+ All documents
Home > Documents > MODAL SOSIAL SEBAGAI SUATU ASPEK DALAM RANGKA PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (Studi Kasus Credit Union...

MODAL SOSIAL SEBAGAI SUATU ASPEK DALAM RANGKA PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (Studi Kasus Credit Union...

Date post: 03-Dec-2023
Category:
Upload: usu-id
View: 0 times
Download: 0 times
Share this document with a friend
132
MODAL SOSIAL SEBAGAI SUATU ASPEK DALAM RANGKA PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (Studi Kasus Credit Union Satolop Siborongborong) SKRIPSI Diajukan Guna Melengkapi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Sosial Dalam Bidang Antropologi Oleh RICARDO PARLINDUNGAN SIAHAAN 060905006 Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara Medan 2016
Transcript

MODAL SOSIAL SEBAGAI SUATU ASPEK DALAM

RANGKA PEMBERDAYAAN MASYARAKAT

(Studi Kasus Credit Union Satolop Siborongborong)

SKRIPSI

Diajukan Guna Melengkapi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Sosial Dalam Bidang Antropologi

Oleh

RICARDO PARLINDUNGAN SIAHAAN

060905006

Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik

Universitas Sumatera Utara

Medan

2016

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

DEPARTEMEN ANTROPOLOGI

HALAMAN PERSETUJUAN

Skripsi ini disetujui dipertahankan oleh :

Nama : Ricardo Parlindungan Siahaan

NIM : 060905006

Departemen : Antropologi

Judul : Modal Sosial Sebagai Suatu Aspek Dalam Rangka

Pemberdayaan Masyarakat (Studi Kasus Credit Union

Satolop Siborongborong )

Medan, Januari 2016

Dosen Pembimbing Ketua Departemen

( Drs. Lister Berutu, MA) (Dr. Fikarwin Zuska)

NIP. 196007171987031005 NIP. 196212201989031005

Dekan

( Prof. Dr. Badaruddin, M.Si )

NIP. 1968052519982031002

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

HALAMAN PENGESAHAN

Skripsi ini telah dipertahankan didepan Panitia Penguji Skripsi Departemen

Antropologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sumatera Utara

Nama : Ricardo Parlindungan Siahaan

NIM : 060905006

Departemen : Antropologi

Judul : Modal Sosial Sebagai Suatu Aspek Dalam Rangka

Pemberdayaan Masyarakat (Studi Kasus Credit Union

Satolop Siborongborong )

Penguji Skripsi :

Ketua Penguji : Dra. Nita Savitri M.Hum

NIP. 196101251988032001

Anggota I : Dra. Sri Emiyanti M.Si

NIP. 196005251988032002

Anggota II : Drs. Lister Berutu MA

NIP. 196007171987031005

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

PERNYATAAN ORIGINALITAS

MODAL SOSIAL SEBAGAI SUATU ASPEK DALAM

RANGKA PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (Studi Kasus Credit Union Satolop Siborongborong)

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya

yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan

tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak pernah ditulis atau diterbitkan

orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam daftar pustaka.

Apabila kemudian hari terbukti lain atau tidak seperti yang saya nyatakan

disini, saya bersedia diproses secara hukum dan siap menanggalkan gelar

kesarjanaan saya.

Medan, April 2016

Ricardo Parlindungan Siahaan

i

ABSTRAKSI

Ricardo Parlindungan Siahaan, 2013. Modal Sosial Sebagai Suatu Aspek

Dalam Rangka Pemberdayaan Masyarakat (Studi Kasus Credit Union Satolop

Siborongborong)

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji Credit Union sebagai usaha

pemberdayaan masyarakat. Untuk menggambarkan kajian ini, penulis memilih

Credit Union Satolop yang berada di Kecamatan Siborongborong, Kabupaten

Tapanuli Utara. Fokus permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimana

Credit Union memberdayakan masyarakat dalam mencapai taraf hidup yang lebih

baik. Metode penelitian yang digunakan untuk mengumpulkan data tentang

pemberdayaan masyarakat yang diusahakan oleh Credit Union Satolop serta hal-

hal yang dapat menjadi penghambat dalam usaha pemberdayaan ini, peneliti

menggunakan metode wawancara dan observasi.

Dalam usahanya mengurangi angka kemiskinan, Credit Union Satolop

mengambil langkah dengan memberdayakan anggotanya, pemberdayaan

dilakukan melalui pembinaan dan pendidikan. Tujuan pembinaan dan pendidikan

ini adalah untuk memberikan anggotanya pengetahuan dalam mengidentifikasi

diri anggota itu sendiri untuk dapat meningkatkan kesejahteraan hidupnya.

Bantuan modal yang diperoleh anggota dari Credit Union Satolop ini membawa

angin segar bagi pemenuhan kebutuhan anggota untuk dapat memperoleh modal

usaha. Bantuan yang diperoleh oleh anggota ini juga dimanfaatkan untuk modal

pertanian, membiayai pendidikan anak, membangun rumah, modal untuk upacara

pertanian, membayar hutang, dan membeli tanah dan alat transportasi.Hasil

temuan dilapangan menunjukkan bahwa terdapat peningkatan hidup masyarakat

setelah menjadi anggota dibandingkan dengan sebelum bergabung di Credit Union

Satolop ini.

Dalam usaha pemberdayaan masyarakat yang dilakukan oleh CU. Satolop ini

tidak jarang ditemui adanya berbagai hambatan-hambatan yang dapat

mengganggu proses pelaksanaan kegiatan yang diusahakan oleh Credit Union

Satolop, seperti kurangnya kesadaran anggota dalam mengikuti program

pembinaan dan pendidikan yang dilaksanakan oleh CU. Satolop Siborongborong ,

pemanfaatan pinjaman yang tidak sesuai dengan tujuan yang dimohonkan,

sehingga oleh CU. Satolop Siborongborong diperlukan adanya monitoring untuk

pemanfaatan pinjaman oleh anggota agar dapat bermanfaat dengan baik guna

kesejahteraan seluruh anggota CU. Satolop Siborongborong.

Kata kunci : Credit Union Satolop, Modal Sosial, Pemberdayaan masyarakat

ii

UCAPAN TERIMA KASIH

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yesus Kristus

Maha Kudus, karena atas rahmat-Nya yang senantiasa menyertai dan menaungi

penulis dalam menyelesaikan perkuliahan dan juga penyusunan skripsi ini, yang

berjudul “Modal Sosial Sebagai Suatu Aspek Dalam Rangka Pemberdayaan

Masyarakat (Studi Kasus Credit Union Satolop Siborongborong)”.

Skripsi ini disusun untuk memenuhi syarat guna memperoleh gelar sarjana

dari departemen Antropologi, Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik, Universitas

Sumatera Utara.

Penulis menyadari bahwa apa yang telah diraih tidak terlepas dari dukungan

moriil dan materiil berbagai pihak, untuk itu dalam kesempatan ini saya hendak

menyampaikan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada Ibunda saya yang

tercinta G. Siregar dan Ayahku T. Siahaan (OP. Mutiara Siahaan), Uda Appudan

Pahala Siahaan, geng SP (Sude Parengge-rengge) Mega Silaban, Tigor Marbun,

Opung OP. Nababan atas doa dan segala perhatian yang diberikan kepada saya

selama penulisan skripsi ini. Kepada saudara-saudaraku Eflin Novalita, James

Frengki dan Dedi Friady yang pada sibuk di hanggar keep consentration !!, Irene

dan Putri Mentari terus berlomba menjadi yang terbaik. Tidak lupa juga istri

tercinta Erni Roniah Aritonang maminya si kecil Mutiara Siahaan yang selalu

setia mendampingi dan menemani penulis selama penulisan skripsi ini dan juga

ibu mertua R. Simanjutak dan semua lae-lae yang tetap memberi semangat dan

dorongan bagiku.

iii

Mengingat keterbatasan kemampuan, waktu, dan pengetahuan, penulis

menyadari bahwa skripsi ini tidak mungkin dapat selesai dengan baik tanpa

adanya bantuan dari berbagai pihak. Dengan segala kerendahan hati penulis juga

mengucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada Bapak : Prof.Dr.

Badarudin, M.Si selaku Dekan FISIP Universitas Sumatera Utara, Bapak Dr.

Fikarwin Zuska selaku ketua departemen Antropologi, Bapak Drs. Agustrisno,

MSP selaku sekretaris departemen Antropologi, Bapak Drs. Lister Berutu, MA

selaku dosen pembimbing penulis selama mengerjakan skripsi ini hingga selesasi.

Bapak Drs. Edi Saputra selaku dosen wali penulis, serta seluruh dosen di FISIP

USU khususnya dosen dari departemen Antropologi Universitas Sumatera Utara

yang pernah membimbing penulis dalam setiap mata kuliah, serta semua staf

administrasi di FISIP USU.

Tidak lupa juga saya ucapkan terima kasih kepada teman-teman satu

angkatan ‘06 Looksun, Firman, Riki, Charles, Hemalea, Alfian, Umar Abdillah,

dan junior saya Maria Silalahi, Santa, Hardy Simaremare, Nelson Siahaan, Edy,

Mardi Atjeh dan seluruh teman-teman di FISIP USU yang telah memberi warna

baru selama kuliah dan penulisan skripsi ini. Teman-teman satu profesi CFP di

PRUDENTIAL - PRU Aini Merbau Mas, dr. Linda, dr. Arifin, dr. Ai Yet, Kaisar

Angga Sinulingga, thanks for your motivation and support.

Tidak lupa pula penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Hosman

Hutabalian selaku Ketua CU. Satolop Siborongborong yang telah memberi ijin

kepada penulis untuk dapat melakukan penelitian sehingga penelitian ini dapat

berjalan dengan baik dan lancar tanpa ada kendala yang berarti, Windray

iv

Simanjutak selaku staf di CU. Satolop Siborongborong dan teman satu angkatan

di SMA Negeri 1 Siborongborong terima kasih telah bersedia menjadi guide dan

teman selama pelaksanaan penelitian ini.

Penulis telah mencurahkan segala kemampuan, tenaga, pikiran serta waktu

dalam menyelesaikan skripsi ini, namun demikian skripsi ini masih memilki

banyak kekurangan, untuk itu dengan segala kerendahan hati sebagai manusia

biasa, penulis mengharapkan saran, dan kritik yang sifatnya membangun demi

menuju kesempurnaan. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi pembaca dan menjadi

khazanah kepustakaan.

Medan, April 2016

Penulis

RICARDO PARLINDUNGAN SIAHAAN

v

RIWAYAT HIDUP

Nama : Ricardo Parlindungan Siahaan

Tanggal Lahir : Siborongborong 23 April 1986

Alamat : Siborongborong

HP : 085658444589

Email : [email protected]

Ricardo Parlindungan Siahaan, anak pertama dari enam bersaudara, dari

pasangan T. Siahaan dan G. Siregar. Lahir pada tanggal 23 April 1986 di

Kecamatan Siborongborong Kabupaten Tapanuli Utara. Pendidikan pertama

ditempuh di SD Negeri 5 Siborongborong dan menyelesaikannya pada tahun

1998, SLTP Katolik Santo Yoseph Lintong Ni Huta menjadi sekolah lanjutan

pertama setelah menyelesaikan tingkat pendidikan dasar, setelah menyelesaikan

pendidikan lanjutan pertama pada tahun 2001 penulis melanjutkan pendidikan

menengah atas di SMA N 1 Siborongborong sampai dengan tahun 2004.

Penulis mulai mengikuti pendidikan perguruan tinggi dengan menjadi

mahasiswa di departemen Antropologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik,

Universitas Sumatera Utara setelah berhasil lolos seleksi SNMPTN pada tahun

2006.

Saat ini penulis aktif sebagai bagian dari organisasi mahasiswa PPPS

(Perhimpunan Pemuda Pemudi Siborongborong), komunitas online KASKUS

dengan id: momopi. Penulis saat ini juga aktif menggeluti dunia Financial Plan

dengan menjadi bagian dari PT. Prudential, lembaga keuangan yang bergerak

dalam bidang asuransi, perencanaan keuangan dan investasi. Pada awal tahun

2015, penulis menjajaki bisnis online dengan fokus usaha pada ala-alat kesehatan

di berbagai Market Place lokal.

vi

KATA PENGANTAR

Skripsi ini merupakan salah satu syarat dalam menyelesaikan studi di

departemen Antropologi, Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik, Universitas

Sumatera Utara, Medan. Untuk memenuhi persyaratan tersebut saya telah

menyusun sebuah skripsi dengan judul : “ Modal Sosial Sebagai Suatu Aspek

Dalam Rangka Pemberdayaan Masyarakat (Studi Kasus Credit Union Satolop

Siborongborong)”.

Dalam skripsi ini saya menulis tentang sejarah berdirinya Credit Union

Satolop di Kecamatan Siborongborong pada tanggal 28 Januari 1975 sebagai

akibat dari adanya kesulitan ekonomi yang dialami masyarakat Siborongborong

yang dominan berprofesi sebagai petani dalam mengakses sumber modal sebagai

akibat dari tidak adanya jaminan yang cukup untuk pinjaman tersebut. Sehingga

mengakibatkan para petani terpaksa harus rela meminjam dari renteiner lewat

sistem ijon yang masih marak pada masa itu. Hal ini akhirnya mengakibatkan

masyarakat tetap berada dalam masalah keuangan tanpa adanya solusi yang jelas

atas permasalahan keuangan yang dialami oleh masyarakat tersebut.

Keberadaan Credit Union Satolop Siborongborong pada awalnya hanya

terdiri dari beberpa orang saja yang bersedia untuk mengumpulkan sebagaian dari

uang mereka untuk dapat digunakan oleh anggota bilamana salah satu dari mereka

membutuhkan dana tersebut. Seiring dengan berjalannya waktu, keberadaan

Credit Union Satolop Siborongborong pada saat ini bertumbuh semakin besar dan

kuat dengan kepemilikan aset yang mencapai miliaran Rupiah. Hal ini merupakan

hasil yang diperoleh Credit Union Satolop dari adanya saling percaya dan

vii

kerjasama antar anggota di dalam Credit Union Satolop ini, sehingga mampu

memberikan manfaat yang sangat besar dalam bidang keuangan bagi semua

anggota didalamnya.

Akhirnya, saya berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi kita semua.

Medan, April 2016

Penulis

Ricardo Parlindungan Siahaan

viii

DAFTAR ISI

HALAMAN PERSETUJUAN

HALAMAN PENGESAHAN

PERNYATAAN ORIGINALITAS

ABSTRAKSI i

UCAPAN TERIMA KASIH ................................................................................... ii

RIWAYAT HIDUP ........................................................................................... v

KATA PENGANTAR .......................................................................................... vi

DAFTAR ISI ........................................................................................ viii

DAFTAR TABEL ........................................................................................... x

BAB I PENDAHULUAN ............................... Error! Bookmark not defined.

1.1 Latar Belakang Masalah ................................................................. 1

1.2 Tinjauan Pustaka ............................................................................ 6

1.3 Rumusan Masalah ........................................................................ 13

1.4 Maksud dan Tujuan Penulisan ..................................................... 14

1.4.1 Tujuan Penulisan ................................................................ 14

1.4.2 Manfaat Penulisan .............................................................. 14

1.5 Kerangka penulisan ...................................................................... 15

1.6 Metode Penelitian ......................................................................... 15

1.6.1 Tipe dan pendekatan Penelitian ......................................... 16

1.6.2 Alokasi Waktu di lapangan ................................................ 18

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN ............................... 21

2.1 Letak Geografis Lokasi Penelitian ............................................... 21

2.2 Komposisi Penduduk Kecamatan Siborongborong...................... 21

2.3 Sarana dan Prasarana .................................................................... 23

2.4 Gambaran Umum Credit Union Satolop Siborongborong ........... 25

2.4.1 Visi, Misi, dan Sasaran Credit Union Satolop ................... 26

2.4.2 Keorganisasian CU Satolop Siborongborong .................... 26

2.4.3 Bidang Usaha Credit Union Satolop .................................. 41

2.4.4 Mitra Usaha Credit Union Satolop ..................................... 60

BAB III MODAL SOSIAL DALAM CREDIT UNION SATOLOP

SIBORONGBORONG ...................................................................... 63

3.1 Sosialisasi Dalam Credit Union Satolop Siborongborong ........... 63

3.2 Tiga Pilar Credit Union Sebagai Modal Pembangunan ............... 65

3.2.1 Membangun Melalui Pendidikan ....................................... 67

ix

3.2.2 Pembangunan Manusia Melalui Credit Union ................... 68

3.3 Modal Kepercayaan Dalam CU Satolop Siborongborong ........... 70

3.3.1 Manfaat Modal Sosial Pada Individu Dan Organisasi ....... 72

3.4 Pemberdayaan Masyarakat oleh Credit Union Satolop................ 73

3.4.1 Parameter pemberdayaan masyarakat ................................ 75

3.4.2 Pemberdayaan Masyarakat Dalam Bidang Ekonomi ......... 76

3.4.3 Pemberdayaan Masyarakat Dalam Bidang Sosial.............. 79

3.4.4 Kendala Dalam Usaha Pemberdayaan Masyarakat............ 83

BAB IV MANFAAT DAN KASUS YANG DIALAMI OLEH ANGGOTA DI

CREDIT UNION SATOLOP SIBORONGBORONG ...................... 87

4.1 Credit Union Satolop Sebagai Sumber Modal Usaha .................. 87

4.2 CU. Satolop Siborongborong Sebagai Sumber Modal

Pemberdayaan ............................................................................. 90

4.3 Kendala dan Tantangan yang Ada ............................................... 92

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .......................................................... 97

5.1 Kesimpulan................................................................................... 97

5.2 Saran ......................................................................................... 99

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... cii

LAMPIRAN ........................................................................................ ciii

DAFTAR GAMBAR

x

DAFTAR TABEL

TABEL II-1 SKEMA ORGANISASI CU. SATOLOP SIBORONGBORONG ........................... 29

TABEL II-2 DATA PERKEMBANGAN CREDIT UNION SATOLOP SIBORONGBORONG SEJAK

TAHUN 2004 S/D 2011 ............................................................................................ 45

TABEL II-3 DATA PINJAMAN DI CREDIT UNION SATOLOP TAHUN 2012 ..................... 54

TABEL IV-1 MATRIKS PEMBERDAYAAN CREDIT UNION SATOLOP ............................. 96

TABEL 0-1 KOMPOSISI PENDUDUK KECAMATAN SIBORONGBORONG BERDASARKAN

JENIS KELAMIN PER DESA/ KELURAHAN ............................................................. CXVIII

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Permasalahan yang sering dihadapi masyarakat dengan ekonomi lemah

adalah sempitnya akses terhadap sumber keuangan yang melayani pemberian

kredit usaha. Bank yang seyogianya menjadi harapan terakhir guna memperoleh

sokongan dana usaha tidak serta-merta dapat mengabulkan pengajuan pinjaman

yang dilakukan oleh masyarakat sebagai akibat dari kebijakan bank yang

mengharuskan beberapa persyaratan dalam prosesnya. Salah satu kebijakan ini

diantaranya adalah keharusan adanya jaminan berupa materi yang memiliki nilai

sesuai dengan besar pinjaman yang mereka ajukan, ditambah lagi dengan adanya

perjanjian-perjanjian yang dalam prosedurnya tidak seluruhnya dapat dipahami

oleh masyarakat awam. Minimnya modal usaha yang mereka miliki menjadikan,

kesempatan untuk melakukan diversifikasi usaha yang diharapkan mampu

meningkatkan taraf hidup mereka semakin jauh dari harapan.

Banyaknya pilihan terhadap lembaga keuangan yang melayani transaksi

simpan-pinjam pada saat ini, turut mempengaruhi pola pikir masyarakat dalam

menentukan pilihan terhadap lembaga keuangan yang menurut mereka dapat

memberi kemudahan dan keringanan serta rasa aman dalam proses simpan-pinjam

yang mana lembaga keuangan ini salah satunya adalah KOPDIT.

Credit Union atau KOPDIT merupakan salah satu bentuk kegiatan KOPDIT

yang dalam usahanya bergerak dalam melayani simpan-pinjam dimana KOPDIT

2

ini berawal dari keinginan masyarakat untuk bersatu dan mengumpulkan dana

milik mereka. Kepengurusan Credit Union ini seluruhnya dikelola oleh

masyarakat yang menjadi anggota, dana diperoleh dari masyarakat yang menjadi

anggota dan dimanfaatkan terutama untuk kepentingan anggotanya. Dana yang

dikumpulkan dari masyarakat ini selanjutnya dikelola oleh pengurus yang dipilih

dari anggota melalui serangkaian proses pemilihan yang dilakukan secara berkala

dan memperoleh kepercayaan dari seluruh anggota.

Salah satu fungsi dari KOPDIT ini adalah mengakomodasi kebutuhan

anggotanya dalam hal pemberian modal usaha untuk anggota-anggotanya sesuai

dengan prinsip-prinsip KOPDIT. Hal ini menjadi salah satu ciri yang

membedakan lembaga keuangan Bank dengan KOPDIT, dimana dana yang ada

di KOPDIT ini pada dasarnya diperoleh dari anggota dan diperuntukkan hanya

untuk anggota.

Dengan adanya fungsi-fungsi yang hampir memiliki kesamaan dengan bank

yang sama-sama bergerak dalam usaha simpan -pinjam, sehingga oleh masyarakat

banyak KOPDIT ini tidak jarang disamakan dengan Bank. Hal ini turut menjadi

faktor yang mempengaruhi pola pikir mereka dalam memutuskan pilihan mereka

untuk menjadi anggota KOPDIT.

Dengan prinsip-prinsip KOPDIT yang menjadi pedoman dalam menjalankan

kegiatan usaha mereka maka keberadaan dan manfaat yang ada di dalam KOPDIT

ini dominan berpihak kepada masyarakat yang menjadi anggota dibanding dengan

lembaga keuangan lainnya. Dalam hal ini masyarakat yang menjadi anggota tidak

hanya menjadi kelompok/ pihak yang sekedar menyetorkan sisa dari modal yang

3

3

tidak terpakai, tetapi sekaligus juga memiliki hak serta kewajiban terhadap

berlangsungnya kegiatan usaha KOPDIT ini. Adanya keuntungan dan kerugian

yang terjadi dalam usaha KOPDIT merupakan konsekuensi yang akan ditanggung

bersama oleh seluruh anggota di dalamnya.

Dalam Credit Union anggota merupakan komponen utama dimana mereka

menjadi sumber modal, pengelola dan menjadi pengguna modal yang ada dalam

KOPDIT ini. Demikian juga halnya dengan Credit Union Satolop, anggota

merupakan komponen utama yang sekaligus pemilik dan sumber modal dimana

mereka menginginkan lembaga ini menjadi pihak yang mampu meningkatkan

usaha dan taraf hidup para individunya melalui partisipasi mereka dalam berbagai

wujud kegiatan-kegiatan yang ada dalam KOPDIT Satolop ini.

Credit Union Satolop di Siborongborong yang terbentuk pada tanggal 28

Januari 1975 pada awalnya adalah KOPDIT yang menghimpun dana dari

masyarakat dengan golongan ekonomi lemah yakni para petani dan pedagang

kecil. Kelompok masyarakat ini mengalami berbagai kesulitan dalam hal

mengakses sumber keuangan seperti bank. Dalam aktifitasnya KOPDIT ini

menghimpun dana dari masyarakat di Kecamatan Siborongborong dan sekitarnya.

Anggota di KOPDIT ini pada umumnya bekerja pada sektor pertanian dan

perdagangan. Selanjutnya dana yang dikumpulkan oleh masyarakat ini dikelola

untuk digunakan dalam membantu anggotanya yang membutuhkan bantuan dana

melalui pemberian pinjaman dengan besaran bunga serta denda keterlambatan

pengembalian pinjaman yang telah ditentukan sebelumnya.

4

Credit Union Satolop bergerak dalam usaha simpan pinjam sehingga oleh

masyarakat fungsinya dianggap sama dengan Bank, merupakan salah satu

lembaga simpan pinjam yang dari segi ukuran jumlah kepemilikan aset berupa

gedung permanen berlantai tiga di Jl. Sisingamangaraja No. 194-196

Siborongborong yang difungsikan sebagai pusat pelaksanaan kegiatan usaha,

dibentuknya wirausaha koperasi (WIRAKOP), dan jumlah anggota yang tiap

tahunnya bertambah dapat dikatakan berhasil dalam menjalankan fungsinya dalam

kegiatan usahanya. Keberhasilan dari KOPDIT ini merupakan hasil dari adanya

partisipasi serta rasa percaya anggota yang tinggi terhadap proses dan kinerja yang

berlangsung secara berkelanjutan dalam kegiatan usaha yang dilakukan.

Rasa percaya, tanggung jawab serta peran serta dari seluruh anggota terhadap

berlangsungnya usaha KOPDIT merupakan salah satu wujud modal sosial yang

dimiliki oleh KOPDIT yang dapat didayakan guna memberdayakan anggotanya

untuk mencapai masyarakat yang mandiri serta terbebas dari kemiskinan.

Modal sosial mampu menjadi suatu faktor yang memiliki kekuatan dalam

menentukan arah dan keberhasilan dari suatu program maupun kegiatan yang

dilakukan oleh anggota masyarakat yang terkait di dalamnya. Hal ini disebabkan

karena modal sosial merupakan suatu komplemen yang terbentuk dari hubungan

antar individu-individu yang memungkinkan terciptanya nilai-nilai baru, serta

suatu rangkaian proses hubungan antar manusia yang ditopang oleh jaringan

norma, kepercayaan sosial, sehingga kerjasama dan kebijakan bersama dapat

terjalin secara efektif dan efisien.

5

5

Di berbagai daerah perkembangan KOPDIT ini cukup pesat, salah satu Credit

Union yang dalam kinerjanya mampu memberdayakan anggotanya adalah Credit

Union Harapan Kita di jalan Medan-Belawan (Sijabat, 2009, p. 58) melalui

pemberian modal usaha kepada para pedagang untuk percepatan pengembangan

usaha para anggotanya yang menekuni usaha dagang, dimana sebelum dana ini

diberikan kepada anggotanya proses pertama yang harus dilalui adalah menjalani

pendidikan profesi khusus pedagang.

Sehingga dengan demikian diharapkan anggotanya akan mampu

menggunakan modal yang diterimanya sesuai dengan tujuan awalnya. Selain

dalam pemberdayaan ekonomi Credit Union ini juga memberdayakan anggotanya

khususnya kaum wanita dengan melibatkan mereka dalam kegiatan usaha seperti

menjadi kepala unit dalam kegiatan yang dijalankan oleh Credit Union ini

sehingga mampu menciptakan kesetaraan gender.

Kekuatan modal sosial selain dalam Credit Union sebagai sesuatu yang

mengikat dan memperarat serta memperkuat daya yang dimiliki oleh masyarakat

juga dapat dilihat dalam pengelolaan lubuk larangan di daerah Kabupaten

Mandailing Natal.

Dalam pengelolaan Lubuk Larangan di daerah Kabupaten Mandailing Natal

(Lubis Z. , 1999) mereka mampu melakukan pengelolaan aliran anak sungai

Batang Gadis menjadi milik komunal, sebagian aliran sungai yang melintasi

wilayah suatu desa oleh penduduk desa tersebut berdasarkan kesepakatan bersama

ditetapkan sebagai wilayah yang terlarang untuk diambil hasil ikannya selama

jangka waktu tertentu (berkisar 6-12 bulan), setelah lewat masa ini maka ikan

6

dapat diambil dan hasil pengelolaan lubuk larangan tersebut akan digunakan

untuk berbagai keperluan pembangunan desa dan fasilitas lainnya.

Sistem pengelolaan lubuk larangan ini mampu bertahan hingga puluhan tahun

didasari oleh kuatnya modal sosial yang tumbuh di dalam masyarakat dimana

mereka mampu menanam dan mengembangkan modal sosial dalam sistem

pengelolaan lubuk larangan.

1.2 Tinjauan Pustaka

Kegiatan tolong menolong sudah lama dikenal oleh masyarakat Indonesia,

yang secara nyata dapat dilihat dari salah satu suku bangsa yang ada di Indonesia

yang hidup dari bercocok tanam di lading yakni suku bangsa Sumbawa. Interaksi

ini terjadi berdasarkan pola tindakan tertentu yang disebut sistem sosial. Sistem-

sistem sosial itu terdiri dari aktivitas-aktivitas manusia yang berinteraksi,

berhubungan serta bergaul satu dengan lainnya menurut pola-pola tertentu yang

berdasarkan tata kelakuan (Koentjaraningrat, 1991).

Kebudayaan sebagai sebuah konsep yang menyatu dalam kehidupan manusia

selalu berhubungan dengan kebutuhan hidupnya. Kebudayaan yang merupakan

seperangkat sistem pengetahuan atau sistem gagasan yang berfungsi menjadi

pedoman bagi sikap dan perilaku manusia sebagai anggota atau warga dari

kesatuan sosial, tumbuh, berkembang dan berubah sesuai dengan kebutuhan hidup

manusia (Sairin & Hudayana, 2001).

Brownislaw Malinowski dalam Sairin, 2001, mengatakan bahwa kebutuhan

hidup manusia itu dapat dibagi pada tiga kategori besar yaitu kebutuhan yang

berkaitan dengan biologis, sosial dan psikologis. Walaupun ketiga kebutuhan itu

7

7

tampak terpisah namun sebenarnya ketiganya adalah tiga serangkai yang tidak

dapat dipisah-pisahkan.

Jousari Hasbullah dalam bukunya “Social Capital (Menuju Keunggulan

Budaya Manusia Indonesia : 2006)” mensistesiskan beberapa teori dari ahli

mengenai Modal Sosial diantaranya :

James Coleman mengartikan modal sosial (social capital) sebagai struktur

hubungan antar individu-individu yang memungkinkan mereka menciptakan nilai-

nilai baru

Eva Cox memaknai modal sosial sebagai sebuah proses. Sebuah rangkaian

proses hubungan antar manusia yang ditopang oleh jaringan norma, kepercayaan

sosial, sehingga kerjasama dan kebijakan bersama dapat terjalin secara efektif dan

efisien.

Robert D. Putnam menyatakan komponen modal sosial terdiri dari

kepercayaan ('trust’), aturan-aturan ('norms') dan jaringan-jaringan kerja

('networks’) yang dapat memperbaiki efisiensi dalam suatu masyarakat melalui

fasilitas tindakan-tindakan yang terkordinasi. Lebih lanjut dikatakan Putman

bahwa kerjasama lebih mudah terjadi di dalam suatu komunitas yang telah

mewarisi sejumlah modal sosial dalam bentuk aturan-aturan, pertukaran timbal

balik dan jaringan-jaringan kesepakatan antar warga

Menurut Bordieau, modal sosial adalah keseluruhan sumberdaya aktual dan

potensial sekaligus, terkait dengan hubungan kelembagaan yang berpangkal pada

saling kenal dan mengakui.

8

Burt mendefinsikan, modal sosial adalah kemampuan masyarakat untuk

melakukan asosiasi (berhubungan) satu sama lain dan selanjutnya menjadi

kekuatan yang sangat penting bukan hanya bagi kehidupan ekonomi akan tetapi

juga setiap aspek eksistensi sosial yang lain

Cohen dan Prusak L. (2001), modal sosial adalah sebagai setiap hubungan

yang terjadi dan diikat oleh suatu kepercayaan (trust), kesaling pengertian (mutual

understanding), dan nilai-nilai bersama (shared value) yang mengikat anggota

kelompok untuk membuat kemungkinan aksi bersama dapat dilakukan secara

efisien dan efektif. Senada dengan Cohen dan Prusak L., Hasbullah (2006)

menjelaskan, modal sosial sebagai segala sesuatu hal yang berkaitan dengan kerja

sama dalam masyarakat atau bangsa untuk mencapai kapasitas hidup yang lebih

baik, ditopang oleh nilai-nilai dan norma yang menjadi unsur-unsur utamanya

seprti trust (rasa saling mempercayai), keimbal-balikan, aturan-aturan kolektif

dalam suatu masyarakat atau bangsa dan sejenisnya

Adapun dimensi dari modal sosial adalah memberikan penekanan pada

kebersamaan masyarakat untuk mencapai tujuan memperbaiki kualitas hidupnya,

dan senantiasa melakukan perubahan dan penyesuaian secara terus menerus. Di

dalam proses perubahan dan upaya mencapai tujuan tersebut, masyarakat

senantiasa terikat pada nilai-nilai dan norma-norma yang dipedomani sebagai

acuan bersikap, bertindak, dan bertingkah-laku, serta berhubungan atau

membangun jaringan dengan pihak lain.

Modal sosial menurut Fukuyama adalah merupakan hubungan-hubungan

yang tercipta dan norma-norma yang membentuk kualitas dan kuantitas hubungan

9

9

sosial dalam masyarakat dalam spektrum yang luas, yaitu sebagai perekat sosial

(social glue) yang menjaga kesatuan anggota masyarakat (bangsa) secara

bersama-sama. Modal sosial ditransmisikan melalui mekanisme-mekanisme

kultural, seperti agama, tradisi, atau kebiasaan sejarah (Fukuyama, 2002).

Partisipasi adalah keterlibatan masyarakat dalam proses perencanaan dan

pembuatan keputusan tentang apa yang dilakukan, dalam pelaksanaan program

dan pengambilan keputusan untuk berkontribusi sumberdaya atau bekerjasama

dalam organisasi atau kegiatan khusus, berbagi manfaat dari program

pembangunan dan evaluasi program pembangunan (Setiana, 2005).

Credit Union berasal dari bahasa latin yakni Credere yang berarti percaya dan

Union yang berarti kumpulan/kesatuan (mengikat diri dalam suatu kesatuan).

Credit Union adalah badan usaha yang dimiliki oleh sekumpulan orang yang

saling percaya dalam ikatan pemersatu, yang bersepakat untuk menabungkan uang

mereka sehingga menciptakan modal bersama guna dipinjamkan di antara sesama

mereka dengan bunga yang layak untuk tujuan produktif dan kesejahteraan

(WIKIPEDIA Ensiklopedia Bebas, 2012).

Dalam Credit Union tidak dikenal dengan istilah pemilik modal utama atau

pemegang saham mayoritas, karena di Credit Union setiap anggota adalah sebagai

pemilik sekaligus pengguna dari produk-produk Credit Union.

Sejak awal kata kepercayaan (credere=credit) dan kumpulan (union) menjadi

jiwa atas laju lalu lintas setiap anggota di Credit Union, dan jiwa inilah yang

dimaksud dengan modal sosial. Pada bingkai kesejahteraan, Credit Union menjadi

media atas pencapaian cita-cita setiap anggotanya. Sehingga aspek hasil dari mata

10

pencaharian menjadi aset penting dalam menjamin keberlanjutan keuangan

keluarga setiap anggota di Credit Union. Kekuatan modal sosial secara umum

akan membawa dampak positif jika pengelolaan jaringan dan komunikasi terawat;

perlindungan antara sesama, bertetangga yang tidak saling menciderai dan

kekeluargaan. Hubungan yang saling mendukung dengan makna saling percaya.

Seiring kekuatan yang terus dibangun akan muncul modal lain seperti modal

manusia itu sendiri; pengetahuan dan keahlian, modal keuangan; tabungan,

pensiun, penghasilan dan modal fisik; adanya kendaraan, rumah, komunikasi.

Credit Union atau biasa disingkat CU adalah sebuah lembaga keuangan yang

bergerak di bidang simpan pinjam yang dimiliki dan dikelola oleh anggotanya,

dan bertujuan untuk menyejahterakan anggotanya sendiri. KOPDIT memiliki tiga

prinsip utama yaitu:

1. Asas swadaya (tabungan hanya diperoleh dari anggotanya)

2. Asas setia kawan (pinjaman hanya diberikan kepada anggota)

3. Asas pendidikan dan penyadaran/ membangun watak adalah yang utama;

hanya yang berwatak baik yang dapat diberi pinjaman

Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi keberhasilan KOPDIT atau Credit

Union antara lain adalah :

1. KOPDIT akan eksis jika terdapat kebutuhan kolektif untuk memperbaiki

ekonomi secara mandiri.

2. KOPDIT akan berkembang jika terdapat kebebasan (independensi) dan

otonomi untuk berorganisasi.

11

11

3. Keberadaan KOPDIT akan ditentukan oleh proses pengembangan

pemahaman nilai-nilai KOPDIT.

4. KOPDIT akan semakin dirasakan peran dan manfaatnya bagi anggota dan

masyarakat pada umumnya jika terdapat kesadaran dan kejelasan dalam

hal keanggotaan KOPDIT.

5. KOPDIT akan eksis jika mampu mengembangkan kegiatan usaha yang :

a. Luwes atau sesuai dengan kepentingan anggota,

b. Berorientasi pada pemberian pelayanan bagi anggota,

c. Berkembang sejalan dengan perkembangan usaha anggota,

d. Biaya transaksi antara KOPDIT dan anggota mampu ditekan lebih

kecil dari biaya transaksi non-KOPDIT, dan

e. Mampu mengembangkan modal yang ada di dalam kegiatan

KOPDIT dan anggota sendiri.

6. Keberadaan KOPDIT akan sangat ditentukan oleh kesesuaian faktor-faktor

tersebut dengan karakteristik masyarakat atau anggotanya (WIKIPEDIA

Ensiklopedia Bebas, 2012).

Edi Suharto dalam bukunya yang berjudul “Membangun Masyarakat

Memberdayakan Rakyat (Kajian Strategi Pembangunan Kesejahteraan Sosial dan

Pekerjaan Sosial)” menjelaskan bahwasanya konsep pemberdayaan memiliki

tujuan dan fungsi guna memberdayakan masyarakat untuk mencapai taraf hidup

yang lebih baik, selain itu terdapat beberapa tujuan dari diadakannya

pemberdayaan masyarakat serta faktor yang mempengaruhi keberhasilannya

antara lain :

12

Pemberdayaan menunjuk pada kemampuan orang, khususnya kelompok

rentan dan lemah sehingga mereka memiliki kekuatan atau kemampuan dalam :

(a). Memenuhi kebutuhan dasarnya sehingga mereka memiliki kebebasan

(freedom), dalam arti bukan saja bebas mengemukakan pendapat, melainkan

bebas dari kelaparan, kebodohan: (b). Menjangkau sumber-sumber produktif yang

memungkinkan mereka dapat meningkatkan pendapatannya dan memperoleh

barang-barang dan jasa-jasa yang mereka perlukan: (c) Berpartisipasi dalam

proses pembangunan dan keputusan-keputusan yang mempengaruhi mereka.

Pemberdayaan adalah sebuah proses dengan mana orang menjadi cukup kuat

untuk berpartisipasi dalam, berbagi pengontrolan atas, dan mempengaruhi

terhadap, kejadian-kejadian serta lembaga-lembaga yang mempengaruhi

kehidupannya. Pemberdayaan sebagai proses adalah serangkaian kegiatan untuk

memperkuat kekuasaan atau keberdayaan kelompok lemah dalam masyarakat

termasuk individu-individu yang mengalami kemiskinan. Sebagai tujuan,

pemberdayaan menunjuk pada keadaan atau hasil yang ingin dicapai oleh sebuah

perubahan sosial; yaitu masyarakat yang berdaya, memiliki kekuasaan atau

mempunyai kemampuan dalam memenuhi kebutuhan hidupnya baik yang bersifat

fisik, ekonomi, maupun sosial seperti memiliki kepercayaan diri, mampu

menyampaikan aspirasi, mempunyai mata pencaharian, berpartisipasi dalam

kegiatan sosial, dan mandiri dalam melaksanakan tugas-tugas kehidupannya.

Kategori masyarakat yang dapat dikelompokkan sebagai kelompok lemah atau

tidak berdaya meliputi :

13

13

1. Kelompok lemah secara struktural, baik secara kelas, gender, maupun

etnis.

2. Kelompok lemah khusus, seperti manula, anak-anak, remaja dan

penyandang cacat.

3. Kelompok lemah secara personal, yakni mereka yang mengalami masalah

pribadi atau keluarga

Ketidak berdayaan sebagaimana dikemukakan Sennet, Cabb dan Conway

dalam Suharto (1997), disebabkan ketiadaan jaminan ekonomi, ketiadaan

pengalaman dalam arena politik, ketiadaan akses terhadap informasi, ketiadaan

dukungan finansial, ketiadaan pelatihan-pelatihan dan adanya ketegangan fisik

mauupun emosional.

Dalam pemberdayaan masyarakat yang terpenting adalah dimulai dengan

bagaimana cara menciptakan kondisi, suasana atau iklim yang memungkinkan

potensi masyarakat untuk berkembang. Dalam mencapai tujuan pemberdayaan,

berbagai upaya dapat dilakukan melalui berbagai macam strategi, diantara strategi

tersebut adalah modernisasi yang mengarah pada struktur sosial, ekonomi dan

budaya yang bersumber pada peran serta masyarakat setempat (Setiana, 2005, p.

6).

1.3 Rumusan Masalah

Masalah dalam penelitian ini mengenai modal sosial dan pemberdayaan

masyarakat oleh Credit Union satolop di Siborongborong yang mana juga

dianggap memiliki fungsi sebagai bank. Sehingga yang menjadi pertanyaan dalam

penelitian ini adalah :

14

1. Apa saja bentuk partisipasi anggota dalam kegiatan usaha Credit Union

Satolop ?

2. Apa saja nilai-nilai sosial dalam Credit Union yang dapat berfungsi dalam

pemberdayaan ekonomi dan sosial anggotanya?

3. Apa saja usaha pemberdayaan yang dilakukan oleh Credit Union Satolop

Siborongborong?

1.4 Maksud dan Tujuan Penulisan

1.4.1 Tujuan Penulisan

Dari pemaparan diatas, penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi,

menggambarkan dan menjelaskan bentuk dan jenis modal sosial yang terdapat di

KOPDIT Credit Union Satolop . Serta bagaimana modal sosial ini dapat berperan

di dalam memberdayakan masyarakat yang menjadi anggotanya agar mampu

menjadi masayarakat yang mandiri.

1.4.2 Manfaat Penulisan

Adapun manfaat yang diharapakan akan diperoleh dari peneltian ini memiliki

2 manfaat penting yakni :

1. Akademis

Menambah bahan bacaan dan studi kepustakaan sebagai informasi dalam

perkembangan ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan modal sosial serta

pemberdayaan masyarakat dari sudut pandang ilmu Antropologi yang merupakan

fokus kajian peneliti.

2. Praktis

15

15

Memberi masukkan kepada praktisi-praktisi yang berhubungan dengan

pemberdayaan masyarakat mengenai modal sosial dalam Credit Union yang mana

mampu berperan dalam mendorong usaha-usaha pemberdayaaan anggotanya dan

diharapkan mampu menjadi model dan masukan bagi usaha permberdayaan

masyarakat yang bertujuan untuk menciptakan masyarakat yang mandiri.

1.5 Kerangka penulisan

Dalam tulisan ini terdapat 5 bab penulisan, dalam bab II akan dijelaskan

mengenai gambaran lokasi penelitian di Kecamatan Siborongborong, komposisi

dan mata pencaharian masayarakat Siborongborong. Dalam bab ini juga diuraikan

mengenai lembaga keuangan Credit Union Satolop dan bidang usahanya. Bab III

berisikan modal sosial yang ada di dalam Credit Union Satolop serta manfaatnya

dalam kehidupan dan kelangsungan dari lembaga keuangan Credit Union Satolop

ini. Dalam bab IV dijelaskan tentang manfaat yang diperoleh oleh masyarakat

setelah bergabung menjadi anggota dibandingkan sebelum menjadi anggota. Bab

V berisikan kesimpulan dan saran dari penulis atas hasil penelitian yang dilakukan

di Credit Union Satolop di Kecamatan Siborongborong Kabupaten Tapanuli

Utara.

1.6 Metode Penelitian

Adapun daerah yang menjadi lokasi penelitian yang akan saya kaji adalah

Kecamatan Siborongborong Kabupaten Tapanuli utara. Karena di Kecamatan

inilah keberadaan Credit Union Satolop yang menjadi subjek penelitian

melakukan aktifitas usahanya setiap hari yakni transaksi simpan pinjaman

16

keuangan oleh masyarakat yang menjadi anggota Credit Union Satolop

Siborongborong.

Berkenaan dengan penelitian ini sebagai studi deskriptif maka penelitian ini

menjelaskan mengenai nilai-nilai di dalam Credit Union dan bagaimana Credit

Union itu mampu memberdayakan masyarakat khususnya para anggotanya, serta

mengambarkan tingkat kesejahteraan hidup masyarakat yang menjadi anggota

Credit Union Satolop .

Hal ini senada dengan pengertian penelitian etnografi menurut James

Spradley dalam bukunya Metode Etnografi bahwa etnografi merupakan pekerjaan

mendeskripsikan suatu kebudayaan yang bertujuan untuk memahami suatu

pandangan hidup dari sudut pandang penduduk asli.

1.6.1 Tipe dan pendekatan Penelitian

Pada prinsipnya teknik pengumpulan data yang banyak digunakan adalah

metode yang dapat mengakomodasi aspirasi dan keinginan dari informan yang

ditemui, yaitu terutama dengan pendekatan kwalitatif seperti wawancara

mendalam dan pengamatan.

Wawancara mendalam yakni tanya jawab yang langsung dilakukan dengan

para informan terpilih yakni para pengurus aktif dan mantan pengurus, kelompok

masyarakat yang ada di dalam Credit Union ini seperti kelompok petani, peternak

dan pedagang yang memiliki pengetahuan yang dalam mengenai proses yang

berlangsung di Credit Union Satolop.

Adapun syarat untuk dijadikan informan kunci adalah mereka yang

mempunyai pengetahuan luas tentang proses yang berlangsung di lokasi penelitian

17

17

dalam hal ini KOPDIT simpan-pinjam (Credit Union) Satolop serta hal-hal yang

berhubungan dengan kegiatan pemberdayaan yang dijalankan. Dengan demikian

yang menjadi informan kunci dalam penelitian ini terdiri dari pengurus aktif dan

mantan pengurus dari KOPDIT, serta anggota yang dianggap respek terhadap

masalah yang diteliti. Jumlah informan yang dibutuhkan dalam penelitian

direncanakan sekitar 5 (lima) orang dari anggota CU. Satolop Siborongborong dan

5 (lima) orang dari pengurus, namun tidak menutup kemungkinan jumlah

informan yang dibutuhkan guna memperoleh informasi dapat lebih ataupun

kurang dari perencanaan ini.

Wawancara dalam hal ini sifatnya semi terstruktur dimana pertanyaan-

pertanyaan yang diajukan sifatnya tidak mengikat hanya pada interview guide

yang telah dibuat tetapi dikondisikan dengan situasi yang ditemui pada saat

wawancara dilakukan sehingga informan bebas memberikan jawaban tanpa

batasan, sehingga dari informasi yang diberikan peneliti akan mendapatkan fakta-

fakta serta opini dari informan mengenai hal yang dikaji. Wawancara bersifat

santai dan tidak tidak terlalu memaksa informan guna memberikan jawaban

sehingga menimbulkan kesan intimidasi terhadap informan yang mengakibatkan

interview tidak berjalan dengan lancar. Hal ini dibutuhkan agar informan dapat

memberikan jawaban dengan jujur sesuai dengan pertanyaan yang diajukan.

Observasi digunakan untuk melihat kondisi fisik yang menyangkut sarana dan

prasarana dan lembaga-lembaga sosial yang ada di Kecamatan Siborongborong

khususnya yang memiliki keterkaitan dengan aktifitas Credit Union Satolop.

Adapun tujuan dari dilakukannya observasi ini adalah untuk memperkaya data-

18

data dari teknik penelitian lain dan membuktikan kesahihan data/ informasi dari

hasil wawancara. Serta untuk mengetahui apa saja yang menjadi bentuk dari peran

serta anggota dalam proses yang berlangsung di Credit Union ini.

Adapun dalam hal ini yang menjadi poin-poin yang observasi pada dasarnya

diawali dengan argumen yang diberikan oleh informan pada saat wawancara,

namun dalam hal ini sebagai gambaran beberapa poin yang diobservasi antara lain

adalah : bangunan fisik dari kantor Credit Union Satolop, fasilitas penunjang yang

ada di dalamnya, kantor-kantor dan fasilitas sosial yang ada, transportasi yang

dapat digunakan untuk menjangkau kantor Credit Union ini serta apa saja serta

bagaimana proses dan kegiatan yang berlangsung di Credit Union ini seperti

proses simpan-pinjam, proses transaksi anggota yang belanaja di WIRAKOP

Satolop.

Data sekunder adalah data yang diperoleh dari studi kepustakaan dengan

menggali referensi-referensi penelitian terdahulu, buku, jurnal, majalah, surat

kabar, internet maupun media cetak dan elektronik lainnya yang relevan dengan

permasalahan yang diteliti.

1.6.2 Alokasi Waktu di lapangan

Dalam menjalankan suatu kegiatan, efesiensi waktu yang secara langsung

berhubungan dengan efektifitas kerja dan pengalokasian dana dibutuhkan adanya

suatu rancangan kegiatan yang menggambarkan hal dan kegiatan apa saja yang

akan dijalankan pada pra penelitian dan masa penelitian. Adapun rancangan

kegiatan yang akan menggambarkan kegiatan penelitian sebelum dan memasuki

lapangan penelitian disajikan dalam tahapan rangkaian kegiatan penelitian berikut.

19

19

Tahapan pra penelitian, pada tahapan ini merupakan tahapan dimana

pengajuan draf proposal ke departemen Antropologi USU pada tangggal 10 April

2012 yang bertujuan untuk memperoleh persetujuan dari ketua departemen

mengenai judul proposal yang diajukan oleh mahasiswa, dengan adanya draf

penelitian yang diajukan ini maka departemen dapat menentukan dosen

pembimbing yang memiliki relevansi dengan judul proposal yang diajukan oleh

mahasiswa.

Adapun dalam hal ini yang oleh departemen, bapak Drs. Lister Berutu, MA

ditunjuk sebagai dosen pembimbing proposal penelitian skripsi memberikan

bimbingan proposal sejak tanggal 26 April 2012 sampai dengan ACC proposal

untuk seminar pada tanggal 18 Juni 2012. Pada hari kamis tanggal 12 Juli 2012

seminar proposal diadakan di gedung Dharma Wanita dengan hasil seminar lulus

dengan syarat revisi poroposal penelitian skripsi.

Tahapan Pekerjaan lapangan, pada tahapan ini merupakan tahapan di mana

penelitian lapangan diadakan berdasarkan hal-hal yang hendak dikaji melalui

interview guide yang telah disusun pada proposal skripsi. Adapun kegiatan

penelitian lapangan direncanakan diadakan mulai tanggal 20 Agustus 2012 sampai

dengan tanggal 10 Oktober 2012, sehingga penelitian lapangan ini diperkirakan

akan membutuhkan waktu sekitar 5 (lima) minggu masa penelitian lapangan.

Adapun aspek-aspek yang hendak dikaji adalah hal-hal yang berkenaan

dengan topik yang dikaji, yakni modal sosial dan pemberdayaan masyarakat oleh

Credit Union Satolop Siborongborong. Sementara teknik maupun metode

penelitian yang digunakan pada masa penelitian lapangan disesuaikan dengan

20

jenis data yang hendak dikumpulkan serta tingkat kelompok sasaran yang ditemui

atau diwawacarai untuk memperoleh data yang dibutuhkan dan memiliki relevansi

dengan topik yang diteliti.

21

21

BAB II

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

2.1 Letak Geografis Lokasi Penelitian

Kecamatan Siborongborong merupakan Kecamatan yang berada dibawah

sistem administrasi Kabupaten Tapanuli Utara dengan kota Tarutung sebagai ibu

kota Kabupaten. Letak Kecamatan Siborongborong berdasarkan luas wilayah

adalah seluas 279,91 Km2

dimana Kecamatan ini secara administrasi ke sebelah

Utara berbatasan dengan Kecamatan Lintong Nihuta, Paranginan dan Kabupaten

Humbang Hasundutan, Sebelah Selatan Kecamatan Sipoholon, Sebelah Barat

Kecamatan Pagaran, Sebelah Timur Kecamatan Sipahutar dan kabupaten Toba

Samosir, sedangkan berdasarkan letak titik koordinat, Kecamatan Siborongborong

berada pada titik 02⁰ 12' 53,75''BU dan 98⁰ 58' 28,85''LU.

Adapun kelurahan atau desa yang menjadi bagian administrasi Kecamatan

Siborongborong ini antara lain adalah desa Lumban Tonga-tonga, Paniaran, Bahal

Batu I, II dan III, Sitabo-tabo, Siborongborong I, Siaro, Sitampurung, Pasar

Siborongborong, Pohan Tonga, Lobu Siregar I dan II, Hutabulu, Pohan Jae, Pohan

Julu, Parik Sabungan, Siborongborong II, Sigumbang, Sitabotabo Toruan, Silait-

lait.

2.2 Komposisi Penduduk Kecamatan Siborongborong

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS, 2012, p. 17) jumlah penduduk

Kecamatan Siborongborong pada tahun 2011 adalah sebanyak 44.771 jiwa

dimana jumlah penduduk ini bersarkan jenis kelamin 22.436 jiwa untuk laki-laki

22

dan 22.335 jiwa untuk perempuan dengan sebaran penduduk per Km2 adalah

sebanyak 159,95 jiwa.

Mengingat masyarakat Kecamatan Siborongborong yang pada dasarnya

dominan berprofesi sebagai petani maka dalam hal ini adalah penting untuk

mengetahui lahan pertanian dan jenis tanaman yang diusahakan oleh sebagian

besar penduduk di Kecamatan ini, adapun dalam hal ini luas lahan pertanian yang

menjadi persawahan di wilayah Kecamatan Siborongborong adalah seluas 2.701

Ha, dimana sawah ini terdiri atas sawah yang pengelolaannya terdiri atas sawah

irigasi setengah teknis1, irigasi sederhana

2, dan irigasi tadah hujan

3, dengan rata-

rata hasil produksi adalah 55,42 kwintal/Ha dalam setiap tahunnya.

Untuk jenis tanaman non padi (palawija) yang diusahakan oleh petani dalam

satuan hektar adalah jagung (927), ubi kayu (295), ubi jalar (444) dan kacang

tanah (331), dimana hasil produksi untuk tiap jenis tanaman jagung (2.259,92),

ubi kayu (1.887,60), ubi jalar (4.910,06), dan kacang tanah (885,32). Untuk

tanaman jenis sayuran yang diusahan oleh para petani adalah Cabe, Wortel,

Bawang Daun, Buncis, Kentang, Kubis, Sawi, Kacang Panjang, Tomat dan

Terong dimana sebagaian besar penanaman tanaman ini adalah dengan sistem

tumpang sari dalam artian ditanam dalam satu lahan dengan tanaman kopi dan

kulit manis.

1 Irigasi setengah tekhnis adalah Sawah berpengairan teknis akan tetapi pemerintah hanya

menguasai bangunan penyadap untuk dapat mengatur dan mengukur pemasukan air, sedangkan

jaringan selanjutnya tidak diukur dan dikuasai pemerintah. (Direktorat Jendral Prasarana dan

Sarana Pertanian). 2 Irigasi sederhana adalah irigasi yang keadaan airnya tidak dapat diukur disetiap jenis penyaluran

dan pembagian air, biasanya dibangun dan dikelola oleh petani/masyarakat. 3 Irigasi tadah hujan dalah irigasi yang sumber airnya berasal dari air hujan jatuh langsung di

petakan, dilengkapi dengan saluran pembawa dan pembuang (Direktorat Jendral Prasarana dan

Sarana Pertanian)

23

23

Untuk peternakan, pada umumnya masyarakat mengusahakan ternak babi,

kerbau, kambing, kuda, sapi serta ternak unggas ayam dan itik dimana kotoran

yang dihasilkan oleh ternak ini dimanfaatkan kembali sebagai kompos untuk

lahan pertanian mereka.

Sebagai wilayah pemasaran untuk hasil pertanian yang mereka usahakan

selama ini pada umumnya mereka pasarkan ke pasar Siborongborong, Tarutung,

Balige, dan sebagian lainnya dijemput langsung oleh tauke ke desa-desa

penghasil. Hasil pertanian berupa cabai, sereh, andaliman4, lengkuas, kunyit, para

petani yang mengusahakan tanaman ini sebagian besar telah memiliki langganan

sendiri yang menerima barang mereka yang diantar langsung ke kota dimana

kebanyakan adalah penjual bumbu jadi/ giling yang ada disekitar pasar

Siborongborong, untuk saat ini pedagang bumbu giling di pasar Siborongborong

antara lain adalah Siahaan, Marbun, Hutasoit, Nababan yang mana adalah

penduduk asli di Siborongborong.

2.3 Sarana dan Prasarana

Adapun Credit Union Satolop yang menjadi lokasi penelitian ini berada di

jalan Sisingamangaraja No.194 - 196 Kecamatan Siborongborong, Kabupaten

Tapanuli Utara. Dari terminal bus Siborongborong, kantor Credit Union ini dapat

kita jangkau dengan menggunakan sepeda motor ataupun berjalan kaki. Lama

perjalanan apabila kita berjalan kaki dari terminal bus sekitar 8 menit perjalanan

mengingat jalan menuju kekantor ini merupakan jalan lintas sehingga jalanan

dapat dikatakan mulus dan teraspal dengan baik, adapun hari kerja di CU ini

4 Tanaman dengan rasa pedas dan getir berbentuk biji dengan warna hijau kehitaman, batang

dipenuhi duri dan sering digunakan sebagai bumbu pelengkap pada masakan khas Batak.

24

adalah setiap hari Senin sampai Sabtu dengan jam kerja dari jam 08:00 - 16:00

WIB. Khusus hari Selasa dan Sabtu dikarenakan kedua hari ini merupakan pekan

di Siborongborong maka jumlah anggota yang datang menabung lebih banyak

dari hari-hari biasanya sehingga jam kerja kadang sampai dengan jam 18:00 WIB.

Untuk pendatang dari luar kota dalam hal ini terutama dari Medan dapat

menjangkau lokasi penelitian ini dengan menggunakan bus KBT (Koperasi

Bintang Tapanuli) dan TTI (Tao Toba Indah) jurusan Medan- Tarutung dimana

loket kedua bus ini berada di jalan Sisingamangaraja, Medan. Adapun tarif ongkos

yang dikenakan adalah Rp. 45.000/ orang dengan lama perjalanan untuk menuju

ke Siborongborong sekitar 7 jam perjalanan, adapun daerah yang akan dilintasi

antara lain Tanjung Morawa, Lubuk Pakam, Perbaungan, Tebing Tinggi, P.

Siantar, Parapat, Porsea, Laguboti, Balige dan Siborongborong.

Sesampainya di Siborongborong kita dapat meminta kepada sopir untuk

berhenti di depan kantor Credit Union Satolop yang bersebelahan dengan sekolah

swasta SMA Dharma Bhakti Siborongborong, atau apabila kita turun di loket bus

KBT/ TTI yang berada di jalan Makmur kita dapat meminta kepada tukang beca

untuk mengantarkan kita kelokasi penelitian ini dengan hanya menyebutkan nama

kantor CU. Satolop Siborongborong, pada umumnya hampir semua masyarakat

yang bertempat tinggal di Kecamatan Siborongborong mengenal kantor ini. Untuk

tarif ongkos beca yang harus dibayarkan sebesar Rp. 5000.

Satu hal yang perlu diperhatikan apabila kita berniat untuk menuju lokasi

penelitian ini adalah sebaiknya kita berangkat dari Medan pada hari Selasa dan

Rabu karena jika kita berangkat pada hari Senin malam maka kemungkinan besar

25

25

kita akan tiba dilokasi pada hari Selasa pagi dan dikhawatirkan waktu tempuh

kelokasi akan sedikit lebih lama.

Hal ini dikarenakan pada hari Selasa merupakan pekan besar di Kecamatan

Siborongborong dimana terminal bus yang berada disisi kiri jalan raya juga

difungsikan oleh masyarakat sebagai lokasi berdagang, sehingga kondisi jalan

menjadi macet dan semrawut dikarenakan barang dagangan masyarakat yang

berdagang disana tumpah ke jalan raya.

2.4 Gambaran Umum Credit Union Satolop Siborongborong

Credit Union Satolop Siborongborong berdiri pada tanggal 28 Januari 1975

dimana pendirian CU ini diprakasrsai oleh Pastor Yosua Steiner. OFM CAP.

Adapun pada masa itu anggota mula-mula CU. Satolop Siborongborong ini adalah

sebanyak 21 orang dengan simpanan wajib Rp. 200- per bulan. Kata “Satolop”

sendiri dalam bahasa Indonesia memiliki makna “seia- sekata” dimana hal ini

bermaksud bahwasanya kemiskinan, kesengsaraan dan kebodohan di dalam

masyarakat dapat dihilangkan bilamana jalan pikiran mereka dapat dipersatukan

untuk mencari jalan keluar menuju kemandirian.

Berdirinya Credit Union Satolop ini tidak lepas dari partisipasi petani di

Kecamatan Siborongborong dimana pada masa itu sistem ijon5 marak terjadi

sebagai akibat sulitnya akses untuk memperoleh modal. Sehingga menyebabkan

para petani itu harus meminjam uang dari para renteiner dengan bunga tinggi.

Dengan kondisi yang banyak dialami oleh petani ini maka mereka membuat suatu

5 Kredit yg diberikan kepada petani, nelayan, atau pengusaha kecil, yang pembayarannya

dilakukan dengan hasil panen atau produksi berdasarkan harga jual yg rendah (KBBI Elektronik

Versi 1.3)

26

kesepakatan untuk bersatu mengumpulkan dana yang mereka miliki yang

kemudian mereka pergunakan untuk keperluan mereka secara bergantian antara

anggota secara bergiliran, dana ini harus mereka setorkan kembali agar memiliki

dana cadangan bilamana suata saat ada yang membutuhkan.

2.4.1 Visi, Misi, dan Sasaran Credit Union Satolop

Credit Union Satolop memperoleh Badan Hukum Pemerintah dalam hal ini

Dinas KOPDIT Pengusaha Kecil dan Menengah Kabupaten Tapanuli Utara pada

tanggal 28 Juli 1999 dengan nomor 162/BH/KDK 2-8/VII/1999 dan melakukan

perubahan badan hukum menjadi 518.503/05/BH/II/PAD/KUK/2008 pada tanggal

13 Nopember 2008. Credit Union Satolop dalam kegiatan usahanya memiliki :

Visi

Terwujudnya Koperasi yang mandiri, profesional dan berbasis masyarakat

dengan berpedoman pada prinsip-prinsip Koperasi.

Misi

Pendidikan anggota yang berkesinambungan, meningkatkan pendidikan

pengurus, pengelolaan manajemen secara profesional.

2.4.2 Keorganisasian CU Satolop Siborongborong

Credit Union Satolop sebagai sebuah organisasi merupakan sekumpulan

individu yang dalam langkah dan pikirannya memiliki berbagai perbedaan dan

latar belakang antar masing-masing individu. Namun dalam organisasi yang

memiliki tujuan yang harus dicapai bersama perbedaan-perbedaan yang melekat

dalam diri masing-masing haruslah dapat dihilangkan demi tercapainya tujuan

27

27

organisasi tersebut, sehingga dengan demikian dibutuhkan adanya suatu sistem

yang dapat memandu arah guna mencapai tujuan oraganisasi tersebut.

Demikian juga halnya dengan CU. Satolop Siborongborong yang dalam

kegiatan usahanya memiliki tujuan untuk meningkatkan kesejathteraan

masyarakat khususnya anggota di dalamnya juga memiliki pedoman yang menjadi

penentu dalam melaksanakan kegiatannya sehingga dapat menciptakan

profesionalismenya sebagai KOPDIT yang dapat mempermudah pencapaian dari

tujuan-tujuan yang direncanakan.

2.4.2.1 Identitas Credit Union Satolop

Nama : KOPDIT CU. SATOLOP

Berdiri : 28 Januari 1975

Alamat : Jl.Sisingamangaraja No.194-196 Siborongborong

Telepon : (0633) 42585

Fax : (0633) 42182

Email : [email protected]

Badan Hukum : 518.503/05/BH/II/PAD/KUK/2008

No. Anggota DAPERMA : 040

Wilayah Kerja : 25 wilayah kerja di tiga daerah tingkat II, Kabupaten

Tapanuli Utara, Kabupaten Tobasa dan Kabupaten

Humbang Hasundutan

Jumlah Unit : Kantor cabang Kompleks Gereja HKBP Sitabo-tabo

dan Sipahutar Kota

28

2.4.2.1 Struktur organisasi Credit Union Satolop

Adapun struktur organisasi di dalam Credit Union Satolop ini tidaklah jauh

berbeda dengan struktur organisasi di CU yang terdapat didaerah lainnya, dalam

hal ini khususnya Sumatera Utara. Dimana di dalamnya juga terdiri dari Rapat

Anggota Tahunan (RAT), Penasehat, Pengurus, Manajer, Pengawas dan Tim

Manajemen dengan tugas dan tanggung jawab yang berbeda-beda.

Gambar 0-1 Kantor CU. Satolop Siborongborong

29

RAPAT ANGGOTA TAHUNAN

(RAT)

PENASEHAT

PENJAGA &

PELAKSANA R.

TANGGA

BAGIAN

PEMBUKUAN

ADMINISTRASI

& UMUM

BAGIAN

KASIR

KASIR/

TELLER

BAGIAN

PENDIDIKAN/

PROMBANG

SUPERVISI

PINJAMAN

BAGIAN

PINJAMAN

ANALISA

PINJAMAN

ADMINISTRASI

PINJAMAN

T

I

M

M

A

N

A

J

E

M

E

N

LINGKUNGAN

(46 KELOMPOK LINGKUNGAN)

PENGAWAS PENGURUS

A

MANAJER

Tabel 0-1 Skema Organisasi CU. Satolop Siborongborong

30

2.4.2.2 Deskripsi Bagan Organisasi Credit Union Satolop

1. Rapat Anggota

Rapat anggota merupakan pemegang kekuasaan tertinggi dalam Credit Union

Satolop. Dalam pelaksanaan RAT (Rapat Anggota Tahunan) akan membahas

mengenai laporan pertanggung jawaban pengurus dan pengawas CU kepada para

anggota. Adapun dalam hal ini yang dimaksud dengan peserta rapat adalah

seluruh anggota KOPDIT dan undangan dari instansi terkait yang hadir pada

RAT. Rapat anggota dibagi terdiri atas rapat anggota tahunan dan rapat anggota

khusus, rapat anggota tahunan merupakan rapat anggota yang diselenggarakan

sekali setahun dalam rangka mempertanggung jawabkan pengelolaan oraganisasi

dan usaha KOPDIT kepada anggota. Rapat anggota khusus merupakan rapat

anggota yang diadakan apabila keadaan mengharuskan adanya keputusan segera

yang wewenangnya ada pada rapat anggota, rapat anggota khusus diadakan atas

permintaan tertulis dari sekurang-kurangnya 10% jumlah anggota, atas kehendak

pengurus. Adapun beberapa hal yang dibahas di dalam rapat anggota ini antara

lain adalah mengenai perubahan anggaran dasar KOPDIT dan pembubaran

KOPDIT .

2. Pengurus

Pengurus merupakan pemegang kekuasaan Rapat Anggota KOPDIT yang

dipilih dari anggota dan oleh anggota dalam rapat anggota. Adapun syarat untuk

menjadi pengurus adalah :

Anggota di KOPDIT

Mempunyai sifat kejujuran dan pengabdian yang tinggi

31

Mempunyai pengetahuan tentang perkoperasian khususnyan KOPDIT

Tidak terkait dalam usaha yang menyaingi usaha KOPDIT beserta

jajarannya

Pengurus dilarang merangkap sebagai pengelola KOPDIT

Pengurus dipilih untuk masa jabatan 5 tahun

Adapun tugas dari pengurus yang terpilih di KOPDIT antara lain adalah :

Memimpin organisasi dan usaha KOPDIT

Melakukan segala perbuatan hukum untuk dan atas nama KOPDIT

Melalui persetujuan rapat anggota mengangkat pengelola yang diberi

wewenang dan kuasa untuk mengelola usaha KOPDIT sehari-hari

Mempertanggung jawabkan segala kegiatan KOPDIT dan usahanya kepada

rapat anggota.

Melakukan pencatatan mengenai data anggota yang masuk dan keluar/

berhenti

Melakukan pengawasan atas penerapan prinsip-prinsip KOPDIT oleh

anggota sesuai ketentuan undang-undang KOPDIT.

2. Manager

Dalam kegiatan KOPDIT seorang manager memiliki tugas dan tanggung

jawab :

Berfungsi sebagai pemimpin pelaksana harian KOPDIT

Memilih dan menetapkan karyawan yang akan diterima bekerja di KOPDIT

Menjaga dan mengusahakan kelanjutan dan perkembangan KOPDIT

Melaksanakan dan melaporkan hasil kerja

32

Menyusun uraian tugas staf

Membina hubungan baik dengan anggota

3. Pengawas

Badan pengawas adalah anggota KOPDIT yang memiliki pengetahuan atau

pengalaman dalam pemeriksaan keuangan serta memiliki jiwa KOPDIT.

Pengawas dipilih dari anggota oleh anggota dalam rapat anggota terdiri atas 3

orang dengan unsur Ketua, Sekretaris, dan Anggota dengan masa jabatan lima

tahun dan dapat dipilih kemabali apabila masa jabatannya telah berakhir.

Pengawas dalam KOPDIT memiliki tugas dalam :

Menyusun rencana dan melaksanakan pengawasan/ audit secara teratur

Melaksanakan pengawasan/ audit sesuai sesuai standart audit yang sudah

ditetapkan oleh BK3D Sumut

Mengkoordinir dan mengarahkan program kerja secara efektif dan efesien

4. Staf pendidikan

Staf pendidikan di KOPDIT memiliki fungsi dalam :

Melaksanakan pendidikan dan pelatihan bagi pengurus, pengawas, staf,

calon anggota dan anggota

Melaksanakan pemasaran produk dan pelayanan KOPDIT .

Adapun yang menjadi tugas dari staf pendidikan di KOPDIT adalah :

Mengorganisir penyelenggaraan pendidikan motivasi

Melakukan pengorganisasian untuk pendirian TPK (Tempat Pelayanan

Khusus)

Membuat jadwal, menunjuk fasilitator, menentukan tempat dan peserta

33

Membuat penilaian dan mendiskusikan apakah seorang peserta pendidikan

dasar layak diterima menjadi anggota

Memilih pengurus, pengawas atau staf yang akan diikutkan sebagai peserta

pelatihan ke BK3D Sumut, Dinas KOPDIT INKOPDIT , dll.

Mempromosikan produk-produk simpanan KOPDIT

5. Staf Perkreditan, berfungsi :

Memberikan pelayanan kredit secara berkualitas sesuai dengan pola

kbijakan dan program kerja yang sudah disahkan di RAT

Memberikan nasehat keuangan bagi calon peminjam, memberikan masukan

bagi pengurus dalam rangka pola kebijakan

Mengusahakan uang milik KOPDIT sebagai komoditi yang harus dijual,

aman, menghasilkan dan memenuhi kebutuhan anggota

Mempertimbangkan permohonan kredit secara cermat untuk menjamin

kelayakannya berdasarkan TUKKEPAR

Tugas Staf Perkreditan :

Menerima dan memeriksa surat permohonan pinjaman yang diajukan

anggotaa

Mengadakan analisa kredit, wawancara dan penyelidikan lapangan

Menilai kelayakan penjamin dan barang-barang jaminannya

Melakukan kerjasama dengan pihak notaris

Membuat rapat-rapat bagian kredit untuk memutuskan apakah suatu

permohonan kredit disetujui/ ditolak

34

Adm Keuangan, fungsi :

Menyediakan kelengkapan administrasi baik administrasi keuangan maupun

administrsi non keuangan

Melayani transaksi-transaksi keuangan secara berkualitas

Membukukan transaksi-transaksi keuangan susuai pembukuan

Mengamankan uang di brankas

Masing-masing bagian organisasi yang terdapat dalam struktur organisasi

pada dasarnya memiliki fungsi, tugas dan tanggung jawab masing-masing yang

harus dijalani. Hal ini menunjukkan bagaimana KOPDIT berupaya untuk dapat

meningkatkan kualitas kepada anggotanya secara maksimal.

2.4.2.3 Kepengurusan, Pengawas dan Manajemen CU. Satolop Siborongborong

periode 2009 – 2014

a. PENGURUS

Pengurus inti:

Ketua : Hosman Hutabalian

Wakil ketua : Martahan Pasaribu

Sekretaris : Krisman Sitohang

Sekretaris II : Thamrin Marpaung, Spd

Bendahara : Alfisben Nababan

Pengurus Lingkungan/ ketua kelompok/ ketua sub kelompok

Dengan tujuan mempercepat penyampaian informasi dan kelengkapan

administrasi yang dibutuhkan oleh anggota Credit Union Satolop yang berada di

berbagai daerah/ pedesaan maka setiap anggota yang berdomisili di suatu daerah

35

yang berdekatan disatukan menjadi sebuah kelompok. Setiap kelompok

mempunyai pengurus kelompok/ pengurus lingkungan.

Oleh Credit Union Satolop pengurus kelompok diharuskan memiliki kriteria

sebagai berikut :

1. Pengurus kelompok harus bisa mengenal semua anggotanya

2. Pengurus kelompok harus mengetahui di mana tempat tinggal anggota-

anggotanya

3. Wajib membantu ahli waris untuk pengurusan surat keterangan meninggal/

berita kematian anggota kelompoknya sehubungan degan Daperma dan

dakesma

4. Wajib mengadakan rapat kelompok 1x1 bulan

5. Pengurus kelompok datang kekantor setiap bulan sebelum rapat kelompok,

untuk mengambil data-data yang diperlukan untuk rapat

b. PENGAWAS

Ketua : Drs. Pangibulan Sinaga

Sekretaris : Drs. Makmur Napitupulu

Anggota : Jahiras Sianturi

c. TIM MANAJEMEN/ STAFF

Pengelola usaha dan pelayanan sehari-hari di kantor KOPDIT CU. Satolop

Siborongborong adalah manajemen yaitu manajer berserta karyawan-karyawan.

Sementara pengurus sesuai dengan amanah RAT adalah pembuat pola-pola

kebijakan yang selanjutnya diserahkan kepada manajemen untuk

melaksanakannya. Pada tahun 2011 jumlah tim manajemen berjumlah 23 orang.

36

2.4.2.4 Keanggotaan di dalam Credit Union Satolop

Data anggota di CU. Satolop Siborongborong yang bertambah pada tahun

2011 adalah : Laki-laki: 278 orang dan Wanita : 395 orang, sedangkan jumlah

anggota yang tarik diri/ meninggal adalah sebanyak 595 orang. Sehingga jumlah

anggota sampai dengan akhir tahun 2011 adalah 6.336 orang dengan jumlah laki-

laki 2.871 dan perempuan 3.841.

Di Credit Union Satolop saat ini jenis keanggotaan dibedakan menjadi tiga

kategori dengan hak dan kewajiban yang berbeda, adapun kategori kelompok

tersebut adalah :

a. Anggota Biasa, adapun syarat untuk menjadi anggota yakni :

Warga negara Republik Indonesia

Berdomisili di wilayah kerja CU. Satolop

Calon anggota adalah manusia yang produktif, rajin, terpercaya, tidak

penjudi atau pemabuk serta mau belajar.

Mempunyai pekerjaan dan penghasilan menetap

Usia maksimal saat pendaftaran adalah 45 tahun

Mengisi dengan lengkap dan menandatangani formulir pendaftaran

Dijamin/ didukung oleh lima orang anggota lama yang aktif dalam

satu lingkungan/ kelompok

Membayar uang pendaftaran Rp. 145.000, yang terdiri atas biaya

administrasi Rp. 40.000,- simpanan pokok Rp. 10.000,- simpanan

wajib Rp. 25.000/bulan premi Dakesma Rp.30.000,- uang pangkal Rp.

40.000,-

37

Adapun hak yang diperoleh anggota biasa setelah menjadi anggota di Credit

Union Satolop adalah:

Menghadiri dan menyatakan pendapat dalam rapat anggota

Mengemukakan pendapat atau saran-saran kepada pengurus di dalam

maupun di luar rapat anggota, baik diminta maupun tidak diminta

Mendapatkan jasa-jasa pelayanan dari KOPDIT

Melakukan pengawasan atas jalannya organisasi dan usaha KOPDIT

menurut ketentuan yang berlaku

Menarik simpanan sukarela jika dalam keadaan terpaksa pada jam kerja

kantor

Menerima Deviden setelah tutup buku, berdasarkan laporan pertanggung

jawaban pengurus dan pengawas tahun buku 2011 jasa modal dan sisa

hasil usaha adalah 2.258.258.000.

Menerima jasa pinjaman setelah tutup buku bila pinjaman tersebut lunas

lebih awal atau sesuai dengan kontrak perjanjian.

Mengemukakan pendapatnya tentang segala seuatu yang dapat

dirundingkan dalam rapat anggota

Selain menerima haknya sebagai anggota di Credit Union Satolop, anggota

juga memiliki kewajiban yang harus dipenuhi. Antara lain :

Menghadiri dan ikut serta secara aktif memberikan suarany dalam rapat

anggota

Menabung secara rutin setiap bulan dan mengembalikan pinjaman serta

bunga tepat pada waktunya

38

Membayar denda jika terjadi keterlambatan pengembalian pinjaman

Menjaga nama baik CU

Mengikuti pendidikan yang diselenggarakan oleh CU

b. Anggota Luar Biasa, merupakan anggota dengan kriteria sebagai berikut :

Status pelajar (SD, SMP, SMA dan Perguruan Tinggi atau sederajat)

Belum mempunyai pekerjaan dan penghasilan tetap

Anggota merupakan anggota keluarga dari anggota biasa

Berdomisili di wilayah kerja Credit Union Satolop

Membayar uang pendaftaran Rp. 105.000, yang terdiri atas biaya

administrasi Rp. 40.000,- simpanan pokok Rp. 10.000,- simpanan wajib

Rp. 25.000/bulan premi Dakesma Rp.30.000,-

Dijamini dan ditanggung jawabi oleh anggota biasa yang mencalonkan

Seperti halnya aggota biasa, anggota luar biasa juga memiliki hak untuk

menerima deviden pada akhir tahun seuai dengan persyaratan yang berlaku,

namun dalam hal ini anggota luar biasa tidak memiliki hak untuk mengikuti rapat

seperti halnya anggota biasa.

c. Anggota Perkumpulan/ Kelompok

Anggota perkumpulan/ badan bukan perorangan

Dijamini/ ditanggung jawabi pengurus kelompok atau yang diberi

wewenang untuk itu

Harus menabung setiap bulan minimal sebesar simpanan wajib

Tidak berhak mengajukan permohonan pinjaman

Tidak berhak mengikuti rapat

39

Memperoleh jasa simpanan pada akhir tahun.

Credit Union Satolop Siborongborong dalam kegiatan usahanya tidak hanya

sekedar memberi hak dan kewajiban terhadap setiap anggotanya dalam bentuk

simpanan dan pinjaman tetapi juga memberikan pelayanan bagi anggotanya dalam

bentuk :

DAPERMA (Dana Perlindungan Bersama)

Bagi anggota yang aktif dan menuruti peraturan yang berlaku berhak

memperoleh santunan dari daparma, yaitu :

Sumbangan duka anggota (SDA) sampai dengan Rp. 30.000

Proteksi pinjaman anggota (PPA) sampai dengan Rp.100.000

Untuk dapat memperoleh DAPERMA dari KOPDIT CU. Satolop

Siborongborong harus memenuhi syarat yang harus dipenuhi oleh anggota

keluarga dari anggota yang bersangkuta antara lain :

a. Ahli waris harus mengurus surat keterangan yang dibutuhkan antara lain :

surat keterangan kependudukan dan surat keteranga meninggal dunia dari

kepala desa atau lurah

b. Ahli waris yang telah terdaftar di kantor KOPDIT CU. Satolop

Siborongborong tidak dapat diwakilkan kepada orang lain, kecuali telah

meninggal dunia

c. Tiga orang kerabat/ anggota keluarga dari anggota yang meninggal harus

hadir di kantor CU. Satolop Siborongborong sebagai saksi dan

menandatangani berita acara serah terima klaim DAPERMA

40

d. Bagi anggota penunggak simpanan dan pinjaman tidak lagi mendapat

santunan dari DAPERMA

DAKESMA (Dana Kesejahteraan Sosial Bersama)

DAKESMA adalah satu bentuk pelayanan kesejahteraan sosial yang

dibangun dari kekuatan sawadaya seluruh anggota KOPDIT CU. Satolop

Siborongborong, maka sesuai dengan peraturan PUSKOPDIT dan INKOPDIT ,

a. Anggota KOPDIT CU. Satolop Siborongborong wajib mengikuti/ menjadi

bagian anggota DAKESMA

b. Iuran dakesma adalah sebesar Rp.30.000,-/ tahun yang dipotong dari jasa

simpanan akhir tahun

c. Anggota dakesma akan memperoleh penggantian sebesar Rp. 3.500.000,-

pada saat anggota yang bersangkutan meninggal dunia. Dakesma akan

diserahkan kepada ahli waris

d. Dakesma akan diserahkan bersamaan dengan penyerahan daperma dari

INKOPDIT jakarta

e. Bagi anggota penunggak simpanan dan pinjaman tidak lagi mendapat

santunan dari dakesma

f. Daperma dan dakesma akan diberikan kepada ahli waris secepatnya,

walaupun belum direalisasi dari INKOPDIT dan PUSKOPDIT , apabila

riwayat simpanan dan pinjaman baik.

41

2.4.3 Bidang Usaha Credit Union Satolop

2.4.3.1 Simpanan

Credit Union Satolop memiliki beberapa jenis simpanan yang dapat dipilih

oleh anggotanya, yakni :

1. Simpanan Modal

a. Simpanan modal terdiri atas empat bagian yakni :

- Simpanan pokok, adalah simpanan yang disetor setelah resmi menjadi

anggota untuk pertama kalinya sebesar Rp. 10000. Simpanan ini

disetor satu kali, selama jadi anggota

- Simpanan wajib, adalah simpanan yang harus disetor setiap bulan.

Jumlah simpanan wajib adalah sebesar Rp. 25000,-

- Simpanan sukarela, adalah simpanan yang disetor secara sukarela.

Apabila keuangan anggota mampu, dapat menyimpan simpanan

sukarela.

- Simpanan kapitalisasi, adalah simpanan yang disetor pada saat

pencairan pinjaman/ simpanan. Besar simpanan kapitalisasi ini adalah

2% dari besar pokok pinjaman.

b. Hasil simpanan modal ini disebut jasa simpanan yang dibagikan kepada

anggota setiap akhir tahun buku. Jasa simpanan ini akan dimasukkan ke

simpanan Sibuha pada bulan Januari tahun berikutnya. Selanjutnya anggota

bebas menggunakan simpanan tersebut ditarik sebagian atau seluruhnya.

c. Simpanan anggota biasa dan anggota lansia tidak boleh ditarik oleh anggota

selama masih menjadi anggota KOPDIT, penarikan dapat dilakukan apabila

42

anggota hendak mengundurkan diri dan apabila anggota meninggal.

Penarikan sebagia hanya diperbolehkan bagi anggota istimewa dan anggota

kelompok/badan

d. Simpanan yang tidak ditabung/ simpanan yang kosong pada bulan tertentu

dalam satu tahun buku tidak dapat diisi kembali pada bulan berikutnya

e. Simpanan yang kosong sampai dengan 2 bulan berturut-turut, maka bulan

ketiga simpanannya akan diperhitungkan apakah masih dilanjutkan atau

keluar dari keanggotaan.

2. Simpanan Bebas dan Berjangka

Simpanan ini terdiri atas tiga bagian/ macam yaitu :

a. SIBUHAR (Simpanan bungan harian)

Perhitungan bunga

- Besar tingkat suku bunga sibuhar ditentukan oleh KOPDIT CU.

Satolop, dan dapat berubah setiap saat tanpa pemberitahuan terlebih

dahulu

- Bunga dihitung berdasarkan rata-rata harian secara bertingkat,

diperhitungkan setiap akhir bulan dan akan ditambahkan ke rekening

sibuhar pada akhir bulan yang sama

- Posisi saldo pada buku sibuhar, akan terkoreksi secara otomatis pada

saat penabung melakukan transaksi dengan buku sibuhar pada

KOPDIT CU. Satolop.

- Untuk tahun 2012 tingkat bunga sibuhar adalah 0.7 % per bulan

Penyetoran dan penarikan

43

- Penyetoran dan penarikan dapat dilakukan pada saat kas buka

- Setoran awal minimal Rp. 50.000,-

- Saldo yang tersisa minimal Rp. 50.000

- Penarikan diatas Rp. 1.000.000,- harus diinformasikan satu minggu

sebelumnya

Lain-lain

- Sibuhar dapat digunakan sebagai jaminan atas pinjaman anggota

- Sibuhar dapat digunakan untuk menutupi tagihan-tagihan yang terkait

kepada KOPDIT.

b. Simpanan Sukarela Berjangka (SISUKA)

- KOPDIT CU. Satolop Siborongborong dapat menerima simpanan berupa

simpanan suka rela berjangka (SISUKA) dengan bunga dan jangka waktu

tertentu,

- Bunga dibayarkan setiap bulan atau sekaligus pada waktu jatuh tempo dan

tanggal pembayarannya disesuaikan dengan tanggal penyetoran simpanan

- Tingkat bunga sisuka untuk tahun 2012 adalah :

o Untuk jangka waktu 3 bulan tingkat bunga sebesar 0.8% perbulan

o Untuk jangka waktu 6 bulan tingkat bunga sebesar 0.85% perbulan

o Untuk jangka waktu 12 bulan tingkat bunga sebesar 0.9% perbulan

- Simpanan yang ditarik sebelum jatuh tempo, bunga yang telah dibayarkan

akan diperhitungkan kembali, dan harus membayar biaya administrasi

sebesar bunga simpanan 1 bulan

44

- Pengambilan bunga dan pencairan simpanan sukarela berjangka

(SISUKA) dapat dilayani hanya dengan menunujukkan surat bukti

tabungan sukarela berjangka

c. Simpanan Masa Depan (SIMAPAN)

Simpanan masa depan adalah investasi jangka panjang anggota CU. Satolop

Siborongborong berupa tabungan, jenis simpanan ini adalah non simpanan modal.

Adapun ketentuan yang berlaku di dalam simpanan ini adalah :

- Simpanan dikhususkan bagi seluruh anggota KOPDIT CU. Satolop

- Adapun bunga simapan ditetapkan seusai dengan ketentuan KOPDIT

CU. Satolop, dengan maksimum sebesar setengah dari suku bunga

pinjaman yang berlaku

- Bunga simapan akan diakumulasikan selama satu tahun terhitung mulai

sejak tanggal disetor dan akan disaldokan menjadi pokok simpanan pada

tahun berikutnya, dan seterusnya diberlakukan sama selama jangka waktu

kontrak.

- Tingkat suku bunga simapan tahun 2012 adalah sebesar 12%

45

Adapun data mengenai perkembangan simpanan dari anggota Credit Union

Satolop dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 0-2

Data Perkembangan Credit Union Satolop Siborongborong Sejak tahun 2004 s/d 2011

Tahun Jumlah Anggota Aset Simpanan Pinjaman

2004 3.475 10.007.163.350 8.344.644.780 7.388.289.800

2005 3.961 12.913.114.393 10.071.677.344 8.950.114.300

2006 4.641 16.485.980.226 12.367.467.769 11.042.593.300

2007 4.641 19.794.057.260 15.126.338.277 12.111.397.300

2008 6.057 25.233.499.479 14.953.478.700 15.054.968.300

2009 6.346 29.913.354.050 17.280.081.700 18.992.289.300

2010 6.305 30.590.896.927 18.721.507.000 19.563.038.600

2011 6.336 35.236.797.921 20.389.144.00 20.151.120.600

2.4.3.2 Pinjaman

Pinjaman di CU. Satolop Siborongborong merupakan salah satu bagian dari

bidang usaha yang ditawarkan kepada anggota yang memerlukan bantuan

keuangan, anggota yang dapat melakukan pinjaman adalah apabila anggota

tersebut dianggap telah memenuhi syarat yang berlaku di Credit Union Satolop.

2.4.3.1 Prosedur pengajuan pinjaman

Credit Union Satolop dalam kegiatan usahanya melayani setiap anggotanya

dalam hal pinjaman keuangan baik pinjaman yang sifatnya produktif, pinjaman

yang ditujukan untuk kesejahteraan dan pinjaman darurat.

Pinjaman yang sifatnya produktif dalam hal ini misalnya adalah membeli

barang dagangan, peralatan pertanian, pupuk, pestisida dan sebagainya.

Sedangkan untuk pinjaman yang sifatnya untuk kesejahteraan dalam hal ini adalah

peruntukan biaya sekolah, perbaikan rumah, perlengkapan rumah tangga, pesta/

46

adat pernikahan, dsb. Dalam hal ini Credit Union Satolop lebih mengutamakan

untuk memberikan pinjaman yang sifatnya produktif dikarenakan pada dasarnya

kesejahteraan seseorang akan meningkat sejalan dengan membaiknya tingkat

produktifitas anggota.

Bagi setiap anggota Credit Union Satolop yang masa keanggotaannya sudah

lebih dari enam bulan dan rajin menabung setiap bulannya serta mengikuti

pendidikan yang diadakan oleh Credit Union Satolop dapat mengajukan

permohonan pinjaman dengan besar pinjaman maksimal 3 kali besar jumlah

saham yang dimiliki oleh anggota.

2.4.3.2 Pelulusan pinjaman

Salah satu syarat yang merupakan wujud dari modal sosial di dalam Credit

Union Satolop untuk dapat meluluskan pinjaman yang diajukan oleh anggota

adalah keharusan adanya tiga orang anggota yang bersedia menjadi penjamin bagi

anggota yang mengajukan pinjaman.

Penjamin ini berkewajiban untuk melakukan pembayaran pinjaman kepada

Credit Union Satolop bilamana anggota yang meminjam tersebut dengan atau

tidak sengaja tidak membayar pinjaman tersebut. Sehingga dalam hal ini

dibutuhkan adanya sikap saling percaya antar sesama anggota, karena tidaklah

mungkin seorang anggota akan bersedia menjadi penjamin terhadap anggota

lainnya apabila anggota yang mengajukan pinjaman tersebut memiliki reputasi

yang tidak baik dilingkungan masyarakat dan tidak dapat dipercaya. Setelah

anggota yang berniat melakukan pinjaman di Credit Union Satolop telah

47

mendapatkan kepercayaan dari CU dan memiliki anggota yang bersedia menjadi

penjamin maka anggota dapat melakukan pinjaman.

Adapun syarat yang diajukan oleh CU. Satolop Siborongborong untuk

dipenuhi oleh anggota diantaranya adalah :

a. Anggota pemohon telah resmi menjadi anggota di CU. Satolop

Siborongborong

b. Pinjaman awal harus dilalui terlebih dahulu, ada dua macam yakni

- Pinjaman kapitalisasi (pinjam-tabung) dengan jangka waktu pelunasan

selama enam bulan

- Simpan selama enam bulan baru dapat mengajukan pinjaman kembali

c. Tidak ada lagi saldo pinjaman terdahulu, bagi anggota yang pernah

melakukan pinjaman

d. Simpanan ditabung secara teratur dengan arti, simpanan setiap bulan dalam

tahun buku tidak pernah kosong

e. Tujuan dari pinjaman adalah untuk tujuan Prokes (Produktif dan

Kesejahteraan)

f. Bagi ahli waris anggota lansia yang meminjam, maka harus membuat

perjanjian tersendiri/ tambahan yang menyatakan bahwa ahli waris akan

membayar lunas pinjaman bilamana anggota yang meminjam meninggal

dunia.

Selain persyaratan administrasi diatas, anggota juga diwajibkan untuk

mengikuti wawancara oleh bidang perkreditan dengan acuan TUKKEPAR, yaitu :

Tujuan Pinjaman

48

Anggota diharapkan dapat menggunakan pinjaman yang diterimanya dengan

bijak dan baik serta dapat memanfaatkannya untuk kegiatan produktif yang

sifatnya tidak bertentangan dengan hukum, moral, budaya masyarakat serta

kegiatan Credit Union Satolop. Dalam hal ini anggota menyalahgunakan pinjaman

yang diterimanya untuk dipinjamkan kembali kepada anggota lainnya dengan

bunga pinjaman yang lebih besar sehingga dia memperoleh keuntungan dari

bunga pinjaman tersebut.

Kerajinan Menabung

Kemampuan Mengembalikan Pinjaman

Bilamana oleh Credit Union Satolop pinjaman yang diajukan anggota

dikabulkan apakah nantinya anggota dapat mengembalikan pinjaman tersebut.

Apabila tujuan dari pinjaman tersebut adalah untuk kegiatan usaha, apakah

penghasilan dari kegiatan usaha tersebut dapat digunakan untuk membayar

pinjaman anggota. Dengan mengetahui kemampuan anggota dalam membayar

pinjaman ini maka diharapkan pinjaman yang diterima tersebut dapat bermanfaat

dengan maksimal bagi kesejahteraan anggotanya.

Prestasi Masa Lalu

Prestasi anggota pada masa lalu dijadikan sebagai acuan untuk meluluskan

pinjaman, dalam hal ini apakah yang bersangkutan pernah melakukan pinjaman

dan terjadi pembayaran angsuran yang tidak teratur serta alasan yang menjadi

penyebabnya. Pembayaran yang teratur dan tepat waktu merupakan hal yang

sangat penting karena modal yang ada dalam kas CU adalah untuk kepentingan

bersama bukan pribadi.

49

Partisipasi

Partisipasi anggota dalam kegiatan yang dilakukan oleh CU merupakan roda

penggerak bagi keberlangsungan kegitan usaha dalam Credit Union Satolop.

Partisipasi anggota antara lain adalah : apakah anggota mengikuti pendidikan di

CU secara teratur, anggota memasukkan keluarganya menjadi anggota di Credit

Union Satolop, anggota memberikan sumbangan pikiran, informasi yang berguna

bagi perkembangan Credit Union Satolop dan kesejahteraan bersama anggota-

anggota di dalamnya.

Tingkat suku bunga pinjaman anggota di CU. Satolop Siborongborong

ditentukan berdasar jenis pinjaman dan tingkat pinjaman, sebagai berikut :

a. Pinjaman yang nilainya sama dengan besar simpanan tingkat bunganya

adalah sebesar 2,0% per bulan

b. Pinjaman yang nilainya lebih besar dari simpanan tingkat suku bunganya

adalah 2,5% per bulan

c. Pinjaman yang hanya bayar bunga terdiri atas dua jenis, yakni :

- Pinjaman palawija dengan tenggang waktu 7 bulan maka pada

bulan ke- 8 harus lunas, tingkat suku bunganya adalah 3% per

bulan

- Pinjaman ternak, tenggang waktu pinjaman 12 bulan. Dengan

tingkat suku bunga sebesar 3% per bulan

d. Saldo pinjaman yang angsurannya telah menyamai saldo simpanan maka

tingkat suku bunganya menjadi 2.0% per bulan.

50

Dalam hal pelunasan pinjaman yang dilakukan oleh anggota adakalanya

terjadi hal-hal yang tidak diharapkan seperti penunggakan pinjaman dimana

anggota peminjam tidak melakukan pembayaran atas pinjaman seperti yang telah

dijanjikan sebelumnya, sehingga hal ini dapat menimbulkan kerugian atas

KOPDIT dikarenakan oleh adanya kredit macet ini. Untuk mengatasi hal ini CU.

Satolop Siborongborong memiliki prosedur penanganan kredit macet/ tunggakan

pinjaman anggota, adapun tunggakan atas pinjaman ini diklasifikasikan menjadi :

- Tunggakan angsuran pokok yaitu : angsuran pokok dari suatu kredit

dengan angsuran yang setelah tanggal jatuh waktu masa angsurannya

belum dibayar

- Tunggakan pokok yaitu : pokok dari kredit tanpa angsuran yang telah jatuh

waktu namun belum dibayar

- Tunggakan bunga yaitu : bunga kredit baik kredit dengan angsuran,

maupun tanpa angsuran yang telah jatuh waktu namun belum dibayar.

CU. Satolop Siborongborong dalam penaganan pinjaman yang tertenggak

memiliki prosedur penanganan sebagai berikut :

- Mengirimkan surat peringatan kepada anggota yang menunggak melalui

penjaminnya, agar anggota penunggak tersebut kembali melanjutkan atau

melunaskan angsurannya

- Bilamana pinjaman tertunggak tersebut berlarut-larut belum juga dilunasi

maka penjaminnya akan memperhitungkan jaminan atau menjualnya,

sebagaimana telah disepakati dalam surat perjanjian pinjaman

51

- Bagi anggota peminjam yang menunggak, maka penjaminnya yang

berjumlah tiga orang tidak diperbolehkan mengajukan permohonan

pinjaman, selama anggota penunggak yang dijamini tersebut belum

mengangsur/ melunasi kembali tunggakannya

- Anggota peminjam yang menunggak apabila meninggal dunia maka

simpanan dan pinjamannya tidak lagi ditanggung oleh Daperma (Dana

Perlingungan bersama). Untuk mencegah CU. Satolop Siborongborong

tidak dirugikan maka yang melunasi dan membayar tunggakan tersebut

adalah penjamin dan ahli waris anggota yang bersangkutan.

Perlindungan usaha terhadap tunggakan pinjaman adalah dengan

mengklasifikasikan setiap jenis pinjaman yang tertunggak dan selanjutnya

mencadangkannya ke dalam cadangan resiko piutang. Hal ini memiliki tujuan

untuk menghadapi resiko kerugian akan kredit macet yang sudah diperkirakan

akan terjadi, hal ini merupakan bentuk kehati-hatian dalam menghadapi

ketidakpastian dimasa depan.

2.4.3.3 Lama angsuran dan besar pinjaman

Besarnya pinjaman yang dapat dikabulkan oleh Credit Union Satolop

didasarkan pada TUKKEPAR dengan jumlah pinjaman maksimum adalah 3 kali

besarnya saham/simpanan anggota, adapun bunga atas pinjaman pinjaman

anggota adalah berdasarkan jenis pinjaman yang diajukan oleh anggota tersebut,

untuk setiap pinjaman berlaku bunga menurun/ suku bunga yang turun bilamana

cicilan atas pinjaman menyamai jumlah saldo simpanan anggota.

52

Adapun bunga pinjaman yang dikenakan bagi dana yang dipinjam oleh

anggota pada dasarnya tidak ditujukan untuk mencari keuntungan semata

melainkan untuk menutupi dana-dana yang telah dikeluarkan oleh Credit Union

Satolop untuk kepentingan bersama. Adapun pengeluaran-pengeluaran yang

dilakukan oleh Credit Union Satolop ini diantaranya adalah : pembelian alat-alat

tulis, alat-alat kantor, dana pendidikan, dana rapat, dsb. Pada akhir tahun sisa dari

hasil usaha yang setelah dipotong untuk keperluan CU maka sisa hasil usaha ini

akan dibagikan kepada anggota (deviden).

Untuk jangka waktu angsuran pinjaman yang dimiliki oleh anggota di Credit

Union Satolop adalah berdasarkan jumlah pinjaman anggota, yakni :

Besar pinjaman sampai dengan Rp.5000.000,- angsuran maksimum 30

bulan

Besar pinjaman sampai dengan Rp.10.000.000,- angsuran maksimum 40

bulan

Besar pinjaman sampai dengan Rp.25.000.000,- angsuran maksimum 50

bulan

Besar pinjaman diatas Rp.25.000.000,- angsuran maksimum 60 bulan

Bagi anggota yang memiliki angsuran dan tidak menepati pembayaran

angsuran sesuai dengan perjanjian antara anggota dengan pihak Credit Union

Satolop maka :

1. Angsuran pinjaman yang terdenda 3x berturut-turut akan mengakibatkan

pinjaman anggota ditunda atau jumlah pinjaman dikurangi,

53

2. Bila terjadi penunggakan sampai dengan 3x berturut-turut atau lebih, maka

deviden pada saat tutup buku dijadikan angsuran pinjaman,

3. Apabila peminjam tidak menepati perjanjian pinjaman, maka agunan dapat

disita oleh CU,

4. Penjamin bertanggung jawab atas pengembalian pinjaman yang mereka

jamin.

54

Tabel 0-3 Data Pinjaman di Credit Union Satolop Tahun 2012

Bulan

Sasaran Pinjaman

Jumlah Peminjam

Produktif (000) Kesejahteraan (000)

L P A B C A B C C D

Jan 63 83 6.400 107.200. 139.000 - - 141.600 10.000 106.500 510.700

Feb 90 126 26.000 97.700 175.500 20.000 19.000 43.000 8.500 93.000 483.050

Mar 137 177 39.500 160.000 195.600 13.800 6.000 14.150 - 71.400 501.050

April 104 158 44.200 200.650 900.000 - 25.000 194.050 - 257.000 1.621.150

Mei 98 151 198.900 357.550 581.200 55.000 7.000 395.900 600 130.850 1.727.000

Juni 123 166 43.400 271.700 613.550 69.000 7.500 517.800 - 208.000 1.731.250

Juli 130 170 43.400 271.700 613.550 69.000 7.500 517.800 - 208.000 1.731.250

Agust 130 186 156.900 312.200 1.023.200 90.000 71.000 386.550 - 265.400 2.306.250

Sept 114 177 91.100 155.250 1.399.000 76.000 29.700 175.000 - 326.900 2.254.250

Okt 104 149 91.100 155.250 1.399.000 76.000 29.700 175.800 - 326.900 2.254.250

Nov 106 164 80.000 231.500 1.420.300 145.000 57.000 330.500 1.500 170.750 2.436.800

Des 106 200 197.800 231.500 642.650 97.000 23.000 280.500 - 327.550 1.800.900

TOTAL 1305 1882 1.018.700 2.552.450 9.102.850 713.500 282.600 3.174.150 20.600 2.493.050 19.357.900

Keterangan Sasaran Pinjaman

I. PRODUKTIF : II. KESEJAHTERAAN : Jenis Kelamin :

A. Ternak a. Tanah d. Pengobatan L: Laki-laki

B. Palawija b. Rumah e. KESKEL (Kesejahteraan Keluarga) P: Perempuan

C. Dagang c. Pendidikan

55

2.4.3.4 Pemanfaatan pinjaman oleh anggota

Adapun pinjaman yang diterima oleh anggota dari Credit Union Satolop pada

dasarnya dibagi atas dua kategori yakni peruntukan pinjaman untuk kegiatan

produktif dan kesejahteraan. Adapun peruntukan setiap jenis pinjaman yang

dilakukan oleh aggota di Credit Union Satolop pada umumnya adalah :

a. Produktif

Pinjaman untuk kegiatan produktif dalam hal ini adalah berupa kegiatan yang

meliputi usaha dagang, pembelian perlengkapan pertanian dan peternakan, serta

kegiatan-kegiatan produksi yang diusahakan oleh anggota. Adapun pemanfaatan

pinjaman yang dilakukan oleh anggota dituturkan oleh beberapa informan

dibawah ini:

Sebelum bergabung menjadi anggota di Credit Union Satolop ini

saya tidak pernah berpikir untuk menabung, saya menggunakan

uang yang saya peroleh dari hasil penjualan saya semua untuk

membeli barang dagangan. Sehingga kadang barang dagangan

tersebut menumpuk dan menjadi rusak. Namun setelah saya menjadi

anggota dan menabung di Credit Union Satolop ini saya belajar

membuat anggaran, cara menggunakan uang dengan efesien antara

kebutuhan dagang dan keluarga. Selain itu bilamana suatu saat saya

membutuhkan pinjaman saya dapat memperolehnya dari CU.

Satolop Siborongborong ini dengan mudah khususnya apabila uang

yang saya butuhkan terebut adalah untuk kebutuhan saya

berdagang. (L. Napitupulu, W. 34thn)

Selain itu juga oleh informan berikut :

Dagangan saya adalah ikan kering seperti ikan asin, teri dan juga

udang kering. Saya berdagang di pasar Siborongborong, Tarutung

dan Sipahutar. Adapun untuk belanja barang dagangan saya ini

saya peroleh dari toke yang ada di Siborongborong ini dimana

mereka membeli langsung barang tersebut ke Tanjung balai. Saya

merasa bila terus-terusan belanja dari mereka maka saya akan sulit

untuk berkembang untuk itu saya memutuskan untuk meminjam dari

CU. Satolop Siborongborong untuk dapat membeli mobil colt diesel

56

agar dapat saya pergunakan untuk belanja langsung kesana. Saat

ini mobil ini saya pergunakan untuk membawa barang dagangan

saya kepasar dan juga belanja dari kota Tanjung Balai. Begitu juga

dengan pedagang lainnya beberapa dari mereka menitip barang

dagangan kepada saya. Sehingga hal ini juga menjadi pemasukan

tambahan bagi saya. (T.N, Pria 32 thn)

b. Kesejahteraan

Pinjaman untuk kesejahteraan merupakan pinjaman yang ditujukan oleh

anggota untuk meningkatkan kesejahteraan keluarganya seperti pendidikan,

perbaikan rumah, membeli tanah, pesta adat dan sebagainya. Pemanfaatan

pinjaman untuk kesejahteraan oleh anggota diuraikan oleh informan berikut ini:

Saya menikah sudah sekitar enam tahun dan saat ini anak saya ada

dua orang, namun karena dulu waktu kami menikah kami hanya

melakukan upacara resepsi pernikahan di gereja dan tidak

melakukan upacara adat. Oleh orang mertua yang sudah lebih dulu

menjadi anggota di CU. Satolop Siborongborong ini saya

disarankan untuk bergabung menjadi anggota agar dapat menabung

dan membuat perencanaan keuangan lebih baik, selain itu saya akan

dapat memperoleh pinjaman dengan mudah. Sekarang saya sudah

tahun ketiga saya bergabung dengan KOPDIT ini dan saya telah

beberapa kali melakukan pinjaman termasuk untuk membiayai

upacara adat pernikahan saya. (S.L, W.44 thn)

2.4.3.5 Wirausaha KOPDIT

Wirausaha KOPDIT atau disingkat WIRAKOP merupakan salah satu bidang

usaha yang dimiliki oleh Credit Union Satolop. Adapun yang menjadi bidang

usaha dari wirausaha KOPDIT ini adalah menyediakan barang dagang dan

konsumsi untuk anggotanya.

WIRAKOP ini didirikan dengan melihat kondisi anggotanya yang pada

umumnya banyak yang menekuni profesi sebagai pedagang merasa diberatkan

dan mengeluh dengan adanya perubahan harga yang terjadi sewaktu-waktu serta

57

adanya permainan harga yang dilakukan oleh pemilik toko yang menyediakan

barang yang mereka perdagangkan. Sehingga kadang anggaran yang mereka

sediakan tidaklah mencukupi untuk memperoleh barang yang mereka butuhkan

tersebut.

Adapun jenis-jenis barang yang disediakan untuk pedagang yang menjadi

anggota diantaranya adalah gula, susu, minyak goreng curah hingga berbagai

merek (Sania, Bimoli, Sunco), rokok, korek api, mancis, kecap, garam, berbagai

jenis alat tulis dan sebagainya. Para pedagang untuk dapat memperoleh barang

dagang dari WIRAKOP ini harus terlebih dahulu terdaftar sebagai anggota Credit

Union Satolop serta telah memperoleh pendidikan mengenai kegiatan KOPDIT

serta cara membuat anggaran yang baik untuk kegiatan usaha dagang mereka.

Belanja di wirakop memiliki daya tarik tersendiri bagi anggota, dimana

anggota pada saat berbelanja akan memperoleh poin atas belanjaan mereka. Poin

ini nantinya akan menjadi penentu jumlah deviden yang akan diterima oleh

anggota dari wirakop. Pembagian deviden dilakukan bersamaan dengan pada saat

pembagian deviden dari Credit Union Satolop pada akhir tahun di setiap

lingkungan. Para anggota yang berbelanja disana merasa bahwa mereka sangat

beruntung apabila belanja di wirakop dibanding dengan di toko sebagaimana

diungkapkan berikut :

Dulu sebelum wirakop ini didirikan, saya belanja di toko-toko yang

ada disekitar Siborongborong ini untuk membeli beberapa macam

kebutuhan rumah tangga seperti minyak goreng, susu anak, gula.

Namun sejak wirakop ini didirikan saya lebih sering belanja disini

sekalian menabung, karena menurut saya belanja disini selain

penjaganya ramah kita juga memperoleh keuntungan deviden (S.H,

W,53thn).

58

Dan juga informan berikut :

Saya sering dimintai tolong oleh teman sekampung saya untuk

belanja di pasar, alasan untuk menghemat biaya ongkos dan karena

adanya pekerjaan yang tidak bisa ditinggalkan. Saya sekalian aja

belanja barang titipan tersebut di wirakop sehingga nantinya dapat

menambah jumlah poin saya. (E.N,W.30 thn)

Dilihat dari kegiatan yang berlangsung di WIRAKOP ini pada umumnya

anggota yang mengambil barang dari WIRAKOP ini adalah pedagang kecil yang

menjual barang dagangan mereka di pasar Siborongborong dan warung di desa.

Adapun jenis barang yang banyak mereka perdagangkan adalah gula, minyak

goreng curah kiloan, korek, garam, sabun cuci. Barang dagangan ini dapat mereka

peroleh pada pagi harinya dengan datang langsung ke kantor WIRAKOP dan

memesan barang yang akan mereka perdagangkan, selanjutnya barang pesanan

tersebut oleh pengurus yang bertugas pada hari itu akan diantar kelokasi mereka

berjualan.

Selain berbagai jenis barang konsumsi dan dagang di Wirakop ini juga

disediakan pupuk yang khusus untuk memenuhi kebutuhan anggota mereka yang

menjadi petani, pupuk yang disediakan oleh wirakop ini adalah terutama untuk

penggunaan anggota sendiri dan bukan untuk diperdagangkan oleh anggota.

Adapun jenis pupuk yang disediakan antara lain pupuk Urea, ZA, TSP, KCL,

NPK.

Jenis tanaman yang diusahakan oleh petani yang menjadi anggota Credit

Union Satolop pada umumnya adalah padi, berbagai jenis sayuran seperti sayur

sawi, kol, tomat, cabai, dan tanaman kopi. Sektor perikanan di Kecamatan

maupun pedesaan secara khusus jarang diusahakan oleh masyarakat dikarenakan

59

sumber air didaerah ini tidaklah dekat dengan lahan milik petani sehingga adapun

ikan yang dihasilkan oleh petani pada dasarnya adalah ikan yang dipelihara secara

tumpang sari dengan padi di sawah.

Melihat proses yang berlangsung di WIRAKOP ini boleh dikatakan

menyerupai swalayan dimana di dalamnya sudah teredia bergam jenis kebutuhan

hidup yang dibutuhkan oleh anggota, sistem transaksi juga sudah menyamai

sistem transaksi di pasar swalayan dimana sistemnya menggunakan komputer.

Sehingga bilamana seorang anggota belanja maka anggota akan mengambil

Gambar 0-2 Suasana di dalam WIRAKOP

60

langsung barang yang mereka butuhkan dan membawanya ke meja kasir.

Selanjutnya oleh kasir, barang-barang tersebut aka melakukan scan kode dimana

jumlah dan harganya akan langsung terlihat pada layar komputer. Setelah

pembayaran dilakukan maka slip transaksi akan di print dan diiberikan kepada

anggota yang belanja di WIRAKOP.

2.4.4 Mitra Usaha Credit Union Satolop

KOPDIT CU. Satolop Siborongborong dalam usahanya untuk meningkatkan

kesejahteraan amggota serta pengembangan usaha di masa yang akan datang

memiliki hubungan kerja sama dengan lembaga pemerintah maupun lembaga

swasta, adapun bentuk dari kerja sama CU. Satolop dengan mitra usaha antara lain

adalah :

a. Pemerintah dan swasta

Dalam upaya menciptakan dan mengembangkan iklim kondisi yang

mendorong pertumbuhan dan pemasyarakatan KOPDIT, menurut ketentuan Pasal

6 Undang-undang No. 25 tahun 1992, pemerintah :

1. Memberikan kesempatan usaha yang seluas-luasnya kepada Koperasi

2. Meningkatkan dan memantapkan kemampuan Koperasi agar menjadi

Koperasi yang sehat, tangguh, mandiri

3. Mengupayakan tata hubungan usaha saling menguntungkan antara

Koperasi dan badan usaha lainnya

4. Membudayakan Koperasi dalam masyarakat

Dalam rangka memberikan bimbingan dan kemudahan kepada Koperasi

maka menurut ketentuan pasal 2 undang-undang no. 25 tahun 1992, pemerintah :

61

1. Membimbing usaha Koperasi yang sesuai dengan kepentingan

ekonomi anggotanya

2. Mendorong, mengembangkan dan memantau pelaksanaan pendidikan,

pelatihan, penyuluhan, dan penelitian Koperasi

3. Memberikan kemudahan untuk memperkokoh permodalan Koperasi

serta mengembangkan lembaga keuangan Koperasi

4. Membantu mengembangkan jaringan usaha Koperasi dan kerjasama

yang saling menguntungkan antar Koperasi

5. Memberikan bantuan konsultasi guna memecahkan masalahnya yang

dihadapi oleh Koperasi dengan memperhatikan anggaran dasar (AD)

dan prinsip Koperasi.

Mengingat sifat dari Koperasi yang mandiri/swadaya maka kerjasama dengan

pemerintah secara langsung tidak ada. Namun dikarenakan Credit Union Satolop

merupakan suatu lembaga keungan yang berada dibawah naungan Koperasi maka

CU. Satolop Siborongborong harus tunduk kepada aturan Koperasi yang berlaku

di Indonesia, yakni undang-undang Koperasi UU no. 25 tahun 1992 dan pasal 33

UUD 1945.

b. Kepala- kepala desa di daerah kerja CU. Satolop Siborongborong

Bentuk kerjasama dengan kepala desa di daerah kerja CU. Satolop

Siborongborong ini adalah sebagai wujud bahwa untuk menjadi anggota di Credit

Union Satolop tidak terbatas hanya dari desa-desa tertentu dan golongan tertentu

saja. Untuk menjadi anggota dapat berasal dari desa manapun asalkan dapat

mengikuti peraturan yang berlaku, dengan adanya kerja sama dengan kepala-

62

kepala desa ini maka promosi dan program yang dijalankan oleh KOPDIT ini

dapat tersosialisasikan dengan baik dan lancar.

c. PT. POS Indonesia

Pos sebagai perusahaan yang bergerak dalam bidang komunikasi khususnya

surat-menyurat memiliki peran dan fungsi yang sangat besar bagi kelangsungan

usaha CU. Satolop Siborongborong ini. Hal ini terutama bila menyangkut

administrasi tertulis seperti perjanjian kerjasama maupun kontrak yang dilakukan

oleh KOPDIT ini.

Selama ini juga pos masih menjadi pihak yang diandalkan untuk menjangkau

daerah-daerah/ desa yang masih belum terjangkau oleh jaringan komunikasi

telepon/ seluler dan juga mengingat biaya yang dikeluarkan masih lebih murah

apabila dibandingkan dengan perusahaan lain yang memiliki bidang usaha yang

sama sehingga dapat menjadi suatu alternatif dalam melakukan penghematan

biaya.

63

BAB III

MODAL SOSIAL DALAM CREDIT UNION SATOLOP

SIBORONGBORONG

3.1 Sosialisasi Dalam Credit Union Satolop Siborongborong

Credit Union Satolop dalam usahanya memberdayakan masyarakat senantiasa

berusaha untuk mengajak masyarakat yang belum menjadi anggota agar mau

bergabung dengan Credit Union Satolop, ajakan ini dilakukan melalui promosi-

promosi mengenai manfaat yang akan diperoleh apabila bergabung dengan Credit

Union Satolop.

Promosi ini dilakukan pada saat pendidikan anggota baru dimana di dalamnya

disampaikan mengenai cara kerja Credit Union Satolop, program-program kerja

yang akan dijalankan oleh Credit Union Satolop, manajemen keuangan keluarga

dan manfaat lainnya yang akan diperoleh setelah menjadi anggota. Promosi

melalui pendidikan ini dilakukan oleh pengurus-pengurus CU dalam hal ini

manager, pengawas, bendahara dan karyawan lainnya.

Perekrutran masyarakat yang belum menjadi anggota juga dilakukan oleh

anggota Credit Union Satolop lewat berbagi pengalaman mereka setelah menjadi

anggota di Credit Union Satolop, seperti lewat pengalaman mereka pada saat

mengalami kesulitan memperoleh uang untuk membeli barang kebutuhan atau

dagangan yang mereka butuhkan, biaya pendidikan anak dan kesehatan, bagi

anggota yang melakukan perekrutan ini akan memperoleh tambahan deviden akhir

64

tahun. Perekrutan anggota oleh anggota disebut dengan istilah anggota menggaet

anggota lain (AMAL).

Di Credit Union Satolop mereka bisa memperoleh uang dan barang yang

mereka perdagangkan tersebut dengan lebih mudah apabila dibandingkan di

lembaga keuangan lainnya, dikarenkan persyaratan yang harus dipenuhi tidaklah

serumit pengajuan di bank. Pengalaman lainnya adalah seperti dituturkan salah

informan berikut :

Saya bergabung di Credit Union Satolop sejak awal didirikan,

jumlah kami pada saat itu tidaklah seramai seperti pada saat ini.

Saya sudah benar-benar merasakan manfaatnya bergabung di

Credit Union Satolop ini. Anak saya 5 orang bisa saya biayai

kuliahnya adalah karena bantuan dari CU. Satolop Siborongborong

ini bilamana saya membutuhkan uang untuk biaya kuliah

tersebut.(J.S.W, 59 thn)

Selain pengalaman informan diatas, pengalaman informan lainnya yang

menjadi daya tarik untuk bergabung dengan Credit Union Satolop adalah seperti

diceritakan oleh informan berikut :

Dulu yang menjadi anggota di Credit Union Satolop ini adalah istri

saya, menjadi anggota setelah kami berkeluarga. Saya sendiri

menabungkan uang saya di bank. Namun setelah istri saya

meninggal, saya memutuskan untuk pindah ke Credit Union Satolop

karena saya mendapat pengalaman pahit pada saat saya melakukan

transaksi penarikan dari bank ini. Masa untuk menarik seluruh uang

saya di bank harus berbelit-belit sampai 5 hari mengurus berkas

administrasi yang dibutuhkan, padahal uang yang saya tarik adalah

uang saya sendiri.(C.S,Pr.56 thn)

Dan juga informa berikut

Saya dan suami saya menikah dalam usia yang masih muda, saya

menjadi anggota baru dua tahun lalu di CU. Satolop

Siborongborong ini, sebelumnya saya tidak tahu mengenai apa saja

manfaat yang akan saya terima bila bergabung disini, namun

setelah saya diajak oleh mertua saya. Akhirnya saya bergabung juga

65

dan ternyata menjadi anggota di CU. Satolop Siborongborong

sangatlah bermanfaat bagi diri dan kelarga saya. (M.S, W.28thn)

3.2 Tiga Pilar Credit Union Sebagai Modal Pembangunan

1. Pendidikan

Di dalam CU tujuan dari adanya pendidikan adalah agar anggota dapat

mengerti peran serta, hak dan kewajiban sebagai anggota di credit union sehingga

akan lebih bijaksana dalam mengatur keuangan keluarga maupun keuangan usaha,

mengetahui dan memahami laporan keuangan serta perkembangan credit union.

Dalam credit union dikenal motto : dimulai dengan pendidikan, berkembang

melalui pendidikan dan dikontrol oleh pendidikan.

2. Solidaritas atau Kesetiakawanan,

Credit Union tidak hanya sekedar menghimpun simpanan dan memberikan

pinjaman kepada anggotanya, namun yang paling utama adalah bagaimana setiap

anggota credit union memperhatikan kepentingan bersama daripada kepentingan

diri sendiri dan saling melayani. Hal ini secara nyata diwujudkan anggota credit

union yang menyimpan/menabung secara teratur, dan mengangsur pinjamannya

secara tertib sehingga anggota-anggota lain juga dapat memperoleh bantuan

(pinjaman) bila membutuhkan.

3. Swadaya

Credit Union sedapat mungkin membiayai dirinya sendiri. Agar hal tersebut

dapat terwujud para anggota harus berusaha agar lembaganya semakin besar dan

sehat. Sehingga untuk mendukung usaha ini dibutuhkan partisipasi anggota untuk

menabung ke Credit Union secara teratur dan sebanyak-banyaknya serta

66

menghindari agar tidak menabung ke lembaga keuangan lain. Hal ini penting

karena Credit Union adalah milik anggota sendiri, sedangkan di lembaga

keuangan lain pemiliknya adalah sebagian orang dan penabung hanya sebagai

nasabah.

Adapun strategi yang dilakukan dalam mewujudkan KOPDIT yang mandiri

diantaranya adalah sebagai berikut :

1. Meningkatkan kesadaran anggota melalui program penyuluhan dan

pelatihan yang efektif. Sasaran yang hendak dicapai adalah untuk

meningkatkan partisipasi mereka dalam seluruh kegiatan KOPDIT yang

berkaitan dengan kegiatan organisasi maupun usaha KOPDIT

2. Mengembangkan dan melaksanakan sistem pelatihan yang sesuai dengan

usaha meningkatkan penghasilan para insan KOPDIT,

3. Menciptakan suasana yang demokratis dalam manajemen KOPDIT untuk

menampilkan sosok kepengurusan yang efektif dan dinamis,

4. Mengembangkan dan melaksanakan program yang bermuara pada

peningkatan kesejahteraan anggota, pengelola, dan pengurus sehingga

KOPDIT dapat menjadi kekuatan ekonomi yang bersifat kekeluargaan

dan berwatak sosial,

5. Membangun sistem kelembagaan yang terpadu dalam semua tingkat

gerakan KOPDIT. Hal ini dimaksudkan agar dapat mengefisienkan fungsi

perencanaan pada masing-masing tingkatan struktur organisasi.

67

3.2.1 Membangun Melalui Pendidikan

Pendidikan merupakan denyut nadi KOPDIT, dengan pendidikan maka

kebodohan, ketertinggalan dan kemiskinan sehingga akan dapat meningkatkan

harkat martabat hidupnya. Dalam usahanya meningkatkan kualitas anggotanya,

Credit Union Satolop mewajibkan anggotanya untuk mengikuti pendidikan yang

diadakan oleh KOPDIT. Diharapakan melalui pendidikan ini anggota akan

mengerti peran, hak dan kewajibannya sebagai anggota Credit Union, sehingga

diharapkan melalui pendidikan ini juga anggota akan dapat lebih bijaksana dalam

mengatur keuangan keluarga dan usaha yang dijalankannya.

Adapun pendidikan yang diadakan di Credit Union Satolop adalah pendidikan

motivasi bagi anggota yang mana pendidikan ini diadakan setiap hari kerja,

adapun tujuan dari diadakannya pendidikan ini adalah agar anggota dapat

memiliki motivasi untuk lebih berkarya dalam hidupnya sehingga dapat

memeberikan yang terbaik bagi keluarganya. Dalam pendidikan motivasi ini juga

anggota dimotivasi untuk dapat hidup berkelompok, berorganisasi dan bekerja

bersama dengan anggota lainnya. Karena dengan bekerja sama maka pekerjaan

yang berat akan dapat diselesaikan dengan lebih mudah.

Oleh Credit Union Satolop Siborongborong, pendidikan kelompok/

lingkungan mencakup beberapa materi pendidikan yang dilaksanakan

dilingkungan antara lain adalah :

1. Kinerja CU. Satolop Siborongborong

Pendidikan ini memiliki tujuan agar anggota mengetahui bagaimana jalannya

Credit Union Satolop ini. Karena pada dasarnya KOPDIT ini adalah milik

68

bersama anggota sehingga sangatlah penting agar anggota mengetahui mengenai

kinerja pengurus, operasional kantor, laporan pertanggung jawaban pengurus dan

pengawas serta bagian perkreditan. Dengan adanya transparansi mengenai kinerja

Credit Union Satolop ini maka akan meningkatkan kepercayaan anggota kepada

pengurus, sehingga anggota merasa merasa nyaman menyimpan uangnya di

Credit Union Satolop ini.

2. Pertanian

Mengingat banyaknya jumlah anggota yang berprofesi sebagai petani maka

pendidikan mengenai pertanian sangatlah penting. Melalui program yang telah

dibuat, anggota dibina agar dapat memperoleh hasil panen yang memuaskan, serta

apa dan bagaimana penggunan pupuk yang baik untuk pertanian mereka. Jenis

pupuk, bibit dan pestisida yang disarankan disediakan di wirakop.

3. Kesejahteraan hidup

Dengan bergabung menjadi anggota di Credit Union Satolop maka

diharapkan anggota tidak akan meminjam lagi kepada renteiner karena Credit

Union Satolop menawarkan kemudahan dalam dalam peminjaman. Sehingga

dengan tidak meminjam kepada renteiner anggota tidak akan terjerat hutang yang

akan menyebabkan kerugian bagi diri dan keluarganya.

3.2.2 Pembangunan Manusia Melalui Credit Union

Pembangunan sebagai suatu usaha dan proses untuk menjadikan sesuatu hal

menjadi lebih baik dari kondisi sebelumnya membutuhkan proses dan waktu

untuk dapat memperoleh hasil terbaik dari dilakukannya usaha pembangunan

tersebut.

69

Credit Union sebagai sebuah lembaga keuangan dianggap mampu menyentuh

lapisan masyarakat paling bawah lewat kegiatan usaha yang mereka jalankan

bersama-sama dengan anggota lewat pembinaan serta pendidikan yang mereka

berikan senantiasa berusaha mewujudkan masyarakat dengan kualitas hidup yang

lebih baik dengan adanya perbaikan dari cara kerja dari anggota dalam melakukan

setiap kegiatannya sehari-hari.

Sehingga diharapkan dengan semakin membaiknya kualitas hidup masyarakat

yang menjadi anggotanya diharapkan masyarakat miskin dikarenakan rendahnya

tingkat produktifitas sebagai akibat lemahnya modal untuk usaha, keterbelakangan

dikarenakan sulitnya mencapai akses pendidikan, kesehatan dan fasilitas sosial

lainnya akan dapat meningkatkan produkfitas hidup mereka dan tercipta

kemandirian dimana masyarakat tidak tergantung sepenuhnya kepada orang lain.

Dengan semakin membaiknya produktifitas anggota ini akan berpengaruh

juga dalam meningkatkan pendapatan dan daya jangkau anggota terhadap akses

sosial sehingga anggota mampu mengeluarkan dirinya dari kemiskinan.

Menurut pola waktunya, kemiskinan di suatu daerah digolongkan menjadi 4

golongan (Kartasasmita, 1996, pp. 234-236) antara lain :

1. Persistent Poverty adalah kemiskinan yang turun-temurun. Kemiskinan ini

terjadi di daerah-daerah yang kritis sumber daya alamnya, atau daerah

terisolasi,

2. Cyclid Poverty adalah kemiskinan yang mengikuti pola siklus ekonomi

secara keseluruhan,

70

3. Seasonal Poverty adalah kemiskinan musiman seperti yang terjadi pada

kasus petani dan pertanian tanaman pangan,

4. Accidental Poverty adalah kemiskinan karena terjadinya bencana alam

atau dampak dari suatu kebijakan yang menyebabkan menurunnya tingkat

kesejahteraan suatu masyarakat.

3.3 Modal Kepercayaan Dalam CU Satolop Siborongborong

Francis Fukuyama dalam bukunya berjudul “Trust” membahas tentang apa

yang disebut sebagai “Social Capital” atau modal sosial. Menurut Fukuyama

modal sosial merupakan norma informal yang mampu mendorong kerjasama antar

anggota masyarakat. Dalam kehidupan bermasyarakat modal sosial akan terlihat

dari adanya suasana saling mempercayai antar anggota masyarakat.

Tingkat kesejahteraan suatu masyarakat atau bangsa memiliki hubungan yang

erat dengan keberadaan modal sosial. Masyarakat atau Negara yang tingkat

kesejahteraannya tinggi pada dasarnya adalah bangsa yang memiliki modal sosial

yang kuat. Rasa saling percaya antar masyarakat dan kemauan untuk bekerjasama

berdampak pada menjadi rendahnya “biaya transaksi” dan “biaya kontrol",

sehingga mampu menghasilkan kehidupan yang efesien dan produktif. Sumber

daya yang ada, dapat dipotimalkan untuk melakukan kegiatan yang membangun

nilai tambah bagi masyarakat (Fukuyama, 2002, p. 39)

Rasa saling percaya anggota yang tercipta di dalam Credit Union Satolop

diharapkan mampu mengontrol serta mencegah terjadinya berbagai hal yang tidak

diinginkan dimana hal ini dapat menghambat kreatifitas, efektifitas dan

produktifitas Credit Union, dengan adanya rasa saling mempercayai ini maka akan

71

mampu menciptakan rasa saling menghargai dan saling memiliki terhadap

anggota dengan pengurus di dalam Credit Union Satolop.

Hal ini berlaku dalam setiap aspek kegiatan usaha yang dijalankan oleh Credit

Union, dalam proses simpan-pinjam pihak KOPDIT akan memberikan pinjaman

kepada anggotanya yang dianggap dapat dipercaya dan akan mengembalikan

pinjaman tersebut sesuai dengan besar pinjaman pada waktu yang telah

ditentukan. Pengembalian pinjaman yang dilakukan oleh anggotanya tepat waktu

di dalam Credit Union ini adalah salah satu hal yang diperlukan mengingat

sumber modal dalam Credit Union Satolop ini adalah anggota sendiri. Sehingga

dengan tersedianya modal dalam kas akan dapat dimanfaatkan oleh anggota

lainnya yang membutuhkan pinjaman dari pihak Credit Union.

Oleh pengurus Credit Union Satolop anggota yang dinilai lalai dalam

melaksanakan tanggung jawabnya akan mengurangi rasa percaya terhadap si

anggota dan menyebabkan munculnya keraguan untuk memberikan pinjaman

selanjutnya, karena dalam hal ini juga dianggap telah menimbulkan permasalahan

bagi anggota lainnya. Berikut penuturan seorang informan yang melakukan

pinjaman di Credit Union Satolop :

“Saya sudah melakukan pinjaman di Credit Union Satolop sebanyak

10 kali sejak saya menjadi anggota pada tahun 1990 dengan rata-

rata pinjaman sebesar Rp. 5 jt, setiap saya melakukan pinjaman

saya tetap diberi kesempatan untuk meminjam. Bilamana saya ada

keperluan yang sangat mendesak, saya dapat dengan mudah

memperoleh pinjaman dari CU ini hal ini dikarenakan saya selalu

berusaha untuk bisa membayar pinjaman saya ini setepat waktu

mungkin”(L.H,p.52 tahun).

72

Guna mendapatkan pinjaman dari Credit Union Satolop kepercayaan

merupakan hal yang sangat penting, hal ini diperlukan selama masyarakat masih

menjadi anggota Credit Union Satolop. Seperti disampaikan oleh

“Saya menjadi anggota pada tahun 1999 dan melakukan pinjaman

di Credit Union Satolop ini sebanyak 5 kali. Oleh CU saya

diharuskan untuk mengembalikan angsuran sesuai dengan

kesepakatan yang telah dibuat. Oleh CU saya berhak memperoleh

deviden karena membayar tepat waktu sesuai dengan kesepakatan

dan tidak pernah terlambat (L.S, L.42 tahun)”.

3.3.1 Manfaat Modal Sosial Pada Individu Dan Organisasi

Dasar dari terbentuknya modal sosial dalam suatu masyarakat adalah adanya

sikap saling percaya antar sesama anggota masyarakat yang selanjutnya

menciptakan rasa saling membutuhkan.

Sebagai salah satu bagian dari struktur sosial dimana individu berada, modal

sosial bukan merupakan hak milik salah satu individu dalam struktur sosial,

walaupun tiap-tiap individu mendapatkan kesempatan menikmati keuntungan atas

modal sosial yang ada. Modal sosial hanya akan bermanfaat apabila

didistribusikan antar individu dalam suatu struktur sosial (Parwitaningsih, p. 28).

Modal sosial menjadi begitu bermanfaat bagi individu dan organisasi karena

dengan keberadaan modal sosial akan memberikan manfaat berupa

memungkinkan masyarakat untuk memecahkan permasalahan bersama dengan

mudah; memperlancar upaya komunitas untuk dapat maju; modal sosial dapat

menumbuhkan solidaritas; dan dengan modal sosial memungkinkan tercapainya

tujuan bersama. Sehingga dengan sendirinya modal sosial ini akan mampu

73

meningkatkan kualitas dirinya melalui keterlibatannya di dalam kegiatan yang ada

di dalam masyarakat.

3.4 Pemberdayaan Masyarakat oleh Credit Union Satolop

Pemberdayaan masyarakat sebagai suatu usaha untuk menjadikan masyarakat

yang mandiri senantiasa dilakukan oleh Credit Union Satolop melalui pendidikan-

pendidikan dan program kerja yang dibuat oleh Credit Union Satolop bagi

anggotanya. Dalam hal memberdayakan anggotanya Credit Union Satolop

bersama dengan anggotanya belajar untuk memahami permasalahan yang ada

disekitar mereka serta bagaimana usaha untuk dapat keluar dari permasalahan

mereka tersebut.

Pembinaan Bagi Anggota Credit Union Satolop

Credit Union Satolop menyadari bahwasanya masyarakat Kecamatan

Siborongborong yang menjadi anggota di Credit Union Satolop adalah anggota

masyarakat yang sadar akan pentingnya kerjasama dalam kehidupan

bermasyarakat yang tidak mungkin dapat terlepas dari adanya pertolongan dari

anggota masyarakat dimana dia tinggal.

Anggota dalam hal ini sebenarnya bukanlah miskin karena ketiadaan keahlian

atau bodoh, kebanyakan anggota di Credit Union Satolop secara materi

berkecupan. Hal ini terlihat dari lahan pertanian yang mereka miliki, jumlah

ternak babi dan kerbau di kampung yang bisa sampai puluhan ekor, hanya saja

sebagian besar masyarakat yang menjadi anggota masih belum mampu

memanfaatkan aset tersebut secara maksimal. Bagaimana memanfaatkan kotoran

dari ternak tersebut agar dapat bermanfaat sebagai kompos untuk tanaman

74

sehingga dapat mengurangi pengeluaran mereka dalam perbelanjaan pupuk

sehingga dapat lebih berhemat.

Dengan adanya pemahaman terhadap anggotanya ini, Credit Union Satolop

berusaha memberi masukan bagi anggotanya agar kualitas hidup mereka lebih

baik dan sejahtera daripada sebelum mereka menjadi anggota di CU ini. Adapun

masukan bagi masyarakat ini diantaranya melalui pembinaan dalam bidang

pertanian misalnya adalah mengadakan diskusi tentang metode bertani yang

dianggap dapat meningkatkan hasil pertanian yang mereka usahakan, jenis ternak

dan pakan yang dapat medorong hasil produksi ternak mereka, jenis obat-obatan

ternak, dsb. Adapun pembinaan dalam bidang pertanian yang diberikan oleh

Credit Union Satolop diceritakan oleh informan berikut :

Saat ini harga pupuk di pasar sudah sangat mahal dan sulit untuk

diperoleh, sehingga terkadang hasil jual dari pertanian yang kita

peroleh tidaklah cukup untuk memenuhi kebutuhan pertanian kita

itu. Saya mendapatkan pengetahuan baru mengenai pemanfaatan

kompos dari kotoran babi akan menjadi lebih baik apabila dicampur

dengan rumput yang disabit kemudian dicampur dan diaduk,

sehingga kotoran tersebut tidak lagi terlalu panas apabila

digunakan sebagai pupuk (S.N, Pr.50thn)

Pendidikan

Pendidikan sebagai salah satu dari pilar Credit Union senantiasa dilakukan

secara terencana dan terprogram, pendidikan bagi anggota dan calon anggota

ditujukan agar melalui pendidikan ini anggota akan dapat memperbaiki kualitas

diri dan keluarganya. Sehingga dengan semakin membaiknya kualitas diri dan

keluarga ini akan dapat meningkatkan kesejahteraan dan harkat dirinya ditengah

75

masyarakat serta dapat menjadi teladan bagi anggota masyarakat dimana dia

berada.

Pendidikan yang diterima oleh anggota pada dasarnya adalah pendidikan

yang diterima pada awal menjadi anggota berupa bagaimana cara berkoperasi dan

berorganisasi yang baik, cara membuat anggaran belanja rumah tangga dan

mengenai hak dan kewajiban mereka di CU. Satolop Siborongborong ini.

Pendidikan ini merupakan suatu kewajiban bagi anggota yang baru bergabung di

Credit Union Satolop ini.

3.4.1 Parameter pemberdayaan masyarakat

Pemberdayaan adalah sebuah proses dengan mana orang menjadi cukup kuat

untuk berpartisipasi dalam, berbagi pengontrolan atas, dan mempengaruhi

terhadap, kejadian-kejadian serta lembaga-lembaga yang mempengaruhi

kehidupannya. Pemberdayaan sebagai proses adalah serangkaian kegiatan untuk

memperkuat kekuasaan atau keberdayaan kelompok lemah dalam masyarakat

termasuk individu-individu yang mengalami kemiskinan. Sebagai tujuan,

pemberdayaan menunjuk pada keadaan atau hasil yang ingin dicapai oleh sebuah

perubahan sosial; yaitu masyarakat yang berdaya, memiliki kekuasaan atau

mempunyai kemampuan dalam memenuhi kebutuhan hidupnya baik yang bersifat

fisik, ekonomi, maupun sosial seperti memiliki kepercayaan diri, mampu

menyampaikan aspirasi, mempunyai mata pencaharian, berpartisipasi dalam

kegiatan sosial, dan mandiri dalam melaksanakan tugas-tugas kehidupannya

(Suharto, 2005).

76

Menurut Sarah Longwe ada tiga parameter dalam usaha pemberdayaan

masyarakat yaitu :

1. Penyadaran

Dalam usaha pemberdayaan masyarakat penyadaran sangat penting untuk

dilakukan, setelah masyarakat sadar akan masalah yang mereka hadapi maka akan

lebih mudah bagi fasilitator memberikan masukan untuk mengatasi permasalahan

tersebut.

2. Teknis

Dalam memberdayakan masyarakat perlu dipikirkan cara bagaimana

menghadapi permasalahan yang mereka hadapi tersebut. Misalnya, dengan

membuka akses dalam bidang ekonomi, sumberdaya alam, politik.

3. Kritis

Pendidikan kritis adalah menyadarkan manusia agar mampu membaca

fenomena disekitar dirinya. Tujuan pendidikan kritis adalah untuk menciptkan

masyarakat yang memiliki kesadaran kritis yaitu seseorang mampu memahami

persoalan sosial, mulai dari pemetaan masalah, identifikasi serta mampu

menemukan unsur-unsur yang mempengaruhinya, sehingga masyarakat lebih

cerdas dan mandiri.

3.4.2 Pemberdayaan Masyarakat Dalam Bidang Ekonomi

Pemberdayaan masyarakat adalah sebuah kontrol pembangunan ekonomi

yang merangkum nilai-nilai sosial. Konsep ini mencerminkan bahwa

pembangunan masyarakat bersifat people centered yaitu pembangunan

pemberdayaan kemampuan individu yang sesuai dengan masyarakat yang

77

bersangkutan. Pemberdayaan masyarakat diimplementasikan dalam bentuk aksi

sosial yang memungkinkan kebutuhan-kebutuhan mereka tersebut dapat dipenuhi

oleh pihak-pihak yang bertanggung jawab (Ketaren, p. 62). Credit Union memiliki

tanggung jawab dalam memberdayakan anggotanya termasuk dalam hal ini

pemberdayaan ekonomi anggota dengan tujuan untuk mensejahterakan anggota

melalui pendidikan, solidaritas, swadaya.

Dalam hal pemberdayaan ekonomi, anggota mendapatkan pendidikan dalam

mengatur keuangan keluarga, mengubah pola pikir manfaat dari adanya

perencanaan keuangan dengan cara menabung dengan teratur serta memanfaatkan

pendapatan untuk hal-hal yang paling dibutuhkan. Dengan adanya kemampuan

anggota dalam membuat anggaran belanja keluarga, anggota akan lebih mampu

dalam mengatasi kesulitan keuangan yang sewaktu-waktu dapat terjadi sebagai

akibat dari sakit, kecelakaan dan sebagainya.

Bantuan modal yang diperoleh dari Credit Union Satolop yang merupakan

tabungan dari anggota lainnya diharapkan dapat dimanfaatkan untuk

meningkatkan produktifitas anggota melalui kegiatan produktif yang diusahakan

oleh anggota Credit Union Satolop. Sehingga dengan demikian dapat membawa

anggota kearah hidup yang lebih sejahtera dibandingkan sebelum bergabung

dengan CU. Satolop Siborongborong.

Sebagai pedagang saya merasa bergabung di Credit Union Satolop

memberikan manfaat yang sangat banyak bagi saya karena pada

saat saya memiliki dana yang tidak terpakai saya dapat langsung

menyimpannya disini, demikian juga saat saya membutuhkan dana

untuk modal usaha saya saya dapat meminjam tanpa proses yang

berbelit-belit seperti halnya dilembaga keuangan

lainnya.(F.M,W.34thn)

78

Diperkuat oleh informasi berikut.

Saat ini anak saya berumur 1,5 tahun dan sebentar lagi akan masuk

sekolah sehingga akan dibutuhkan dana untuk biaya sekolah anak-

anak saya, untuk itu saya menabungkan penghasilan yang tidak saya

pakai di Credit Union Satolop untuk persiapan biaya sekolah anak

saya nantinya. Sehingga pada saat tiba waktunya untuk sekolah saya

sudah memiliki dana cadangan dan tidak akan terlalu berat dalam

membayar biaya-biaya tersebut.(E.S,W.32thn)

3.4.2.1 Pendidikan profesi

Pada awal anggota bergabung dengan Credit Union Satolop anggota akan

mendapatkan pendidikan yang dilakukan secara rutin. Pendidikan profesi ini

diberikan bagi anggota yang berasal dari berbagai profesi dengan tujuan untuk

semakin meningkatkan kemampuan anggota dalam memperbaiki cara kerjanya.

Dalam hal ini bagi anggota yang berprofesi sebagai pedagang kecil pihak

Credit Union akan memberikan arahan mengenai cara mengakses pasar agar

anggota dapat mengetahui lokasi pasar dan jenis barang dagangan yang memiliki

tingkat penjualan yang tinggi sehingga nantinya dapat meningkatkan penjualan

anggota.

Pihak CU. Satolop Siborongborong pada dasarnya mengarahkan agar anggota

berbelanja di wirakop yang menyediakan berbagai jenis barang dagangan, karena

dengan berbelanja di wirakop maka anggota juga akan memperoleh keuntungan

lewat penjualan dan juga deviden di wirakop dan akan semakin menguatkan posisi

wirakop karena adanya perputaran uang lewat belanja mereka di wirakop.

Di wirakop sebenarnya yang berbelanja bukan hanya anggota saja,

tetapi juga banyak yang non anggota. Namun untuk dapat

berbelanja di wirakop ini pembeli yang bukan anggota harus

menunjukkan kartu keanggotaan wirakop. Untuk itu tidak jarang

teman saya yang bukan anggota yang berbelanja disini meminjam

79

kartu keanggotaan saya. Dari belanja teman saya tersebut saya

akan meperoleh tambahan poin.(M.S,W,32thn)

3.4.3 Pemberdayaan Masyarakat Dalam Bidang Sosial

Pemberdayaan sosial bertujuan untuk meningkatkan solidaritas yaitu

bagaimana agar setiap anggota CU memperhatikan kepentingan kelompok dan

bukan hanya kepentingan diri sendiri. Melalui pemberdayaan sosial ini anggota

diharapkan dapat menghilangkan sifat egoismenya dimana sebelum menjadi

anggota pada umumnya hanya memperhatikan keuntungan sendiri, namun setelah

menjadi anggota dapat memiliki sifat bahwa saya tidak akan mungkin dapat hidup

sendiri di dunia ini.

Dengan demikian maka anggota dapat semakin menyadari akan peran serta

dan manfaat dari keberadaan anggota lain bagi hidupnya. Dengan adanya

kesadaran ini maka akan dapat menciptakan kerjasama yang dalam masyarakat,

seperti disampaikan informan berikut :

Setiap hari Selasa saya berdagang di pasar Siborongborong ini,

sebelum saya bergabung di CU. Satolop Siborongborong

kebanyakan yang belanja dagangan saya adalah teman satu

kampung dan yang masih memiliki hubungan keluarga dengan saya.

Namun sekarang teman dan kenalan saya bertambah sejak

bergabung dengan CU. Satolop Siborongborong dan sepertinya

berpengaruh terhadap penjualan saya karena mereka juga

berbelanja ke tempat saya.(H.S,W.29 thn)

Dengan adanya penyadaran terhadap anggota akan manfaat kehadiran orang

lain disekitar kita maka penghargaan terhadap sesama juga akan meningkat

seiring waktu. Penghargaan ini tidak semata-mata hanya kepada orang tua,

keluarga maupun orang-orang yang hanya kita kenal saja. Tetapi juga terhadap

orang yang berbeda agama dan suku dengan kita dan juga secara tidak langsung

80

akan menambah keberanian kita dalam berhadapan dengan orang yang baru kita

kenal.

Pada awal didirikannya KOPDIT CU. Satolop Siborongborong ini

yang menjadi anggota adalah masyarakat di Siborongborong yang

beragama kristiani, namun pada saat ini anggota disini sudah bebas

darimanapun tanpa adanya pembedaan seperti masyarakat suku

Jawa dan Padang. Mereka beragama muslim namun saya tidak

merasa risih dengan mereka dan saya sering mengobrol dengan

mereka.(M.H,W.32thn)

Bahkan bilamana di dalam kegiatan KOPDIT terdapat anggota yang

keberadaannya menjadi lebih unggul dari diri kita tidak akan menimbulkan sikap

dengki namun dapat menjadi motivasi untuk dapat lebih baik dan berprestasi di

dalam lingkungan kita.

Dalam hal anggota menjadi pengurus contohnya, dengan adanya hak yang

dimiliki oleh anggota untuk diangkat menjadi pengurus merupakan cerminan dari

pengakuan terhadap prestasi yang dimiliki oleh anggota lainnya seperti

kemampuan berorganisasi, mengeluarkan manfaat yang mampu memperbaiki

kinerja CU. Satolop Siborongborong. Maka dalam hal ini anggota tersebut akan

menjadi aset yang pantas untuk dididik lebih konsisten agar dapat memberikan

manfaat dan teladan bagi seluruh anggota.

Dalam hal pengembalian pinjaman oleh anggota, pada umumnya anggota

akan lebih memikirkan akibat yang terjadi bilamana dia dengan sengaja tidak

mengembalikan pinjamannya secara teratur dan tepat waktu. Tentunya hal ini

akan dapat mengakibatkan gangguan terhadap pemberian pinjaman oleh Credit

Union Satolop Siborongborong bagi anggota lainnya yang masih sangat

membutuhkannya.

81

Penghargaan terhadap sesama anggota menurut saya dapat dilihat

dari sikap saling menghargai, menghormati, disiplin dalam

menabung dan mengangsur pinjaman dan mengikuti aturan yang

berlaku di CU. Satolop Siborongborong serta tidak mementingkan

diri sendiri. Demikian juga penghargaan anggota terhadap CU.

Satolop Siborongborong terlihat dari sikap anggota yang senantiasa

menjaga nama baik CU. Satolop ditengah-tengah masyarakat

(W.S.Pr. 27thn).

Dalam CU. Satolop Siborongborong perbedaan gender antara perempuan

dengan laki-laki hampir tidak ada dalam tiap aspek kegiatan usaha yang berjalan

di dalamnya, dimana hal ini terlihat dari adanya peran serta anggota perempuan

yang dilibatkan dalam setiap rapat dan sebagai pengurus di dalam CU. Satolop

Siborongborong. Hal ini diharapkan dapat menjadi contoh bagi anggota yang

mampu menguatkan keberadaan kaum perempuan ditengah-tengah masyarakat

dan dapat menghilangkan stigma masyarakat bahwa perempuan lebih baik berada

didapur sebagai ibu rumah tangga saja dan tidak perlu untuk berprestasi.

Setelah saya masuk menjadi anggota CU. Satolop Siborongborong

saya lebih percaya diri dalam menyampaikan hal-hal yang saya

anggap penting untuk saya sampaikan, seperti dalam kegiatan

punguan marga maupun kegiatan lainnya. Sebelumnya saya masih

takut dan ragu dalam menyampaikan pendapat saya. Karena disini

siapapun yang menyampaikan usul tidak akan ditertawakan atau

diejek walau kadang lari dari topik pembicaraan ya saya akhirnya

berani mencoba menyampaikan pendapat saya dan karena sudah

terbiasa, rasa takut dan ragu saya akhirnya bisa hilang.(M.S, Pr. 28

thn)\

Menjadi anggota di Credit Union merupakan suatu pilihan yang tepat karena

dengan bergabung menjadi anggota, maka akan dapat membekali diri dengan

berbagai pengetahuan yang dapat meningkatkan taraf hidupnya, menciptakan

keinginan untuk berprestasi dan kemampuan mengatur keuangan keluarga untuk

kepentingan dimasa-masa yang akan datang, serta menumbuhkan sfiat menabung

82

dengan teratur yang diharapkan dapat meminimalisir resiko masa depan yang

tidak diharapkan.

3.4.3.2 Kemandirian Anggota

Sejak awal berdirinya CU. Satolop Siborongborong mampu membiayai

kegiatan usahanya secara mandiri dimana hal ini tidak meminjam dari pihak lain

untuk biaya operasionalnya, bilamana Credit Union mengalami masalah dengan

keuangan mereka maka INKOPDIT atau PUSKOPDIT lah yang akan membantu

melalui adanya silang pinjam antar sesama Credit Union sehingga Credit Union

Satolop tetap swadaya dan mandiri.

Demikian juga dengan anggota Credit Union Satolop diharapkan hanya

menabung di Credit Union ini agar tabungan yang tertampung dapat dimanfaatkan

untuk kelangsungan CU. Satolop Siborongborong dan dapat bermanfaat bagi

anggota lainnya karena anggota merupakan sumber modal dan pengguna modal di

Credit Union Satolop ini. Semakin rutin anggota menabung di CU. Satolop

Siborongborong dan tidak menabung di tempat lain akan mampu mendukung

Credit Union tetap berdiri. Hal ini juga dapat menjaga loyalitas para anggota

terhadap Credit Union Satolop sehingga perasaan memiliki Credit Union Satolop

semakin tinggi.

Saya pernah menabungkan uang saya di bank pada awal saya

berkeluarga, namun saat ini saya hanya menabungkan uang saya di

Credit Union Satolop ini. Hal ini karena menurut saya administrasi

di bank terlalu berbelit-belit apabila dibandingkan dengan di CU.

Satolop Siborongborong, selain itu disini kita tidak hanya menabung

saja tetapi dapat bertemu dengan teman-teman baru bercakap-cakap

dan tukar informasi. Dengan beberapa teman yang saya jumpai

berasal dari desa yang berbeda saya juga jadi bisa tahu mengenai

apa saja hal-hal baru yang penting untuk saya ketahui dari mereka

83

seperti cara bertani di desa mereka, cara menanggulangi penyakit

tanaman, penyakit hewan seperti ayam dan banyak lagi

(M.S.Pr.1977)

Diperkuat oleh argumen berikut :

Menabung di Credit Union Satolop menurut saya banyak

manfaatnya, karena selain menabung kita juga menerima berbagai

pengetahuan yang diberikan di Credit Union Satolop. Sehingga kita

belajar sambil menabung (R.S.Pr,33thn)

3.4.4 Kendala Dalam Usaha Pemberdayaan Masyarakat

Pemberdayaan masyarakat merupakan usaha dan proses yang harus

dilaksanakan secara bersama-sama guna mencapai tujuan dari dilakukannya

pemberdayaan ini. Namun adakalanya pemberdayaan ini menemui beberapa

kendala yang dapat menghambat jalannya proses tersebut. Adapun dalam hal ini

Credit Union Satolop sebagai wadah yang memiliki peran dalam memberdayakan

anggotanya lewat pendidikan dan pemberian bantuan modal juga tidak jarang

menemui kendala ini. Beberapa kendala yang sering ditemui antara lain adalah :

1. Pinjaman disalah gunakan

Pinjaman khusus untuk anggota merupakan salah satu bentuk usaha dan

pelayanan yang dimiliki oleh Credit Union Satolop yang diharapkan dapat

membantu anggota-anggotanya yang memiliki kesulitan dalam memperoleh

modal usaha. Sehingga lewat pinjaman yang diberikan ini diharapkan akan dapat

meningkatkan produktifitas mereka.

Dalam hal pemberian pinjaman bagi anggota, Credit Union Satolop tidak

serta-merta memberikannya kepada anggota tanpa terlebih dahulu mengetahui

pemanfaatan pinjaman tersebut. Sebelum pinjaman anggota dikabulkan maka

akan terlebih dahulu diadakan sidang pinjaman anggota, sehingga nantinya lewat

84

sidang ini dapat diketahui hal-hal apa saja yang anggota butuhkan agar pinjaman

anggota ini dapat dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya.

Namun, kadang dalam kenyataan di lapangan berbanding terbalik dengan

hasil yang diperoleh dalam sidang pinjaman anggota. Pemanfaatan pinjaman yang

diperoleh anggota tidak dimanfaatkan sesuai dengan peruntukan yang

disampaikan oleh anggota. Pinjaman yang seharusnya dimanfaatkan untuk modal

usaha, oleh anggota dimanfaatkan untuk membeli perlengkapan rumah atau uang

sekolah anak. Sehingga hal-hal yang disampaikan kepada anggota sewaktu dalam

sidang pinjaman anggota menjadi tidak relevan dengan pemanfaatan modal

tersebut.

Hal-hal seperti ini pada akhirnya menimbulkan permasalahan baru bagi

anggota sendiri maupun bagi KOPDIT, pinjaman yang diperoleh anggota tidak

dapat dibayar secara tepat waktu. Dimana hal ini timbul sebagai akibat dari

adanya pinjaman yang tidak tepat guna oleh anggota. Bagi anggota yang

melakukan hal tersebut dapat berpengaruh pada pengajuan pinjaman selanjutnya

dimana pengajuan pinjaman anggota dikurangi jumlahnya atau bahkan pinjaman

tersebut tidak dapat dikabulkan.

2. Kurang mengikuti pendidikan

Pendidikan dalam KOPDIT merupakan hal yang sangat penting dalam

pemberdayaan masyarakat, karena lewat pendidikan masyarakat akan dapat

mengetahui hal-hal baru yang memberi pengaruh bagi keberhasilan usaha

pemberdayaan ini. Lewat pendidikan jugalah masyarakat akan memperoleh

85

informasi mengenai kejadian, perkembangan yang sedang terjadi di sekitar

mereka dan lewat pendidikan jugalah manusia itu akan maju.

Kurangnya kesadaran anggota dalam mengikuti pendidikan yang diadakan

oleh Credit Union Satolop mengakibatkan ketertinggalan bagi anggota tersebut

seperti kurangnya informasi mengenai kegiatan yang diadakan Credit Union

Satolop, anggota akan kurang mengetahui kinerja dari KOPDIT, dan munculnya

pertanyaan yang sama pada pertemuan-pertemuan berikutnya yang akhirnya

menyebabkan berkurangnya waktu pelatihan. Dan bahkan bilamana suatu ketika

anggota hendak mengajukan pinjaman dapat menyebabkan pinjaman anggota

tersebut tidak dapat dikabulkan.

Adapun beberapa alasan yang menjadi penyebab anggota tidak dapat hadir

dalam pendidikan adalah :

- Tidak ada waktu untuk mengikuti pendidikan,

- Pendidikan diikuti bulan depan saja, sebab dalam pendidikan sebelumnya

belum pernah absen,

- Ada pekerjaan yang harus diselesaikan sehingga tidak dapat ditinggalkan.

Berikut adalah informasi yang diperoleh dari seorang informan tidak dapat

menghadiris pendidikan :

Saya hampir setiap hari berdagang di pasar Siborongborong,

tarutung, Dolok Sanggul, dan Pangaribuan. Kadang pendidikan

yang diadakan Credit Union Satolop bertepatan dengan hari dimana

saya berdagang tersebut. Sehingga hal ini mengakibatkan saya tidak

dapat menghadiri pendidikan.(M.N,Pr.42thn)

Menghadapi hal seperti ini Credit Union Satolop senantiasa menghimbau

anggotanya agar mengikuti pendidikan karena manfaatnya sangat besar bagi

86

kemajuan anggota dan juga bagi CU. Satolop Siborongborong sendiri. Himbauan

ini disampaikan lewat teman sekampung anggota/ yang mempromosikan agar

anggota tersebut bergabung dengan Credit Union Satolop, bahkan pengurus

sendiri tidak jarang menemui anggota ke rumah ataupun tempat usaha anggota

tersebut.

87

BAB IV

MANFAAT DAN KASUS YANG DIALAMI OLEH ANGGOTA

DI CREDIT UNION SATOLOP SIBORONGBORONG

4.1 Credit Union Satolop Sebagai Sumber Modal Usaha

Resiko dalam hidup setiap individu masyarakat merupakan suatu hal yang

sulit untuk dapat diperkirakan kapan datangnya, seperti terjadinya bencana alam,

sakit, serta perubahan musim yang efeknya berimbas pada tanaman pertanian dan

bahkan ternak yang kita usahakan. Bilamana pada suatu ketika resiko ini terjadi

pada kita maka secara langsung akan dapat membawa pengaruh yang buruk bagi

diri dan keluarga kita bilamana kita tidak memiliki persiapan dalam

mengantisipasinya, khususnya dalam hal tersedianya dana cadangan yang dapat

kita manfaatkan bilamana suatu ketika kita membutuhkannya.

Bagaimana halnya dengan kelompok masyarakat tidak memiliki kesiapan

secara finansial dalam mengantisipasinya? Maka kemungkinan terbesar yang

terjadi adalah kita akan meminjam kepada rentenir dengan bunga pinjaman yang

besar atau memberikan tanah sebagai jaminan atas pinjaman kita. Sehingga hal ini

pastinya akan semakin menenggelamkan kita kedalam jurang kemiskinan sebagai

akibat hilangnya aset produksi yang kita miliki dikarenakan ketidakmampuan kita

untuk melunasi pinjaman dan bunga pinjaman tersebut.

Pepatah lama mengatakan sediakan payung sebelum hujan dan hemat pangkal

kaya, dalam Credit Union Satolop hal ini merupakan suatu usaha yang senantiasa

ditumbuh kembangkan bagi diri setiap anggota agar selama dia mampu berusaha

88

dan melakukan kegiatan yang menghasilkan agar senantiasa membiasakan diri

dan keluarga untuk hidup sehemat mungkin sehingga nantinya dapat menabung

sebagai persiapan dalam menghadapi berbagai hal yang sulit untuk diprediksikan

sifat kehadirannya.

Anggota dapat meminjam di Credit Union Satolop bilamana anggota

membutuhkan pinjaman dengan tujuan produktif agar dapat mencapai

kesejahteraan lewat kegiatan produktif yang mereka lakukan seperti kegiatan

dagang, peternakan, bertani, dsb, sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Dari

berbagai jenis pinjaman yang dilakukan oleh anggota diantaranya adalah :

1. Modal usaha

Anggota meminjam di Credit Union Satolop pada umumnya banyak yang

melakukan pinjaman dengan tujuan untuk menambah modal guna membuka usaha

warung, membeli baranga dagangan yang mereka usahakan dan kegiatan

produktif lainnya sebagaiman disampaikan informan berikut :

Saat saya berniat membeli mobil angkot yang saat itu ditawarkan

oleh lae saya seharga Rp. 80 jt. Saya hanya memiliki uang Rp. 50 jt.

Untuk menutupi kekurangan tersebut saya meminjam dari CU.

Satolop Siborongborong Rp. 30 jt lagi. Saat ini angkot ini sudah

sangat membantu untuk menghidupi keluarga saya disamping hasil

ladang dan ternak babi saya.(P.S.Pr,45 thn)

Dan juga diperkuat oleh informan berikut :

Dulu saya hanya ibu rumah tangga yang menemani suami saya

berjualan di kedai, saya merasa usaha kedai yang diusahakan oleh

suami masih kurang untuk kebutuhan keluarga dan biaya sekolah

anak. Saya merasa perlu untuk memiliki usaha tambahan lainnya.

Saya berdagang ikan air tawar (Ikan mas, Mujahir, lele) di pasar

Siborongborong dengan modal yang saya peroleh dari CU. Satolop

Siborongborong ini. Sekarang setelah menjalankan usaha ini saya

sudah dapat membangun rumah dan membeli motor untuk anak saya

yang sekolah di SLTP.(M.S,W. 47 thn)

89

2. Modal pertanian dan peternakan

Pada umumnya petani di kecamatan Siborongborong ini mengusahakan

pertanian untuk jenis padi, sayuran dan kopi. Adapun tanaman sayuran yang

diusahakan oleh petani biasanya tumpang sari dengan tanaman kopi. Sedangkan

untuk ternak dalam hal ini ternak babi biasanya lokasi peternakannya berada

dibelakang rumah yang mereka tinggali. Adapun pinjaman yang diperoleh

anggota pada umumnya adalah untuk membeli pestisida dan pupuk.

Saat ini saya beternak beberapa ekor babi betina, adapun makanan

yang saya berikan adalah pakan kering dimana pakan ini terdiri

dari konsentrat, dedak, bungkil dan mineral. Semua bahan ini hanya

dapat diperoleh di toko yang menyediakan pakan ternak. Untuk

sekali pembelian butuh biaya sekitar 1 jt untuk pakan selama 3

bulan. Apabila uang yang saya miliki tidak cukup untuk membeli

pakan ini karena situasi pasar yang sepi, saya akan meminjam dari

CU. Satolop Siborongborong ini.(P.S.Pr,45 thn)

3. Membangun rumah

Membangun rumah pada dasarnya merupakan suatu usaha yang dilakukan

oleh anggota sebagai usaha untuk meningkatkan kesejahteraan keluarga mereka,

oleh CU. Satolop Siborongborong bilamana ada anggota yang meminjam untuk

tujuan membangun rumah maka pinjaman anggota ini dikategorikan dalam

pinjaman kesejahteraan.

Dulu sebelum rumah saya, saya bangun. Jenis bangunan rumah

saya masih non permanen atau terbuat dari papan. Saat saya

memutuskan untuk membangun rumah saya menjadi semi permanen

saya memiliki kekurangan dana sekitar Rp. 25 jt untuk membeli

berbagai kebutuhan bangunan seperti seng untuk atap rumah karena

saat itu atap seng yang sebelumnya sudah banyak lobang.

Pengelauaran terbesar selama saya membangun ada pada belanja

bahan bangunan seng dan semen, karena untuk papan saya sudah

90

menyiapkannya dari pohon yang saya tebang di kampung.

(M.N,Pr.42thn)

4. Membayar hutang.

Dalam Credit Union Satolop pinjaman yang dilakukan oleh anggota untuk

membayar hutang tidak termasuk dalam pinjaman yang akan dilayani karena

pinjaman ini tidak dapat dikategorikan kedalam pinjaman produktif ataupun

pinjaman kesejahteraan. Sehingga agar pinjaman dapat dicairkan kebanyakan

anggota menggunakan alasan lainnya, seperti menambah modal usaha untuk

belanja barang dagangan. Hal ini biasanya terjadi bilamana anggota meminjam

sejumlah uang dari teman yang harus segera dibayarkan dalam waktu yang dekat.

4.2 CU. Satolop Siborongborong Sebagai Sumber Modal Pemberdayaan

Pada umumnya masyarakat yang bergabung di Credit Union Satolop

merasakan banyaknya manfaat yang mereka terima dibandingkan sebelum

menjadi anggota yakni dapat meningkatkan pengetahuan dan harkat martabat

mereka sebagai manusia yang juga bergantung terhadap anggota masyarakat

lainnya dalam kehidupan sosialnya. Adapun beberapa manfaat yang diterima oleh

anggota diantaranya adalah :

1. Simpanan di Credit Union Satolop

Dengan menyimpan sebagian uang yang mereka milik di Credit Union

Satolop ini mereka secara sadar telah belajar untuk hidup hemat dan dapat

mengatur keuangan mereka untuk hari esok.

2. Pinjaman di Credit Union Satolop

Meminjam di Credit Union Satolop tidaklah sesulit meminjam di bank yang

dalam prosesnya harus melewati berbagai prosedur adaptasi, sehingga dengan

91

menabung di Credit Union Satolop ini bilamana suatu ketika anggota

membutuhkan dana untuk keperluan modal usaha ataupun menamabah modal

usaha dapat dengan mudah memperolehnya dari Credit Union Satolop selama

mengikuti ketentuan yang berlaku di KOPDIT ini.

3. Mendidik manusia

Kegiatan simpan-pinjam di Credit Union Satolop ini tidaklah semata-mata

hanya mengenai hak dan kewajiban yang mengikat, akan tetapi juga mengandung

nilai pembelajaran agar :

- Mampu dan mau menggunakan uang secara bijaksana dan tidak boros

- Mampu melakukan manajemen diri sendiri dan keluarga dalam

pengelolaan keuangan

- Belajar untuk memikirkan masa depan

- Menciptakan kreatifitas untuk mengatasi kesulitan dalam hidup

- Belajar menghargai waktu dan hak orang lain, karena dengan

mengembalikan pinjaman secara teratur dan tepat waktu maka anggota

lainnya akan dapat memanfaatkan dana tersebut.

6. Sebagai ikatan pemersatu

KOPDIT merupakan usaha milik bersama anggota bukan milik perorangan,

anggota harus mampu bersatu dan saling membantu agar dapat mengatasi

kesulitan yang dialami oleh anggota di Credit Union Satolop. Sehingga sebagai

sesama anggota, mereka diharapkan mampu untuk tidak hanya mengutamakan

kepentingan diri sendiri saja tetapi juga menanamkan kesadaran bahwasanya

segala sesuatu yang ada di dalam KOPDIT ini dalah milik bersama dan untuk

92

dimanfaatkan secara berasama demi kebaikan bersama semua anggota di

dalamnya.

4.3 Kendala dan Tantangan yang Ada

Koperasi sebagai sekumpulan orang yang memiliki tujuan bersama untuk

dapat mencapai hidup yang lebih baik tidaklah serta merta dapat lepas sepenuhnya

dari sifat egoisme yang dimiliki oleh masing-masing anggota. Hal ini dapat

menjadi suatu kendala yang dapat menimbulkan kondisi yang tidak harmonis

dalam kehidupan berorganisasi. Berbagai kendala yang ditemui dalam kegiatan

usaha Credit Union Satolop pada umumnya berasal dari anggota sendiri, adapun

berbagai kendala yang sering terjadi di Credit Union Satolop ini adalah :

a. Penyetoran simpanan wajib

Dana yang ada di dalam KOPDIT adalah dana yang sepenuhnya berasal dari

simpanan anggota, dana ini dikelola untuk dapat dimanfaatkan bagi kepentingan

bersama anggota di dalamnya. Simpanan wajib merupakan simpanan yang oleh

Credit Union Satolop wajib disetorkan oleh anggota setiap bulannya sebesar Rp.

25.000, namun terkadang beberapa anggota ada yang lalai dengan kewajibannya

untuk melakukan setoran simpanan wajib lebih dari dua bulan. Padahal dalam

kesepakatan awal sebelum menjadi anggota telah dijelaskan agar melakukan

penyetoran secara teratur tiap bulannya.

Berbagai alasan yang paling sering diterima yang menjadi penyebab

terjadinya kelalaian ini adalah karena hasil pertanian yang sesuai dengan harapan

karena adanya pengaruh buruk cuaca yang menyebabkan munculnya hama yang

93

mengganggu tanaman yang diusahakan. Hal ini paling sering terjadi pada tanaman

cabai dan tomat yang rentan terhadap perubahan cuaca yang mendadak.

Untuk anggota yang lalai dalam memenuhi kewajibannya ini CU. Satolop

Siborongborong satolop sesuai dengan ketentuan yang berlaku akan memberikan

surat peringatan kepada anggota untuk datang melapor kekantor agar bersama-

sama dapat menemukan jalan keluar yang terbaik. Pemanggilan ini dilakukan

sampai dengan tiga kali pemanggilan, namun bilamana sampai dengan panggilan

ke-3 anggota tetap tidak memenuhi panggilan ini maka Credit Union Satolop akan

melakukan pemecatan sebagai anggota.

b. Peminjaman

Pinjaman merupakan salah usaha yang terdapat di CU. Satolop

Siborongborong dimana orang yang dapat meminjam hanya anggota yang telah

memenuhi ketentuan di dalamnya. Pinjaman dapat diperoleh bilamana aggota

tersebut dianggap mampu untuk memenuhi persyaratan berlaku serta dipercaya

bahwa nantinya dapat mengembalikan pinjaman tersebut. Namun tidak jarang

anggota yang meminjam setelah memperoleh pinjaman dari Credit Union Satolop

melakukan hal yang dapat merugikan bagi KOPDIT.

Adapun hal ini oleh CU. Satolop Siborongborong ditanggapi melalui

beberapa langkah agar kejadian serupa tidak terjadi lagi di masa yang akan

datang. Beberapa diantaranya adalah dengan hanya memberikan pinjaman bagi

anggota yang tidak pernah lalai dalam memenuhi kewajibannya, pinjaman yang

diajukan dikurangi jumlahnya, dan pinjaman anggota tidak dapat dikabulkan.

Beberapa kasus yang ditemui diantaranya adalah :

94

- Pinjaman diberikan bagi anggota

Seorang anggota yang sejak bergabung memiliki prestasi yang baik dalam hal

penyetoran tabungan dan pembayaran pinjaman yang pernah diterima di Credit

Union Satolop maka pada pengajuan pinjaman selanjutnya akan dapat dikabulkan

dengan mudah. Hal ini merupakan salah satu bukti bahwa anggota tersebut

memang memiliki iktikad yang baik menjadi anggota di Credit Union Satolop ini,

dan tidak bergabung hanya untuk memenuhi kepentingan diri sendiri karena

mengetahi bahwa dengan bergabung maka akan mudah dapat memperoleh

pinjaman.

- Pinjaman dikurangi jumlahnya

Dalam pengajuan pinjaman, anggota juga harus menjalani interview

mengenai pemanfataan pinjaman seandainya dikabulkan. Interview ini juga

memiliki tujuan untuk dapat mengetahui tingkat kemampuan anggota dalam

mengembalikan pinjaman tersebut. Bilamana dalam interview jumlah pinjaman

yang diajukan oleh anggota tersebut dianggap diluar kemampuan anggota dalam

melunasinya maka jumlah pinjaman yang diajukan akan dikurangi hingga jumlah

yang dianggap sesuai dengan kemampuan anggota membayarnya. Hal ini

memiliki tujuan tidak hanya sekedar agar pinjaman yang diperoleh benar-benar

dikembalikan oleh anggota tetapi juga agar nanti anggota tidak mengalami

kesulitan karena ketidaktepatan pemanfaatan pinjaman.

Saya pernah mengajukan pinjaman di CU. Satolop Siborongborong

sebesar Rp. 30 jt. Untuk modal saya di kampung, namun menurut

pengurus disini jumlah tersebut terlalu besar bagi saya. Namun

pada akhirnya pinjaman saya dapat dikabulkan setelah adanya

survei oleh ketua lingkungan. Jumlah pinjaman yang saya peroleh

95

adalah Rp. 20 jt, menurut pengurus hal ini agar saya dapat lebih

mudah dalam melakukan pembayaran nantinya.

- Pinjaman tidak dikabulkan

Ketua lingkungan dalam fungsinya tidak hanya sekedar melakukan

koordinasi bagi anggota yang bertempat tinggal di satu lingkungan yang sama

saja, tetapi ketua lingkungan juga memiliki fungsi sebagai pelaksana survei awal

mengenai aset yang dimiliki oleh anggota di lingkungan yang dia ketuai. Hal ini

dibutuhkan bilamana seorang anggota nantinya berniat melakukan pinjaman di

Credit Union Satolop ini. Informasi yang dimiliki oleh ketua lingkungan ini

nantinya dijadikan sebagai bahan pertimbangan apakah pinjaman yang diajukan

oleh anggota dapat dikabulkan atau tidak berdasarkan informasi mengenai

pekerjaan dan tingkat pendapatan anggota tersebut.

Saya pernah mengajukan pinjaman sebesar Rp. 10 jt. Namun

pinjaman saya tersebut tidak dapat dikabulkan karena perkiraan

pendapatan yang saya miliki sebagai petani dianggap akan

menyulitkan saya dalam melakukan pencicilan pinjaman saya.

Selain karena faktor pendapatan saya juga yang dianggap tidak

mencukupi untuk membayar pinjaman saya tersebut juga

dikarenakan umur saya yang sudah tua. Sehingga apabila pinjaman

saya itu dikabulkan maka dikhawatirkan saya akan terlalu

memaksakan diri bekerja untuk dapat membayar pinjaman tersebut

sehingga akan berakibat baik bagi kesehatan saya. Dan bilamana

saya tutup umur mengingat usia yang sudah senja juga

dikhawatirkan saya akan meninggalkan hutang bagi keluarga saya.

Hal-hal seperti ini sangat tidak diinginkan terjadi di Credit Union

Satolop ini.

96

Tabel 0-1 Matriks Pemberdayaan Credit Union Satolop

Sebelum Menjadi Anggota CU. Satolop

Siborongborong

Setelah Menjadi Anggota CU

1. Menganggap bahwa menjadi anggota

CU. Satolop Siborongborong tidak perlu

2. Untuk mendapatkan pinjaman mereka

harus memiliki jaminan

3. Saat pinjaman diterima mereka harus

bersedia membayar bunga pinjaman

yang tinggi

4. Masyarakat tidak memiliki pengetahuan

mengenai perencanaan masa depan

5. Masyarakat tidak aktif dalam kegiatan

berorganisasi

6. Kurang mampu menyampaikan aspirasi/

pendapat di muka umum

7. Penghargaan terhadap orang lain rendah

8. Pendapatan minim dikarenakan

rendahnya modal usaha yang mereka

miliki

9. Kurangnya penghargaan terhadap

anggota keluarga, dalam hal ini suami

terhadap istri sebagai mitra.

1. Tumbuh kesadaran akan manfaat yang

mereka terima dengan menjadi anggota

2. Dapat memperoleh pinjaman dengan

bunga menurun dan memperoleh bonus

apabila dapat membayar dengan tepat

waktu

3. Mampu membuat perencanaan terhadap

kehidupan mereka di masa yang akan

datang, melalui pendidikan yang

mereka terima.

4. Tumbuh kesadaran akan manfaat dari

beroganisasi,

5. Tumbuh keberanian untuk

mengemukakan pendapat dimuka

umum

6. Penghargaan terhadap sesama semakin

tinggi karena tumbuhnya kesadaran

akan kesamaan hak dan kewajiban.

7. Dengan adanya modal yang dapat

mereka peroleh dapat meningkatkan

pendapatan mereka melalui kegiatan

produktif

8. .

97

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Credit Union lahir sebagai cara untuk memutus rantai kemiskinan yang ada

ditengah masyarakat sebagai akibat dari keterbelakangan yang terjadi karena

akses informasi yang sempit, permainan pasar, dan minimnya modal yang dimiliki

oleh masyarakat. Masyarakat seperti ini menjadi lahan subur bagi reenteiner

dalam memperoleh keuntungan sebanyak-banyaknya lewat pinjaman dengan

bunga yang sangat tinggi sehingga menyebabkan masyarakat mendapat kesulitan

dalam melakukan pembayaran pinjaman tersebut. Aset (biasanya tanah sawah)

yang diberikan sebagai jaminan atas pinjaman tersebut akhirnya tidak dapat

ditebus karena tidak seimbangnya hasil produksi dengan cicilan pinjaman mereka

sehingga menghilangkan sumber produksinya.

Kehadiran Credit Union Satolop ditengah masyarakat dengan kondisi seperti

ini menjadi penolong yang dapat memberikan solusi bagi mereka. Dengan sistem

yang mengedepankan kerja sama, kewajiban dan tanggung jawab anggota, Credit

Union Satolop mampu memberikan angin segar bagi masyarakat lewat pinjaman

dan simpanan bagi mereka yang membutuhkan bantuan tanpa harus menimbulkan

masalah baru dikemudian hari.

Kegiatana usaha Credit Union Satolop di Siborongborong ini dikategorikan

berhasil dalam kegiatan usahanya yang terlihat dari perkembangan yang sangat

besar dari tahun ke tahun sejak berdirinya pada tanggal 28 Januari 1975, dalam

jangka waktu 37 Credit Union Satolop ini mampu menjadi salah satu Koperasi

98

terbaik di Indonesia dan telah menerima penghargaan dari bapak Presiden Soesilo

Bambang Yudhoyono. Begitupun dengan perkembangan aset dan pertambahan

anggota-anggotanya yang terus mengalami kenaikan setiap tahunnya.

Dalam hal pemberdayaan ini ada beberapa hal yang patut untuk dijadikan

sebagai suatu kesimpulan berdasarkan hasil yang diperoleh dari diadakannya

penelitian ini, yakni mengenai program pemberdayaan masyarakat oleh Credit

Union Satolop. Dimana dari kondisi yang ditemui dilapangan pada kenyataannya

program tersebut bersifat top down dimana hal ini berarti bahwa program

pemberdayaan yang dilakukan Credit Union Satolop merupakan program-program

yang telah disusun oleh pengurus dan anggota-anggotanya. Sehingga dalam hal

ini masyarakat yang seharusnya sebagai subyek/ pelaku, perannya hanya menjadi

mengikuti apa yang disarankan oleh pengurus dari KOPDIT.

Beberapa poin yang patut menjadi kesimpulan dari hasil penelitian ini antara

lain adalah :

1. Kehadiran Credit Union Satolop yang memiliki kegiatan usaha berupa simpan

pinjam mampu menjadi salah satu solusi bagi masyarakat yang membutuhkan

bantua modal usaha karena proses dan bunga pinjaman yang diberikan bagi

anggota tidaklah memberatkan. Sehingga hal ini mampu menjadi suatu

jembatan dalam usaha memberdayakan masyarakat yang mengalami kesulitan

dalam memperoleh modal usaha agar mampu mencapai hidup yang lebih baik

lewat perbaikan tingkat produktifitas mereka,

2. Strategi pemberdayaan yang dilakukan oleh Credit Union Satolop adalah

melalui program-program yang disusun oleh pengurus bersama dengan

99

anggota yang disampaikan pada saat pembinaan dan pendidikan anggota baik

di kantor pusat maupun di lingkungan/ kelompok,

3. Pinjaman yang diperoleh anggota dimanfaatkan sebagai modal usaha, modal

pertanian, menyekolahkan anak, kesehatan, membayar utang dan bahkan

untuk membeli tanah dan kendaraan,

4. Ada beberapa kasus yang ditemui di Credit Union Satolop seperti kelalaian

anggota dalam melakukan kewajibannya dalam penyimpanan saham yang

akhirnya menyebabkan anggota harus keluar dari Credit Union Satolop ini,

penyalahagunaan pinjaman yang dilakukan oleh anggota dimana informasi

yang disampaikan tidak sesuai dengan kenyataan yang ditemui dilapangan.

5. Adanya anggota yang lalai dalam memenuhi kewajibannya, seperti

pembayaran pinjaman yang tidak tepat waktu menyebabkan hak anggota

dalam memperoleh pinjaman terpaksa harus mengalami : penurunan jumlah

pinjaman, pinjaman tidak dikabulkan.

5.2 Saran

Pada dasarnya kehadiran Credit Union Satolop ditengah masyarakat sangat

membantu masyarakat dalam memperoleh pinjaman modal yang sangat

dibutuhkan dalam meningkatkan produktifitas anggotanya. Dengan prosedur dan

bunga pinjaman yang diberikan kepada anggota tidak melebihi kesanggupan

anggota sehingga pada akhirnya tidak menciptakan permasalahan yang baru di

kemudian hari bagi anggota yang meminjam, keluarga, anggota lainnya dan

Credit Union Satolop khususnya. Adapun saran peneliti dalam penelitian ini

adalah :

100

a. Kepada Credit Union Satolop Siborongborong

Credit Union Satolop sebagai salah satu lembaga keuangan yang mampu

menyentuh lapisan masyarakat bawah, memiliki peran yang sangat signifikan

dalam meningkatkan kesejahteraan anggota secara khususnya dan masyarakat

pada umumnya. Lewat program-program yang dibuat oleh pengurus, masyarakat

dapat termotivasi untuk lebih berkarya demi kebaikan diri dan keluarganya.

Regenerasi dalam organisasi dan kegiatan usaha dapat membawa angin segar

lewat ide-ide yang lebih baru dan segar yang dapat dihasilkan oleh generasi muda

yang terdapat di dalam KOPDIT CU. Satolop Siborongborong. Sehingga

diharapkan KOPDIT ini mampu melibatkan kaum muda yang memiliki

kemampuan dalam melakukan perubahan kearah yang lebih baik sebagai bagian

dari pengurus yang dapat berasal dari anggota sendiri.

b. Kepada pemerintah

Kopdit merupakan salah satu lembaga keuangan yang terbukti mampu

menyentuh lapisan masyarakat bawah sehingga keberadaan KOPDIT ini mampu

memberikan sumbangsih bagi pemerintah dalam hal menekan angka kemiskinan

lewat berbagai pendidikan, pelatihan serta program pembedayaan yang

direncanakan oleh KOPDIT.

Pemerintah yang walaupun secara tidak langsung memiliki hak dan

kewenangan terhadap KOPDIT diharapkan dapat membuat kebijakan yang dapat

memperbaiki kinerja dari KOPDIT agar lebih berpihak bagi kesejahteraan anggota

di dalamnya. Sehingga tidak menimbulkan bias yang memperkaya sekelompok

orang di dalam organisasi baik pengurus maupun anggota di dalamnya.

101

c. Kepada anggota

Anggota merupakan sumber kekuatan di dalam KOPDIT karena anggotalah

yang menentukan keberlanjutan dari usaha KOPDIT ini. Anggota merupakan

sumber modal dan sekaligus sebagai pemilik modal, dengan kata lain semua aset

yang terdapat di dalam CU. Satolop Siborongborong adalah milik anggota bukan

perorangan baik ketua maupun pengurus secara perorangan sehingga setiap

anggota harus bekerja sama.

Lewat pendidikan dan pembinaan yang diadakan di Credit Union Satolop

diharapkan anggota dapat lebih menyadari hak dan memenuhi tanggung jawabnya

sebagai anggota. Serta diharapkan pula anggota mampu lebih kritis dalam setiap

program-program yang berlangsung di dalam KOPDIT sehingga kesejahteraan

yang diharapkan anggota dapat benar-benar dapat dicapai.

Kiranya dalam pendidikan juga anggota tidak hanya pihak yang hanya duduk

dan mendengarkan saja tetapi juga dapat menjadi pihak pemberi ide dan masukan

yang dapat berguna bagi kebaikan Credit Union Satolop dan semua anggota di

dalamnya.

http://natgarden.com

http://natgarden.com/how-to-grow-cloves/

http://natgarden.com/overcome-plan-fails-to-bear-fruit/

http://natgarden.com/growing-cinnamon/

http://natgarden.com/broccoli/

http://natgarden.com/organic-fertilizer/

http://natgarden.com/companion-planting/

http://natgarden.com/neem-leaves-natural-pesticides/

cii

DAFTAR PUSTAKA

Adi, I. R. (2008). Intervensi Komunitas Pengembangan Masyarakat Sebagai

Upaya Pemberdayaan Masyarakat. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

BPS. (2012). Badan Pusat Statistik Tapanuli Utara. Retrieved September 29,

2012, from Kecamatan Dalam Angka 2012:

http://tapanuliutarakab.bps.go.id/?q=webfm_send/232

Credit Union In Indonesia. (n.d.). Retrieved Oktober 02, 2012, from Nilai, Prinsip

dan Pilar CU: http://infocreditunion.wordpress.com/nilai-prinsip-dan-

pilar-cu

Fukuyama, F. (2002). Trust (Kebajikan Sosial dan Penciptaan Kemakmuran). (D.

Nurdin, Ed., & Ruslani, Trans.) Yogyakarta: Qalam.

Kaban, M. S. (2009). PEMANFAATAN MODAL SOSIAL DALAM CREDIT

UNION (Studi Deskriptif Mengenai Koperasi Kredit/CU Cinta Kasih di

Pulo Brayan, Medan). Medan, Sumatera Utara, Indonesia: Fakultas Ilmu

Sosial dan Ilmu Politik-USU.

Kartasasmita, G. (1996). Pembangunan Untuk Rakyat : Memadukan

Pertumbuhan dan Pemerataan. Jakarta: PT. Pustaka Cidesindo.

Ketaren, N. (n.d.). Faktor-faktor yang Mempengaruhi Koperasi Credit Union

dalam Pemberdayaan Masyarakat (Studi kasus: Koperasi Credit Union

Partisipasi Sukamakmur Kecamatan Sibolangit Kabupaten Deliserdang).

Jurnal Analisis Administrasi dan Kebijakan.

Koentjaraningrat. (1991). Beberapa Pokok Antropologi Sosial Budaya. Jakarta:

Dian Rakyat.

Sairin, S. P., & Hudayana, B. (2001). Pengantar Antropologi Ekonomi.

Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Setiana, L. (2005). Teknik Penyuluhan dan Pemberdayaan Masyarakat (Vol. I).

(R. F. Sikumbank, Ed.) Ciawi-Bogor: Ghalia Indonesia.

Sijabat, Y. S. (2009). FUNGSI CREDIT UNION DALAM PEMBERDAYAAN

EKONOMI DAN SOSIAL MASYARAKAT (Studi Deskriptif: Credit Union

Harapan Kita, Kelurahan; Belawan-Bahari, Kecamatan: Medan-

Belawan). MEDAN, SUMATERA UTARA, INDONESIA: Fakultas Ilmu

Sosial dan Ilmu Politik-USU.

Suharto, E. (2005). Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat. Bandung:

PT. Refika Aditama.

Tumanggor, R. H. (2011). CREDIT UNION SEBAGAI USAHA

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (Sebuah Pendekatan Kritis Usaha

Pemberdayaan Masyarakat di Desa Tukka Kecamatan Pakkat Kabupaten

Humbahas). Medan, Sumatera Utara, Indonesia: Fakultas Ilmu Sosial dan

Ilmu Politik-USU.

Internet

Lubis , Zulkifli B. “MEMBANGUN KEBERSAMAAN UNTUK

MEMELIHARA MATA AIR KEHIDUPAN”.

https://kelembagaandas.wordpress.com/kelembagaan-lubuk-

larangan/zulkifli-b-lubis/

Parwitaningsih, T. D. (n.d.). Universitas Terbuka. Retrieved September 29, 2012,

fromhttp://www.lppm.ut.ac.id/pdffiles/03-TJJ%20Parwitaningsih%20_26

34_Parwitaningsih,%20Modal%20Sosial%20dan%20Modal%20Manusia%

20pada%20Pendidikan%20Jarak%20Jauh%20di%20Universitas%20Terbuk

a.pdf

Cahyono, Budhi. “PERAN MODAL SOSIAL DALAM PENINGKATAN

KESEJAHTERAAN MASYARAKAT PETANI TEMBAKAU DI

KABUPATEN WONOSOBO”.

https://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=11

&cad=rja&uact=8&ved=0ahUKEwivgZmo_YfMAhUKopQKHZAtCGg4C

hAWCBkwAA&url=http%3A%2F%2Fjurnal.unissula.ac.id%2Findex.php

%2Fekobis%2Farticle%2Fdownload%2F551%2F453&usg=AFQjCNE505e

nMr23so6uLni0RtWP6afxxw&sig2=cYQRwRtlcF6t8MLLdp2mgA

Budiyarti , Sri Handayani. “ PENGUATAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL

MASYARAKAT TERHADAP TENAGA KERJA PENYANDANG

CACAT TUBUH MELALUI POLA KEMITRAAN LOKAL “.

http://repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/10898/2005shb.pdf;j

sessionid=FD7D2151E9E4730403905FC4FA75E671?sequence=2

http://natgarden.com/sunflower-symbol/

http://natgarden.com/flower-meaning-color-symbolism/

http://natgarden.com/green-beans/

http://natgarden.com/growing-green-beans/

http://natgarden.com/dragon-fruit-plant/

http://natgarden.com/organic-pesticides/

http://natgarden.com/indoor-plants-low-light/

civ

LAMPIRAN

Foto

Tokoh Credit Union dan Foto Hasil Penelitian

Friederich Wilhelm Raiffeisen

Pendiri Credit Union

Karl Albrecth Karim Arbie SJ

Perintis Credit Union di Indonesia

Kantor CU. Satolop Siborongborong

cvi

Penyuluh Pertanian Credit Union Satolop

Kantor WIRAKOP SATOLOP Siborongborong

cviii

Pedagang di Pasar Siborongborong

Suasana pasar Siborongborong pada hari Selasa

cx

Loket Bus KBT Siborongborong – Tapanuli Utara

cxi

Sambutan Menteri Koperasi Dan Pembinaan Pengusaha Kecil

Peringatan Hari Koperasi ke 65 Tahun 2012

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Salam sejahtera bagi kita sekalian.

Yang saya hormati dan saya banggakan,Para pengurus, pengawas, pengelola

dan anggota serta penggiat koperasi diseluruh tanah air.

Pada kesempatan yang berbahagia ini marilah kita dengan tulus senantiasa

memanjatkan puji syukur ke Hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, atas rahmat dan

kuasa-NYA kita semua pada hari ini dapat bersama-sama dalam keadaan sehat

wal’afiat, guna memperingati hari bersejarah yakni Hari Koperasi ke 65, yang

telah dirintis dan diperjuangkan oleh tokoh dan pejuang koperasi kita, melalui

Kongres Koperasi yang pertama pada tanggal 12 Juli 1947.

Atas nama Pemerintah, saya menyampaikan ucapan "Selamat Hari Koperasi"

ke 65 kepada seluruh penggiat koperasi di seluruh Nusantara tercinta ini, dengan

penuh harapan, melalui peringatan hari koperasi seperti ini, akan memberikan

semangat yang lebih besar lagi bagi pertumbuhan dan perkembangan koperasi

agar semakin mandiri, kuat dan berdaya saing, serta semakin besar peranannya

dalam perekonomian nasional.

Untuk itu marilah saudara-saudara sekalian, dalam usia yang ke 65 tahun ini

kita dapat maknai sebagai tahun kemandirian koperasi dengan mewujudkan

koperasi menjadi koperasi yang besar, mandiri, dan kuat, sehingga dapat lebih

cepat meningkatkan kemakmuran dan kesejahteraan anggotanya dan masyarakat.

cxii

Dengan tekad yang kuat dan bekerja keras. Koperasi bersama dengan usaha

mikro kecil dan menengah kita mampu meningkatkan pertumbuhan perekonomian

Indonesia. Oleh karena itu, marilah bersama-sama kita perkuat koperasi dengan

kemandirian untuk kemakmuran bersama

Hadirin sekalian yang berbahagia, Mengiringi peringatan hari koperasi ke 65

ini, terdapat momentum bersejarah bagi gerakan koperasi di Indonesia dan dunia.

Pertama, Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang sustainable, semakin baik, cukup

tinggi saat ini telah menciptakan banyak peluang ekonomi bagi Koperasi

Indonesia. Kedua, arahan Bapak Presiden Republik Indonesia DR. H. Susilo

Bambang Yudhoyono bahwa melalui gerakan revitalisasi koperasi adalah salah

satu program utama Pemerintah untuk menunjang perekonomian Indonesia

menuju masyarakat yang makmur dan sejahtera. Ketiga, PBB telah mencanangkan

tahun 2012 sebagai tahun koperasi dunia (International Year Cooperative).

Kita patut berbangga sebagai warga koperasi, bahwa Perserikatan Bangsa-

Bangsa melalui resolusinya nomor 64/136 telah mengakui bahwa peran koperasi

khususnya Koperasi Indonesia sebagai organisasi usaha telah terbukti disamping

mampu bertahan dalam keadaan krisis ekonomi global, mampu juga

meningkatkan pertumbuhan ekonomi, membuka lapangan pekerjaan, menurunkan

tingkat kemiskinan dan meningkatkan kemakmuran rakyat.

Kementerian Koperasi dan UKM telah melakukan beberapa rangkaian

kegiatan guna mengisi peringatan hari Koperasi ke 65 dan tahun Koperasi dunia

bekerjasama dengan DEKOPIN, DEKOPINWIL, dan DEKOPINDA bersama-

sama dengan Pemerintah Propinsi, Kabupaten/Kota dan seluruh anggota koperasi.

Untuk itu saya sampaikan terima kasih serta apresiasi yang tinggi.

Hadirin yang saya hormati,

Memasuki tahun ketiga RPJM 2009-2014, pada tahun 2009 jumlah Koperasi

Indonesia sebanyak 170.411 unit. Tahun 2010 sebesar 177.482 unit. Tahun 2011

telah mencapai 188.181 unit dan sampai dengan pertengahan tahun 2012 ini,

Koperasi Indonesia telah mencapai 192.443 unit dengan jumlah anggota sebanyak

33.687.417 orang. Peningkatan jumlah koperasi ini didukung oleh Program

Gerakan Masyarakat Sadar Koperasi (GEMASKOP) dari Kementerian Koperasi

dan Usaha Kecil dan Menengah bekerja sama dan sinergi dengan DEKOPIN.

Namun saya menyadari bahwa masih terdapat banyak koperasi yang tidak

aktif. Untuk itu melalui Gerakan Masyarakat Sadar Koperasi (GEMASKOP), kita

harus mendorong agar koperasi-koperasi yang tidak aktif tersebut segera bangkit

aktif untuk menggapai kemakmuran.

Kepada para Kepala Dinas yang membidangi Koperasi dan UMKM, propinsi,

kabupaten dan kota, saya harapkan harus lebih meningkatkan pembinaan,

pengawasan terhadap koperasi.

Melalui pembinaan yang intensif akan menghasilkan koperasi dapat tumbuh,

kuat, besar dan mandiri, dan koperasi yang memiliki sumber daya manusia,

manajemen, penguasaan teknologi yang tinggi dan berkualitas.

Saya menyadari, bahwa dalam melaksanakan pembinaan dan pengembangan

Koperasi adalah tidak mudah, penuh tantangan dan kendala. Untuk itu diperlukan

cxiv

perhatian dan komitmen yang tinggi. Tingkatkan pembinaan dan pengembangan

perkoperasian dengan jiwa, semangat, prinsip dan nilai-nilai koperasi.

Tingkatkan terus sinergi dan kerjasama antar koperasi atau koperasi dengan

Badan Usaha lainnya, beri dukungan dan fasilitasi baik dalam peningkatan

kualitas sumber daya manusia, kelembagaan dan usaha, serta kemudahan koperasi

dalam mengakses perijinan maupun permodalan melalui pelayanan yang cepat,

mudah, dan murah. Semangat kebangsaan dan gotong royong harus dijadikan

sebagai salah satu spirit dalam pemberdayaan koperasi secara integral dari seluruh

komponen bangsa.

Semoga Tuhan Yang Maha Kuasa melapangkan usaha kita semua demi

mewujudkan koperasi yang mandiri untuk kemakmuran rakyat.

Dirgahayu dan Jayalah koperasi Indonesia

Koperasi Mandiri, Rakyat Makmur.

Wassalamualaikum Warahmatullah Wabarakatuh.

Jakarta, 12 Juli 2012

Menteri Negara,

DR. Syarief Hasan

Draft Interview Guide

a. Profil Credit Union Satolop

1. Alamat, nomor telepon, hari kerja Credit Union Satolop

2. Tanggal, tahun berdirinya Credit Union Satolop serta makna kata Satolop

3. Tujuan didirikannya

4. Data pengurus dari Credit Union Satolop

5. Struktur organisasi Credit Union Satolop

6. Tugas-tugas pengurus di Credit Union Satolop

7. Badan hukum, aturan- aturan

b. Keanggotaan di Credit Union Satolop

1. Jenis keanggotaan di Credit Union Satolop

2. Syarat untuk menjadi anggota

3. Kegiatan pendidikan di Credit Union Satolop, waktu, lokasi, pihak pendidik,

peserta didik

4. Hal-hal yang dibahas selama proses pendidikan

5. Metode, cara/pendidikan yang dijalankan oleh Credit Union Satolop bagi

anggota

6. Tingkat partisipasi anggota, pembuatan rencana kerja, pengambilan

keputusan

7. Manfaat bagi anggota

c. Kegiatan usaha Credit Union Satolop

1. Bidang Usaha di Credit Union Satolop

2. Jenis pinjaman, jumlah pinjaman di Credit Union Satolop

3. Data pinjaman dan peruntukan pinjaman di Credit Union Satolop

4. Syarat-syarat untuk dapat memperoleh pinjaman dari Credit Union Satolop

5. Manfaat yang akan diterima oleh anggota bila bergabung di Credit Union

Satolop

6. Kerjasama usaha dengan badan usaha, koperasi lainnya

7. Aset yang dimiliki

cxvi

d. Kendala yang ditemui di CU. Satolop Siborongborong

1. Kendala dalam melaksanakan kegiatan pendidikan anggota

2. Kendala pengembalian pinjaman oleh anggota

3. Akibat yang muncul bagi anggota dan CU. Satolop Siborongborong

4. Solusi / cara mengatasi masalah yang ada

Peta Lokasi Penelitian

Kecamatan Siborongborong

cxviii

Tabel 0-1 Komposisi Penduduk Kecamatan Siborongborong Berdasarkan Jenis

Kelamin Per Desa/ Kelurahan


Recommended