+ All documents
Home > Documents > Alat Pengukur Jarak Berbasis ATmega 8

Alat Pengukur Jarak Berbasis ATmega 8

Date post: 30-Nov-2023
Category:
Upload: usu-id
View: 0 times
Download: 0 times
Share this document with a friend
48
RANCANG BANGUN ALAT PENGUKUR JARAK DENGAN SENSOR SHARP GP2D12 BERBASIS ATMEGA8 PROJEK AKHIR I FRANSISKA JUNIATI BARINGBING 132411006 PROGRAM STUDI D-3 METROLOGI DAN INSTRUMENTASI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2016
Transcript

RANCANG BANGUN ALAT PENGUKUR JARAK

DENGAN SENSOR SHARP GP2D12 BERBASIS ATMEGA8

PROJEK AKHIR I

FRANSISKA JUNIATI BARINGBING

132411006

PROGRAM STUDI D-3 METROLOGI DAN INSTRUMENTASI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2016

RANCANG BANGUN ALAT PENGUKUR JARAK

DENGAN SENSOR SHARP GP2D12 BERBASIS ATMEGA8

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Menyelesaikan Kuliah

pada Program Studi D3 Metrologi dan Instrumentasi

FRANSISKA JUNIATI BARINGBING

132411006

PROGRAM STUDI D3 METROLOGI DAN INSTRUMENTASI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2016

3

HALAMAN PENGESAHAN

RANCANG BANGUN ALAT PENGUKUR JARAK

DENGAN SENSOR SHARP GP2D12 BERBASIS ATMEGA8

FRANSISKA JUNIATI BARINGBING

132411006

Medan, 26 Januari 2016

Menyetujui,

Ketua Prodi D3 Metrologi dan Instrumentasi Pembimbing

FMIPA USU

Dr. Diana A. Barus,M.Sc Junedi Ginting, S.Si, M.Si

NIP. 19660729 199203 2 002 NIP. 19730622 200312 1 001

4

SURAT PERNYATAAN

Saya yang bertandatangan di bawah ini :

Nama : Fransiska Juniati Baringbing

Tempat/Tanggal Lahir : Medan/23 Juni 1995

Dept./Program Studi : Fisika /D3 Metrologi dan Instrumentasi

Fakultas : Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam

Perguruan Tinggi : Universitas Sumatera Utara

Judul Karya Tulis Ilmiah : Rancang Bangun Alat Pengukur Jarak Dengan

Sensor Sharp GP2D12 Berbasis ATMEGA8

Dengan ini menyatakan bahwa karya tulis ilmiah yang saya sampaikan

pada kegiatan projek akhir I ini adalah benar karya sendiri dan/atau bukan

merupakan plagiasi.

Apabila dikemudian hari ditemukan bahwa karya tulis ilmiah yang saya

sampaikan bukan karya saya sendiri/plagiasi, saya bersedia menerima sanksi

akademik atau yang lainnya.

Medan, 25 Januari 2016

Yang menyatakan

Fransiska Juniati Baringbing

NIM. 132411006

5

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat dan rahmat-Nya

kepada kita semua, sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Projek Akhir I

ini dengan baik.

Laporan Projek Akhir I ini merupakan salah satu syarat yang harus dipenuhi

untuk menyelesaikan pendidikan D3 pada Program Studi Metrologi dan

Instrumentasi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahua Alam Universitas

Sumatera Utara.

Selama pelaksanaan penyusunan Laporan Projek Akhir I hingga selesainya

laporan ini penulis banyak mendapat bantuan, dorongan, motivasi baik secara

langsung maupun tidak langsung. Maka pada kesempatan ini, penulis

mengucapkan terimakasih kepada :

1. Dr. Sutarman, M.Sc, selaku Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu

Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara.

2. Dr. Marhaposan Situmorang, selaku Ketua Departemen Fisika Fakultas

Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara

3. Dr. Diana A. Barus M.Sc, selaku Ketua Program Studi D-III Metrologi dan

Instrumentasi FMIPA USU

4. Junedi Ginting, S.Si, M.Si, selaku Pembimbing yang telah membimbing dan

mengarahkan penulis dalam penyelesaian laporan ini.

5. Orang Tua dan Teman-teman terdekat yang telah memberikan doa dan

dukungannya kepada penulis

6

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini masih terdapat

banyak kekurangan dan kesalahan.Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan

saran dan kritik untuk perbaikan penulisan di kemudian hari.Akhir kata, semoga

laporan Projek Akhir I ini dapat memberi manfaat dan menambah wawasan

maupun pengetahuan kita.

Medan, 25 Januari 2016

Penulis

7

DAFTAR ISI

Cover

Halaman Pengesahan……………………………………………………………i

Surat Pernyataan………………………………………………………………..ii

Kata Pengantar…………………………………………………………………iii

Daftar Isi………………………………………………………………………..v

Daftar Gambar……………………………………………………………..…..vii

Daftar Tabel…………………………………………………....……………..viii

Abstrak………………………………………………………………………... ix

BAB I PENDAHULUAN…………………………………………….………. 1

1.1 Latar Belakang…………………………………………….……………… 1

1.2 Maksud dan Tujuan Penulisan………………………….………………… 2

1.3 Rumusan Masalah………………………………….……………………... 2

1.4 Batasan Masalah………………………………….……………............….. 2

1.5 Metodologi Penelitian………………….…………………………………. 3

1.6 Tinjauan Pustaka…………………………….……………………………. 4

1.7 Sistematika Penulisan…………………………………………………….. 4

BAB II LANDASAN TEORI………………………………………………… 6

2.1 Sensor……………………………………………………………………... 6

2.1.1 Sensor Jarak……………………………………………………….. 6

2.1.2 Sensor Jarak Sharp GP2D12………………………………………. 7

2.1.3 Spesifikasi GP2D12……………………………………………….. 9

2.2 Mikrokontroler ATmega8…………………………………………………. 9

2.2.1 Rangkaian Sistem Minimum AVR ATmega8…………………….. 9

2.2.1.1 Arsitektur Mikrokontroler AVR ATmega8…...……...… 10

2.2.1.2 Penjelasan Fungsi PIN Mikrokontroler AVR ATmega8.. 12

2.3 Bahasa Basic menggunakan Code Vision AVR (CV AVR)…................... 15

2.4 LCD (Liquid Crystal Display)……………………………………………. 16

8

BAB III PERANCANGAN ALAT…………...……………………………… 21

3.1 Diagram Blok Rangkaian………………………………………………… 21

3.1.1 Fungsi Tiap Blok…………………………………………………. 21

3.2 Rangkaian Regulator…………………………...………………………… 22

3.3 Rangkaian Mikrokontroler ATmega8………………………...………….. 22

3.4 Rangkaian LCD…………………………………...……………………… 23

3.5 Rangkaian Sensor Jarak……………………………...…………………… 25

3.6 Diagram Alir Pemrograman…………………………...…………………. 26

BAB IV IMPLEMENTASI SISTEM…………………………………..……. 27

4.1 Pengujian LM7805 sebagai Regulator…………………………...………. 27

4.2 Pengujian Rangkaian Mikrokontroler ATmega8……………...…………. 28

4.3 Interfacing LCD 2x16………………………………………...………….. 29

4.4 Pengujian Sensor Jarak……………………...…………………………… 30

4.5 Data Pengujian Alat…………………………………...…………………. 34

4.5.1 Menentukan %Ralat pada Pengujian Alat……………..………… 34

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN……………………………..……… 35

5.1 Kesimpulan……………………………………………..……………….. 35

5.2 Saran……………………………………………………..……………… 36

DAFTAR PUSTAKA………………………………………..……………… 37

LAMPIRAN 1 PROGRAM LENGKAP SENSOR SHARP GP2D12

LAMPIRAN 2 DATA SHEET SENSOR SHARP GP2D12

LAMPIRAN 3 DATA SHEET MIKROKONTROLER ATMEGA8

LAMPIRAN 4 PROGRAM LENGKAP

9

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Sensor Sharp GP2D12…………..…………………………………. 8

Gambar 2.2 Sistem Minimum AVR ATmega8………………………………… 10

Gambar 2.3 Pin ATmega8……………………………………………………… 12

Gambar 2.4 LCD Pendeteksi Jarak…………………………………………….. 16

Gambar 2.5 Konfigurasi Pin LCD…………………………………………...… 18

Gambar 3.1 Diagram Blok Rangkaian…………………………………………. 21

Gambar 3.2 Rangkaian Regulator IC LM7805………………………………… 22

Gambar 3.3 Rangkaian Sistem Minimum Mikrokontroler ATmega8…………. 22

Gambar 3.4 Rangkaian LCD………………………………………………....… 24

Gambar 3.5 Rangkaian Sensor Jarak………………………………….…........... 25

Gambar 3.6 Diagram Alir Pemrograman…………………………….….…...… 26

Gambar 4.1 LM7805………………………………………………….….…….. 27

Gambar 4.2 Informasi Signature Mikrokontroler………………….…….…….. 28

Gambar 4.3 Grafik Kebenaran Sensor Jarak Tipe Sharp GP2D12….…….…… 33

10

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Konfigurasi Pin Port B ATmega8…………………………………… 13

Tabel 2.2 Konfigurasi Pin Port D ATmega8…………………………………… 14

Tabel 2.3 Operasi Dasar LCD………………………………………………….. 19

Tabel 2.4 Konfigurasi Pin LCD……………………………………………...… 20

Tabel 4.1 Konfigurasi Pin LM7805……………………………………………. 27

11

ABSTRAK

Alat pengukur jarak ini menggunakan Sensor Sharp GP2D12. Sensor

Sharp GP2D12 ini digunakan sebagai pendeteksi jarak dengan menggunakan

inframerah, dengan jangkauan jarak 10cm – 80cm. Pengendali utama pada alat ini

menggunakan ATmega8. Alat ini digunakan untuk mengukur jarak dan untuk

membandingkan alat ukur uji dengan alat standard berbasis ATmega dan

ditampilkan pada LCD 2x16 yang telah dirancang dan direalisasikan

menggunakan Sensor Sharp GP2D12 sebagai masukan dan LCD sebagai

keluaran. Komponen lainnya yang mendukung alat pengukur jarak ini adalah

adanya IC Regulator 7805 sebagai penstabil tegangan yang akan dikeluarkan,

PSA (Power Supply Adaptor) yang digunakan adalah Baterai 9 Volt sebagai

penyedia tegangan.

Kata-Kunci : Sensor Sharp GP2D12, Display LCD 2x16, Atmega8

12

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi mendorong manusia untuk

menciptakan berbagai jenis teknologi yang digunakan manusia untuk dapat

mempermudah dalam melakukan pekerjaan.

Salah satu teknologi yang berkembang adalah teknologi dibidang

pengukuran jarak. Pengukuran yang digunakan saat ini masih tergantung dengan

sensor yang digunakan untuk mendapat jarak atau range yang tinggi.

Dengan pengukuran yang demikian masih memiliki kelemahan yaitu tidak

dapat dilakukan secara terus menerus karena adanya faktor dari manusia ataupun

faktor dari alat itu sendiri, seperti adanya kelemahan dari masing-masing

komponen yang dipakai.

Salah satu syarat yang perlu dipenuhi suatu alat pengukur jarak adalah

terpeliharanya tingkat akurasi atau tingkat ketelitian pada alat tersebut

dikarenakan rendahnya spesifikasi sensor yang digunakan pada alat tersebut. Hal

ini pasti akan berpengaruh terhadap hasil atau data pengukuran.

Karena hal itulah penulis ingin membuat ataupun merancang suatu alat ukur

pengukur jarak yang aplikasinya mengacu kepada penggunaan alat ukur jarak di

suatu tempat dengan mengmenggunakan mikrokontroler ATmega 8 sebagai pusat

pengendali dan pengolahan data dari sensor, SHARP GP2D12 sebagai sensor

jarak yang digunakan, dan LCD 2 X 16 sebagai display penampil hasil

pengukurannya.

13

1.2 Maksud dan Tujuan Penulisan

Maksud dari penulisan projek akhir 1 ini antara lain guna mempermudah

dalam mendeteksi jarak yang lebih akurat, sehingga dapat diaplikasikan di dalam

segala aspek pengukuran.

Tujuan dari projek ini adalah merancang dan membuat suatu instrumentasi untuk:

1. Mengetahui fungsi Sensor Sharp GP2D12 secara umum.

2. Mengetahui jarak yang di ukur pada percobaan pengujian alat

3. Mengetahui perbandingan ralat yang di dapatkan dari pengujian.

1.3 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut maka dapat dirumuskan permasalahan

sebagai berikut:

1. Bagaimana merancang dan membuat suatu alat pengukur jarak

2. Bagaimana sistem kerja sensor GP2D12 sebagai sensor jarak

3. Pemanfaatan ATmega8 sebagai pusat pengendali

4. Pembuatan alat ukur jarak agar diperoleh ralat yang kecil

1.4 Batasan Masalah

Mengingat pembahasan dalam perancangan alat yang dibuat dapat meluas maka

tulisan ini mempunyai batasan masalah sebagai berikut :

1. Alat pengukur jarak dari sistem ini mengunakan LCD 2 x 16.

2. Alat pengukur jarak dari sistem ini yang dipakai adalah Sensor Sharp

GP2D12 , karena berfungsi untuk mengukur dan mendeteksi jarak.

3. Alat pengukur jarak ini mengunakan Mikrokontroller ATmega8

14

1.5 Metodologi Penelitian

Metodologi yang digunakan dalam penulisan tugas akhir ini adalah sebagai

berikut:

a. Metode pustaka

Mencari data - data yang berkaitan dengan alat yang akan dibuat, dari

literatur, jurnal elektronika dan situs-situs internet untuk mempelajari

karakterisitik sensor Sharp GP2D12 termasuk cara pemrograman

dengan menggunakan Atmega8.

b. Metode perencanaan dan pembuatan alat

Untuk membuat alat ini dilakukan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Mencoba-coba alat atau rangkaian sesuai dengan data-data yang

telah diperoleh dan sesuai spesifikasi alat yang diinginkan.

2. Melaksanakan perencanaan tiap-tiap blok diagram kemudian

digabungkan sehingga menjadi satu sistem.

c. Mempersiapkan komponen yang diperlukan antara lain sebagai berikut:

1. Sharp GP2D12 sebagai sensor yang akan bekerja mendeteksi jarak

2. ATMega8 sebagai pusat pengendali alat dan memproses data.

3. IC Regulator 7805 sebagai penguat dan pengatur tegangan yang

akan masuk sebesar 5V

4. LCD sebagai display/penampil hasil jarak yang telah di deteksi

pada suatu tempat.

d. Pembuatan alat

Perakitan tiap-tiap blok dan penggabungan tiap-tiap blok menjadi satu

sistem.

15

e. Pengujian alat

pengujian alat dilakukan untuk mengetahui apakah sistem yang dibuat

telah bekerja dengan baik. Pengujian dilakukan pada tiap-tiap blok,

kemudian dilakukan pengujian sistem secara keseluruhan.

f. Kalibrasi alat

Membandingkan hasil pengukuran dengan alat ukur standar melalui

beberapa tahap.

g. Konsultasi dengan dosen pembimbing serta mencari sumber informasi

yang berhubungan dengan pembuatan projek.

1.6 Tinjauan Pustaka

Studi pustaka dimaksudkan untuk mendapatkan landasan teori, data-data

atau informasi sebagai bahan acuan dalam melakukan perencanaan,

percobaan, pembuatan dan penyusunan projek 1.

1.7 Sistematika Penulisan

Adapun sistematika penulisan projek 1 ini adalah sebagai berikut:

BAB 1 : PENDAHULUAN

Bab ini akan membahas latar belakang projek akhir, maksud dan

tujuan penulisan, rumusan masalah, batasan masalah, metodologi

penelitian, tinjauan pustaka, dan sistematika penulisan.

BAB 2 : LANDASAN TEORI

Berisi penjelasan dasar teori mengenai konsep yang digunakan

dalam pembuatan sistem pengukuran jarak.

16

BAB 3 : PERANCANGAN ALAT

Akan dibahas secara detail tentang perancangan konstruksi alat,

sistem program untuk mengolah data dari masukan sensor,dan

penampilan ke LCD.

BAB 4 : IMPLEMENTASI SISTEM

Berisikan tentang pengujian terhadap setiap komponen dan

pengujian keseluruhan

BAB 5 : KESIMPULAN DAN SARAN

Berisikan kesimpulan dari pembuatan alat pada projek 1 ini dan

saran yang dapat membantu dalam pengembangan alat ukur ini

kedepannya.

17

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Sensor

Sensor adalah alat yang dapat digunakan untuk mendeteksi dan sering

berfungsi untuk mengukur magnitude sesuatu.

Sensor merupakan jenis transduser yang digunakan untuk mengubah

variasi mekanis, magnetis, panas, sinar dan kimia menjadi tegangan dan arus

listrik.

2.1.1 Sensor Jarak

Sensor jarak dapat diartikan sebagai sensor yang berfungsi untuk

mengukur serta mengetahui letak dari sebuah objek yang berbeda jaraknya.

Sensor untuk mengetahui jarak ini pada perkembangannya memiliki dua

kelompok, yang pertama adalah sensor ultrasonik dan yang kedua adalah sensor

infra merah.

Sensor ultrasonik untuk mengukur jarak dihasilkan dari gelombang

ultrasonic yang dipancarkan atau dikeluarkan oleh transmitter atau alat pemancar

gelombang ultrasonic. Transmitter mengeluarkan gelombang ultrasonic yang

dihasilkan dari frekuensi diatas normal dari gelombang suara.

Cara kerjanya sebenarnya sangatlah simpel, pada awalnya transmitter akan

mengeluarkan gelombang ultrasonic yang biasanya dikeluarkan secara berkala

dalam beberapa detik sekali. Pancaran gelombang ultrasonic tersebut akan terus

dipancarkan menyeluruh dan meluas dalam jangakauannya. Kemudian ketika

pancaran gelombang ultrasonic tersebut menabrak sebuah objek tertentu, maka

18

pancaran gelombang ultrasonic tersebut akan terhenti dan dengan kemudian

berbalik arah menuju alat penerima sinyal ultrasonic atau lebih dikenal dengan

istilah receiver yang terdapat pada sensor jarak. Pada saat itu juga receiver akan

memberikan data dari hasil tangkapan gelombang ultrasonic tadi kepada mikro

kontroler yang kemudian oleh mikro kontroler akan diproses menjadi sebuah data

mengenai bentuk objek dan jarak dari objek yang tersentuh gelombang ultrasonic

tadi. Jaraknya gelombang yang dipancarkan oleh transmitter tergantung pada alat

yang digunakan.

Jenis selanjutnya dari sensor jarak adalah sensor infra merah. Perbedaan

sensor infra merah dengan sensor ultrasonic sendiri sebenarnya sangat kecil,

karena perbedaannya hanya terletak pada cara kerjanya. Apabila pada sensor

ultrasonic mempergunakan gelombang ultrasonic untuk mendeteksi sebuah objek

pada jarak tertentu. Maka pada sensor infra merah, untuk dapat mendeteksi sebuah

objek dan mendapatkan gambaran serta jaraknya adalah dengan menggunakan

panas tertentu dari sebuah benda atau objek.

Setiap suhu panas dari suatu objek akan tertangkap oleh sensor infra merah

karena infra merah menggunakan sumber utamanya yaitu radiasi panas atau juga

radiasi termal. Sensor ini biasanya digunakan sebagai indra penglihatan dari robot

seperti layaknya sebuah mata pada manusia.

2.1.2 Sensor Jarak Sharp GP2D12

Sensor ini termasuk pada sensor jarak kategori optik. Pada dasarnya sensor

ini sama seperti sensor Infra Red (IR) konvensional, GP2D12 memiliki bagian

transmitter/emitter dan receiver (detektor). Bagian transmitter akan memancarkan

sinyal IR yang telah dimodulasi, sedangkan pantulan dari IR (apabila mengenai

19

sebuah objek) akan ditangkap oleh bagian detektor yang terdiri dari lensa

pemfokus dan sebuah position-sensitive detector.

Gambar 2.1 Sensor Sharp GP2D12

Sensor Sharp GP2D12 dapat mengukur jarak halangan pada 10cm – 80 cm

dengan memanfaatkan pemancaran dan penerimaan gelombang infra merah

sebagai media untuk mengestimasi jarak. Penggunaan sperktrum infra merah

menyebabkan sensor ini tidak mudah terganggu dengan keberadaan cahaya

tampak dari lingkungan karena memiliki daerah spektrum yang berbeda.

Untuk menghitung jarak objek pada wilayah pandangnya, sensor ini

menggunakan metode triangulation dan sebuah linear CCD array sebagai position-

sensitive detector. Pertama-tama, emitter memancarkan sinyal IR yang telah

dimodulasi ke arah target. Sinar ini berjalan sepanjang sudut pandangnya dan

akan dipantulkan oleh objek yang menghalanginya. Jika tidak mengenai objek, IR

tidak akan dipantulkan kembali dan sensor mendeteksi ketidakberadaan objek.

Pantulan IR akan diterima oleh lensa pada detektor dan difokuskan ke

linear CCD array. Detektor akan mendeteksi sudut datang IR hasil pantulan

sebagai parameter jarak.

Perbedaan sudut sinar datang yang diterima oleh detektor sinar IR ini

kemudian akan diproyeksikan oleh lensa pada bagian tertentu dari CCD array

20

sesuai sudut datang dari IR. Dengan kata lain, lokasi penerima cahaya pada CCD

array akan merepresentasikan jarak objek.

2.1.3 Spesifikasi GP2D12

Sensor Sharp GP2D12 mempunyai spesifikasi catu daya 4,5 VDC – 5,5

VDC, Arus 30mA, jarak jangkauan : 10cm – 80cm, antarmuka outputnya

tegangan analog, dimensi: 1.75 x 0.74 x 0.53 in (4.45 x 1.89 x 1.35 cm).

2.2 Mikrokontroler ATmega8

Mikrokontroler adalah sebuah system microprocessor dimana didalamnya

sudah terdapat CPU, ROM, RAM, I/O, Clock dan peralatan internal lainnya yang

sudah saling terhubung dan terorganisasi (teralamati) dengan baik oleh pabrik

pembuatnya dan dikemas dalam satu chip yang siap pakai. Sehingga kita tinggal

memprogram isi ROM sesuai aturan penggunaan oleh pabrik yang membuatnya.

Teknologi yang digunakan pada mikrokontroler AVR berbeda dengan

mikrokontroler seri MCS-51. AVR berteknologi RISC (Reduced Instruction Set

Computer), sedangkan seri MCS-51 berteknologi CISC (Complex Instruction Set

Computer).

Mikrokontroler AVR dapat dikelompokkan menjadi empat kelas, yaitu

keluarga ATtiny, keluarga AT90Sxx, keluarga ATMega, dan keluarga

AT89RFxx.Pada dasarnya yang membedakan masing-masing kelas adalah

memori, kelengkapan periperal dan fungsi-fungsi tambahan yang dimiliki.

2.2.1 Rangkaian Sistem Minimum AVR ATmega8

Sistem minimum mikrokontroler adalah rangkaian elektronik minimum

yang diperlukan untuk beroperasinya IC mikrokontroler. Sistem minimum ini

21

kemudian bisa dihubungkan dengan rangkaian lain untuk menjalankan fungsi

tertentu. Di keluarga mikrokontroler AVR, seri 8 adalah salah satu seri yang

sangat banyak digunakan. Untuk membuat rangkaian sistem minimum Atmega

AVR 8 diperlukan beberapa komponen yaitu IC mikrokontroler Atmega8, XTAL

4 MHz, kapasitor, resistor, trimpot, IC Regulator 7805, Atmega8.

Selain itu tentunya diperlukan power supply (adaptor) yang bisa

memberikan tegangan 5V DC. Rangkaian sistem minimum ini sudah siap untuk

menerima sinyal analog (fasilitas ADC) di port A.

Gambar rangkaiannya adalah sebagai berikut:

Gambar 2.2 Sistem Minimum AVR ATmega8

2.2.1.1 Arsitektur Mikrokontroler AVR ATmega8

Mikrokontroler adalah suatu chip yang dapat digunakan sebagai

pengontrol utama sistem elektronika, misalnya sistem pengukur suhu digital,

sistem keamanan rumah dan lain sebagainya. Hal ini dikarenakan di dalam chip

tersebut sudah ada unit pemroses, memori ROM (Read Only Memori), RAM

22

(Random Access Memory), Input-Output, dan fasilitas pendukung lainnya.

Mikrokontroler AVR memiliki arsitektur RISC 8 bit, di mana semua instruksi

dikemas dalam kode 16-bit (16-bit word) dan sebagian besar instruksi dieksekusi

dalam 1 (satu) siklus clock, berbeda dengan instruksi MCS51 yang membutuhkan

12 siklus clock.

Hal ini terjadi karena kedua jenis mikrokontroler tersebut memiliki

arsitektur yang berbeda. AVR berteknologi RISC (Reduced Instruksi Set

Computing), sehingga eksekusi instruksi dapat berlangsung sangat cepat dan

efisien. Sedangkan seri MCS51 berteknoli CISC (Complex Instruktion Set

Computing). Pada dasarnya yang membedakan masing-masing kelas adalah

memori, peripheral, dan fungsinya. Dari segi arsitektur dan instruksi yang

digunakan, mereka bias dikatakan hampir sama.

Mikrokontroler AVR sudah menggunakan konsep arsitektur Harvard yang

memisahkan memori dan bus untuk data dan program, serta sudah menerapkan

single level pipelining.

Berikut adalah feature-feature mikrokontroller seri ATmega8.

1. Memori Flash 8 Kbytes dalam programmable flash

2. Memori EEPROM 512 bytes untuk data yang dapat diprogram saat operasi

3. Memori SRAM 1 bytes untuk data

4. Dua buah Timer / Counter18 bit dengan kemampuan pembandingan

5.Watchdog Timerdengan osilator internal

6. 6 channel ADC, Empat Saluran 10-bit Akurasi dan Dua Saluran 8-bit Akurasi

7. Lima Mode Sleep: Idle, ADC Noise Reduction, Power-save, Power-down, dan

Siaga

23

8. Antar muka komparator analog

9. Saluran I/O sebanyak 23 buah, yaitu Port A, Port B, Port C, dan Port D.

10. Unit interupsi internal dan eksternal

11. Programmable Serial USART

12. Master / Slave SPI Serial Interface

13. Power-on reset dan Deteksi Programmable Brown-out

14. Internal dikalibrasi RC Oscillator

2.2.1.2 Penjelasan Fungsi PIN Mikrokontroler AVR ATmega8

IC mikrokontroler dikemas (packaging) dalam bentuk yang berbeda.

Namun pada dasarnya fungsi kaki yang ada pada IC memiliki persamaan. Gambar

salah satu bentuk IC seri mikrokontroler AVR Atmega 8 dapat dilihat pada

gambar dibawah ini:

Gambar 2.3 Pin Atmega8

Berikut adalah penjelasan fungsi tiap kaki :

1) PORT B

Port B merupakan 8 bit directional port I/O. Setiap pinnya dapat

menyediakan internal pull-up resistor (dapat diatur perbit). Output buffer Port B

dapat member arus 20mA dan dapat mengendalikan display LED secara langsung.

24

Data Direction Register Port B (DDRB) harus disetting terlebih dahulu

sebelum Port b digunakan. Bit-bit DDRB diisi 0 jika inginmemfungsikan pin-pin

Port B bersesuaian sebagai input, atau diisi 1 jika sebagai output. Pin-pin Port B

juga memiliki fungsi alternatif khusus seperti yang dapat dilihat dalam tabel

konfigurasi pin Port B ATmega 8 berikut:

Tabel 2.1 Konfigurasi Pin Port B ATmega8

2) PORT C

Port C merupakan 8-bit directional port I/O. Setiap pinnya dapat

menyediakan internal pull-up resistor (dapat diatur per bit). Output buffer Port C

dapat memberi arus 20mA dan dapat mengendalikan display LED secara

langsung.

Data Direction Register port C (DDRC) harus disetting terlebih dahulu

sebelum Port C digunakan. Bit-bit DDRC diisi 0 jika ingin memfungsikan pin-pin

port C yang bersesuaian sebagai input, atau diisi 1 jika sebagai output. Selain itu,

dua pin port C (PC6 dan PC7) juga fungsi alternatif sebagai oscillator untuk

timer/counter 2.

25

3) PORT D

Port D merupakan 8-bit directional port I/O. Setiap pinnya dapat

menyediakan internal pull-up resistor (dapat diatur per bit). Output buffer Port D

dapat member arus 20mA dan dapat mengendalikan display LED secara langsung.

Data Direction Register port D (DDRD) harus disetting terlebih dahulu

sebelum Port D digunakan. Bit-bit DDRD diisi 0 jika ingin memfungsikan pin-pin

port D yang bersesuaian sebagai input, atau diisi 1 jika sebagai output. Selain itu,

pin-pin port D juga memiliki untuk fungsi-fungsi alternatif khusus seperti yang

dapat dilihat dalam tabel konfigurasi pin Port D ATmega8 berikut:

Tabel 2.2 Konfigurasi Pin Port D ATmega8

4) RESET

RST pada pin 9 merupakan reset dari AVR. Jika pada pin ini diberi

masukan selama 2 detik maka system akan di-reset.

5) XTAL1

XTAL1 adalah masukan ke inverting oscillator amplifier dan input ke

internal clock operating circuit.

6) XTAL2

XTAL2 adalah output dari inverting oscillator amplifier.

26

7) Avcc

Avcc adalah kaki masukan tegangan bagi A/D Converter. Kaki ini harus

secara eksternal terhubung ke Vcc melalui lowpass filter.

8) AREF

AREF adalah kaki masukan referensi bagi A/D Converter. Untuk

operasionalisasi ADC, suatu level tegangan antara AGND dan Avcc harus

diberikan ke kaki ini.

9) AGND

AGND adalah kaki untuk analog ground. Hubungkan kaki ini ke GND,

kecuali jika board memiliki anlaog ground yang terpisah.

2.3 Bahasa Basic menggunakan Code Vision AVR (CVAVR)

Perangkat lunak merupakan program yang meliputi bahasa pemrograman

Code Vision AVR Evaluation (CVAVR) untuk pemrograman mikrokontroler

Atmega8. CodeVisionAVR merupakan sebuah cross-compiler C, Integrated

Development Environtment (IDE), dan Automatic Program Generator yang

didesain untuk mikrokontroler buatan Atmel seri AVR. CodeVisionAVR dapat

dijalankan pada sistem operasi Windows 95, 98, Me, NT4, 2000, dan XP. Cross-

compiler C mampu menerjemahkan hampir semua perintah dari bahasa ANSI C,

sejauh yang diijinkan oleh arsitektur dari AVR, dengan tambahan beberapa fitur

untuk mengambil kelebihan khusus dari arsitektur AVR dan kebutuhan pada

sistem embedded.

File object C hasil kompilasi dapat digunakan untuk keperluan debugging

pada tingkatan C, dengan pengamatan variabel, menggunakan debugger Atmel

27

AVR Studio. IDE (Integrated Development Environtment) mempunyai fasilitas

internal berupa software AVR Chip In-System Programmer yang memungkinkan

anda untuk melakukan transfer program kedalam chip mikrokontroler setelah

sukses melakukan kompilasi/asembli secara otomatis. Software In-System

Programmer didesain untuk bekerja dengan Atmel STK500/AVRISP/AVR Prog,

Kanda Systems STK200+/300, Dontronics DT006, Vogel Elektronik VTEC-ISP,

Futurlec JRAVR dan MicroTronics ATCPU/Mega2000 programmers/

development boards.

2.4 LCD (Liquid Crystal Display)

LCD merupakan salah satu perangkat penampil yang sekarang ini banyak

digunakan. Penampil LCD dapat menggantikan fungsi dari penampil CRT

(Cathode Ray Tube), yang sudah berpuluh-puluh tahun digunakan manusia

sebagai penampil gambar/text baik monokrom (hitam dan putih), maupun yang

berwarna.Teknologi LCD memberikan keuntungan dibandingkan dengan

teknologi CRT, kaena pada dasarnya, CRT adalah tabung triode yang digunakan

sebelum transistor ditemukan.

Gambar 2.4 LCD Pendeteksi Jarak

28

Beberapa keuntungan LCD dibandingkan dengan CRT (Cathode Ray

Tube) adalah konsumsi daya yang relative kecil, lebih ringan, tampilan yang lebih

bagus, dan ketika berlama-lama di depan monitor, monitor CRT lebih cepat

memberikan kejenuhan pada mata dibandingkan dengan LCD.

LCD memanfaatkan silicon atau gallium dalam bentuk kristal cair sebagai

pemendar cahaya. Pada layar LCD, setiap matrik adalah susunan dua dimensi

piksel yang dibagi dalam baris dan kolom. Dengan demikian, setiap pertemuan

baris dan kolom adalah sebuah LED terdapat sebuah bidang latar (backplane),

yang merupakan lempengan kaca bagian belakang dengan sisi dalam yang

ditutupi oleh lapisan elektroda trasparan. Dalam keadaan normal, cairan yang

digunakan memiliki warna cerah.

Daerah-daerah tertentu pada cairan akan berubah warnanya menjadi hitam

ketika tegangan diterapkan antara bidang latar dan pola elektroda yang terdapat

pad sisi dalam lempeng kaca bagian depan.

Lapisan film yang berisi kristal cair diletakkan di antara dua lempeng kaca

yang telah ditanami elektroda logam transparan. Saat tegangan dicatukan pada

beberapa pasang elektroda, molekul – molekul kristal cair akan menyusun diri

agar cahaya yang mengenainya akan dipantulkan atau diserap. Dari hasil

pemantulan atau penyerapan cahaya tersebut akan terbentuk pola huruf, angka,

atau gambar sesuai bagian yang di aktifka.

Keunggulan LCD adalah hanya menarik arus yang kecil (beberapa

microampere), sehingga alat atau sistem menjadi portable karena dapat

menggunakan catu daya yang kecil. Keunggulan lainnya adalah tampilan yang

diperlihatkan dapat dibaca dengan mudah di bawah terang sinar matahari. Di

29

bawah sinar cahaya yang remang-remang dalam kondisi gelap, sebuah lampu

(berupa LED) harus dipasang dibelakang layar tampilan. LCD yang digunakan

adalah jenis LCD yang menampilkan data dengan 2 baris tampilan pada display.

Keuntungan dari LCD ini adalah :

1. Dapat menampilkan karakter, sehingga dapat memudahkan untuk membuat

program tampilan.

2. Mudah dihubungkan dengan port I/O karena hanya mengunakan 8 bit data dan

3 bit control.

3. Ukuran modul yang proporsional yaitu 2x16 karakter

4. Daya yang digunakan relative sangat kecil yaitu 5 Volt DC

Gambar 2.5 Konfigurasi Pin LCD

Operasi dasar pada LCD terdiri dari empat, yaitu instruksi mengakses

proses internal, instruksi menulis data, instruksi membaca kondisi sibuk, dan

instruksi membaca data. ROM pembangkit sebanyak 192 tipe karakter, tiap

karakter dengan huruf 5x7 dot matrik. Kapasitas pembangkit RAM 8 tipe karakter

(membaca program), maksimum pembacaan 80x8 bit tampilan data. Perintah

utama LCD adalah Display Clear, Cursor Home, Display ON/OFF, Display

Character Blink, Cursor Shift, dan Display Shift.

30

Tabel 2.3 Operasi Dasar LCD

LCD membutuhkan tegangan dan daya yang kecil sehingga sangat popular

untuk aplikasi pada kalkulator, arloji digital, dan instrument elektronika lain

seperti Global Positioning System (GPS), baragraph display dan multimeter

digital. LCD umumnya dikemas dalam bentuk Dual In Line Package (DIP) dan

mempunyai kemampuan untuk menampilkan beberapa kolom dan baris dalam

satu panel. Untuk membentuk pola, baik karakter maupun gambar pada kolom dan

baris secara bersamaan digunakan metode Screening.

Metode screening adalah mengaktifkan daerah perpotongan suatu kolo dan

suatu baris secara bergantian dan cepat sehingga seolah-olah aktif semua.

Penggunaan metode ini dimaksudkan untuk menghemat jalur yang digunakan

untuk mengaktifkan panel LCD. Saat ini telah dikembangkan berbagai jenis LCD,

mulai jenis LCD biasa, Passive Matrix LCD (PMLCD), hingga Thin-Film

Transistor Active Matrix (TFT-AMLCD).

31

Tabel 2.4 Konfigurasi Pin LCD

32

BAB III

PERANCANGAN ALAT

3.1 Diagram Blok Rangkaian

ATMEGA8

PSA

Sensor Jarak

LCD 16 X 2

Gambar 3.1 Diagram Blok Rangkaian

3.1.1 Fungsi Tiap Blok

1. Atmega8 : Sebagai pengkonversi data dari sensor

2. Sensor Jarak : Sebagai sensor yang mendeteksi jarak

3. LCD : Sebagai output tampilan

4. Power Supply : Sebagai penyedia tegangan ke sistem dan

Sensor

33

3.2. Rangkaian Regulator

Gambar 3.2 Rangkaian Regulator IC LM7805

Pada rangkaian tersebut menggunakan baterai 9 volt, karena untuk

menghemat biaya. Rangkaian mikrokontroler hanya membutuhkan tegangan

sebesar 5 volt sedangkan baterai 9 volt, dari itu membutuhkan IC LM7805, agar

tegangan yang di keluarkan 5 Volt. Di atas adalah adalah rangkaian penstabil

tegangan.

3.3. Rangkaian Mikrokontroller Atmega8

Rangkaian sistem minimum mikrokontroler ATMEGA8 dapat dilihat pada

gambar di bawah ini :

Gambar 3.3 Rangkaian sistem minimum mikrokontroler ATMEGA8

34

Dari gambar 3.3, rangkaian tersebut berfungsi sebagai pusat kendali.

Komponen utama dari rangkaian ini adalah IC Mikrokontroler Atmega8. Semua

program diisikan pada memori dari IC ini sehingga rangkaian dapat berjalan

sesuai dengan yang dikehendaki.

Pin 12 dan 13 dihubungkan ke XTAL 11.0592 MHz dan dua buah kapasitor

30 pF. XTAL ini akan mempengaruhi kecepatan mikrokontroler Atmega8 dalam

mengeksekusi setiap perintah dalam program. Pin 9 merupakan masukan reset

(aktif rendah). Pulsa transisi dari tinggi ke rendah akan me-reset mikrokontroler

ini.

Untuk men-download file heksadesimal ke mikrokontroler, Mosi, Miso,

Sck, Reset, Vcc dan Gnd dari kaki mikrokontroler dihubungkan ke Jack 10 Pin

header sebagai konektor yang akan dihubungkan ke ISP Programmer. Dari ISP

Programmer inilah dihubungkan ke komputer melalui port paralel.

Kaki Mosi, Miso, Sck, Reset, Vcc dan Gnd pada mikrokontroler terletak

pada kaki 6, 7, 8, 9, 10 dan 11. Apabila terjadi keterbalikan pemasangan jalur ke

ISP Programmer, maka pemograman mikrokontroler tidak dapat dilakukan karena

mikrokontroler tidak akan bisa merespon.

3.4 Rangkaian LCD

Pada alat ini, display yang digunakan adalah LCD (Liquid Crystal

Display) 16 x 2. Untuk blok ini tidak ada komponen tambahan karena

mikrokontroler dapat memberi data langsung ke LCD, pada LCD Hitachi - M1632

sudah terdapat driver untuk mengubah data ASCII output mikrokontroler menjadi

tampilan karakter.

35

Pemasangan potensiometer sebesar 10 KΩ untuk mengatur kontras

karakter yang tampil. Gambar 3.4 berikut merupakan gambar rangkaian LCD

yang dihubungkan ke mikrokontroler.

Dari gambar 3.4, rangkaian ini terhubung ke PD.5, PD.6, PD.7, PB.0, PB.1

, PB.2 , PB.3 yang merupakan pin I/O dua arah dan pin fungsi khusus, yaitu

sebagai Timer/Counter, komperator analog dan SPI mempunyai fungsi khusus

sebagai pengiriman data secara serial. Sehingga nilai yang akan tampil pada LCD

display akan dapat dikendalikan oleh Mikrokontroler Atmega8.

Gambar 3.4 Rangkaian LCD

36

3.5. Rangkaian Sensor Jarak

Gambar 3.5 Rangkaian Sensor Jarak

Sharp GP2D12 adalah sensor jarak analog yang menggunakan infrared

untuk mendeteksi jarak antara 10 cm sampai 80 cm. GP2D12 mengeluarkan

output voltase non-linear dalam hubungannya dengan jarak objek dari sensor dan

menggunakan interface analog to digital converter (ADC).

Sensor jarak Sharp banyak dipilih untuk proyek yang membutuhkan

pengukuran jarak akurat. Sensor ini lebih ekonomis, tapi memberikan kinerja

yang jauh lebih baik daripada alternatif IR lainnya.

Sensor ini memiliki 3-pin, Voltage, Ground, Signal. Output sensor ini

adalah analog tunggal, dapat terhubung ke sebuah konverter analog ke-digital

untuk mengambil pengukuran jarak, atau output dapat dihubungkan ke

comparator untuk deteksi ambang batas. Jangkauan deteksi versi ini adalah sekitar

10 cm sampai 80 cm (4 "sampai 32").

37

3.6 Diagram Alir Pemrograman

Mulai

Insialising

Selesai

Sensor Deteksi

Jarak

Konversi Analog To Digital

Tampil Data Di

LCD

Gambar 3.6 Diagram Alir Program

38

BAB IV

IMPLEMENTASI SISTEM

4.1 Pengujian LM7805 Sebagai Regulator

Gambar 4.1 LM7805

Tabel 4.1 Konfigurasi Pin LM7805

Regulator ini menghasilkan tegangan output stabil 5 Volt dengan syarat

tegangan input yang diberikan minimal 7-8 Volt (lebih besar dari tegangan output)

Pin

No

Function Name

1 Input voltage (5V-18V) Input

2 Ground (0V) Ground

3 Regulated output; 5V (4.8V-5.2V) Output

39

sedangkan batas maksimal tegangan input yang diperbolehkan dapat dilihat pada

datasheet IC 78XX karena jika tidak maka tegangan output yang dihasilkan tidak

akan stabil atau kurang dari 5 Volt.

4.2 Pengujian Rangkaian Mikrokontroler Atmega8

Karena pemrograman menggunakan mode ISP (In System

Programming) mikrokontroler harus dapat diprogram langsung pada papan

rangkaian dan rangkaian mikrokontroler harus dapat dikenali oleh program

downloader. Pada pengujian ini berhasil dilakukan dengan dikenalinya jenis

mikrokontroler oleh program downloader yaitu Atmega8.

Gambar 4.2 Informasi Signature Mikrokontroler

Atmega8 menggunakan kristal dengan frekuensi 11.0592 MHz, apabila

Chip Signature sudah dikenali dengan baik dan dalam waktu singkat, bisa

dikatakan rangkaian mikrokontroler bekerja dengan baik dengan mode ISP-nya.

40

4.3. Interfacing LCD 2x16

Bagian ini hanya terdiri dari sebuah LCD 2 x 16 karakter yang berfungsi

sebagai tampilan hasil pengukuran dan tampilan dari beberapa keterangan. LCD

dihubungkan langsung ke Port D dari mikrokontroler yang berfungsi

mengirimkan data hasil pengolahan untuk ditampilkan dalam bentuk alfabet dan

numerik pada LCD.Display karakter pada LCD diatur oleh pin EN, RS dan RW:

Jalur EN dinamakan Enable. Jalur ini digunakan untuk memberitahu LCD bahwa

anda sedang mengirimkan sebuah data. Untuk mengirimkan data ke LCD, maka

melalui program EN harus dibuat logika low “0” dan set ( high ) pada dua jalur

kontrol yang lain RS dan RW. Jalur RW adalah jalur kontrol Read/ Write. Ketika

RW berlogika low (0), maka informasi pada bus data akan dituliskan pada layar

LCD. Ketika RW berlogika high ”1”, maka program akan melakukan pembacaan

memori dari LCD. Sedangkan pada aplikasi umum pin RW selalu diberi logika

low ( 0 )

Berdasarkan keterangan di atas maka kita sudah dapat membuat progam

untuk menampilkan karaker pada display LCD. Adapun program yang diisikan ke

mikrokontroller untuk menampilkan karakter pada display LCD adalah sebagai

berikut:

#include <mega32a.h>

#include <alcd.h>

void main(void)

{

PORTA=0x00;

DDRA=0x00;

41

PORTB=0x00;

DDRB=0x00;

PORTC=0x00;

DDRC=0x00;

PORTD=0x00;

DDRD=0x00;

lcd_init(16);

while (1)

{

// Place your code here

lcd_gotoxy(0,0);

lcd_putsf("LCD");

}

}

Program di atas akan menampilkan kata “LCD” di baris pertama pada

display LCD 2x16. Pada alat dalam penelitian ini, Saat keseluruhan rangkaian

diaktifkan, maka pada LCD akan menampilkan status sensor dan emberitahuan

apabila menerima sms .

4.4 Pengujian Sensor Jarak

Dibawah ini adalah program untuk pengujian sensor sharp GP2D12:

#include <mega8535.h>

42

#include <delay.h>

// Alphanumeric LCD Module functions

#include <alcd.h>

#include <stdio.h>

#define ADC_VREF_TYPE 0x60

// Read the 8 most significant bits

// of the AD conversion result

unsigned char read_adc(unsigned char adc_input)

{

ADMUX=adc_input | (ADC_VREF_TYPE & 0xff);

// Delay needed for the stabilization of the ADC input voltage

delay_us(10);

// Start the AD conversion

ADCSRA|=0x40;

// Wait for the AD conversion to complete

while ((ADCSRA & 0x10)==0);

ADCSRA|=0x10;

return ADCH;

}

unsigned char gp2d12()

{

unsigned char jarak;

jarak = (unsigned char)((1854.9953/(float)

43

read_adc(0)) – 6.2304); //read_adc(0) membaca nilai analog dari PINA0

//nilai ADC sudah dikonversi dengan mengalikan konstanta yang dibagi dengan

perbandingan konversi ADC return jarak;

}

// Declare your global variables here

void main(void)

{

PORTA=0x00;

DDRA=0x00;

PORTB=0x00;

DDRB=0x00;

PORTC=0x00;

DDRC=0x00;

PORTD=0x00;

DDRD=0x00;

SFIOR=0x00;ADMUX=ADC_VREF_TYPE & 0xff;

ADCSRA=0x84;

SFIOR&=0xEF;

TWCR=0x00;

lcd_init(16);

while (1)

{

// Place your code here

sprintf(kata,”jarak=%d”,gp2d12());//menyusun karakter dengan menggunakan

44

fungsi sprinf

lcd_clear(); //membersihkan layar LCD

lcd_gotoxy(0,0); //mengatur kursor LCD menuju koordinat 0,0

lcd_puts(kata); //mengirim data LCD

delay_ms(300); //delay agar perubahan dari lcd_clear tidak terlalu

cepat

}

}

program ini digunakan untuk mengkonversikan tegangan atau sinyal

analog ke sinyal digital dengan resulusi 10 bit.

Gambar 4.3 Grafik Kebenaran Sensor Jarak Tipe Sharp GP2D12

45

4.5 Data Pengujian Alat

Pengujian

Jarak

Praktek

(Sp)

Jarak

Teori/Standar

(St)

1 21,1 cm 21,5 cm

2 15,1 cm 15,3 cm

3 10,6 cm 10,5 cm

4.5.1 Menentukan % Ralat pada Pengujian Alat

* Pengujian 1

%Ralat = x 100%= x 100% = 1,896%

*Pengujian 2

%Ralat = x 100%= x 100% = 1,325%

*Pengujian 3

%Ralat = x 100%= x 100% = 0,943%

46

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

1. Sensor Sharp GP2D12 merupakan sensor infra merah yang secara umum dapat

mendeteksi jarak dengan jangkauan 10 cm – 80 cm, namun setelah dilakukan

perancangan alat dan dilakukan pemrograman, sensor tersebut hanya dapat

menjangkau jarak 10 cm – 30 cm dikarenakan adanya keterbatasan dari sensor

itu sendiri.

2. LCD baik digunakan karena memiliki keunggulan yaitu menarik arus yang

kecil, sehingga alat atau sistem menjadi portable karena dapat menggunakan

catu daya yang kecil, tampilan yang diperlihatkan dapat dibaca dengan mudah

di bawah terang sinar matahari. Di bawah sinar cahaya yang remang-remang

dalam kondisi gelap, sebuah lampu (berupa LED) harus dipasang dibelakang

layar tampilan. LCD yang digunakan adalah jenis LCD yang menampilkan data

dengan 2 baris 16 karakter tampilan pada display

3. Pada regulator IC LM7805, yang digunakan baterai 9 Volt, agar menghemat

biaya. Rangkaian mikrokontroler hanya membutuhkan tegangan sebesar 5 Volt

sedangkan baterai yang digunakan adalah 9 Volt, maka dari itu membutuhkan

IC LM7805 agar tegangan yang dikeluarkan 5 Volt karena rangkaian regulator

IC LM7805 merupakan rangkaian penstabil tegangan.

47

5.2 Saran

1. Alat pengukur jarak ini sangat sensitif, maka dari itu lebih berhati-hati dalam

melakukan perancangan alat dan ketika melakukan pengukuran, benda yang

akan diukur dikondisikan dalam keadaan benar-benar diam sehingga data yang

dihasilkan akurat/terbukti kebenarannya.

2. Sebaiknya untuk penampilan nilai jarak dapat dikembangkan ke PC, dan dapat

menampilkan nilai yang lainnya, misalkan menampilkan tegangan.

48

DAFTAR PUSTAKA

Ibrahim, KF. 2002. Teknik Digital. Penerbit: ANDI Yogyakarta

Muis, Saludin. 2007. Teknik Digital Dasar. Penerbit: Graha Ilmu

http://komponenelektronika.biz/sensor-jarak-dengan-infrared.html

http://komponenelektronika.biz/jenis-jenis-sensor.html

http://www.alatuji.com/kategori/300/jarak


Recommended