+ All documents
Home > Documents > MAKALAH SEJARAH DUNIA

MAKALAH SEJARAH DUNIA

Date post: 27-Nov-2023
Category:
Upload: independent
View: 0 times
Download: 0 times
Share this document with a friend
27
MAKALAH SEJARAH DUNIA PERKEMBANGAN NASIONALISME DI ASIA DAN AFRIKA DI SUSUN OLEH SHASI BIMASYI’TA KELAS XI IPS 3 SMA N 2 TANJUNG PINANG TAHUN AJARAN 2015/2016
Transcript

MAKALAH SEJARAH DUNIA

PERKEMBANGAN NASIONALISME DI ASIA DAN AFRIKA

DI SUSUN OLEH

SHASI BIMASYI’TA

KELAS

XI IPS 3

SMA N 2 TANJUNG PINANG

TAHUN AJARAN

2015/2016

KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT karena dengan

rahmat dan hidayahNya maka tugas ini dapat diselesaikan dalam rangka memenuhi tugas

Sejarah Dunia tentang Perkembangan Nasionalisme di Asia dan Afrika.

Penulis menyadari sepenuhnya masih banyak kekurangan dalam penyajian dan

referensi yang dapat penyusun pergunakan dan menyadari bahwa dalam penulisan

makalah ini banyak kelemahan dan kekurangan sehingga diharapkan kritik dan saran dari

semua yang membaca makalah ini. Demikian tugas ini disusun semoga bermanfaat bagi

semua pihak.

Tanjungpinang, 13 November 2015

Penyusun

SHASI BIMASYI’TA

i

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................... i

DAFTAR ISI ...................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN

-LATAR BELAKANG ......................................................................................1

-RUMUSAN MASALAH ..................................................................................2

-TUJUAN ............................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN

A.LAHIRNYA NASIONALISME ASIA DAN AFRIKA .................................3

B.PERKEMBANGAN NASIONALISME DI ASIA ..........................................3-12

BAB III PEMBAHASAN

A.LATAR BELAKANG PERKEMBANGAN DI AFRIKA..............................13

B.PERKEMBANGAN NASIONALISME DI AFRIKA....................................13-18

BAB IV

PENUTUP ..........................................................................................................19

-KESIMPULAN ................................................................................................20

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................21

LAMPIRAN ...................................................................................................... 22-23

ii

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Nasionalisme adalah suatu sikap politik dari masyarakat suatu bangsa yang mempunyai kesamaan kebudayaan, dan wilayah serta kesamaan cita-cita dan tujuan, dengan demikian masyarakat suatu bangsa tersebut merasakan adanya kesetiaan yang mendalam terhadap bangsa itu sendiri.

Ciri-ciri nasionalisme dapat di definisi nasionalisme sebagai berikut :1.      Nasionalisme ialah cinta pada tanah air, ras, bahasa atau sejarah budaya bersama.2.      Nasionalisme ialah suatu keinginan akan kemerdekaan politik, keselamatan dan prestise

bangsa.3.      Nasionalisme ialah suatu kebaktian mistis terhadap organisme sosial yang kabur,

kadang-kadang bahkan adikodrati yang disebut sebagai bangsa atau Volk yang kesatuannya lebih unggul daripada bagian-bagiannya.

4.      Nasionalisme adalah dogma yang mengajarkan bahwa individu hanya hidup untuk bangsa dan bangsa demi bangsa itu sendiri.

Pasca-Perang Dunia II, semangat untuk menentukan nasib sendiri dari Negara-

negara jajahan sangat mendominasi Negara-negara Asia dan Afrika seperti India,

Filipina, Turki, dan Mesir. Semangat untuk menentukan nasib sendiri ini juga menular ke

Indonesia. Proses dekolonisasi Negara-negara Asia dan Afrika kemudian menjadi

fenomena yang dominant pada akhir Perang Dunia II. Kondisi ekonomi dan politik

Indonesia pun mengalami berbagai perubahan yang signifikan.

Runtuhnya kekuasaan kolonial di kawasan Asia dan Afrika ini menjadi awal dari

berubahnya struktur politik global. Jumlah Negara-negara menjadi berkembang lebih

banyak. Tercatat pada pasca Perang Dunia II jumlah Negara mencapai 51 negara, dan

saat ini telah mencapai 192 negara. Proses dekolonisasi ini dipicu oleh adanya gerakan-

gerakan nasionalisme yang berkembang di masing-masing Negara di Asia dan Afrika.

Tercatat seperti Gerakan Turki Muda, Gerakan Nasionalisme Filipina, Gerakan

Nasionalisme Cina, Gerakan Nasionalisme India, dan berbagai gerakan serupa yang

muncul di Negara-negara seperti Cina, Jepang, Mesir, Libya,India, dan lainnya.

1

B. RUMUSAN MASALAH

1. Dimana saja perkembangan nasionalisme di Asia dan Afrika ?2. Bagaimana perkembangan nasionalisme di Asia dan Afrika ?3. Apa perkembangan nasionalisme

C. TUJUAN

Mengetahui latar belakang perkembangan nasionalisme di Asia dan Afrika.

Dapat memahami perkembangan nasionalisme di Asia dan Afrika.

Mengetahui perkembangan nasionalisme di Asia dan Afrika.

2

BAB II

PEMBAHASAN

PERKEMBANGAN NASIONALISME DI ASIA

A.    Lahirnya Nasionalisme Asia-Afrika

Yang dimaksud dengan  nasionalisme Asia dan Afrika adalah aliran yang

mencerminkan bangunnya bangsa-bangsa Asia dan Afrika sebagai reaksi terhadap

imperialisme dan kolonialisme bangsa-bangsa barat. Dengan demikian nasionalisme

Asia dan Afrika merupakan gerakan untuk menentang imperialisme dan kolonialisme

bangsa barat.

Nasionalisme negara-negara di Asia yang bangkit menentang kolonialisme antara

lain terjadi di India, Philipina, Indonesia, Turki, Jepang, dan Cina. Sedangkan negara di

kawasan Afrika yang mengembangkan ajaran nasionalisme akibat imperialisme antara

lain Libya, Mesir, Angola, dan Afrika Selatan. Gerakan Nasionalisme Asia-Afrika pada

dasarnya ditimbulkan oleh beberapa faktor berikut:

1.      Persamaan karakter dari sekelompok manusia yang timbul karena persamaan nasib, yaitu

mereka terjajah oleh keberadaan bangsa asing.

2.      Keinginan bangsa untuk hidup bersama dan bersatu yang didorong oleh rasa

kesetiakawanan yang agung.

3.      Rasa persatuan dan semangat kebangsaan dari sekelompok manusia yang tinggal di

daerah yang sama.

Perkembangan Nasionalisme negara-negara Asia dan Afrika yang dilandasi oleh paham-paham di atas membangkitkan semangat bangsa Asia-Afrika untuk mengembalikan harga dirinya yang hilang akibat penindasan kolonialisme dan imperialisme bangsa Barat. Dalam prakteknya, nasionalisme setiap negara memiliki ciri khusus yang membedakan satu bangsa dengan bangsa lainnya.

B. PERKEMBANGAN NASIONALISME DI ASIA.

1. JEPANG

3

Nasionalisme jepang berkembang seiring dengan kegiatan modernisasi yang mengadopsi nilai-nilai budaya luar. Akan tetapi, tidak semua nila-nilai budaya barat di serapa oleh bangsa jepang.mereka menyeleksi dan mengambil beberapa nilai-nilai budaya barat yang dapat disesuaikan dengan budaya jepang. Dengan demikian, bangsa jepang tidak kehilangan jati dirinya di tengah arus perkembangan moderniasi. Sejak pemerintahan Shogun Tokugawa (pada abad ke-17), Jepang melakukan politik isolasi (artinya menarik diri dari pengaruh asing–Barat). Politik isolasi ini mulai dijalankan oleh Iyeyashu Tokugawa (1639) dan diteruskan oleh para penggantinya. Tujuan politik isolasi untuk menjamin tetap tegaknya pemerintahan Shogun dan mencegah masuknya pengaruh asing (Barat). Selama Jepang menutup diri, dunia Barat terus melaju pesat dengan industri dan teknologinya. Untuk itu bangsa-bangsa Barat membutuhkan daerah pasaran hasil industri. Amerika Serikat, merupakan salah satu bangsa Barat yang ingin masuk ke Jepang untuk membuka hubungan dagang.

Pada tahun 1846, Amerika Serikat mengirimkan utusannya ke Jepang di bawah pimpinan Laksamana Biddle, tetapi ditolak oleh Shogun. Pada tahun 1854, mengirimkan lagi utusannya lengkap dengan kapal perangnya di bawah pimpinan laksamana Matthew Commodore Perry. Laksamana Matthew Perry berhasil memaksa shogun untuk menandatangani perjanjian kanagawa (31 maret 1854) yang berisi pembukaan kota pelabuhan shimoda dan hokodate untuk perdagangan asing. Peristiwa ini mengakhiri politik isolasi dan jepang menjadi negara yang terbuka untuk bangsa asing. Jepang mulai menyadari akan ketertinggalannya dengan bangsa-bangsa Barat. Kondisi ini menimbulkan kemarahan rakyat Jepang terhadap pemerintahan Shogun. Pada tahun 1867 Yoshinobu dipaksa turun takhta dan menyerahkan kekuasaannya kepada Kaisar Mutsuhito (Kaisar Meiji) pada tanggal 8 September 1867. Secara resmi Kaisar Meiji memerintah Jepang dari tanggal 25 Januari 1868 sampai dengan 30 Juli 1912.

Terbukanya Jepang bagi bangsa asing yang disusul dengan runtuhnya kekuasan Shogun

dan tampilnya Kaisar Meiji (Meiji Tenno), menandai bangkitnya nasionalisme Jepang.

Pada tanggal 6 April 1868, Meiji Tenno memproklamasikan Charter Outh (Sumpah

Setia) menuju Jepang baru yang terdiri atas lima pasal, seperti berikut:

1) Akan dibentuk parlemen.

2). Seluruh bangsa harus bersatu untuk mencapai kesejahateraan.

3) Adat istiadat yang kolot dan yang menghalangi kemajuan Jepang harus dihapuskan.

4) Semua jabatan terbuka untuk siapa saja.

5) Mendapatkan ilmu pengetahuan sebanyak mungkin untuk pembangunan bangsa dan

negara.

4

Untuk mencapai cita-cita tersebut maka Meiji Tenno melaksanakan

pembaharuan (restorasi). Itulah sebabnya Kaisar Meiji kemudian dikenal dengan Meiji

Restorasi. Restorasi yang dilakukan meliputi segala bidang, yakni politik, ekonomi,

pendidikan dan militer.

1)      Bidang Politik

Langkah pertama yang diambil oleh Meiji Tenno ialah memindahkan ibu kota

dari Kyoto ke Yedo yang kemudian diganti menjadi Tokyo (yang berarti ibu kota timur).

Selanjutnya, diciptakan bendera kebangsaan Jepang Hinomoru dan dan lagu kebangsaan

Jepang, Kimigayo. Shintoisme dikukuhkan sebagai agama nasional. Jabatan shogun dan

daimyo dihapuskan (1868) dan samurai dibubarkan. Para daimyo kemudian diangkat

menjadi pegawai negeri, sedangkan para samurai dijadikan tentara nasional. Di bawah

pimpinan Ito Hirobumi (kemudian dikenal Bapak Konstitusi Jepang) pada tahun 1889

berhasil disusun konstitusi Jepang.

2)      Bidang Ekonomi

Pembangunan di bidang ekonomi, meliputi bidang

pertanian, perindustrian, dan perdagangan, namun yang paling berhasil di bidang

perindustrian dan perdagangan. Perdagangan Jepang maju pesat berkat dumping policy.

Di bidang industri muncul golongan baru yang disebut Zaibatsu yang terdiri atas

keluarga Mitsui, Mitsubishi, Sumitomo, dan Jassuda.

3)      Bidang pendidikan

Sistem pendidikan di Jepang meniru sistem pendidikan Barat.

Dasar moral yang diajarkan di semua sekolah ialah Shintoisme dan

Budhisme. Pada tahun 1871, dibentuklah Departemen Pendidikan.

Selanjutnya pada tahun 1872 dikeluarkan Undang-Undang Pendidikan yang mewajibkan

belajar untuk anak-anak umur 6–14 dan bebas uang sekolah. Sistem pendidikannya

semimiliter.

4)      Bidang Militer

Dalam pembaharuan angkatan perang yang mempunyai peranan besar ialah

keluarga Choshu dan Satsuma. Keluarga Choshu menangani pembaharuan Angkatan

Darat dengan mencontoh Prusia (Jerman), sedangan keluarga Satsuma menangani

pembaharaun Angkatan Laut dengan mencontoh Inggris. Bersamaan dengan modernisasi

angkatan perang ini dihidupkan kembali ajaran bushido sebagai jiwa kemiliteran.

5

2. INDIA

India termasuk bangsa di Asia yang menderita karena di jajah bangsa barat. Pada pertengahan tahun 1700-an dinasti mughal di india yang di pimpin oleh Sultan Ahmad mulai lemah pengaruhnya. Sebagian besar wilayah india jatuh ke tangan inggris. Bahkan, pada tahun 1830 East India Company mengambil alih kekuatan politik dan militer india. Pengambilaalihan kekuasaan ini menyebabkan pemberontakan sepoy pada tahun 1857. Sepoy merukan tentara india yang berdinas dalam kemiliteran inggris.

Setelah pemberontakan sepoy dapat di padamkan pada tahun 1859, seluruh wilayah india

berhasil di kuasai inggris. Kondisi ini selanjutnya membangkitkan semangat

nasionalisme bangsa india untuk meraih kemerdekaan dari inggris. Sebab-sebab

timbulnya nasionalisme India adalah sebagai berikut:

1)   Perbaikan nasib rakyat oleh pemerintah Inggris setelah pemberontakan Sepoy tidak

kunjung datang sehingga rakyatIndia-lah yang harus

bergerak sendiri.

2)   Hanya orang-orang Inggris-lah yang duduk di pemerintahan, sedangkan

orang-orang India tidak diperkenankan ikut serta.

3)   Kebudayaan Barat yang dipaksakan oleh Inggris, menimbulkan reaksi keras

dari rakyat India yang ingin tetap mempertahankan kebudayaan India

asli. Kebudayaan Barat dianggap terlampau materialistis pada hal kebudayaan India lebih

mementingkan kejiwaan dan kerohanian.

4)   Munculnya kaum terpelajar yang telah mengenyam pendidikan Barat

Mereka telah mengetahui apa itu liberalisme, demokrasi, dan nasionalisme.

5)   Pemberian status dominian Kanada tahun 1867 menimbulkan keinginan

bangsa India untuk memperoleh status yang sama.

Pada mulanya nasionalisme di india merupakan gerakan sosial dan pendidikan. Gerakan ini

muncul setelah berdirinya All Indian National Congress ( partai kongres india ). Kongres

pada dasarnya merupakan majelis rakyat di mana duduk

para wakil rakyat India dari berbagai golongan yang berjuang untuk

mendapatkan kemerdekaan India lepas dari belenggu penjajahan Inggris.

Berdirinya Kongres tahun 1885 ini atas inisiatif Allan Octavian Home

(seorang Inggris kelahiran Skotlandia) yang simpati terhadap perjuangan

rakyat India.

6

Kebudayaan barat yang dipaksakan oleh inggris juga mendorong rasa nasionalisme bangsa

india. Pemaksaan kebudayaan yang dilakukan inggris menimbulkan reaksi keras dari rakyat

india yang ingin tetap mempertahankan kebudayaan india asli. Kebudayaan barat di anggap

terlampau materialistis padahal kebudayaan india lebih mementingkan kejiwaan dan

kerohanian. Ide nasionalisme india juga di dorong munculnya kaum terpelajar yang telah

mengenyam pendidikan barat sehingga memahami liberalisme, demokrasi, dan nasionalisme.

Tokoh nasionalisme india yang paling terkenal adalah Mahatma Gandhi. Mahatma Gandhi

yang di tetapkan sebagai bapak kemerdekaan india di lahirkan pada tahun 1869 di Gujarat

dengan nama kecilnya Mohandas Karamchand Gandhi. Sebagai tokoh kongres beliau

menjiwai perjuangan kongres dengan ajaran-ajarannya sebagai berikut.

1) Ahisma, artinya melawan musuh tanpa adanya kekerasan fisik.

2) Hartal, artinya pemogokan tidak melakukan pekerjaan sebagai protes terhadap peraturan

tidak adil atau tanda berkabung untuk memperingati kejadian yang menyedihkan.

3) Satyagraha, tetap setia kepada kebenaran dan menolak bekerja sama dengan inggris,

karena inggris salah, sedangkan india berdiri di atas kebenaran. Jadi satyagraha berarti

nonkooperatif.

4) Swadesi, artinya hidup dengan usaha sendiri. Gerakan ini menganjurkan agar bangsa

india dapat memenuhi kebutuhan hidupnya dari hasil usahanya sendiri. Akibat senjata ini

tampak adanya pemboikotan terhadap barang-barang buatan inggris, dan di tekankan

pada penggunaan barang-barang buatan sendiri.

3. FILIPINA

Pada tahun 1571 Miguel Lopez De Legazpi bersama pasukan Spanyol mendarat di

filipina. Ia selanjutnya menjadikan filipina sebagai wilayah koloni Spanyol si Asia

Tenggara. Untuk memperkuat kedudukan spanyol di filipina, Miguel Lopez De Legazpi

membangun kota manila. Spanyol mengembangkan dua model pemerintahan sebagai

berikut :

1)   Pemerintah sipil dipimpin oleh Gubernur Jenderal dan bertanggung jawab langsung

kepada Raja Spanyol.

7

2)     Pemerintahan agama dipimpin oleh Uskup dan bertanggung jawab langsung kepada Paus

di Roma. Peran pemerintahan agama sangat membantu rakyat Filipina dalam

menumbuhkan kesadaran sebagai bangsa karena system pemerintahan itu berfungsi

untuk mendidik rakyat sebagai missionaries dalam penyebaran agama Katolik di

Filipina.

Sebab-sebab timbulnya nasionalisme di Filipina antara lain :

1)      Imperialisme Spanyol yang bertindak kejam dan kolot. Tidak ada kebebasan untuk

mengeluarkan pendapat. Setiap tuntunan mengenai-mengenai perbaikan pemerintahan,

dianggap sebagai pengkhianatan terhadap Spanyol dan dihukum secara kejam.

2)      Lahir kaum inteletual atau golongan terpelajar. Datangnya bangsa Spanyol yang

menyebarkan agama katolik Roma, akan membawa Bangsa Filipina ke cara-carahidup

Eropa, sehingga menggantikan cara hidup asli. Pendidikan Filipina termasuk maju,

dibandingkan dengan negara-negara Asia, karena mendapat pendidikan dengan system

negara Barat. Pendidikan tersebut menimbulkan golongan pelajar yang tau bahwa

mereka dijajah. Mereka ingin merdeka.

3)      Penguasa gereja yang mengekang kehidupan bangsa Filipina. Sebagian besar tanah

Filipina milik biara, sehingga para petani Filipina hanya sebagai penyewa tanah belaka.

Hidup para petani sangat menderita.

4)      Pengruh paham-paham baru seperti demokrasi dan liberalisme. Pembukaan Terusan

Suez mempermudah hubungan Eropa dan Asia. Oleh karena itu buku yang memuat

paham demokrasi dan liberalisme dengan mudah masuk ke Asia, termasuk ke Filipina.

Sebaliknya banyak orang Asia pergi ke Eropa, sehingga mengenal Nasionalisme Barat,

yang dibawa ke Filipina.

5)      Pengaruh revolusi kemerdekaan di Amerika Latin yang menentang imperialisme

Spanyol. Diantaranya adalah Perang Kemerdekaan Meksiko, Amerika Tengah, dan

Amerika Selatan terhadap bangsa Spanyol (1810-1828), membuka mata bangsa Filipina

bahwa Spanyol dapat dikalahkan.

Gerakan Nasionalisme Filipina sebagai berikut.

1)      Companerismo

Companerismo artinya persahabatan, merupakan gerakan nasional yang pertama

di Filipina yang lahir pada tahun 1880, tujuannya adalah mengusahakan pendidikan yang

patriotis.

8

2)      Liga Flipina

Liga Filipina didirikan oleh Jose Rizal pada tahun 1982. tujuannya mempersatukan

Filipina untuk menentang penjajah Spanyol. Ia merupakan pelopor kemerdekaan dan

perlawanan nasional Filipina. Ia seorang dokter, ahli sastra, dan telah mengunjungi

Spanyol, Prancis, Jerman, dan Inggris. Ia menulis buku yang terkenal dan

menggemparkan pemerintah kolonial Spanyol di Filipina.

Berkat kemerdekaan amerika serikat terhadap spanyol dalam perang spanyol-amerika

serikat tahun 1898, spanyol menyerahkan filipina kepada amerika serikat. Kondisi ini

selanjutnya di gugat oleh para pemimpin filipina yang menghendaki kemerdekaan penuh

bagi bangsa filipina. Gugatan tersebut di tanggapi oleh amerika serikat, pada tanggal 4

juli 1901 filipina memperoleh pemerintahan sipil dengan William H.Taft sebagai

gubernur. Selanjutnya, pada tahun 1907 di bentuk parlemen filipina (The Philippine

Assembly) yang anggotanya di pilih oleh rakyat melalui pemilihan umum.

Langkah terakhir yang di lakukan amerika serikat untuk menyiapkan kemerdekaan

filipina adalah mengeluarkan The Tyding Mc Duffie Act pada tahun 1934. Undang-

undang tersebut berisi beberapa ketentuan sebagai berikut.

1) Pemerintah Filipina nantinya akan berbentuk republik.

2) Konstitusi negara di susun dengan presiden sebagai kepala negara.

3) Masa peralihan berlangsung selama 12 tahun.

4) Wakil Amerika serikat di Filipina berpangkat komisaris tinggi.

5) Pangkalan militer tetap di kuasai Amerika Serikat.

6) Secara bertahap Filipina keluar dari aturan bea Amerika Serikat.

Ketetapan tersebut mengantarkan Filipina menuju gerbang kemerdekaan. Pada tanggal 4

juli 1946 Amerika Serikat memberi kemerdekaan penuh kepada Filipina dengan Manuel

Roxas sebagai presiden pertamanya. Tetapi di awal kemerdekaan tersebut, bangsa

Filipina hanya diberikan kemerdekaan dalam bidang sosial politik saja sebagai wujud

pengruh Amerika, sedangkan bidang ekonomi masih dikuasai oleh Amerika. Begitu juga

dengan masalah militer, Amerika masih menempatkan pasukannya di Pangkalan Militer

(Clark dan Subic) yang dianggap sebagai jaminan keamanan di lautan Pasifik setelah

usainya perang dunia II.

4. TURKI

9

Pada abad 17 kerajaan Turki Ottoman mulai mengalami kemunduran. Latar belakang

dan penyebab kemunduran Turki sebagai berikut.

1) Wilayah kekuasaan Turki Ottoman yang luas akhirnya tidak dapat dikendalikan

dari pusat.

2) Pemberontakan yang di lakukan berkali-kali oleh jennisary yang bekerja sama

dengan dinasti Mamluk di Mesir.

3) Penguasa yang tidak cakap setelah Sulaiman al-Qanuni.

4) Perekonomian semakin terpuruk dari waktu ke waktu akibat kalah perang.

5) Ilmu pengetahuan dan teknologi tidak terlalu berkembang.

6) Tumbuhnya gerakan nasionalisme di wilayah-wilayah yang selama ini di kuasai

oleh Turki Ottoman.

  Sebab-sebab timbulnya nasionalisme Turki adalah sebagai berikut:

1)   Kekuasaan Turki Usmani yang semakin merosot.

2)   Adanya pengaruh dari Revolusi Prancis dengan semboyannya liberte,

egalite, dan fraternite.

3)   Timbulnya kaum terpelajar yang berpaham modern sehingga mereka

mengetahui apa itu liberalisme, nasionalisme, dan demokrasi.

4)   Kegiatan bangsa Barat yang semakin gencar untuk merebut daerahdaerah

jajahan Turki dan siap menghancurkan Turki.

Dalam situasi demikian itulah, akhirnya mendorong timbulnya semangat nasionalisme

terutama di kalangan tokohtokoh muda untuk mengadakan pembaharuan di segala bidang.

Tokohnya, antara lain Kemal Pasha, Midhat Pasha, Rasjid Pasha, dan Ali Pasha. Pada tahun

1906, dibawah pimpinan Kemal Pasha berdirilah perkumpulan Tanah Air dan Kemerdekaan

dan pada tahun l908 tumbuh menjadi Gerakan Turki Muda. Kemal Pasha berusaha

mewujudkan persatuan Turki. Nasionalisme Turki bercirikan sekularisasi, artinya

memisahkan kehidupan keagamaan dengan kehidupan negara sehingga di antara keduanya

tidak ada lagi saling konflik kepentingan. Mustafa Kemal pasha menuntut pembaruan dan

modernisasi di berbagai sektor kehidupan masyarakatnya. Ia ingin agar dapat

mengembangkan negerinya menjadi negara modern. Oleh karena itu, saat Mustafa Kemal

Pasha menjadi presiden Turki (1923-1938) ia melakukan beberapa pembaruan berikut.

1) Mengubah kerajaan Turki Ottoman menjadi Republik Turki.

2) Kegiatan ekonomi diatur dan diselenggarakan oleh negara.

3) Memisahkan antara urusan politik dan agama dalam pemerintahan.

.10

4) Pendidikan diselenggarakan menurut sistem Barat.

5) Melarang pernikahan poligami dan kaum wanita diberi hak yang sama dengan laki-laki.

6) Memodernisasi dan memperkuat angkatan perang.

Keberhasilan Mustafa Kemal Pasha dan gerakan pemuda Turki dalam memodernisasi Turki

turut memengaruhi munculnya pergerakan nasional Indonesia. Pada saat ini Turki telah

tumbuh menjadi negara modern yang memiliki tingkat kemajuan ekonomi tinggi.

5. CHINA

Mulai pertengahan abad ke-17 ( 1644), Cina berada di bawah kekuasaan

dinasti asing yakni Dinasti Machu. Di bawah pemerintahan Kaisar K'ang Hsi (1662–

1722) dan Ch'ien Lung (1736–1796), Cina mengalami masa kejayaan. Akan tetapi,

setelah meninggalnya kedua kaisar tersebut. Dinasti Manchu berangsur-angsur

mengalami kemunduran dan akhirnya runtuh. Kekalahan demi kekalahan diderita oleh

Cina akibat pemerintahan Manchu yang makin lemah. Hal ini menyadarkan rakyat Cina,

terutama kaum muda untuk bangkit menyelamatkan bangsa dan negaranya. Dari

kelompok inilah, kemudian tampil salah seorang tokoh nasional Sun Yat Sen dengan

ajarannya San Min Chu I (Tiga Asas Kerakyatan), yakni min t'sen (kebangsaan atau

nasionalisme), min tsu (kerakyatan atau demokrasi ), dan min sheng (kesejahteraan atau

sosialisme). Dengan asas San Min Chu I, Sun Yat Sen bercita-cita setelah Manchu

runtuh akan dibentuk satu pemerintahan pusat yang demokratis. Di samping itu, akan

mengangkat harkat dan martabat bangsa Cina sejajar dengan negara-negara Barat. Ia

berhasil mengadakan pendekatan kepada rakyat dan menghimpun kekuatan rakyat di

Cina Selatan untuk menggulingkan Manchu. Pada tanggal 10 Oktober 1911 meletuslah

revolusi di Wuchang (Wuchang Day) di bawah pimpinan Li Yuan Hung dan berhasil

menggulingkan kekuasaan Manchu. Itulah sebabnya, tanggal 10 Oktober 1911 kemudian

dijadikan hari Kemerdekaan Cina. Dengan Revolusi Cina 1911, berarti runtuhlah

kekuasaan Manchu. Selanjutnya, pada tanggal 1 Januari 1912 Sun Yat Sen dipilih

sebagai Presiden Cina yang baru. Saat itu, wilayah Cina baru meliputi wilayah Cina

Selatan dengan Nanking sebagai ibu kotanya. Cina Utara diperintah oleh Kaisar Hsuan

Tsung (yang masih kanak-kanak) dengan didampingi oleh Yuan Shih Kai menyerahkan

11

kekuasaan kepada rakyat Cina (12 Februari 1912). demikian berakhirlah kekuasaan

Manchu di Cina. Wuilayah Cina Selatan dan Cina Utara berhasil dipersatukan. Yuan

Shih Kai yang turut menandatangani penyerahan kekuasaan dan diberi kekuasaan untuk

mengaturnya. Ia pun berambisi besar untuk menjadi presiden. Demi tetap tegaknya

Republik Cina dan untuk terhindar dari perang saudara maka Sun Yat Sen

mengundurkan diri dari jabatan presiden (15 Februari 1912) dan menyerahkannya

kepada Yuan Shih Kai. Sun Yat Sen mengundurkan diri ke Canton pada bulan Agustus

1912 dan mendirikan Partai Kuo Min Tang (nasional) dengan asas San Min Chu I. Pada

perkembangannya, setelah Yuan Shih Kai menjadi presiden, ia bertindak diktator seperti

kaisar. Pada tahun 1916, Yuan Shih Kai meninggal sehingga memberi kesempatan Sun

Yat Sen kembali memimpin Cina Selatan. Di Cina Utara kemudian berdiri Partai Kung

Chang Tang (komunis) di bawah pimpinan Li Li-san sebagai tandingan Partai Kuo Min

Tang. Sun yat Sen bercita-cita untuk menyatukan seluruh Cina, namun sayang

citacitanya belum terwujud telah meninggal dunia ( 1925) dan digantikan oleh Chiang

Kai Shek.

Sebab-sebab timbulnya nasionalisme Cina adalah sebagai berikut:

1)        Lenyapnya kepercayaan rakyat Cina terhadap Dinasti Manchu. Dinasti Manchu yang

pernah membawa kejayaan Cina, kemudian menjadi pudar setelah kedua kaisar besar

(K'ang Hsi dan Ch'ien Lung) meninggal. Akibatnya, lenyap pula kemakmuran Cina.

2)        Pemerintahan Manchu dianggap kolot dan telah bobrok.

3)        Adanya korupsi dan pemborosan yang merajalela, terutama di kalangan Istana Manchu.

4)        Kekalahan Cina dalam Perang Cina–Jepang I.

5)        Munculnya kaum intelektual Cina. Mereka telah mengenal pahampaham Barat, seperti

liberalisme, nasionalisme, dan demokrasi. Dari kaum intelektual inilah kemudian muncul

cita-cita untuk menggulingkan pemerintahan Manchu.

12

BAB III

PEMBAHASAN

PERKEMBANGAN NASIONALISME DI AFRIKA

A. LATAR BELAKANG PERKEMBANGAN NASIONALISME

DI AFRIKAAfrika merupakan benua yang gersang dan tandus karena terdapat banyak gurun

pasir yang luas. Meskipun demikian, benua afrika memiliki sumber daya alam

melimpah. Oleh karena itu, sejak abad 19 bangsa barat berlomba-lomba

menanamkan pengaruhnya di afrika. Setelah perang dunia berakhir, gerakan

nasionalisme bangsa afrika melawan kolonialisme dan imperialisme bangsa

barat mucul di Mesir, Libia, Sudan,dan aljazair.

B. PERKEMBANGAN NASIONALISME DI BEBERAPA

NEGARA DI AFRIKA.

1. MESIR

Sejak dibukanya Terusan Suez pada tahun 1869, negara-negara Barat

terutama Inggris dan Prancis saling berlomba memperebutkan pengaruhnya

di Mesir. Pengaruh kekuasaan Inggris makin kuat mulai tahun 1875, yakni

saat Khedive Ismail (1863–1879) membutuhkan uang sehubungan dengan

krisisnya keuangan Mesir. Khedive Ismail kemudian menjual sebagian besar

saham Mersir pada Terusan Suez kepada Inggris. Di samping itu, Mesir juga meminjam

uang dari Inggris dan Prancis. Mesir karena tidak dapat membayar hutang-hutangnya

maka Inggris dan Prancis masuk ke Mesir dan memberesi hutang-hutangnya. Dengan

demikian, sejak tahun 1876, Inggris dan Prancis telah ikut campur dalam pemerintahan

di Mesir. Adanya campur tangan Inggris dan Prancis dalam pemerintahan, khususnya

pada saham-saham Terusan Suez menimbulkan kekecewaan yang kemudian muncul

perlawanan rakyat.

13

Kebangkitan nasional Mesir ditandai dengan adanya pemberontakan Arabi Pasha (1881–

1882). Mula-mula gerakan ini antiorang asing (Inggris, Prancis dan Turki), tetapi

akhirnya menjadi gerakan untuk menuntut perubahan sistem pemerintahan. Gerakan

Arabi ini timbul karena pengaruh Jamaluddin al Afghani yang ketika itu mengajar di

Mesir. Selain itu, kebangkitan Mesir di pengaruhi gerakan wahabi yang menentang

penjajahan Turki mampu mempersatukan rakyat Mesir Dengan demikian, secara politik

membangkitkan tumbuhnya nasionalisme Mesir , revolusi prancis yang dibawa

Napoleon saat menduduki Mesir tahun 1798, gerakan pan arab Arab yang dipelopori

oleh Amir Chetib Arslan yang menganjurkan agar bangsa-bangsa Arab bersatu dan

memperjuangkan kemerdekaan bangsanya, dan munculnya kelompok intelektual yang

berpaham modern . Perlawanan rakyat yang dipimpin oleh Arabi Pasha ini sangat

membahayakan kedudukan Inggris dan Prancis di Mesir. Inggris akhirnya bertindak dan

berhasil menumpas pemberontakan Arabi Pasha.

Pada tanggal 7 Desember 1907 di laksanakan kongres nasional di bawah pimpinan

Mustafa Kamil. Kongres ini bertujuan membangun Mesir secara liberal untuk mencapai

kemerdekaan penuh. Meskipun Inggris berusaha menindas gerakan ini, gerakan ini justru

menjelma menjadi partai Wafd (utusan) di pimpin Saad Zaghlul Pasha. Ketika Perang

Dunia I selesai, Partai Wafd menuntut Mesir sebagai negara

merdeka dan ikut serta dalam konferensi perdamaian di Prancis. Inggris

menolak, bahkan mengasingkan Zaghlul Pasha ke Malta. Kaum nasionalis Mesir

selanjutnya menuntut kemerdekaan penuh. Saad Zaghlul Pasha pun ditangkap dan

diasingkan ke Gibraltar. Inggris yang tidak dapat menekan nasionalis Mesir, terpaksa

mengeluarkan pernyataan Unilateral (Unilateral Declaration) pada tanggal 28 Februari

1922. Isi Uniteral Declaration:

a)      Inggris mengakui kemerdekaan dan kedaulatan Mesir.

b)      Inggris berhak atas empat masalah pokok,seperti berikut:

c)      mempertahakan Terusan Suez;

d)     mempergunakan daerah militer untuk operasi militer;

e)      mempertahankan Mesir terhadap agresi bangsa lain;

f)       melindungi bangsa asing di Mesir dan kepentingannya.

14

Uniteral Declaration 1922 merupakan saat yang bersejarah bagi Mesir sebab sejak itu

dunia internasional menganggap Mesir telah merdeka, meskipun belum penuh.

Sebaliknya, di pihak kaum nasionalis Mesir tetap menentangnya sebab Inggris tetap

berhak atas 6 masalah pokok tersebut di atas. Itulah sebabnya, kaum nasionalisme Mesir

terus berjuang melawan Inggris untuk mencapai kemerdekaan penuh. Hal ini baru

terwujud setelah Perang Dunia II berakhir (Oktober 1954)

2. LIBIA

Libia merupakan negara terbesar keempat di Afrika. Negara ini terletak di wilayah

Afrika bagian Utara. Libia terbagi menjadi 3 wilayah terdiri atas Tripolitania, Fezzan,

dan Cyrenaica. Sebagai negara yang memiliki letak strategis karena berada di pesisir

Laut Tengah, Libia diperebutkan oleh negara-negara kuat. Sejak abad 2-19 berbagai

bangsa silih berganti menguasai Libia. Sejak tahun 1912, Libia di kuasai oleh Italia.

Tujuan Italia menguasai Libia adalah menguasai Laut Tengah sebagai usaha awal

mendirikan kekaisaran Romawi baru di Afrika. Untuk mewujudkan tujuan tersebut Italia

menggunakan cara kekerasan dan melebur wilayah Libia menjadi bagian dari Italia.

Italia juga memindahkan sekira tahun 1800 keluarga dari Italia ke Libia. Akibat

kebijakan tersebut penduduk Libia menderita. Semangat nasionalisme bangsa Libia pun

bangkit untuk melakukan perlawanan terhadap Italia.

Gerakan nasionalisme Libia dipelopori oleh Raja Idris El-Sanusi. Pada tahun 1916 Raja

Idris El-Sanusi memimpin perjuangan rakyat Libia melawan penjajahan Italia.

Keberhasilan gerakan nasionalisme yang dipimpinnya tercapai pada tahun 1949. Pada

saat itu Idris El-Sanusi mendeklarasikan Libia sebagai negara merdeka dan menetapkan

Tripoli sebagai ibukota negara. Libia selanjutnya berubah menjadi negara federal

monarki yang dipimpin Idris El-Sanusi sebagai kepala negara. Peristiwa ini terjadi

seiring kekalahan Italia pada Perang Dunia II. Idris El-Sanusi juga berperan dalam

mempersatukan wilayah Tripolitania, Fezzan, dan Cyrenaica menjadi Libia pada tahun

1949.

Pada tanggal 1 September 1969 pemerintahan monarki Libia di bawah pimpinan Raja

15

Idris El-Sanusi berakhir karena digulingkan oleh kelompok militer pimpinan Muamar

Qaddafi. Qaddafi selanjutnya mendeklarasikan berdirinya Great Socialist People’s

Libian Arab Jamahiriya. Qaddafi tampil sebagai pimpinan tertinggi dinegara itu hingga

tahun 2011.

3. SUDAN

Sudan merupakan negara terbesar di Afrika. Sebelum menjadi negara merdeka, Sudan

merupakan salah satu negara jajahan Inggris. Sebagai negara yang subur, Sudan

menjadi rebutan antara Mesir dan Inggris. Melihat negaranya diperebutkan oleh

bangsa asing, Muhammad Ahmad bin Abdullah berusaha membangkitkan semangat

nasionalisme bangsa Sudan. Ia selanjutnya mendirikan gerakan Imam Mahdi untuk

menyatukan seluruh umat di Sudan. Bersama para pengikutnya, Muhammad Ahmad

bin Abdullah berjuang mengusir bangsa Inggris dan Mesir dari Sudan. Pada tahun

1881 pasukan Muhammad Ahmad bin Abdullah berhasil mengalahkan pasukan

musuh. Mereka berhasil merebut sebagian besar Kota Kordofan, Darfur, dan al B ahr

al Gazal. Selanjutnya, pada tahun 1884 Sudan berhasil dikuasai oleh gerakan Imam

Mahdi. Akan tetapi, setelah Muhammad Ahmad bin Abdullah wafat pada tahun 1885,

gerakan Imam Mahdi di Sudan mulai melemah. Kondisi ini di manfaatkan Inggris

untuk berkuasa kembali di Sudan.

Sebagai negara bekas jajahan Inggris, Sudah baru memperoleh kemerdekaan penuh

pada tanggal 1 Januari 1956. Proses pembangunan pemerintah di Sudan kurang

berjalan mulus karena dihiasi upaya kudeta oleh kalangan militer di negeri itu. Ketika

Sudan merdeka, Ismail Al-Azhari yang partainya telah memenangi pemilihan umum

terpilih menjadi presiden pertama Sudan. Akan tetapi, pemerintahah Azhari tidak

berlangsung lam karena militer Sudan yang dipimpin Jenderal Ibrahim Abboud

melancarkan kudeta dan menguasai pemerintahan sejak bulan November 1958 sampai

Oktober 1964. Selanjutnya, pemerintahan diserahkan kepada pemerintahan sipil

transisi yang dipimpin Perdana Menteri Al-Khatim Al-Khalifah.

Ketika pemilihan umum kedua di selenggarakan pada bulan juni 1965, kondisi partai

16

Umma dan Partai Uni Nasional memimpin pemerintahan. Akan tetapi, militer Sudan

di bawah pimpinan Jenderal Jaafar Nimeiri kembali melancarkan kudeta pada tanggal

25 Mei 1969 dan membentuk pemerintahan Republik Demokratik Sudan.

Pemerintahan Nimeiri mampu bertahan cukup lama hingga 6 April 1985 ketika

Nimeiri dikudeta oleh militer di bawah pimpinan Letjen Abdul Rahman Swar Al-

Dahab.

Berbagai gejolak dalam perpolitikan di Sudan tersebut menyebabkan terbengkalainya

urusan membangun negara dan menyejahterakan rakyat. Oleh karena itu, rakyat di

sejumlah wilayah, terutama di wilayah selatan melakukan pemberontakan terhadap

pemerintah pusat. Akibat pemberontakan tersebut Sudan dilanda perang saudara.

Selanjutnya, pada tahun 2011 Sudan terpecah menjadi 2 negara, yaitu Sudan dan

Sudan Selatan.

4. ALJAZAIR

Aljazair merupakan negara di Afrika Utara yang sebagian besar wilayahnya dilalui

Gurun Sahara. Sejak awal abad 17, Aljazair menjadi wilayah kekuasaan Turki

Ottoman. Selanjutnya, saat kekuasaan Turki Ottoman mulai melemah pada abad 19

Aljazair diambil alih oleh Prancis. Selama masa penjajahan Prancis, banyak warga

Prancis, Italia, Spanyol, dan Malta pindah ke Aljazair. Mereka memegang peranan

penting di sektor ekonomi dan pemerintahan Aljazair. Kondisi ini pada akhirnya

menimbulkan kecemburuan sosial pada penduduk pribumi Aljazair. Nasionalisme

bangsa Aljazair pun bangkit. Mereka mulai menuntut status yang sama dengan warga

Prancis, termasuk hak suara dalam pemerintahan. Selanjutnya, pada tanggal 1

November 1954 muncul organisasi Front Pembebasan Nasional yang menuntut

kemerdekaan penuh bagi Aljazair.

Sejak tahun 1954 para pejuang Front Pembebasan Nasional melancarkan perang

gerilya terhadap Prancis. Kelompok pejuang dipimpin oleh Ahmed Ben Bella. Setelah

hampir 10 tahun berperang, para pejuang Front Pembebasan Nasional berhasil

memaksa Prancis keluar dari Aljazair. Pada tahun 1962 Aljazair berhasil memperoleh

pengakuan kedaulatan dari Prancis. Selanjutnya, pada tanggal 25 September 1962

17

Ferhat Abbas terpilih menjadi presiden Aljazair dan Ahmed Ben Bella sebagai

perdana menteri. Indonesia memiliki peranan penting dalam kemerdekaan Aljazair.

Pada tahun 1955 Presiden Soekarno mengundang para pemimpin Aljazair untuk

mengikuti KTT Asia Afrika di Bandung. Peristiwa ini menjadi tonggak sejarah

perjuangan kemerdekaan Aljazair melawan kolonialisasi Prancis. Berkat forum

internasional yang di gagas Soekarno, nama Aljazair pertama kali di kenal dunia

internasional dan akhirnya memperoleh kemerdekaan pada tahun 1962.

18

BAB IVPENUTUP

Demikianlah makalah yang saya buat semoga bermanfaat bagi orang yang membacanya dan menambah wawasan bagi orang yang membaca makalah ini. Dan penulis mohon maaf apabila ada kesalahan dalam penulisan kata dan kalimat yang tidak jelas, mengerti, dan lugas mohon jangan dimasukan ke dalam hati.

Dan saya juga sangat mengharapkan yang membaca makalah tentang perkembangan nasionalisme di asia dan afrika ini akan bertambah motivasinya dan mengapai cita-cita yang di inginkan, karena saya membuat makalah ini mempunyai arti penting yang sangat mendalam.

Sekian penutup dari saya semoga berkenan di hati dan saya ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya. 

Tanjungpinang, 13 November 2015

PenyusunSHASI BIMASYI’TA

19

KESIMPULAN

Nasionalisme adalah paham yang meletakkan kesetiaan tertinggi individu yang

harus diberikan kepada negara dan bangsanya, dengan maksud bahwa individu sebagai

warga negara memiliki suatu sikap atau perbuatan untuk mencurahkan segala tenaga dan

pikirannya demi kemajuan, kehormatan dan tegaknya kedaulatan negara dan bangsa.

Sejak abad 19 dan abad 20 muncul benih-benih nasionalisme pada bangsa Asia

Afrika. Faktor-faktor yang mempengaruhi munculnya nasionalisme, antara lain: faktor

dari dalam (kenangan kejayaan masa lampau, perasaan senasib dan sepenanggungan

akibat penderitaan dan kesengsaraan masa penjajahan, munculnya golongan

cendekiawan, paham nasionalis yang berkembang). Sedangkan faktor dari luar antara

lain kemenangan Jepang atas Rusia, perkembangan nasionalisme di berbagai negara,

munculnya paham-paham baru. Selain faktor intern dan ekstern pergerakan nasional juga

ikut mempunyai andil munculnya benih-benih nasional.

20

DAFTAR PUSTAKA

http://serbasejarah.blogspot.com/2011/03/sejarah-pengertian-dan-perkembangannya.html

http://nisha-khoerunnisya.blogspot.co.id/2014/01/nasionalisme-adalah-suatu-sikap.html

https://books.google.co.id/books/about/

Perkembangan_nasionalisme_di_Asia_Tengga.html?

id=Q11EAAAAMAAJ&redir_esc=y

buku sejarah peminatan ilmu-ilmu sosial, Intan Pariwara.

21

LAMPIRAN

Jose Rizal ( FILIPINA) Mahatma Gandhi ( INDIA)

Arabi Pasha ( MESIR) Muhammad Ahmad bin Abdullah ( SUDAN)

22

(TURKI) ( CHINA)

23


Recommended