450 9.102.850 713.500 282.600 3.174.150 20.600 2.493.050 19.357.900
Keterangan Sasaran Pinjaman
I. PRODUKTIF : II. KESEJAHTERAAN : Jenis Kelamin :
A. Ternak a. Tanah d. Pengobatan L: Laki-laki
B. Palawija b. Rumah e. KESKEL (Kesejahteraan Keluarga) P: Perempuan
C. Dagang c. Pendidikan
55
2.4.3.4 Pemanfaatan pinjaman oleh anggota
Adapun pinjaman yang diterima oleh anggota dari Credit Union Satolop pada
dasarnya dibagi atas dua kategori yakni peruntukan pinjaman untuk kegiatan
produktif dan kesejahteraan. Adapun peruntukan setiap jenis pinjaman yang
dilakukan oleh aggota di Credit Union Satolop pada umumnya adalah :
a. Produktif
Pinjaman untuk kegiatan produktif dalam hal ini adalah berupa kegiatan yang
meliputi usaha dagang, pembelian perlengkapan pertanian dan peternakan, serta
kegiatan-kegiatan produksi yang diusahakan oleh anggota. Adapun pemanfaatan
pinjaman yang dilakukan oleh anggota dituturkan oleh beberapa informan
dibawah ini:
Sebelum bergabung menjadi anggota di Credit Union Satolop ini
saya tidak pernah berpikir untuk menabung, saya menggunakan
uang yang saya peroleh dari hasil penjualan saya semua untuk
membeli barang dagangan. Sehingga kadang barang dagangan
tersebut menumpuk dan menjadi rusak. Namun setelah saya menjadi
anggota dan menabung di Credit Union Satolop ini saya belajar
membuat anggaran, cara menggunakan uang dengan efesien antara
kebutuhan dagang dan keluarga. Selain itu bilamana suatu saat saya
membutuhkan pinjaman saya dapat memperolehnya dari CU.
Satolop Siborongborong ini dengan mudah khususnya apabila uang
yang saya butuhkan terebut adalah untuk kebutuhan saya
berdagang. (L. Napitupulu, W. 34thn)
Selain itu juga oleh informan berikut :
Dagangan saya adalah ikan kering seperti ikan asin, teri dan juga
udang kering. Saya berdagang di pasar Siborongborong, Tarutung
dan Sipahutar. Adapun untuk belanja barang dagangan saya ini
saya peroleh dari toke yang ada di Siborongborong ini dimana
mereka membeli langsung barang tersebut ke Tanjung balai. Saya
merasa bila terus-terusan belanja dari mereka maka saya akan sulit
untuk berkembang untuk itu saya memutuskan untuk meminjam dari
CU. Satolop Siborongborong untuk dapat membeli mobil colt diesel
56
agar dapat saya pergunakan untuk belanja langsung kesana. Saat
ini mobil ini saya pergunakan untuk membawa barang dagangan
saya kepasar dan juga belanja dari kota Tanjung Balai. Begitu juga
dengan pedagang lainnya beberapa dari mereka menitip barang
dagangan kepada saya. Sehingga hal ini juga menjadi pemasukan
tambahan bagi saya. (T.N, Pria 32 thn)
b. Kesejahteraan
Pinjaman untuk kesejahteraan merupakan pinjaman yang ditujukan oleh
anggota untuk meningkatkan kesejahteraan keluarganya seperti pendidikan,
perbaikan rumah, membeli tanah, pesta adat dan sebagainya. Pemanfaatan
pinjaman untuk kesejahteraan oleh anggota diuraikan oleh informan berikut ini:
Saya menikah sudah sekitar enam tahun dan saat ini anak saya ada
dua orang, namun karena dulu waktu kami menikah kami hanya
melakukan upacara resepsi pernikahan di gereja dan tidak
melakukan upacara adat. Oleh orang mertua yang sudah lebih dulu
menjadi anggota di CU. Satolop Siborongborong ini saya
disarankan untuk bergabung menjadi anggota agar dapat menabung
dan membuat perencanaan keuangan lebih baik, selain itu saya akan
dapat memperoleh pinjaman dengan mudah. Sekarang saya sudah
tahun ketiga saya bergabung dengan KOPDIT ini dan saya telah
beberapa kali melakukan pinjaman termasuk untuk membiayai
upacara adat pernikahan saya. (S.L, W.44 thn)
2.4.3.5 Wirausaha KOPDIT
Wirausaha KOPDIT atau disingkat WIRAKOP merupakan salah satu bidang
usaha yang dimiliki oleh Credit Union Satolop. Adapun yang menjadi bidang
usaha dari wirausaha KOPDIT ini adalah menyediakan barang dagang dan
konsumsi untuk anggotanya.
WIRAKOP ini didirikan dengan melihat kondisi anggotanya yang pada
umumnya banyak yang menekuni profesi sebagai pedagang merasa diberatkan
dan mengeluh dengan adanya perubahan harga yang terjadi sewaktu-waktu serta
57
adanya permainan harga yang dilakukan oleh pemilik toko yang menyediakan
barang yang mereka perdagangkan. Sehingga kadang anggaran yang mereka
sediakan tidaklah mencukupi untuk memperoleh barang yang mereka butuhkan
tersebut.
Adapun jenis-jenis barang yang disediakan untuk pedagang yang menjadi
anggota diantaranya adalah gula, susu, minyak goreng curah hingga berbagai
merek (Sania, Bimoli, Sunco), rokok, korek api, mancis, kecap, garam, berbagai
jenis alat tulis dan sebagainya. Para pedagang untuk dapat memperoleh barang
dagang dari WIRAKOP ini harus terlebih dahulu terdaftar sebagai anggota Credit
Union Satolop serta telah memperoleh pendidikan mengenai kegiatan KOPDIT
serta cara membuat anggaran yang baik untuk kegiatan usaha dagang mereka.
Belanja di wirakop memiliki daya tarik tersendiri bagi anggota, dimana
anggota pada saat berbelanja akan memperoleh poin atas belanjaan mereka. Poin
ini nantinya akan menjadi penentu jumlah deviden yang akan diterima oleh
anggota dari wirakop. Pembagian deviden dilakukan bersamaan dengan pada saat
pembagian deviden dari Credit Union Satolop pada akhir tahun di setiap
lingkungan. Para anggota yang berbelanja disana merasa bahwa mereka sangat
beruntung apabila belanja di wirakop dibanding dengan di toko sebagaimana
diungkapkan berikut :
Dulu sebelum wirakop ini didirikan, saya belanja di toko-toko yang
ada disekitar Siborongborong ini untuk membeli beberapa macam
kebutuhan rumah tangga seperti minyak goreng, susu anak, gula.
Namun sejak wirakop ini didirikan saya lebih sering belanja disini
sekalian menabung, karena menurut saya belanja disini selain
penjaganya ramah kita juga memperoleh keuntungan deviden (S.H,
W,53thn).
58
Dan juga informan berikut :
Saya sering dimintai tolong oleh teman sekampung saya untuk
belanja di pasar, alasan untuk menghemat biaya ongkos dan karena
adanya pekerjaan yang tidak bisa ditinggalkan. Saya sekalian aja
belanja barang titipan tersebut di wirakop sehingga nantinya dapat
menambah jumlah poin saya. (E.N,W.30 thn)
Dilihat dari kegiatan yang berlangsung di WIRAKOP ini pada umumnya
anggota yang mengambil barang dari WIRAKOP ini adalah pedagang kecil yang
menjual barang dagangan mereka di pasar Siborongborong dan warung di desa.
Adapun jenis barang yang banyak mereka perdagangkan adalah gula, minyak
goreng curah kiloan, korek, garam, sabun cuci. Barang dagangan ini dapat mereka
peroleh pada pagi harinya dengan datang langsung ke kantor WIRAKOP dan
memesan barang yang akan mereka perdagangkan, selanjutnya barang pesanan
tersebut oleh pengurus yang bertugas pada hari itu akan diantar kelokasi mereka
berjualan.
Selain berbagai jenis barang konsumsi dan dagang di Wirakop ini juga
disediakan pupuk yang khusus untuk memenuhi kebutuhan anggota mereka yang
menjadi petani, pupuk yang disediakan oleh wirakop ini adalah terutama untuk
penggunaan anggota sendiri dan bukan untuk diperdagangkan oleh anggota.
Adapun jenis pupuk yang disediakan antara lain pupuk Urea, ZA, TSP, KCL,
NPK.
Jenis tanaman yang diusahakan oleh petani yang menjadi anggota Credit
Union Satolop pada umumnya adalah padi, berbagai jenis sayuran seperti sayur
sawi, kol, tomat, cabai, dan tanaman kopi. Sektor perikanan di Kecamatan
maupun pedesaan secara khusus jarang diusahakan oleh masyarakat dikarenakan
59
sumber air didaerah ini tidaklah dekat dengan lahan milik petani sehingga adapun
ikan yang dihasilkan oleh petani pada dasarnya adalah ikan yang dipelihara secara
tumpang sari dengan padi di sawah.
Melihat proses yang berlangsung di WIRAKOP ini boleh dikatakan
menyerupai swalayan dimana di dalamnya sudah teredia bergam jenis kebutuhan
hidup yang dibutuhkan oleh anggota, sistem transaksi juga sudah menyamai
sistem transaksi di pasar swalayan dimana sistemnya menggunakan komputer.
Sehingga bilamana seorang anggota belanja maka anggota akan mengambil
Gambar 0-2 Suasana di dalam WIRAKOP
60
langsung barang yang mereka butuhkan dan membawanya ke meja kasir.
Selanjutnya oleh kasir, barang-barang tersebut aka melakukan scan kode dimana
jumlah dan harganya akan langsung terlihat pada layar komputer. Setelah
pembayaran dilakukan maka slip transaksi akan di print dan diiberikan kepada
anggota yang belanja di WIRAKOP.
2.4.4 Mitra Usaha Credit Union Satolop
KOPDIT CU. Satolop Siborongborong dalam usahanya untuk meningkatkan
kesejahteraan amggota serta pengembangan usaha di masa yang akan datang
memiliki hubungan kerja sama dengan lembaga pemerintah maupun lembaga
swasta, adapun bentuk dari kerja sama CU. Satolop dengan mitra usaha antara lain
adalah :
a. Pemerintah dan swasta
Dalam upaya menciptakan dan mengembangkan iklim kondisi yang
mendorong pertumbuhan dan pemasyarakatan KOPDIT, menurut ketentuan Pasal
6 Undang-undang No. 25 tahun 1992, pemerintah :
1. Memberikan kesempatan usaha yang seluas-luasnya kepada Koperasi
2. Meningkatkan dan memantapkan kemampuan Koperasi agar menjadi
Koperasi yang sehat, tangguh, mandiri
3. Mengupayakan tata hubungan usaha saling menguntungkan antara
Koperasi dan badan usaha lainnya
4. Membudayakan Koperasi dalam masyarakat
Dalam rangka memberikan bimbingan dan kemudahan kepada Koperasi
maka menurut ketentuan pasal 2 undang-undang no. 25 tahun 1992, pemerintah :
61
1. Membimbing usaha Koperasi yang sesuai dengan kepentingan
ekonomi anggotanya
2. Mendorong, mengembangkan dan memantau pelaksanaan pendidikan,
pelatihan, penyuluhan, dan penelitian Koperasi
3. Memberikan kemudahan untuk memperkokoh permodalan Koperasi
serta mengembangkan lembaga keuangan Koperasi
4. Membantu mengembangkan jaringan usaha Koperasi dan kerjasama
yang saling menguntungkan antar Koperasi
5. Memberikan bantuan konsultasi guna memecahkan masalahnya yang
dihadapi oleh Koperasi dengan memperhatikan anggaran dasar (AD)
dan prinsip Koperasi.
Mengingat sifat dari Koperasi yang mandiri/swadaya maka kerjasama dengan
pemerintah secara langsung tidak ada. Namun dikarenakan Credit Union Satolop
merupakan suatu lembaga keungan yang berada dibawah naungan Koperasi maka
CU. Satolop Siborongborong harus tunduk kepada aturan Koperasi yang berlaku
di Indonesia, yakni undang-undang Koperasi UU no. 25 tahun 1992 dan pasal 33
UUD 1945.
b. Kepala- kepala desa di daerah kerja CU. Satolop Siborongborong
Bentuk kerjasama dengan kepala desa di daerah kerja CU. Satolop
Siborongborong ini adalah sebagai wujud bahwa untuk menjadi anggota di Credit
Union Satolop tidak terbatas hanya dari desa-desa tertentu dan golongan tertentu
saja. Untuk menjadi anggota dapat berasal dari desa manapun asalkan dapat
mengikuti peraturan yang berlaku, dengan adanya kerja sama dengan kepala-
62
kepala desa ini maka promosi dan program yang dijalankan oleh KOPDIT ini
dapat tersosialisasikan dengan baik dan lancar.
c. PT. POS Indonesia
Pos sebagai perusahaan yang bergerak dalam bidang komunikasi khususnya
surat-menyurat memiliki peran dan fungsi yang sangat besar bagi kelangsungan
usaha CU. Satolop Siborongborong ini. Hal ini terutama bila menyangkut
administrasi tertulis seperti perjanjian kerjasama maupun kontrak yang dilakukan
oleh KOPDIT ini.
Selama ini juga pos masih menjadi pihak yang diandalkan untuk menjangkau
daerah-daerah/ desa yang masih belum terjangkau oleh jaringan komunikasi
telepon/ seluler dan juga mengingat biaya yang dikeluarkan masih lebih murah
apabila dibandingkan dengan perusahaan lain yang memiliki bidang usaha yang
sama sehingga dapat menjadi suatu alternatif dalam melakukan penghematan
biaya.
63
BAB III
MODAL SOSIAL DALAM CREDIT UNION SATOLOP
SIBORONGBORONG
3.1 Sosialisasi Dalam Credit Union Satolop Siborongborong
Credit Union Satolop dalam usahanya memberdayakan masyarakat senantiasa
berusaha untuk mengajak masyarakat yang belum menjadi anggota agar mau
bergabung dengan Credit Union Satolop, ajakan ini dilakukan melalui promosi-
promosi mengenai manfaat yang akan diperoleh apabila bergabung dengan Credit
Union Satolop.
Promosi ini dilakukan pada saat pendidikan anggota baru dimana di dalamnya
disampaikan mengenai cara kerja Credit Union Satolop, program-program kerja
yang akan dijalankan oleh Credit Union Satolop, manajemen keuangan keluarga
dan manfaat lainnya yang akan diperoleh setelah menjadi anggota. Promosi
melalui pendidikan ini dilakukan oleh pengurus-pengurus CU dalam hal ini
manager, pengawas, bendahara dan karyawan lainnya.
Perekrutran masyarakat yang belum menjadi anggota juga dilakukan oleh
anggota Credit Union Satolop lewat berbagi pengalaman mereka setelah menjadi
anggota di Credit Union Satolop, seperti lewat pengalaman mereka pada saat
mengalami kesulitan memperoleh uang untuk membeli barang kebutuhan atau
dagangan yang mereka butuhkan, biaya pendidikan anak dan kesehatan, bagi
anggota yang melakukan perekrutan ini akan memperoleh tambahan deviden akhir
64
tahun. Perekrutan anggota oleh anggota disebut dengan istilah anggota menggaet
anggota lain (AMAL).
Di Credit Union Satolop mereka bisa memperoleh uang dan barang yang
mereka perdagangkan tersebut dengan lebih mudah apabila dibandingkan di
lembaga keuangan lainnya, dikarenkan persyaratan yang harus dipenuhi tidaklah
serumit pengajuan di bank. Pengalaman lainnya adalah seperti dituturkan salah
informan berikut :
Saya bergabung di Credit Union Satolop sejak awal didirikan,
jumlah kami pada saat itu tidaklah seramai seperti pada saat ini.
Saya sudah benar-benar merasakan manfaatnya bergabung di
Credit Union Satolop ini. Anak saya 5 orang bisa saya biayai
kuliahnya adalah karena bantuan dari CU. Satolop Siborongborong
ini bilamana saya membutuhkan uang untuk biaya kuliah
tersebut.(J.S.W, 59 thn)
Selain pengalaman informan diatas, pengalaman informan lainnya yang
menjadi daya tarik untuk bergabung dengan Credit Union Satolop adalah seperti
diceritakan oleh informan berikut :
Dulu yang menjadi anggota di Credit Union Satolop ini adalah istri
saya, menjadi anggota setelah kami berkeluarga. Saya sendiri
menabungkan uang saya di bank. Namun setelah istri saya
meninggal, saya memutuskan untuk pindah ke Credit Union Satolop
karena saya mendapat pengalaman pahit pada saat saya melakukan
transaksi penarikan dari bank ini. Masa untuk menarik seluruh uang
saya di bank harus berbelit-belit sampai 5 hari mengurus berkas
administrasi yang dibutuhkan, padahal uang yang saya tarik adalah
uang saya sendiri.(C.S,Pr.56 thn)
Dan juga informa berikut
Saya dan suami saya menikah dalam usia yang masih muda, saya
menjadi anggota baru dua tahun lalu di CU. Satolop
Siborongborong ini, sebelumnya saya tidak tahu mengenai apa saja
manfaat yang akan saya terima bila bergabung disini, namun
setelah saya diajak oleh mertua saya. Akhirnya saya bergabung juga
65
dan ternyata menjadi anggota di CU. Satolop Siborongborong
sangatlah bermanfaat bagi diri dan kelarga saya. (M.S, W.28thn)
3.2 Tiga Pilar Credit Union Sebagai Modal Pembangunan
1. Pendidikan
Di dalam CU tujuan dari adanya pendidikan adalah agar anggota dapat
mengerti peran serta, hak dan kewajiban sebagai anggota di credit union sehingga
akan lebih bijaksana dalam mengatur keuangan keluarga maupun keuangan usaha,
mengetahui dan memahami laporan keuangan serta perkembangan credit union.
Dalam credit union dikenal motto : dimulai dengan pendidikan, berkembang
melalui pendidikan dan dikontrol oleh pendidikan.
2. Solidaritas atau Kesetiakawanan,
Credit Union tidak hanya sekedar menghimpun simpanan dan memberikan
pinjaman kepada anggotanya, namun yang paling utama adalah bagaimana setiap
anggota credit union memperhatikan kepentingan bersama daripada kepentingan
diri sendiri dan saling melayani. Hal ini secara nyata diwujudkan anggota credit
union yang menyimpan/menabung secara teratur, dan mengangsur pinjamannya
secara tertib sehingga anggota-anggota lain juga dapat memperoleh bantuan
(pinjaman) bila membutuhkan.
3. Swadaya
Credit Union sedapat mungkin membiayai dirinya sendiri. Agar hal tersebut
dapat terwujud para anggota harus berusaha agar lembaganya semakin besar dan
sehat. Sehingga untuk mendukung usaha ini dibutuhkan partisipasi anggota untuk
menabung ke Credit Union secara teratur dan sebanyak-banyaknya serta
66
menghindari agar tidak menabung ke lembaga keuangan lain. Hal ini penting
karena Credit Union adalah milik anggota sendiri, sedangkan di lembaga
keuangan lain pemiliknya adalah sebagian orang dan penabung hanya sebagai
nasabah.
Adapun strategi yang dilakukan dalam mewujudkan KOPDIT yang mandiri
diantaranya adalah sebagai berikut :
1. Meningkatkan kesadaran anggota melalui program penyuluhan dan
pelatihan yang efektif. Sasaran yang hendak dicapai adalah untuk
meningkatkan partisipasi mereka dalam seluruh kegiatan KOPDIT yang
berkaitan dengan kegiatan organisasi maupun usaha KOPDIT
2. Mengembangkan dan melaksanakan sistem pelatihan yang sesuai dengan
usaha meningkatkan penghasilan para insan KOPDIT,
3. Menciptakan suasana yang demokratis dalam manajemen KOPDIT untuk
menampilkan sosok kepengurusan yang efektif dan dinamis,
4. Mengembangkan dan melaksanakan program yang bermuara pada
peningkatan kesejahteraan anggota, pengelola, dan pengurus sehingga
KOPDIT dapat menjadi kekuatan ekonomi yang bersifat kekeluargaan
dan berwatak sosial,
5. Membangun sistem kelembagaan yang terpadu dalam semua tingkat
gerakan KOPDIT. Hal ini dimaksudkan agar dapat mengefisienkan fungsi
perencanaan pada masing-masing tingkatan struktur organisasi.
67
3.2.1 Membangun Melalui Pendidikan
Pendidikan merupakan denyut nadi KOPDIT, dengan pendidikan maka
kebodohan, ketertinggalan dan kemiskinan sehingga akan dapat meningkatkan
harkat martabat hidupnya. Dalam usahanya meningkatkan kualitas anggotanya,
Credit Union Satolop mewajibkan anggotanya untuk mengikuti pendidikan yang
diadakan oleh KOPDIT. Diharapakan melalui pendidikan ini anggota akan
mengerti peran, hak dan kewajibannya sebagai anggota Credit Union, sehingga
diharapkan melalui pendidikan ini juga anggota akan dapat lebih bijaksana dalam
mengatur keuangan keluarga dan usaha yang dijalankannya.
Adapun pendidikan yang diadakan di Credit Union Satolop adalah pendidikan
motivasi bagi anggota yang mana pendidikan ini diadakan setiap hari kerja,
adapun tujuan dari diadakannya pendidikan ini adalah agar anggota dapat
memiliki motivasi untuk lebih berkarya dalam hidupnya sehingga dapat
memeberikan yang terbaik bagi keluarganya. Dalam pendidikan motivasi ini juga
anggota dimotivasi untuk dapat hidup berkelompok, berorganisasi dan bekerja
bersama dengan anggota lainnya. Karena dengan bekerja sama maka pekerjaan
yang berat akan dapat diselesaikan dengan lebih mudah.
Oleh Credit Union Satolop Siborongborong, pendidikan kelompok/
lingkungan mencakup beberapa materi pendidikan yang dilaksanakan
dilingkungan antara lain adalah :
1. Kinerja CU. Satolop Siborongborong
Pendidikan ini memiliki tujuan agar anggota mengetahui bagaimana jalannya
Credit Union Satolop ini. Karena pada dasarnya KOPDIT ini adalah milik
68
bersama anggota sehingga sangatlah penting agar anggota mengetahui mengenai
kinerja pengurus, operasional kantor, laporan pertanggung jawaban pengurus dan
pengawas serta bagian perkreditan. Dengan adanya transparansi mengenai kinerja
Credit Union Satolop ini maka akan meningkatkan kepercayaan anggota kepada
pengurus, sehingga anggota merasa merasa nyaman menyimpan uangnya di
Credit Union Satolop ini.
2. Pertanian
Mengingat banyaknya jumlah anggota yang berprofesi sebagai petani maka
pendidikan mengenai pertanian sangatlah penting. Melalui program yang telah
dibuat, anggota dibina agar dapat memperoleh hasil panen yang memuaskan, serta
apa dan bagaimana penggunan pupuk yang baik untuk pertanian mereka. Jenis
pupuk, bibit dan pestisida yang disarankan disediakan di wirakop.
3. Kesejahteraan hidup
Dengan bergabung menjadi anggota di Credit Union Satolop maka
diharapkan anggota tidak akan meminjam lagi kepada renteiner karena Credit
Union Satolop menawarkan kemudahan dalam dalam peminjaman. Sehingga
dengan tidak meminjam kepada renteiner anggota tidak akan terjerat hutang yang
akan menyebabkan kerugian bagi diri dan keluarganya.
3.2.2 Pembangunan Manusia Melalui Credit Union
Pembangunan sebagai suatu usaha dan proses untuk menjadikan sesuatu hal
menjadi lebih baik dari kondisi sebelumnya membutuhkan proses dan waktu
untuk dapat memperoleh hasil terbaik dari dilakukannya usaha pembangunan
tersebut.
69
Credit Union sebagai sebuah lembaga keuangan dianggap mampu menyentuh
lapisan masyarakat paling bawah lewat kegiatan usaha yang mereka jalankan
bersama-sama dengan anggota lewat pembinaan serta pendidikan yang mereka
berikan senantiasa berusaha mewujudkan masyarakat dengan kualitas hidup yang
lebih baik dengan adanya perbaikan dari cara kerja dari anggota dalam melakukan
setiap kegiatannya sehari-hari.
Sehingga diharapkan dengan semakin membaiknya kualitas hidup masyarakat
yang menjadi anggotanya diharapkan masyarakat miskin dikarenakan rendahnya
tingkat produktifitas sebagai akibat lemahnya modal untuk usaha, keterbelakangan
dikarenakan sulitnya mencapai akses pendidikan, kesehatan dan fasilitas sosial
lainnya akan dapat meningkatkan produkfitas hidup mereka dan tercipta
kemandirian dimana masyarakat tidak tergantung sepenuhnya kepada orang lain.
Dengan semakin membaiknya produktifitas anggota ini akan berpengaruh
juga dalam meningkatkan pendapatan dan daya jangkau anggota terhadap akses
sosial sehingga anggota mampu mengeluarkan dirinya dari kemiskinan.
Menurut pola waktunya, kemiskinan di suatu daerah digolongkan menjadi 4
golongan (Kartasasmita, 1996, pp. 234-236) antara lain :
1. Persistent Poverty adalah kemiskinan yang turun-temurun. Kemiskinan ini
terjadi di daerah-daerah yang kritis sumber daya alamnya, atau daerah
terisolasi,
2. Cyclid Poverty adalah kemiskinan yang mengikuti pola siklus ekonomi
secara keseluruhan,
70
3. Seasonal Poverty adalah kemiskinan musiman seperti yang terjadi pada
kasus petani dan pertanian tanaman pangan,
4. Accidental Poverty adalah kemiskinan karena terjadinya bencana alam
atau dampak dari suatu kebijakan yang menyebabkan menurunnya tingkat
kesejahteraan suatu masyarakat.
3.3 Modal Kepercayaan Dalam CU Satolop Siborongborong
Francis Fukuyama dalam bukunya berjudul “Trust” membahas tentang apa
yang disebut sebagai “Social Capital” atau modal sosial. Menurut Fukuyama
modal sosial merupakan norma informal yang mampu mendorong kerjasama antar
anggota masyarakat. Dalam kehidupan bermasyarakat modal sosial akan terlihat
dari adanya suasana saling mempercayai antar anggota masyarakat.
Tingkat kesejahteraan suatu masyarakat atau bangsa memiliki hubungan yang
erat dengan keberadaan modal sosial. Masyarakat atau Negara yang tingkat
kesejahteraannya tinggi pada dasarnya adalah bangsa yang memiliki modal sosial
yang kuat. Rasa saling percaya antar masyarakat dan kemauan untuk bekerjasama
berdampak pada menjadi rendahnya “biaya transaksi” dan “biaya kontrol",
sehingga mampu menghasilkan kehidupan yang efesien dan produktif. Sumber
daya yang ada, dapat dipotimalkan untuk melakukan kegiatan yang membangun
nilai tambah bagi masyarakat (Fukuyama, 2002, p. 39)
Rasa saling percaya anggota yang tercipta di dalam Credit Union Satolop
diharapkan mampu mengontrol serta mencegah terjadinya berbagai hal yang tidak
diinginkan dimana hal ini dapat menghambat kreatifitas, efektifitas dan
produktifitas Credit Union, dengan adanya rasa saling mempercayai ini maka akan
71
mampu menciptakan rasa saling menghargai dan saling memiliki terhadap
anggota dengan pengurus di dalam Credit Union Satolop.
Hal ini berlaku dalam setiap aspek kegiatan usaha yang dijalankan oleh Credit
Union, dalam proses simpan-pinjam pihak KOPDIT akan memberikan pinjaman
kepada anggotanya yang dianggap dapat dipercaya dan akan mengembalikan
pinjaman tersebut sesuai dengan besar pinjaman pada waktu yang telah
ditentukan. Pengembalian pinjaman yang dilakukan oleh anggotanya tepat waktu
di dalam Credit Union ini adalah salah satu hal yang diperlukan mengingat
sumber modal dalam Credit Union Satolop ini adalah anggota sendiri. Sehingga
dengan tersedianya modal dalam kas akan dapat dimanfaatkan oleh anggota
lainnya yang membutuhkan pinjaman dari pihak Credit Union.
Oleh pengurus Credit Union Satolop anggota yang dinilai lalai dalam
melaksanakan tanggung jawabnya akan mengurangi rasa percaya terhadap si
anggota dan menyebabkan munculnya keraguan untuk memberikan pinjaman
selanjutnya, karena dalam hal ini juga dianggap telah menimbulkan permasalahan
bagi anggota lainnya. Berikut penuturan seorang informan yang melakukan
pinjaman di Credit Union Satolop :
“Saya sudah melakukan pinjaman di Credit Union Satolop sebanyak
10 kali sejak saya menjadi anggota pada tahun 1990 dengan rata-
rata pinjaman sebesar Rp. 5 jt, setiap saya melakukan pinjaman
saya tetap diberi kesempatan untuk meminjam. Bilamana saya ada
keperluan yang sangat mendesak, saya dapat dengan mudah
memperoleh pinjaman dari CU ini hal ini dikarenakan saya selalu
berusaha untuk bisa membayar pinjaman saya ini setepat waktu
mungkin”(L.H,p.52 tahun).
72
Guna mendapatkan pinjaman dari Credit Union Satolop kepercayaan
merupakan hal yang sangat penting, hal ini diperlukan selama masyarakat masih
menjadi anggota Credit Union Satolop. Seperti disampaikan oleh
“Saya menjadi anggota pada tahun 1999 dan melakukan pinjaman
di Credit Union Satolop ini sebanyak 5 kali. Oleh CU saya
diharuskan untuk mengembalikan angsuran sesuai dengan
kesepakatan yang telah dibuat. Oleh CU saya berhak memperoleh
deviden karena membayar tepat waktu sesuai dengan kesepakatan
dan tidak pernah terlambat (L.S, L.42 tahun)”.
3.3.1 Manfaat Modal Sosial Pada Individu Dan Organisasi
Dasar dari terbentuknya modal sosial dalam suatu masyarakat adalah adanya
sikap saling percaya antar sesama anggota masyarakat yang selanjutnya
menciptakan rasa saling membutuhkan.
Sebagai salah satu bagian dari struktur sosial dimana individu berada, modal
sosial bukan merupakan hak milik salah satu individu dalam struktur sosial,
walaupun tiap-tiap individu mendapatkan kesempatan menikmati keuntungan atas
modal sosial yang ada. Modal sosial hanya akan bermanfaat apabila
didistribusikan antar individu dalam suatu struktur sosial (Parwitaningsih, p. 28).
Modal sosial menjadi begitu bermanfaat bagi individu dan organisasi karena
dengan keberadaan modal sosial akan memberikan manfaat berupa
memungkinkan masyarakat untuk memecahkan permasalahan bersama dengan
mudah; memperlancar upaya komunitas untuk dapat maju; modal sosial dapat
menumbuhkan solidaritas; dan dengan modal sosial memungkinkan tercapainya
tujuan bersama. Sehingga dengan sendirinya modal sosial ini akan mampu
73
meningkatkan kualitas dirinya melalui keterlibatannya di dalam kegiatan yang ada
di dalam masyarakat.
3.4 Pemberdayaan Masyarakat oleh Credit Union Satolop
Pemberdayaan masyarakat sebagai suatu usaha untuk menjadikan masyarakat
yang mandiri senantiasa dilakukan oleh Credit Union Satolop melalui pendidikan-
pendidikan dan program kerja yang dibuat oleh Credit Union Satolop bagi
anggotanya. Dalam hal memberdayakan anggotanya Credit Union Satolop
bersama dengan anggotanya belajar untuk memahami permasalahan yang ada
disekitar mereka serta bagaimana usaha untuk dapat keluar dari permasalahan
mereka tersebut.
Pembinaan Bagi Anggota Credit Union Satolop
Credit Union Satolop menyadari bahwasanya masyarakat Kecamatan
Siborongborong yang menjadi anggota di Credit Union Satolop adalah anggota
masyarakat yang sadar akan pentingnya kerjasama dalam kehidupan
bermasyarakat yang tidak mungkin dapat terlepas dari adanya pertolongan dari
anggota masyarakat dimana dia tinggal.
Anggota dalam hal ini sebenarnya bukanlah miskin karena ketiadaan keahlian
atau bodoh, kebanyakan anggota di Credit Union Satolop secara materi
berkecupan. Hal ini terlihat dari lahan pertanian yang mereka miliki, jumlah
ternak babi dan kerbau di kampung yang bisa sampai puluhan ekor, hanya saja
sebagian besar masyarakat yang menjadi anggota masih belum mampu
memanfaatkan aset tersebut secara maksimal. Bagaimana memanfaatkan kotoran
dari ternak tersebut agar dapat bermanfaat sebagai kompos untuk tanaman
74
sehingga dapat mengurangi pengeluaran mereka dalam perbelanjaan pupuk
sehingga dapat lebih berhemat.
Dengan adanya pemahaman terhadap anggotanya ini, Credit Union Satolop
berusaha memberi masukan bagi anggotanya agar kualitas hidup mereka lebih
baik dan sejahtera daripada sebelum mereka menjadi anggota di CU ini. Adapun
masukan bagi masyarakat ini diantaranya melalui pembinaan dalam bidang
pertanian misalnya adalah mengadakan diskusi tentang metode bertani yang
dianggap dapat meningkatkan hasil pertanian yang mereka usahakan, jenis ternak
dan pakan yang dapat medorong hasil produksi ternak mereka, jenis obat-obatan
ternak, dsb. Adapun pembinaan dalam bidang pertanian yang diberikan oleh
Credit Union Satolop diceritakan oleh informan berikut :
Saat ini harga pupuk di pasar sudah sangat mahal dan sulit untuk
diperoleh, sehingga terkadang hasil jual dari pertanian yang kita
peroleh tidaklah cukup untuk memenuhi kebutuhan pertanian kita
itu. Saya mendapatkan pengetahuan baru mengenai pemanfaatan
kompos dari kotoran babi akan menjadi lebih baik apabila dicampur
dengan rumput yang disabit kemudian dicampur dan diaduk,
sehingga kotoran tersebut tidak lagi terlalu panas apabila
digunakan sebagai pupuk (S.N, Pr.50thn)
Pendidikan
Pendidikan sebagai salah satu dari pilar Credit Union senantiasa dilakukan
secara terencana dan terprogram, pendidikan bagi anggota dan calon anggota
ditujukan agar melalui pendidikan ini anggota akan dapat memperbaiki kualitas
diri dan keluarganya. Sehingga dengan semakin membaiknya kualitas diri dan
keluarga ini akan dapat meningkatkan kesejahteraan dan harkat dirinya ditengah
75
masyarakat serta dapat menjadi teladan bagi anggota masyarakat dimana dia
berada.
Pendidikan yang diterima oleh anggota pada dasarnya adalah pendidikan
yang diterima pada awal menjadi anggota berupa bagaimana cara berkoperasi dan
berorganisasi yang baik, cara membuat anggaran belanja rumah tangga dan
mengenai hak dan kewajiban mereka di CU. Satolop Siborongborong ini.
Pendidikan ini merupakan suatu kewajiban bagi anggota yang baru bergabung di
Credit Union Satolop ini.
3.4.1 Parameter pemberdayaan masyarakat
Pemberdayaan adalah sebuah proses dengan mana orang menjadi cukup kuat
untuk berpartisipasi dalam, berbagi pengontrolan atas, dan mempengaruhi
terhadap, kejadian-kejadian serta lembaga-lembaga yang mempengaruhi
kehidupannya. Pemberdayaan sebagai proses adalah serangkaian kegiatan untuk
memperkuat kekuasaan atau keberdayaan kelompok lemah dalam masyarakat
termasuk individu-individu yang mengalami kemiskinan. Sebagai tujuan,
pemberdayaan menunjuk pada keadaan atau hasil yang ingin dicapai oleh sebuah
perubahan sosial; yaitu masyarakat yang berdaya, memiliki kekuasaan atau
mempunyai kemampuan dalam memenuhi kebutuhan hidupnya baik yang bersifat
fisik, ekonomi, maupun sosial seperti memiliki kepercayaan diri, mampu
menyampaikan aspirasi, mempunyai mata pencaharian, berpartisipasi dalam
kegiatan sosial, dan mandiri dalam melaksanakan tugas-tugas kehidupannya
(Suharto, 2005).
76
Menurut Sarah Longwe ada tiga parameter dalam usaha pemberdayaan
masyarakat yaitu :
1. Penyadaran
Dalam usaha pemberdayaan masyarakat penyadaran sangat penting untuk
dilakukan, setelah masyarakat sadar akan masalah yang mereka hadapi maka akan
lebih mudah bagi fasilitator memberikan masukan untuk mengatasi permasalahan
tersebut.
2. Teknis
Dalam memberdayakan masyarakat perlu dipikirkan cara bagaimana
menghadapi permasalahan yang mereka hadapi tersebut. Misalnya, dengan
membuka akses dalam bidang ekonomi, sumberdaya alam, politik.
3. Kritis
Pendidikan kritis adalah menyadarkan manusia agar mampu membaca
fenomena disekitar dirinya. Tujuan pendidikan kritis adalah untuk menciptkan
masyarakat yang memiliki kesadaran kritis yaitu seseorang mampu memahami
persoalan sosial, mulai dari pemetaan masalah, identifikasi serta mampu
menemukan unsur-unsur yang mempengaruhinya, sehingga masyarakat lebih
cerdas dan mandiri.
3.4.2 Pemberdayaan Masyarakat Dalam Bidang Ekonomi
Pemberdayaan masyarakat adalah sebuah kontrol pembangunan ekonomi
yang merangkum nilai-nilai sosial. Konsep ini mencerminkan bahwa
pembangunan masyarakat bersifat people centered yaitu pembangunan
pemberdayaan kemampuan individu yang sesuai dengan masyarakat yang
77
bersangkutan. Pemberdayaan masyarakat diimplementasikan dalam bentuk aksi
sosial yang memungkinkan kebutuhan-kebutuhan mereka tersebut dapat dipenuhi
oleh pihak-pihak yang bertanggung jawab (Ketaren, p. 62). Credit Union memiliki
tanggung jawab dalam memberdayakan anggotanya termasuk dalam hal ini
pemberdayaan ekonomi anggota dengan tujuan untuk mensejahterakan anggota
melalui pendidikan, solidaritas, swadaya.
Dalam hal pemberdayaan ekonomi, anggota mendapatkan pendidikan dalam
mengatur keuangan keluarga, mengubah pola pikir manfaat dari adanya
perencanaan keuangan dengan cara menabung dengan teratur serta memanfaatkan
pendapatan untuk hal-hal yang paling dibutuhkan. Dengan adanya kemampuan
anggota dalam membuat anggaran belanja keluarga, anggota akan lebih mampu
dalam mengatasi kesulitan keuangan yang sewaktu-waktu dapat terjadi sebagai
akibat dari sakit, kecelakaan dan sebagainya.
Bantuan modal yang diperoleh dari Credit Union Satolop yang merupakan
tabungan dari anggota lainnya diharapkan dapat dimanfaatkan untuk
meningkatkan produktifitas anggota melalui kegiatan produktif yang diusahakan
oleh anggota Credit Union Satolop. Sehingga dengan demikian dapat membawa
anggota kearah hidup yang lebih sejahtera dibandingkan sebelum bergabung
dengan CU. Satolop Siborongborong.
Sebagai pedagang saya merasa bergabung di Credit Union Satolop
memberikan manfaat yang sangat banyak bagi saya karena pada
saat saya memiliki dana yang tidak terpakai saya dapat langsung
menyimpannya disini, demikian juga saat saya membutuhkan dana
untuk modal usaha saya saya dapat meminjam tanpa proses yang
berbelit-belit seperti halnya dilembaga keuangan
lainnya.(F.M,W.34thn)
78
Diperkuat oleh informasi berikut.
Saat ini anak saya berumur 1,5 tahun dan sebentar lagi akan masuk
sekolah sehingga akan dibutuhkan dana untuk biaya sekolah anak-
anak saya, untuk itu saya menabungkan penghasilan yang tidak saya
pakai di Credit Union Satolop untuk persiapan biaya sekolah anak
saya nantinya. Sehingga pada saat tiba waktunya untuk sekolah saya
sudah memiliki dana cadangan dan tidak akan terlalu berat dalam
membayar biaya-biaya tersebut.(E.S,W.32thn)
3.4.2.1 Pendidikan profesi
Pada awal anggota bergabung dengan Credit Union Satolop anggota akan
mendapatkan pendidikan yang dilakukan secara rutin. Pendidikan profesi ini
diberikan bagi anggota yang berasal dari berbagai profesi dengan tujuan untuk
semakin meningkatkan kemampuan anggota dalam memperbaiki cara kerjanya.
Dalam hal ini bagi anggota yang berprofesi sebagai pedagang kecil pihak
Credit Union akan memberikan arahan mengenai cara mengakses pasar agar
anggota dapat mengetahui lokasi pasar dan jenis barang dagangan yang memiliki
tingkat penjualan yang tinggi sehingga nantinya dapat meningkatkan penjualan
anggota.
Pihak CU. Satolop Siborongborong pada dasarnya mengarahkan agar anggota
berbelanja di wirakop yang menyediakan berbagai jenis barang dagangan, karena
dengan berbelanja di wirakop maka anggota juga akan memperoleh keuntungan
lewat penjualan dan juga deviden di wirakop dan akan semakin menguatkan posisi
wirakop karena adanya perputaran uang lewat belanja mereka di wirakop.
Di wirakop sebenarnya yang berbelanja bukan hanya anggota saja,
tetapi juga banyak yang non anggota. Namun untuk dapat
berbelanja di wirakop ini pembeli yang bukan anggota harus
menunjukkan kartu keanggotaan wirakop. Untuk itu tidak jarang
teman saya yang bukan anggota yang berbelanja disini meminjam
79
kartu keanggotaan saya. Dari belanja teman saya tersebut saya
akan meperoleh tambahan poin.(M.S,W,32thn)
3.4.3 Pemberdayaan Masyarakat Dalam Bidang Sosial
Pemberdayaan sosial bertujuan untuk meningkatkan solidaritas yaitu
bagaimana agar setiap anggota CU memperhatikan kepentingan kelompok dan
bukan hanya kepentingan diri sendiri. Melalui pemberdayaan sosial ini anggota
diharapkan dapat menghilangkan sifat egoismenya dimana sebelum menjadi
anggota pada umumnya hanya memperhatikan keuntungan sendiri, namun setelah
menjadi anggota dapat memiliki sifat bahwa saya tidak akan mungkin dapat hidup
sendiri di dunia ini.
Dengan demikian maka anggota dapat semakin menyadari akan peran serta
dan manfaat dari keberadaan anggota lain bagi hidupnya. Dengan adanya
kesadaran ini maka akan dapat menciptakan kerjasama yang dalam masyarakat,
seperti disampaikan informan berikut :
Setiap hari Selasa saya berdagang di pasar Siborongborong ini,
sebelum saya bergabung di CU. Satolop Siborongborong
kebanyakan yang belanja dagangan saya adalah teman satu
kampung dan yang masih memiliki hubungan keluarga dengan saya.
Namun sekarang teman dan kenalan saya bertambah sejak
bergabung dengan CU. Satolop Siborongborong dan sepertinya
berpengaruh terhadap penjualan saya karena mereka juga
berbelanja ke tempat saya.(H.S,W.29 thn)
Dengan adanya penyadaran terhadap anggota akan manfaat kehadiran orang
lain disekitar kita maka penghargaan terhadap sesama juga akan meningkat
seiring waktu. Penghargaan ini tidak semata-mata hanya kepada orang tua,
keluarga maupun orang-orang yang hanya kita kenal saja. Tetapi juga terhadap
orang yang berbeda agama dan suku dengan kita dan juga secara tidak langsung
80
akan menambah keberanian kita dalam berhadapan dengan orang yang baru kita
kenal.
Pada awal didirikannya KOPDIT CU. Satolop Siborongborong ini
yang menjadi anggota adalah masyarakat di Siborongborong yang
beragama kristiani, namun pada saat ini anggota disini sudah bebas
darimanapun tanpa adanya pembedaan seperti masyarakat suku
Jawa dan Padang. Mereka beragama muslim namun saya tidak
merasa risih dengan mereka dan saya sering mengobrol dengan
mereka.(M.H,W.32thn)
Bahkan bilamana di dalam kegiatan KOPDIT terdapat anggota yang
keberadaannya menjadi lebih unggul dari diri kita tidak akan menimbulkan sikap
dengki namun dapat menjadi motivasi untuk dapat lebih baik dan berprestasi di
dalam lingkungan kita.
Dalam hal anggota menjadi pengurus contohnya, dengan adanya hak yang
dimiliki oleh anggota untuk diangkat menjadi pengurus merupakan cerminan dari
pengakuan terhadap prestasi yang dimiliki oleh anggota lainnya seperti
kemampuan berorganisasi, mengeluarkan manfaat yang mampu memperbaiki
kinerja CU. Satolop Siborongborong. Maka dalam hal ini anggota tersebut akan
menjadi aset yang pantas untuk dididik lebih konsisten agar dapat memberikan
manfaat dan teladan bagi seluruh anggota.
Dalam hal pengembalian pinjaman oleh anggota, pada umumnya anggota
akan lebih memikirkan akibat yang terjadi bilamana dia dengan sengaja tidak
mengembalikan pinjamannya secara teratur dan tepat waktu. Tentunya hal ini
akan dapat mengakibatkan gangguan terhadap pemberian pinjaman oleh Credit
Union Satolop Siborongborong bagi anggota lainnya yang masih sangat
membutuhkannya.
81
Penghargaan terhadap sesama anggota menurut saya dapat dilihat
dari sikap saling menghargai, menghormati, disiplin dalam
menabung dan mengangsur pinjaman dan mengikuti aturan yang
berlaku di CU. Satolop Siborongborong serta tidak mementingkan
diri sendiri. Demikian juga penghargaan anggota terhadap CU.
Satolop Siborongborong terlihat dari sikap anggota yang senantiasa
menjaga nama baik CU. Satolop ditengah-tengah masyarakat
(W.S.Pr. 27thn).
Dalam CU. Satolop Siborongborong perbedaan gender antara perempuan
dengan laki-laki hampir tidak ada dalam tiap aspek kegiatan usaha yang berjalan
di dalamnya, dimana hal ini terlihat dari adanya peran serta anggota perempuan
yang dilibatkan dalam setiap rapat dan sebagai pengurus di dalam CU. Satolop
Siborongborong. Hal ini diharapkan dapat menjadi contoh bagi anggota yang
mampu menguatkan keberadaan kaum perempuan ditengah-tengah masyarakat
dan dapat menghilangkan stigma masyarakat bahwa perempuan lebih baik berada
didapur sebagai ibu rumah tangga saja dan tidak perlu untuk berprestasi.
Setelah saya masuk menjadi anggota CU. Satolop Siborongborong
saya lebih percaya diri dalam menyampaikan hal-hal yang saya
anggap penting untuk saya sampaikan, seperti dalam kegiatan
punguan marga maupun kegiatan lainnya. Sebelumnya saya masih
takut dan ragu dalam menyampaikan pendapat saya. Karena disini
siapapun yang menyampaikan usul tidak akan ditertawakan atau
diejek walau kadang lari dari topik pembicaraan ya saya akhirnya
berani mencoba menyampaikan pendapat saya dan karena sudah
terbiasa, rasa takut dan ragu saya akhirnya bisa hilang.(M.S, Pr. 28
thn)\
Menjadi anggota di Credit Union merupakan suatu pilihan yang tepat karena
dengan bergabung menjadi anggota, maka akan dapat membekali diri dengan
berbagai pengetahuan yang dapat meningkatkan taraf hidupnya, menciptakan
keinginan untuk berprestasi dan kemampuan mengatur keuangan keluarga untuk
kepentingan dimasa-masa yang akan datang, serta menumbuhkan sfiat menabung
82
dengan teratur yang diharapkan dapat meminimalisir resiko masa depan yang
tidak diharapkan.
3.4.3.2 Kemandirian Anggota
Sejak awal berdirinya CU. Satolop Siborongborong mampu membiayai
kegiatan usahanya secara mandiri dimana hal ini tidak meminjam dari pihak lain
untuk biaya operasionalnya, bilamana Credit Union mengalami masalah dengan
keuangan mereka maka INKOPDIT atau PUSKOPDIT lah yang akan membantu
melalui adanya silang pinjam antar sesama Credit Union sehingga Credit Union
Satolop tetap swadaya dan mandiri.
Demikian juga dengan anggota Credit Union Satolop diharapkan hanya
menabung di Credit Union ini agar tabungan yang tertampung dapat dimanfaatkan
untuk kelangsungan CU. Satolop Siborongborong dan dapat bermanfaat bagi
anggota lainnya karena anggota merupakan sumber modal dan pengguna modal di
Credit Union Satolop ini. Semakin rutin anggota menabung di CU. Satolop
Siborongborong dan tidak menabung di tempat lain akan mampu mendukung
Credit Union tetap berdiri. Hal ini juga dapat menjaga loyalitas para anggota
terhadap Credit Union Satolop sehingga perasaan memiliki Credit Union Satolop
semakin tinggi.
Saya pernah menabungkan uang saya di bank pada awal saya
berkeluarga, namun saat ini saya hanya menabungkan uang saya di
Credit Union Satolop ini. Hal ini karena menurut saya administrasi
di bank terlalu berbelit-belit apabila dibandingkan dengan di CU.
Satolop Siborongborong, selain itu disini kita tidak hanya menabung
saja tetapi dapat bertemu dengan teman-teman baru bercakap-cakap
dan tukar informasi. Dengan beberapa teman yang saya jumpai
berasal dari desa yang berbeda saya juga jadi bisa tahu mengenai
apa saja hal-hal baru yang penting untuk saya ketahui dari mereka
83
seperti cara bertani di desa mereka, cara menanggulangi penyakit
tanaman, penyakit hewan seperti ayam dan banyak lagi
(M.S.Pr.1977)
Diperkuat oleh argumen berikut :
Menabung di Credit Union Satolop menurut saya banyak
manfaatnya, karena selain menabung kita juga menerima berbagai
pengetahuan yang diberikan di Credit Union Satolop. Sehingga kita
belajar sambil menabung (R.S.Pr,33thn)
3.4.4 Kendala Dalam Usaha Pemberdayaan Masyarakat
Pemberdayaan masyarakat merupakan usaha dan proses yang harus
dilaksanakan secara bersama-sama guna mencapai tujuan dari dilakukannya
pemberdayaan ini. Namun adakalanya pemberdayaan ini menemui beberapa
kendala yang dapat menghambat jalannya proses tersebut. Adapun dalam hal ini
Credit Union Satolop sebagai wadah yang memiliki peran dalam memberdayakan
anggotanya lewat pendidikan dan pemberian bantuan modal juga tidak jarang
menemui kendala ini. Beberapa kendala yang sering ditemui antara lain adalah :
1. Pinjaman disalah gunakan
Pinjaman khusus untuk anggota merupakan salah satu bentuk usaha dan
pelayanan yang dimiliki oleh Credit Union Satolop yang diharapkan dapat
membantu anggota-anggotanya yang memiliki kesulitan dalam memperoleh
modal usaha. Sehingga lewat pinjaman yang diberikan ini diharapkan akan dapat
meningkatkan produktifitas mereka.
Dalam hal pemberian pinjaman bagi anggota, Credit Union Satolop tidak
serta-merta memberikannya kepada anggota tanpa terlebih dahulu mengetahui
pemanfaatan pinjaman tersebut. Sebelum pinjaman anggota dikabulkan maka
akan terlebih dahulu diadakan sidang pinjaman anggota, sehingga nantinya lewat
84
sidang ini dapat diketahui hal-hal apa saja yang anggota butuhkan agar pinjaman
anggota ini dapat dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya.
Namun, kadang dalam kenyataan di lapangan berbanding terbalik dengan
hasil yang diperoleh dalam sidang pinjaman anggota. Pemanfaatan pinjaman yang
diperoleh anggota tidak dimanfaatkan sesuai dengan peruntukan yang
disampaikan oleh anggota. Pinjaman yang seharusnya dimanfaatkan untuk modal
usaha, oleh anggota dimanfaatkan untuk membeli perlengkapan rumah atau uang
sekolah anak. Sehingga hal-hal yang disampaikan kepada anggota sewaktu dalam
sidang pinjaman anggota menjadi tidak relevan dengan pemanfaatan modal
tersebut.
Hal-hal seperti ini pada akhirnya menimbulkan permasalahan baru bagi
anggota sendiri maupun bagi KOPDIT, pinjaman yang diperoleh anggota tidak
dapat dibayar secara tepat waktu. Dimana hal ini timbul sebagai akibat dari
adanya pinjaman yang tidak tepat guna oleh anggota. Bagi anggota yang
melakukan hal tersebut dapat berpengaruh pada pengajuan pinjaman selanjutnya
dimana pengajuan pinjaman anggota dikurangi jumlahnya atau bahkan pinjaman
tersebut tidak dapat dikabulkan.
2. Kurang mengikuti pendidikan
Pendidikan dalam KOPDIT merupakan hal yang sangat penting dalam
pemberdayaan masyarakat, karena lewat pendidikan masyarakat akan dapat
mengetahui hal-hal baru yang memberi pengaruh bagi keberhasilan usaha
pemberdayaan ini. Lewat pendidikan jugalah masyarakat akan memperoleh
85
informasi mengenai kejadian, perkembangan yang sedang terjadi di sekitar
mereka dan lewat pendidikan jugalah manusia itu akan maju.
Kurangnya kesadaran anggota dalam mengikuti pendidikan yang diadakan
oleh Credit Union Satolop mengakibatkan ketertinggalan bagi anggota tersebut
seperti kurangnya informasi mengenai kegiatan yang diadakan Credit Union
Satolop, anggota akan kurang mengetahui kinerja dari KOPDIT, dan munculnya
pertanyaan yang sama pada pertemuan-pertemuan berikutnya yang akhirnya
menyebabkan berkurangnya waktu pelatihan. Dan bahkan bilamana suatu ketika
anggota hendak mengajukan pinjaman dapat menyebabkan pinjaman anggota
tersebut tidak dapat dikabulkan.
Adapun beberapa alasan yang menjadi penyebab anggota tidak dapat hadir
dalam pendidikan adalah :
- Tidak ada waktu untuk mengikuti pendidikan,
- Pendidikan diikuti bulan depan saja, sebab dalam pendidikan sebelumnya
belum pernah absen,
- Ada pekerjaan yang harus diselesaikan sehingga tidak dapat ditinggalkan.
Berikut adalah informasi yang diperoleh dari seorang informan tidak dapat
menghadiris pendidikan :
Saya hampir setiap hari berdagang di pasar Siborongborong,
tarutung, Dolok Sanggul, dan Pangaribuan. Kadang pendidikan
yang diadakan Credit Union Satolop bertepatan dengan hari dimana
saya berdagang tersebut. Sehingga hal ini mengakibatkan saya tidak
dapat menghadiri pendidikan.(M.N,Pr.42thn)
Menghadapi hal seperti ini Credit Union Satolop senantiasa menghimbau
anggotanya agar mengikuti pendidikan karena manfaatnya sangat besar bagi
86
kemajuan anggota dan juga bagi CU. Satolop Siborongborong sendiri. Himbauan
ini disampaikan lewat teman sekampung anggota/ yang mempromosikan agar
anggota tersebut bergabung dengan Credit Union Satolop, bahkan pengurus
sendiri tidak jarang menemui anggota ke rumah ataupun tempat usaha anggota
tersebut.
87
BAB IV
MANFAAT DAN KASUS YANG DIALAMI OLEH ANGGOTA
DI CREDIT UNION SATOLOP SIBORONGBORONG
4.1 Credit Union Satolop Sebagai Sumber Modal Usaha
Resiko dalam hidup setiap individu masyarakat merupakan suatu hal yang
sulit untuk dapat diperkirakan kapan datangnya, seperti terjadinya bencana alam,
sakit, serta perubahan musim yang efeknya berimbas pada tanaman pertanian dan
bahkan ternak yang kita usahakan. Bilamana pada suatu ketika resiko ini terjadi
pada kita maka secara langsung akan dapat membawa pengaruh yang buruk bagi
diri dan keluarga kita bilamana kita tidak memiliki persiapan dalam
mengantisipasinya, khususnya dalam hal tersedianya dana cadangan yang dapat
kita manfaatkan bilamana suatu ketika kita membutuhkannya.
Bagaimana halnya dengan kelompok masyarakat tidak memiliki kesiapan
secara finansial dalam mengantisipasinya? Maka kemungkinan terbesar yang
terjadi adalah kita akan meminjam kepada rentenir dengan bunga pinjaman yang
besar atau memberikan tanah sebagai jaminan atas pinjaman kita. Sehingga hal ini
pastinya akan semakin menenggelamkan kita kedalam jurang kemiskinan sebagai
akibat hilangnya aset produksi yang kita miliki dikarenakan ketidakmampuan kita
untuk melunasi pinjaman dan bunga pinjaman tersebut.
Pepatah lama mengatakan sediakan payung sebelum hujan dan hemat pangkal
kaya, dalam Credit Union Satolop hal ini merupakan suatu usaha yang senantiasa
ditumbuh kembangkan bagi diri setiap anggota agar selama dia mampu berusaha
88
dan melakukan kegiatan yang menghasilkan agar senantiasa membiasakan diri
dan keluarga untuk hidup sehemat mungkin sehingga nantinya dapat menabung
sebagai persiapan dalam menghadapi berbagai hal yang sulit untuk diprediksikan
sifat kehadirannya.
Anggota dapat meminjam di Credit Union Satolop bilamana anggota
membutuhkan pinjaman dengan tujuan produktif agar dapat mencapai
kesejahteraan lewat kegiatan produktif yang mereka lakukan seperti kegiatan
dagang, peternakan, bertani, dsb, sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Dari
berbagai jenis pinjaman yang dilakukan oleh anggota diantaranya adalah :
1. Modal usaha
Anggota meminjam di Credit Union Satolop pada umumnya banyak yang
melakukan pinjaman dengan tujuan untuk menambah modal guna membuka usaha
warung, membeli baranga dagangan yang mereka usahakan dan kegiatan
produktif lainnya sebagaiman disampaikan informan berikut :
Saat saya berniat membeli mobil angkot yang saat itu ditawarkan
oleh lae saya seharga Rp. 80 jt. Saya hanya memiliki uang Rp. 50 jt.
Untuk menutupi kekurangan tersebut saya meminjam dari CU.
Satolop Siborongborong Rp. 30 jt lagi. Saat ini angkot ini sudah
sangat membantu untuk menghidupi keluarga saya disamping hasil
ladang dan ternak babi saya.(P.S.Pr,45 thn)
Dan juga diperkuat oleh informan berikut :
Dulu saya hanya ibu rumah tangga yang menemani suami saya
berjualan di kedai, saya merasa usaha kedai yang diusahakan oleh
suami masih kurang untuk kebutuhan keluarga dan biaya sekolah
anak. Saya merasa perlu untuk memiliki usaha tambahan lainnya.
Saya berdagang ikan air tawar (Ikan mas, Mujahir, lele) di pasar
Siborongborong dengan modal yang saya peroleh dari CU. Satolop
Siborongborong ini. Sekarang setelah menjalankan usaha ini saya
sudah dapat membangun rumah dan membeli motor untuk anak saya
yang sekolah di SLTP.(M.S,W. 47 thn)
89
2. Modal pertanian dan peternakan
Pada umumnya petani di kecamatan Siborongborong ini mengusahakan
pertanian untuk jenis padi, sayuran dan kopi. Adapun tanaman sayuran yang
diusahakan oleh petani biasanya tumpang sari dengan tanaman kopi. Sedangkan
untuk ternak dalam hal ini ternak babi biasanya lokasi peternakannya berada
dibelakang rumah yang mereka tinggali. Adapun pinjaman yang diperoleh
anggota pada umumnya adalah untuk membeli pestisida dan pupuk.
Saat ini saya beternak beberapa ekor babi betina, adapun makanan
yang saya berikan adalah pakan kering dimana pakan ini terdiri
dari konsentrat, dedak, bungkil dan mineral. Semua bahan ini hanya
dapat diperoleh di toko yang menyediakan pakan ternak. Untuk
sekali pembelian butuh biaya sekitar 1 jt untuk pakan selama 3
bulan. Apabila uang yang saya miliki tidak cukup untuk membeli
pakan ini karena situasi pasar yang sepi, saya akan meminjam dari
CU. Satolop Siborongborong ini.(P.S.Pr,45 thn)
3. Membangun rumah
Membangun rumah pada dasarnya merupakan suatu usaha yang dilakukan
oleh anggota sebagai usaha untuk meningkatkan kesejahteraan keluarga mereka,
oleh CU. Satolop Siborongborong bilamana ada anggota yang meminjam untuk
tujuan membangun rumah maka pinjaman anggota ini dikategorikan dalam
pinjaman kesejahteraan.
Dulu sebelum rumah saya, saya bangun. Jenis bangunan rumah
saya masih non permanen atau terbuat dari papan. Saat saya
memutuskan untuk membangun rumah saya menjadi semi permanen
saya memiliki kekurangan dana sekitar Rp. 25 jt untuk membeli
berbagai kebutuhan bangunan seperti seng untuk atap rumah karena
saat itu atap seng yang sebelumnya sudah banyak lobang.
Pengelauaran terbesar selama saya membangun ada pada belanja
bahan bangunan seng dan semen, karena untuk papan saya sudah
90
menyiapkannya dari pohon yang saya tebang di kampung.
(M.N,Pr.42thn)
4. Membayar hutang.
Dalam Credit Union Satolop pinjaman yang dilakukan oleh anggota untuk
membayar hutang tidak termasuk dalam pinjaman yang akan dilayani karena
pinjaman ini tidak dapat dikategorikan kedalam pinjaman produktif ataupun
pinjaman kesejahteraan. Sehingga agar pinjaman dapat dicairkan kebanyakan
anggota menggunakan alasan lainnya, seperti menambah modal usaha untuk
belanja barang dagangan. Hal ini biasanya terjadi bilamana anggota meminjam
sejumlah uang dari teman yang harus segera dibayarkan dalam waktu yang dekat.
4.2 CU. Satolop Siborongborong Sebagai Sumber Modal Pemberdayaan
Pada umumnya masyarakat yang bergabung di Credit Union Satolop
merasakan banyaknya manfaat yang mereka terima dibandingkan sebelum
menjadi anggota yakni dapat meningkatkan pengetahuan dan harkat martabat
mereka sebagai manusia yang juga bergantung terhadap anggota masyarakat
lainnya dalam kehidupan sosialnya. Adapun beberapa manfaat yang diterima oleh
anggota diantaranya adalah :
1. Simpanan di Credit Union Satolop
Dengan menyimpan sebagian uang yang mereka milik di Credit Union
Satolop ini mereka secara sadar telah belajar untuk hidup hemat dan dapat
mengatur keuangan mereka untuk hari esok.
2. Pinjaman di Credit Union Satolop
Meminjam di Credit Union Satolop tidaklah sesulit meminjam di bank yang
dalam prosesnya harus melewati berbagai prosedur adaptasi, sehingga dengan
91
menabung di Credit Union Satolop ini bilamana suatu ketika anggota
membutuhkan dana untuk keperluan modal usaha ataupun menamabah modal
usaha dapat dengan mudah memperolehnya dari Credit Union Satolop selama
mengikuti ketentuan yang berlaku di KOPDIT ini.
3. Mendidik manusia
Kegiatan simpan-pinjam di Credit Union Satolop ini tidaklah semata-mata
hanya mengenai hak dan kewajiban yang mengikat, akan tetapi juga mengandung
nilai pembelajaran agar :
- Mampu dan mau menggunakan uang secara bijaksana dan tidak boros
- Mampu melakukan manajemen diri sendiri dan keluarga dalam
pengelolaan keuangan
- Belajar untuk memikirkan masa depan
- Menciptakan kreatifitas untuk mengatasi kesulitan dalam hidup
- Belajar menghargai waktu dan hak orang lain, karena dengan
mengembalikan pinjaman secara teratur dan tepat waktu maka anggota
lainnya akan dapat memanfaatkan dana tersebut.
6. Sebagai ikatan pemersatu
KOPDIT merupakan usaha milik bersama anggota bukan milik perorangan,
anggota harus mampu bersatu dan saling membantu agar dapat mengatasi
kesulitan yang dialami oleh anggota di Credit Union Satolop. Sehingga sebagai
sesama anggota, mereka diharapkan mampu untuk tidak hanya mengutamakan
kepentingan diri sendiri saja tetapi juga menanamkan kesadaran bahwasanya
segala sesuatu yang ada di dalam KOPDIT ini dalah milik bersama dan untuk
92
dimanfaatkan secara berasama demi kebaikan bersama semua anggota di
dalamnya.
4.3 Kendala dan Tantangan yang Ada
Koperasi sebagai sekumpulan orang yang memiliki tujuan bersama untuk
dapat mencapai hidup yang lebih baik tidaklah serta merta dapat lepas sepenuhnya
dari sifat egoisme yang dimiliki oleh masing-masing anggota. Hal ini dapat
menjadi suatu kendala yang dapat menimbulkan kondisi yang tidak harmonis
dalam kehidupan berorganisasi. Berbagai kendala yang ditemui dalam kegiatan
usaha Credit Union Satolop pada umumnya berasal dari anggota sendiri, adapun
berbagai kendala yang sering terjadi di Credit Union Satolop ini adalah :
a. Penyetoran simpanan wajib
Dana yang ada di dalam KOPDIT adalah dana yang sepenuhnya berasal dari
simpanan anggota, dana ini dikelola untuk dapat dimanfaatkan bagi kepentingan
bersama anggota di dalamnya. Simpanan wajib merupakan simpanan yang oleh
Credit Union Satolop wajib disetorkan oleh anggota setiap bulannya sebesar Rp.
25.000, namun terkadang beberapa anggota ada yang lalai dengan kewajibannya
untuk melakukan setoran simpanan wajib lebih dari dua bulan. Padahal dalam
kesepakatan awal sebelum menjadi anggota telah dijelaskan agar melakukan
penyetoran secara teratur tiap bulannya.
Berbagai alasan yang paling sering diterima yang menjadi penyebab
terjadinya kelalaian ini adalah karena hasil pertanian yang sesuai dengan harapan
karena adanya pengaruh buruk cuaca yang menyebabkan munculnya hama yang
93
mengganggu tanaman yang diusahakan. Hal ini paling sering terjadi pada tanaman
cabai dan tomat yang rentan terhadap perubahan cuaca yang mendadak.
Untuk anggota yang lalai dalam memenuhi kewajibannya ini CU. Satolop
Siborongborong satolop sesuai dengan ketentuan yang berlaku akan memberikan
surat peringatan kepada anggota untuk datang melapor kekantor agar bersama-
sama dapat menemukan jalan keluar yang terbaik. Pemanggilan ini dilakukan
sampai dengan tiga kali pemanggilan, namun bilamana sampai dengan panggilan
ke-3 anggota tetap tidak memenuhi panggilan ini maka Credit Union Satolop akan
melakukan pemecatan sebagai anggota.
b. Peminjaman
Pinjaman merupakan salah usaha yang terdapat di CU. Satolop
Siborongborong dimana orang yang dapat meminjam hanya anggota yang telah
memenuhi ketentuan di dalamnya. Pinjaman dapat diperoleh bilamana aggota
tersebut dianggap mampu untuk memenuhi persyaratan berlaku serta dipercaya
bahwa nantinya dapat mengembalikan pinjaman tersebut. Namun tidak jarang
anggota yang meminjam setelah memperoleh pinjaman dari Credit Union Satolop
melakukan hal yang dapat merugikan bagi KOPDIT.
Adapun hal ini oleh CU. Satolop Siborongborong ditanggapi melalui
beberapa langkah agar kejadian serupa tidak terjadi lagi di masa yang akan
datang. Beberapa diantaranya adalah dengan hanya memberikan pinjaman bagi
anggota yang tidak pernah lalai dalam memenuhi kewajibannya, pinjaman yang
diajukan dikurangi jumlahnya, dan pinjaman anggota tidak dapat dikabulkan.
Beberapa kasus yang ditemui diantaranya adalah :
94
- Pinjaman diberikan bagi anggota
Seorang anggota yang sejak bergabung memiliki prestasi yang baik dalam hal
penyetoran tabungan dan pembayaran pinjaman yang pernah diterima di Credit
Union Satolop maka pada pengajuan pinjaman selanjutnya akan dapat dikabulkan
dengan mudah. Hal ini merupakan salah satu bukti bahwa anggota tersebut
memang memiliki iktikad yang baik menjadi anggota di Credit Union Satolop ini,
dan tidak bergabung hanya untuk memenuhi kepentingan diri sendiri karena
mengetahi bahwa dengan bergabung maka akan mudah dapat memperoleh
pinjaman.
- Pinjaman dikurangi jumlahnya
Dalam pengajuan pinjaman, anggota juga harus menjalani interview
mengenai pemanfataan pinjaman seandainya dikabulkan. Interview ini juga
memiliki tujuan untuk dapat mengetahui tingkat kemampuan anggota dalam
mengembalikan pinjaman tersebut. Bilamana dalam interview jumlah pinjaman
yang diajukan oleh anggota tersebut dianggap diluar kemampuan anggota dalam
melunasinya maka jumlah pinjaman yang diajukan akan dikurangi hingga jumlah
yang dianggap sesuai dengan kemampuan anggota membayarnya. Hal ini
memiliki tujuan tidak hanya sekedar agar pinjaman yang diperoleh benar-benar
dikembalikan oleh anggota tetapi juga agar nanti anggota tidak mengalami
kesulitan karena ketidaktepatan pemanfaatan pinjaman.
Saya pernah mengajukan pinjaman di CU. Satolop Siborongborong
sebesar Rp. 30 jt. Untuk modal saya di kampung, namun menurut
pengurus disini jumlah tersebut terlalu besar bagi saya. Namun
pada akhirnya pinjaman saya dapat dikabulkan setelah adanya
survei oleh ketua lingkungan. Jumlah pinjaman yang saya peroleh
95
adalah Rp. 20 jt, menurut pengurus hal ini agar saya dapat lebih
mudah dalam melakukan pembayaran nantinya.
- Pinjaman tidak dikabulkan
Ketua lingkungan dalam fungsinya tidak hanya sekedar melakukan
koordinasi bagi anggota yang bertempat tinggal di satu lingkungan yang sama
saja, tetapi ketua lingkungan juga memiliki fungsi sebagai pelaksana survei awal
mengenai aset yang dimiliki oleh anggota di lingkungan yang dia ketuai. Hal ini
dibutuhkan bilamana seorang anggota nantinya berniat melakukan pinjaman di
Credit Union Satolop ini. Informasi yang dimiliki oleh ketua lingkungan ini
nantinya dijadikan sebagai bahan pertimbangan apakah pinjaman yang diajukan
oleh anggota dapat dikabulkan atau tidak berdasarkan informasi mengenai
pekerjaan dan tingkat pendapatan anggota tersebut.
Saya pernah mengajukan pinjaman sebesar Rp. 10 jt. Namun
pinjaman saya tersebut tidak dapat dikabulkan karena perkiraan
pendapatan yang saya miliki sebagai petani dianggap akan
menyulitkan saya dalam melakukan pencicilan pinjaman saya.
Selain karena faktor pendapatan saya juga yang dianggap tidak
mencukupi untuk membayar pinjaman saya tersebut juga
dikarenakan umur saya yang sudah tua. Sehingga apabila pinjaman
saya itu dikabulkan maka dikhawatirkan saya akan terlalu
memaksakan diri bekerja untuk dapat membayar pinjaman tersebut
sehingga akan berakibat baik bagi kesehatan saya. Dan bilamana
saya tutup umur mengingat usia yang sudah senja juga
dikhawatirkan saya akan meninggalkan hutang bagi keluarga saya.
Hal-hal seperti ini sangat tidak diinginkan terjadi di Credit Union
Satolop ini.
96
Tabel 0-1 Matriks Pemberdayaan Credit Union Satolop
Sebelum Menjadi Anggota CU. Satolop
Siborongborong
Setelah Menjadi Anggota CU
1. Menganggap bahwa menjadi anggota
CU. Satolop Siborongborong tidak perlu
2. Untuk mendapatkan pinjaman mereka
harus memiliki jaminan
3. Saat pinjaman diterima mereka harus
bersedia membayar bunga pinjaman
yang tinggi
4. Masyarakat tidak memiliki pengetahuan
mengenai perencanaan masa depan
5. Masyarakat tidak aktif dalam kegiatan
berorganisasi
6. Kurang mampu menyampaikan aspirasi/
pendapat di muka umum
7. Penghargaan terhadap orang lain rendah
8. Pendapatan minim dikarenakan
rendahnya modal usaha yang mereka
miliki
9. Kurangnya penghargaan terhadap
anggota keluarga, dalam hal ini suami
terhadap istri sebagai mitra.
1. Tumbuh kesadaran akan manfaat yang
mereka terima dengan menjadi anggota
2. Dapat memperoleh pinjaman dengan
bunga menurun dan memperoleh bonus
apabila dapat membayar dengan tepat
waktu
3. Mampu membuat perencanaan terhadap
kehidupan mereka di masa yang akan
datang, melalui pendidikan yang
mereka terima.
4. Tumbuh kesadaran akan manfaat dari
beroganisasi,
5. Tumbuh keberanian untuk
mengemukakan pendapat dimuka
umum
6. Penghargaan terhadap sesama semakin
tinggi karena tumbuhnya kesadaran
akan kesamaan hak dan kewajiban.
7. Dengan adanya modal yang dapat
mereka peroleh dapat meningkatkan
pendapatan mereka melalui kegiatan
produktif
8. .
97
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Credit Union lahir sebagai cara untuk memutus rantai kemiskinan yang ada
ditengah masyarakat sebagai akibat dari keterbelakangan yang terjadi karena
akses informasi yang sempit, permainan pasar, dan minimnya modal yang dimiliki
oleh masyarakat. Masyarakat seperti ini menjadi lahan subur bagi reenteiner
dalam memperoleh keuntungan sebanyak-banyaknya lewat pinjaman dengan
bunga yang sangat tinggi sehingga menyebabkan masyarakat mendapat kesulitan
dalam melakukan pembayaran pinjaman tersebut. Aset (biasanya tanah sawah)
yang diberikan sebagai jaminan atas pinjaman tersebut akhirnya tidak dapat
ditebus karena tidak seimbangnya hasil produksi dengan cicilan pinjaman mereka
sehingga menghilangkan sumber produksinya.
Kehadiran Credit Union Satolop ditengah masyarakat dengan kondisi seperti
ini menjadi penolong yang dapat memberikan solusi bagi mereka. Dengan sistem
yang mengedepankan kerja sama, kewajiban dan tanggung jawab anggota, Credit
Union Satolop mampu memberikan angin segar bagi masyarakat lewat pinjaman
dan simpanan bagi mereka yang membutuhkan bantuan tanpa harus menimbulkan
masalah baru dikemudian hari.
Kegiatana usaha Credit Union Satolop di Siborongborong ini dikategorikan
berhasil dalam kegiatan usahanya yang terlihat dari perkembangan yang sangat
besar dari tahun ke tahun sejak berdirinya pada tanggal 28 Januari 1975, dalam
jangka waktu 37 Credit Union Satolop ini mampu menjadi salah satu Koperasi
98
terbaik di Indonesia dan telah menerima penghargaan dari bapak Presiden Soesilo
Bambang Yudhoyono. Begitupun dengan perkembangan aset dan pertambahan
anggota-anggotanya yang terus mengalami kenaikan setiap tahunnya.
Dalam hal pemberdayaan ini ada beberapa hal yang patut untuk dijadikan
sebagai suatu kesimpulan berdasarkan hasil yang diperoleh dari diadakannya
penelitian ini, yakni mengenai program pemberdayaan masyarakat oleh Credit
Union Satolop. Dimana dari kondisi yang ditemui dilapangan pada kenyataannya
program tersebut bersifat top down dimana hal ini berarti bahwa program
pemberdayaan yang dilakukan Credit Union Satolop merupakan program-program
yang telah disusun oleh pengurus dan anggota-anggotanya. Sehingga dalam hal
ini masyarakat yang seharusnya sebagai subyek/ pelaku, perannya hanya menjadi
mengikuti apa yang disarankan oleh pengurus dari KOPDIT.
Beberapa poin yang patut menjadi kesimpulan dari hasil penelitian ini antara
lain adalah :
1. Kehadiran Credit Union Satolop yang memiliki kegiatan usaha berupa simpan
pinjam mampu menjadi salah satu solusi bagi masyarakat yang membutuhkan
bantua modal usaha karena proses dan bunga pinjaman yang diberikan bagi
anggota tidaklah memberatkan. Sehingga hal ini mampu menjadi suatu
jembatan dalam usaha memberdayakan masyarakat yang mengalami kesulitan
dalam memperoleh modal usaha agar mampu mencapai hidup yang lebih baik
lewat perbaikan tingkat produktifitas mereka,
2. Strategi pemberdayaan yang dilakukan oleh Credit Union Satolop adalah
melalui program-program yang disusun oleh pengurus bersama dengan
99
anggota yang disampaikan pada saat pembinaan dan pendidikan anggota baik
di kantor pusat maupun di lingkungan/ kelompok,
3. Pinjaman yang diperoleh anggota dimanfaatkan sebagai modal usaha, modal
pertanian, menyekolahkan anak, kesehatan, membayar utang dan bahkan
untuk membeli tanah dan kendaraan,
4. Ada beberapa kasus yang ditemui di Credit Union Satolop seperti kelalaian
anggota dalam melakukan kewajibannya dalam penyimpanan saham yang
akhirnya menyebabkan anggota harus keluar dari Credit Union Satolop ini,
penyalahagunaan pinjaman yang dilakukan oleh anggota dimana informasi
yang disampaikan tidak sesuai dengan kenyataan yang ditemui dilapangan.
5. Adanya anggota yang lalai dalam memenuhi kewajibannya, seperti
pembayaran pinjaman yang tidak tepat waktu menyebabkan hak anggota
dalam memperoleh pinjaman terpaksa harus mengalami : penurunan jumlah
pinjaman, pinjaman tidak dikabulkan.
5.2 Saran
Pada dasarnya kehadiran Credit Union Satolop ditengah masyarakat sangat
membantu masyarakat dalam memperoleh pinjaman modal yang sangat
dibutuhkan dalam meningkatkan produktifitas anggotanya. Dengan prosedur dan
bunga pinjaman yang diberikan kepada anggota tidak melebihi kesanggupan
anggota sehingga pada akhirnya tidak menciptakan permasalahan yang baru di
kemudian hari bagi anggota yang meminjam, keluarga, anggota lainnya dan
Credit Union Satolop khususnya. Adapun saran peneliti dalam penelitian ini
adalah :
100
a. Kepada Credit Union Satolop Siborongborong
Credit Union Satolop sebagai salah satu lembaga keuangan yang mampu
menyentuh lapisan masyarakat bawah, memiliki peran yang sangat signifikan
dalam meningkatkan kesejahteraan anggota secara khususnya dan masyarakat
pada umumnya. Lewat program-program yang dibuat oleh pengurus, masyarakat
dapat termotivasi untuk lebih berkarya demi kebaikan diri dan keluarganya.
Regenerasi dalam organisasi dan kegiatan usaha dapat membawa angin segar
lewat ide-ide yang lebih baru dan segar yang dapat dihasilkan oleh generasi muda
yang terdapat di dalam KOPDIT CU. Satolop Siborongborong. Sehingga
diharapkan KOPDIT ini mampu melibatkan kaum muda yang memiliki
kemampuan dalam melakukan perubahan kearah yang lebih baik sebagai bagian
dari pengurus yang dapat berasal dari anggota sendiri.
b. Kepada pemerintah
Kopdit merupakan salah satu lembaga keuangan yang terbukti mampu
menyentuh lapisan masyarakat bawah sehingga keberadaan KOPDIT ini mampu
memberikan sumbangsih bagi pemerintah dalam hal menekan angka kemiskinan
lewat berbagai pendidikan, pelatihan serta program pembedayaan yang
direncanakan oleh KOPDIT.
Pemerintah yang walaupun secara tidak langsung memiliki hak dan
kewenangan terhadap KOPDIT diharapkan dapat membuat kebijakan yang dapat
memperbaiki kinerja dari KOPDIT agar lebih berpihak bagi kesejahteraan anggota
di dalamnya. Sehingga tidak menimbulkan bias yang memperkaya sekelompok
orang di dalam organisasi baik pengurus maupun anggota di dalamnya.
101
c. Kepada anggota
Anggota merupakan sumber kekuatan di dalam KOPDIT karena anggotalah
yang menentukan keberlanjutan dari usaha KOPDIT ini. Anggota merupakan
sumber modal dan sekaligus sebagai pemilik modal, dengan kata lain semua aset
yang terdapat di dalam CU. Satolop Siborongborong adalah milik anggota bukan
perorangan baik ketua maupun pengurus secara perorangan sehingga setiap
anggota harus bekerja sama.
Lewat pendidikan dan pembinaan yang diadakan di Credit Union Satolop
diharapkan anggota dapat lebih menyadari hak dan memenuhi tanggung jawabnya
sebagai anggota. Serta diharapkan pula anggota mampu lebih kritis dalam setiap
program-program yang berlangsung di dalam KOPDIT sehingga kesejahteraan
yang diharapkan anggota dapat benar-benar dapat dicapai.
Kiranya dalam pendidikan juga anggota tidak hanya pihak yang hanya duduk
dan mendengarkan saja tetapi juga dapat menjadi pihak pemberi ide dan masukan
yang dapat berguna bagi kebaikan Credit Union Satolop dan semua anggota di
dalamnya.
http://natgarden.com
http://natgarden.com/how-to-grow-cloves/
http://natgarden.com/overcome-plan-fails-to-bear-fruit/
http://natgarden.com/growing-cinnamon/
http://natgarden.com/broccoli/
http://natgarden.com/organic-fertilizer/
http://natgarden.com/companion-planting/
http://natgarden.com/neem-leaves-natural-pesticides/
cii
DAFTAR PUSTAKA
Adi, I. R. (2008). Intervensi Komunitas Pengembangan Masyarakat Sebagai
Upaya Pemberdayaan Masyarakat. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
BPS. (2012). Badan Pusat Statistik Tapanuli Utara. Retrieved September 29,
2012, from Kecamatan Dalam Angka 2012:
http://tapanuliutarakab.bps.go.id/?q=webfm_send/232
Credit Union In Indonesia. (n.d.). Retrieved Oktober 02, 2012, from Nilai, Prinsip
dan Pilar CU: http://infocreditunion.wordpress.com/nilai-prinsip-dan-
pilar-cu
Fukuyama, F. (2002). Trust (Kebajikan Sosial dan Penciptaan Kemakmuran). (D.
Nurdin, Ed., & Ruslani, Trans.) Yogyakarta: Qalam.
Kaban, M. S. (2009). PEMANFAATAN MODAL SOSIAL DALAM CREDIT
UNION (Studi Deskriptif Mengenai Koperasi Kredit/CU Cinta Kasih di
Pulo Brayan, Medan). Medan, Sumatera Utara, Indonesia: Fakultas Ilmu
Sosial dan Ilmu Politik-USU.
Kartasasmita, G. (1996). Pembangunan Untuk Rakyat : Memadukan
Pertumbuhan dan Pemerataan. Jakarta: PT. Pustaka Cidesindo.
Ketaren, N. (n.d.). Faktor-faktor yang Mempengaruhi Koperasi Credit Union
dalam Pemberdayaan Masyarakat (Studi kasus: Koperasi Credit Union
Partisipasi Sukamakmur Kecamatan Sibolangit Kabupaten Deliserdang).
Jurnal Analisis Administrasi dan Kebijakan.
Koentjaraningrat. (1991). Beberapa Pokok Antropologi Sosial Budaya. Jakarta:
Dian Rakyat.
Sairin, S. P., & Hudayana, B. (2001). Pengantar Antropologi Ekonomi.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Setiana, L. (2005). Teknik Penyuluhan dan Pemberdayaan Masyarakat (Vol. I).
(R. F. Sikumbank, Ed.) Ciawi-Bogor: Ghalia Indonesia.
Sijabat, Y. S. (2009). FUNGSI CREDIT UNION DALAM PEMBERDAYAAN
EKONOMI DAN SOSIAL MASYARAKAT (Studi Deskriptif: Credit Union
Harapan Kita, Kelurahan; Belawan-Bahari, Kecamatan: Medan-
Belawan). MEDAN, SUMATERA UTARA, INDONESIA: Fakultas Ilmu
Sosial dan Ilmu Politik-USU.
Suharto, E. (2005). Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat. Bandung:
PT. Refika Aditama.
Tumanggor, R. H. (2011). CREDIT UNION SEBAGAI USAHA
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (Sebuah Pendekatan Kritis Usaha
Pemberdayaan Masyarakat di Desa Tukka Kecamatan Pakkat Kabupaten
Humbahas). Medan, Sumatera Utara, Indonesia: Fakultas Ilmu Sosial dan
Ilmu Politik-USU.
Internet
Lubis , Zulkifli B. “MEMBANGUN KEBERSAMAAN UNTUK
MEMELIHARA MATA AIR KEHIDUPAN”.
https://kelembagaandas.wordpress.com/kelembagaan-lubuk-
larangan/zulkifli-b-lubis/
Parwitaningsih, T. D. (n.d.). Universitas Terbuka. Retrieved September 29, 2012,
fromhttp://www.lppm.ut.ac.id/pdffiles/03-TJJ%20Parwitaningsih%20_26
34_Parwitaningsih,%20Modal%20Sosial%20dan%20Modal%20Manusia%
20pada%20Pendidikan%20Jarak%20Jauh%20di%20Universitas%20Terbuk
a.pdf
Cahyono, Budhi. “PERAN MODAL SOSIAL DALAM PENINGKATAN
KESEJAHTERAAN MASYARAKAT PETANI TEMBAKAU DI
KABUPATEN WONOSOBO”.
https://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=11
&cad=rja&uact=8&ved=0ahUKEwivgZmo_YfMAhUKopQKHZAtCGg4C
hAWCBkwAA&url=http%3A%2F%2Fjurnal.unissula.ac.id%2Findex.php
%2Fekobis%2Farticle%2Fdownload%2F551%2F453&usg=AFQjCNE505e
nMr23so6uLni0RtWP6afxxw&sig2=cYQRwRtlcF6t8MLLdp2mgA
Budiyarti , Sri Handayani. “ PENGUATAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL
MASYARAKAT TERHADAP TENAGA KERJA PENYANDANG
CACAT TUBUH MELALUI POLA KEMITRAAN LOKAL “.
http://repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/10898/2005shb.pdf;j
sessionid=FD7D2151E9E4730403905FC4FA75E671?sequence=2
http://natgarden.com/sunflower-symbol/
http://natgarden.com/flower-meaning-color-symbolism/
http://natgarden.com/green-beans/
http://natgarden.com/growing-green-beans/
http://natgarden.com/dragon-fruit-plant/
http://natgarden.com/organic-pesticides/
http://natgarden.com/indoor-plants-low-light/
civ
LAMPIRAN
Foto
Tokoh Credit Union dan Foto Hasil Penelitian
Friederich Wilhelm Raiffeisen
Pendiri Credit Union
Karl Albrecth Karim Arbie SJ
Perintis Credit Union di Indonesia
cxi
Sambutan Menteri Koperasi Dan Pembinaan Pengusaha Kecil
Peringatan Hari Koperasi ke 65 Tahun 2012
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Salam sejahtera bagi kita sekalian.
Yang saya hormati dan saya banggakan,Para pengurus, pengawas, pengelola
dan anggota serta penggiat koperasi diseluruh tanah air.
Pada kesempatan yang berbahagia ini marilah kita dengan tulus senantiasa
memanjatkan puji syukur ke Hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, atas rahmat dan
kuasa-NYA kita semua pada hari ini dapat bersama-sama dalam keadaan sehat
wal’afiat, guna memperingati hari bersejarah yakni Hari Koperasi ke 65, yang
telah dirintis dan diperjuangkan oleh tokoh dan pejuang koperasi kita, melalui
Kongres Koperasi yang pertama pada tanggal 12 Juli 1947.
Atas nama Pemerintah, saya menyampaikan ucapan "Selamat Hari Koperasi"
ke 65 kepada seluruh penggiat koperasi di seluruh Nusantara tercinta ini, dengan
penuh harapan, melalui peringatan hari koperasi seperti ini, akan memberikan
semangat yang lebih besar lagi bagi pertumbuhan dan perkembangan koperasi
agar semakin mandiri, kuat dan berdaya saing, serta semakin besar peranannya
dalam perekonomian nasional.
Untuk itu marilah saudara-saudara sekalian, dalam usia yang ke 65 tahun ini
kita dapat maknai sebagai tahun kemandirian koperasi dengan mewujudkan
koperasi menjadi koperasi yang besar, mandiri, dan kuat, sehingga dapat lebih
cepat meningkatkan kemakmuran dan kesejahteraan anggotanya dan masyarakat.
cxii
Dengan tekad yang kuat dan bekerja keras. Koperasi bersama dengan usaha
mikro kecil dan menengah kita mampu meningkatkan pertumbuhan perekonomian
Indonesia. Oleh karena itu, marilah bersama-sama kita perkuat koperasi dengan
kemandirian untuk kemakmuran bersama
Hadirin sekalian yang berbahagia, Mengiringi peringatan hari koperasi ke 65
ini, terdapat momentum bersejarah bagi gerakan koperasi di Indonesia dan dunia.
Pertama, Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang sustainable, semakin baik, cukup
tinggi saat ini telah menciptakan banyak peluang ekonomi bagi Koperasi
Indonesia. Kedua, arahan Bapak Presiden Republik Indonesia DR. H. Susilo
Bambang Yudhoyono bahwa melalui gerakan revitalisasi koperasi adalah salah
satu program utama Pemerintah untuk menunjang perekonomian Indonesia
menuju masyarakat yang makmur dan sejahtera. Ketiga, PBB telah mencanangkan
tahun 2012 sebagai tahun koperasi dunia (International Year Cooperative).
Kita patut berbangga sebagai warga koperasi, bahwa Perserikatan Bangsa-
Bangsa melalui resolusinya nomor 64/136 telah mengakui bahwa peran koperasi
khususnya Koperasi Indonesia sebagai organisasi usaha telah terbukti disamping
mampu bertahan dalam keadaan krisis ekonomi global, mampu juga
meningkatkan pertumbuhan ekonomi, membuka lapangan pekerjaan, menurunkan
tingkat kemiskinan dan meningkatkan kemakmuran rakyat.
Kementerian Koperasi dan UKM telah melakukan beberapa rangkaian
kegiatan guna mengisi peringatan hari Koperasi ke 65 dan tahun Koperasi dunia
bekerjasama dengan DEKOPIN, DEKOPINWIL, dan DEKOPINDA bersama-
sama dengan Pemerintah Propinsi, Kabupaten/Kota dan seluruh anggota koperasi.
Untuk itu saya sampaikan terima kasih serta apresiasi yang tinggi.
Hadirin yang saya hormati,
Memasuki tahun ketiga RPJM 2009-2014, pada tahun 2009 jumlah Koperasi
Indonesia sebanyak 170.411 unit. Tahun 2010 sebesar 177.482 unit. Tahun 2011
telah mencapai 188.181 unit dan sampai dengan pertengahan tahun 2012 ini,
Koperasi Indonesia telah mencapai 192.443 unit dengan jumlah anggota sebanyak
33.687.417 orang. Peningkatan jumlah koperasi ini didukung oleh Program
Gerakan Masyarakat Sadar Koperasi (GEMASKOP) dari Kementerian Koperasi
dan Usaha Kecil dan Menengah bekerja sama dan sinergi dengan DEKOPIN.
Namun saya menyadari bahwa masih terdapat banyak koperasi yang tidak
aktif. Untuk itu melalui Gerakan Masyarakat Sadar Koperasi (GEMASKOP), kita
harus mendorong agar koperasi-koperasi yang tidak aktif tersebut segera bangkit
aktif untuk menggapai kemakmuran.
Kepada para Kepala Dinas yang membidangi Koperasi dan UMKM, propinsi,
kabupaten dan kota, saya harapkan harus lebih meningkatkan pembinaan,
pengawasan terhadap koperasi.
Melalui pembinaan yang intensif akan menghasilkan koperasi dapat tumbuh,
kuat, besar dan mandiri, dan koperasi yang memiliki sumber daya manusia,
manajemen, penguasaan teknologi yang tinggi dan berkualitas.
Saya menyadari, bahwa dalam melaksanakan pembinaan dan pengembangan
Koperasi adalah tidak mudah, penuh tantangan dan kendala. Untuk itu diperlukan
cxiv
perhatian dan komitmen yang tinggi. Tingkatkan pembinaan dan pengembangan
perkoperasian dengan jiwa, semangat, prinsip dan nilai-nilai koperasi.
Tingkatkan terus sinergi dan kerjasama antar koperasi atau koperasi dengan
Badan Usaha lainnya, beri dukungan dan fasilitasi baik dalam peningkatan
kualitas sumber daya manusia, kelembagaan dan usaha, serta kemudahan koperasi
dalam mengakses perijinan maupun permodalan melalui pelayanan yang cepat,
mudah, dan murah. Semangat kebangsaan dan gotong royong harus dijadikan
sebagai salah satu spirit dalam pemberdayaan koperasi secara integral dari seluruh
komponen bangsa.
Semoga Tuhan Yang Maha Kuasa melapangkan usaha kita semua demi
mewujudkan koperasi yang mandiri untuk kemakmuran rakyat.
Dirgahayu dan Jayalah koperasi Indonesia
Koperasi Mandiri, Rakyat Makmur.
Wassalamualaikum Warahmatullah Wabarakatuh.
Jakarta, 12 Juli 2012
Menteri Negara,
DR. Syarief Hasan
Draft Interview Guide
a. Profil Credit Union Satolop
1. Alamat, nomor telepon, hari kerja Credit Union Satolop
2. Tanggal, tahun berdirinya Credit Union Satolop serta makna kata Satolop
3. Tujuan didirikannya
4. Data pengurus dari Credit Union Satolop
5. Struktur organisasi Credit Union Satolop
6. Tugas-tugas pengurus di Credit Union Satolop
7. Badan hukum, aturan- aturan
b. Keanggotaan di Credit Union Satolop
1. Jenis keanggotaan di Credit Union Satolop
2. Syarat untuk menjadi anggota
3. Kegiatan pendidikan di Credit Union Satolop, waktu, lokasi, pihak pendidik,
peserta didik
4. Hal-hal yang dibahas selama proses pendidikan
5. Metode, cara/pendidikan yang dijalankan oleh Credit Union Satolop bagi
anggota
6. Tingkat partisipasi anggota, pembuatan rencana kerja, pengambilan
keputusan
7. Manfaat bagi anggota
c. Kegiatan usaha Credit Union Satolop
1. Bidang Usaha di Credit Union Satolop
2. Jenis pinjaman, jumlah pinjaman di Credit Union Satolop
3. Data pinjaman dan peruntukan pinjaman di Credit Union Satolop
4. Syarat-syarat untuk dapat memperoleh pinjaman dari Credit Union Satolop
5. Manfaat yang akan diterima oleh anggota bila bergabung di Credit Union
Satolop
6. Kerjasama usaha dengan badan usaha, koperasi lainnya
7. Aset yang dimiliki
cxvi
d. Kendala yang ditemui di CU. Satolop Siborongborong
1. Kendala dalam melaksanakan kegiatan pendidikan anggota
2. Kendala pengembalian pinjaman oleh anggota
3. Akibat yang muncul bagi anggota dan CU. Satolop Siborongborong
4. Solusi / cara mengatasi masalah yang ada