+ All documents
Home > Documents > Laporan Geologi Teknik RANITA

Laporan Geologi Teknik RANITA

Date post: 16-Nov-2023
Category:
Upload: independent
View: 1 times
Download: 0 times
Share this document with a friend
10
Laporan fieldtrip Geologi Teknik dan Tata Lingkungan Nama : Ranita lika Dwirusono NIM : 072001300091 Fakultas Teknologi Kebumian dan Energi Universitas Trisak 2015
Transcript

Laporan fieldtrip

Geologi Teknik dan Tata Lingkungan

Nama : Ranita lika Dwirusono

NIM : 072001300091

Fakultas Teknologi Kebumian dan Energi

Universitas Trisakti

2015

DAFTAR ISI

Cover .................................................................................................i

Daftar isi............................................................................................1

BAB I

I. Latar Belakang....................................................................2II. Maksud dan Tujuan.............................................................2

III. Metode Penulisan................................................................2

BAB II

I. Isi.................................................................................3-6

BAB III

I. Kesimpulan....................................................................7

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

1 | P a g e

BAB ILatar Belakang

Wilayah Sungai Cimanuk-Cisanggararung dengan luas 7.711 km2 yang secara administratif terletak di provisi Jawa Barat dan Jawa Tengah berada dalam pengelolaan Balai Besar Wilayah Sungai Cimanuk-Cisanggarung. Salah satu Daerah Aliran Sungai (DAS) di wilayah tersebut adalah DAS Cimanuk yang merupakan satu kesatuan aliran Sungai Cimanuk dari 5 kabupaten yaitu Garut, Sumedang, Majalengka, Indramayu, dan Cirebon. Di dalam tujuannya mengembangkan potensi sumber daya air wilayah Sungai Cimanuk-Cisanggarung maka disusun master plan yang mengidentifikasikan 13 potensi waduk di DAS Cimanuk, diantaranya 3 waduk multipurpose yang menjadi prioritas utama: Waduk Jati Gede, Waduk Cipasang, dan Waduk Kadumalik. Akan tetapi, hingga saat ini baru Waduk Jatigede yang sedang dalam proses pembangunan. Salah satu DAS yang ada di wilayah sungai Cimanuk Cisanggarung adalah DAS Cimanuk. DAS Cimanuk merupakan satu kesatuan aliran sungai Cimanuk yang terdiri dari 5 kabupaten yakni Garut, Sumedang Majalengka, Indramayu dan Cirebon. Sungai Cimanuk berhulu di kaki gunung Papandayan di kabupaten Garut pada ketinggian +1200 diatas permukan laut (dpl), mengalir ke arah Timur Laut sepanjang180 km dan bermuara di laut Jawa di kabupaten Indramayu.

Rencana pembangunan Bendungan Jatigede sudah dicanangkan pada perencanaan pembangunan prioritas 4 (empat) Bendungan Besar Indonesia oleh Ir. Sutami pada era pemerintahan Presiden Seokarno. Bendungan Jatigede menempati urutan ke 2 (dua) setelah bendungan Wonogiri. Studi awal dan desain dilakukan sejak tahun 1968. Dari hasil studi-studi yang telah dilakukan dikatakan bahwa kondisi geologi daerah sekitar tapak bendung merupakan hal yang paling krusial, sehingga perlu dilakukan penanganan yang cermat dan perlu rekayasa teknik yang cukup tinggi.

Maksud dan TujuanMaksud dan tujuan diadakan fieldtrip ini adalah agar para mahasiswa-mahasiswi akan

mengetahui cara mengatasi kekeringan di musim kemarau serta bagaimana bentuk dari sebuah bendungan dan mengetahui sejarah dari pembentukan bendungan serta fungsi dan manfaat dari pembentukan bendungan Jatigede ini.

Metode PenulisanPenulisan laporan ini berdasar pengamatan saat berkunjung di Waduk Jatigede serta

dari modul praktikum yang di berikan saat fieldtrip berlangsung.

2 | P a g e

BAB IIISI

Lokasi

Lokasi proyek pembangunan Waduk Jatigede merupakan bagian wilayah Sungai Cimanuk-Cisanggarung mencakup daerah aliran Sungai Kab.Garut, Sumedang, Majalengka, Cirebon, Indramayu, Kuningan serta Brebes Jawa Tengah. Rencana letak Dam proyek Pembangunan Waduk Jatigede terletak di Kampung Jatigede Kulon Desa Cijeungjing Kecamatan Jatigede Kabupaten Sumedang. Adapun lahan yang di butuhkan seluas 4.891,13 ha yang meliputi 5 (lima) kecamatan atau 26 (dua puluh enam) desa.

Waduk

Muka Air (MA) banjir max : El. +262,0 m

MA Operasi max (FSL) : El. +260,0 m

MA Operasi min (MOL) : El. +230,0 m

Luas permukaan Waduk (El. 262 m) : 41,22

Volume gross (El. +260 m) : 980 x

Volume efektif (antara El.+221 dan El +260): 877 x

Bendungan

Tipe : Urungan batu, inti tegak

Elevasi mercu bendungan : El. +265,0 m

Panjang bendungan : 1.715 m

Lebar mercu bendungan : 12 m

Tinggi bendungan max : 110 m

Volume timbunan : 6,7 x

Spillway

Lokasi : Di tengah tubuh bendungan

Tipe : Gated spillway rith chute way

Crest : Lebar 50 m, El. +247,0 m

3 | P a g e

Dimensi radial gates : 4 bh (W=15,5 m ; H=14,5 m)

Quotflow : 4.442

Intake Irigasi

Lokasi : Di bawah spillway

Irrigation Inlet Appron : El. +204,0 m di rubah menjadi + 221,0 m

Tipe : Reinforced concrete conduit

Dimensi Conduit : D= 4,5 m; L=400 m

Terowongan Pengelak

Lokasi : Under The Spillway

Inlet Level : El. +164,0 m

Tipe : Circular lined reinforced concrete

Debit Rencana (Q 100): 3200

Dimensi terowongan : D = 10 m ; L = 556 m

PLTA

Lokasi : Right abutment

Power Inlet Appron : El. +221,0 m

Headrace Tunnel : D = 4,5 m ; L=3.095 m

4 | P a g e

Manfaat Bendungan

1. Untuk PLTA : Kapasitas terpasang 2 x 55 M, total terpasang 110 MW dengan produksi rata-rata 690 GWH/tahun

2. Untuk Irigasi : Mengaliri Daerah Irigasi seluas 90.000 Ha3. Untuk Pengendali Banjir : Mengendalikan banjir di daerah seluas 14.000 Ha.4. Tempat Pariwisata : Meningkatkan Pariwisatadi sekitarnya, Kabupaten

Sumedang, Kabupaten Subang, Kabupaten Majalengka, Kabupaten Indramayu dan Kabupaten Cirebon.

Permasalahan yang Dihadapi Saat Ini

Pada kondisi sekarang permasalahan yang dihadapi pembangunan waduk Jatigede adalah sebagai berikut :

a. Tingkat kerusakan daerah hulu yang besar. 31% Daerah hulu Jatigede dalam kondisi kritis, hal ini akan berpengaruh terhadap tingginya tingkat erosi yang terjadi.

b. Tinggi sedimentasi akibat erosi yang terjadi di bagian hulu. Hal ini akan menyebabkan fungsi waduk sebagai tampungan akan terganggu sehingga umur rencana waduk tidak bisa tercapai.

c. Kondisi geologi daerah lokasi bendungan secara teknis kurang mendukung, karena struktur geologi yang sangat kompleks yang mengakibatkan daerah tersebut menjadi labil. Hal ini mengakibatkan dibeberapa daerah sekitar lokasi Bendung mempunyai potensi longsor yang besar, sehingga perlu penanganan khusus dan rekayasa teknologi yang cukup tinggi.

d. Faktor sosial berupa pembebasan lahan dan tumbuh menjamurnya rumah-rumahhantu, yakni rumah yang dibangun tanpa penghuni. Problema ini menjadi problema tersendiri karena masalah sosial ini cukup sulit diatasi dan perlu penanganan serius agar dampak yang terjadi tidak menganggu baik pada saat pelaksanaan maupun setelah selesai pembangunan Waduk Jatigede.

Solusi Terhadap Permasalahan yang Terjadi

Dalam mengatasi masalah yang ada perlu dilakukan upaya-upaya sebagai berikut :

5 | P a g e

a. Perbaikan kondisi hulu DAS Cimanuk. Upaya yang bisa ditempuh adalah dengan upaya konservasi secara vegetatif maupun struktur kesipilan. Dalam upaya konservasi ada beberapa cara yang bisa ditempuh, antara lain :

Kegiatan konservasi berupa penamaan kembali hutan yang gundul secara intensif dan sinergis dengan koordinasi terpadu antar intansi : Departemen Kehutanan, Departemen Pertanian, Departemen PU, Pemerintahan propinsi Jawa Barat, dan Kabupaten terkait.

Dilaksanakan kegiatan Gerakan Rehabilitasi Lahan Kritis (GRLK) dan Gerakan Nasional Rehabilitasi Hutan dan Lahan (GRLH) di Jawa Barat.

Pembangunan Arboretum mata air Cimanuk Legok Pulus di Desa Sukakarya, Kecamatan Samarang Garut.

Pembuatan Chek DAM untuk menangkap sedimen akibat erosi di bagian hulu.

b. Mengatasi kondisi Geologi yang cukup kompleks perlu dilakukan : Informasi geologi teknik berupa identifikasi gerakan tanah, batuan yang

berpengaruh pada dasar tapak bendung, analisis tanah/ batuan dan lain sebagainya.

Diperlukan rekayasa teknik dengan menggunakan geotextile, pemancangan, perbaikan pondasi dan upaya teknis sejenis untuk mengatasi terjadinya pergerakan tanah di daerah labil.

c. Upaya pendekatan persuasive dan penerangan kepada masyarakat mengenai pembebasan lahan. Sebaiknya juga melibatkan tokoh masyarakat dan pemerintahan daerah setempat. Samapai tahun 2008 dari total lahan yang harus di bebaskan seluas 4.931 Ha, masih tersisa 1.348 Ha dengan rincian lahan milik rakyat 174 Ha dan lahan milik Negara (Kehutanan) 1.174 Ha. Rencana pembangunan Bendungan Jatigede berada pada DAS Cimanuk dengan luas DAS 3.583 KM2 dan merupakan bendungan yang mempunyai banyak tujuannya (multi purpouse Dam) dalam pemanfaatannya.

BAB III6 | P a g e

KESIMPULAN

Berdasarkan dari fieltrip yang dilakukan di dapatkan kesimpulan sebagai berikut :

1. Pembangunan waduk Jatigede merupakan suatu proyek yang dibangun untuk mengatasi bencana kekeringan khususnya untuk pengairan sawah

2. Lokasi Waduk Jatigede merupakan bagian wilayah Sungai Cimanuk-Cisanggarung mencakup daerah aliran Sungai Kab.Garut, Sumedang, Majalengka, Cirebon, Indramayu, Kuningan serta Brebes Jawa Tengah

3. Pembangunan waduk Jatigede berguna untuk meminimalisir Kemungkinan terjadinya longsor atau gerakan tanah akibat penggalian/ pembukaan lahan konstruksi karena lokasi bendungan secara umum memiliki struktur geologi tektonik yang intensif dan kompleks

4. Bendungan Jatigede merupakan bendungan terbesar ke 2 (dua) setelah bendungan Wonogiri

5. Manfaat utama Bendungan Jatigede adalah untuk PLTA,Irigasi,Pengendali Banjir

DAFTAR PUSTAKA

7 | P a g e

Gambar 1.Bendungan Jatigede (tampak samping)

Gambar 2.Bendungan jatigede (tampak depan)

9 | P a g e


Recommended